Penarikan Contoh Metode Analisis

lv 1. 10 Km 2. 10 – 20 Km 3. 20 Km g. Manfaat yang diterimadirasakan oleh masyarakat X 6 diukur dengan mengetahui jumlah skor dari jawaban pertanyaan yang terkait dengan : peningkatan pendapatan, penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan pengetahuan dalam kehutanan, pertanian dan berorganisasi. Penilaiannya dengan memberi skor 1 untuk jawaban tidak setuju, skor 2 untuk jawaban kurang setuju dan skor 3 untuk jawaban setuju. Hasil penjumlahan skor dikategorikan sebagai berikut : 1. 15 Tidak bermanfaat 2. 15 – 21 Kurang bermanfaat 3. 22 – 28 Bermanfaat h. Sistem penyerahan pekerjaan dari perusahaan kepada masyarakat peserta MHBM dan pemodalan D 2 diukur dengan kategori sebagai berikut : 1. Pekerjaan diserahkan langsung ke peserta MHBM dan penyediaan modal secara swadana 0. Pekerjaan diserahkan selain ke peserta MHBM dan modal berasal dari pihak ketiga 1. Sistem pembayaran hasil pekerjaan D 3 diukur dengan kategori sebagai berikut : 1. Pembayaran jasa kerja dilakukan sering terlambat 0. Pembayaran jasa kerja dilakukan selain sering terlambat

c. Penarikan Contoh

Obyek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah peserta program MHBM PT. MHP yang melingkupi 25 duapuluh lima desa pada 12 duabelas kecamatan dengan luas areal MHBM 39.571,536 ha. Dalam penelitian ini, dilakukan penelitian terhadap program MHBM yang mewakili desa yang dilakukan pada 10 sepuluh desa di 6 enam kecamatan di Kabupaten Muara Enim. lvi Penentuan kecamatan dan desa terpilih dilakukan secara purposive sampling atau penarikan contoh yang diarahkan dengan memperhatikan beberapa kriteria : 1. Kecamatan yang terpilih adalah kecamatan yang memiliki keseluruhan luas areal kerja MHBM yang terluas. 2. Penentuan desa terpilih adalah desa di kecamatan terpilih yang melakukan program MHBM dengan model MHBM yang mewakili desa. Berdasarkan kriteria di atas, maka desa yang terpilih untuk dijadikan lokasi penelitian adalah Desa Subanjeriji di Kecamatan Rambang Dangku dan Desa Gunung Megang di Kecamatan Gunung Megang. Dan yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah keluarga rumah tangga peserta MHBM. Dalam penentuan jumlah petani contoh responden untuk masing- masing desa terpilih dilakukan proporsional dengan jumlah petani peserta MHBM pada masing- masing desa terpilih tersebut. Dalam penentuan peserta MHBM yang dijadikan responden pada masing- masing desa terpilih dilakukan secara acak random sampling. Dalam penelitian ini jumlah peserta MHBM yang menjadi responden adalah seabnyak 108 orang, yaitu untuk Desa Subanjeriji sebanyak 48 orang dan Desa Gunung Megang sebanyak 60 orang. Selain kedua desa itu, dipilih satu desa yang berada disekitar areal HTI PT. MHP yang tidak melaksanakan program MHBM sebagai desa pembanding, yaitu Desa Lecah Kecamatan Lubai. Jumlah masyarakat yang dipilih sebagai responden sebanyak 40 orang

d. Metode Analisis

Analisis Peranan Kehutanan terhadap Ekonomi dan Pengembangan Wilayah Untuk mengetahui peranan Kehutanan terhadap ekonomi dan pengembangan wilayahnya dalam penelitian ini mempergunakan memanfaatkan model ekonomi basis. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah suatu kegiatan di suatu wilayah merupakan sektor basis atau bukan basis dipergunakan Analisis Location Quotient LQ. Selanjutnya dari hasil pengolahan data dengan LQ lvii tersebut akan dianalisis secara deskriptif dikaitkan dengan keberadaan HTI dan pengembangannya. .. . . X j X Xi Xij LQij = ……………………………………………………… 1 dimana : LQ ij = Indeks Quotient Location Kuosien Lokasi X ij = PDRB sub sektor tertentu ditingkat Kabupaten Muara Enim X i. = Jumlah PDRB total seluruh sektor tingkat Kabupaten Muara Enim X . j = PDRB sektor tertentu tingkat Provinsi Sumatera Selatan X.. = Jumlah PDRB total seluruh sektor tingkat Provinsi Sumatera Selatan Kriteria penilaian dalam penentuan ukuran derajat basis dan non basis adalah jika nilai Indeks LQ lebih besar dari satu LQ 1 maka sektor tersebut merupakan sektor basis sedangkan jika nilai Indeks LQ lebih kecil dari satu LQ 1 maka sektor tersebut merupakan sektor non basis pada kegiatan perekonomian wilayah Kabupaten Muara Enim. Data yang dipergunakan untuk menghitung Koefisien Lokasi adalah total PDRB seluruh sektor dan PDRB sektor Kehutanan untuk Kabupaten Muara Enim dan Provinsi Sumatera Selatan Selain menggunakan Analisis Koefisien Lokasi, untuk menganalisis peranan Kehutanan terhadap ekonomi dan pengembangan wilayah juga dipergunakan data produksi hasil hutan pada wilayah penelitian baik yang berasal dari hutan rakyat maupun hutan negara. Analisis Manfaat Ekonomi MHBM Analisis Deskriptif . Dalam penelitian ini, yang diteliti adalah manfaat ekonomis MHBM pada tingkat mikro yang kemudian dianalisis secara deskriptif, yaitu akan dilihat dari besarnya perubahan penurunanpeningkatan pendapatan para peserta MHBM yang dijadikan responden dari kegiatan MHBM yang kemudian diperbandingkan. Pendapatan yang diperhitungkan dalam analisis ini adalah pendapatan perorangan personal income yang merupakan jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga Mankiw, 2000. Perubahan pendapatan antar peserta MHBM baik dalam satu desa maupun antar desa dilakukan berdasarkan pada kondisi sebelum before dan sesudah after program MHBM lviii Selain itu juga dibandingkan pendapatan peserta MHBM dengan desa sekitar lokasi HTI yang tidak melakukan program MHBM. Analisis Statistik. Beberapa uji statistik yang dilakukan terkait dengan perubahan pendapatan masyarakat peserta MHBM, yaitu : 1 Uji Dua Sampel Berhubungan Uji Wicoxon. Pengujian ini untuk mengetahui sejauh mana kegiatan MHBM secara nyata berpengaruh atau tidak terhadap tingkat pendapatan peserta MHBM. Pengujian dilakukan dengan taraf uji a=5 dan menggunakan software SPSS 11.5 Hipotesis yang disusun adalah : Ho : µ1 = µ2 à artinya rata-rata pendapatan masyarakat sebelum mengikuti MHBM tahun 2002 sama dengan rata-rata pendapatan sesudah mengikuti MHBM 2005 H1 : µ1 µ2 à artinya rata-rata pendapatan masyarakat sebelum mengikuti MHBM lebih kecil dengan rata-rata pendapatan sesudah mengikuti MHBM Kriteria pengujian : - Ho ditolak jika berdasarkan hasil pengujian didapat nilai Z a 0,05 - Ho tidak ditolak diterima jika berdasarkan hasil pengujian didapat nilai Z a 0,05 Karena terdapat selang waktu antara sebelum mengikuti MHBM tahun 2002 dan sesudah mengikuti MHBM sesuai pelaksanaan penelitian tahun 2005, maka sebelum dilakukan pengujian, pendapatan masyarakat sebelum mengikuti kegiatan MHBM dikoreksidisesuaikan terlebih dahulu dengan memasukkan angka inflasi tahun 2003 sebesar 5,06 dan inflasi 2004 sebesar 6,40. Dengan demikian, pendapatan masyarakat sebelum MHBM yang terkoreksi = I x inflasi + I dimana I = pendapatan tahun 2002 2 Uji Dua Sampel Independen Uji Mann Whitney. Pengujian ini untuk mengetahui : a. Apakah terdapat perbedaan tingkat pendapatan yang nyata antar desa yang menjadi peserta MHBM sebelum kegiatan MHBM dimulai. Pengujian dilakukan dengan taraf uji a=5 dan menggunakan software SPSS 11.5 lix Hipotesis yang disusun adalah : Ho : µ1 = µ2 à artinya tidak terdapat perbedaan tingkat pendapatan masyarakat antar desa yang mengikuti MHBM sebelum kegiatan MHBM dimulai H1 : µ1 µ2 à artinya terdapat perbedaan tingkat pendapatan masyarakat antar desa yang mengikuti MHBM sebelum kegiatan MHBM dimulai Kriteria pengujian : - Ho ditolak jika berdasarkan hasil pengujian didapat nilai Z a 0,05 - Ho tidak ditolak diterima jika berdasarkan hasil pengujian didapat nilai Z a 0,05 b. Sejauh mana kegiatan MHBM secara nyata pengaruh atau tidak terhadap tingkat pendapatan antara desa yang menjadi peserta MHBM dengan desa yang tidak melakukan MHBM. Penguj ian dilakukan dengan taraf uji a=5 dan menggunakan software SPSS 11.5 Hipotesis yang disusun adalah : Ho : µ1 = µ2 à artinya rata-rata pendapatan masyarakat di desa yang mengikuti MHBM sama dengan rata-rata pendapatan masyarakat di desa yang tidak mengikuti MHBM H1 : µ1 µ2 à artinya rata-rata pendapatan masyarakat di desa yang mengikuti MHBM lebih besar dengan rata-rata pendapatan masyarakat di desa yang tidak mengikuti Kriteria pengujian : - Ho ditolak jika berdasarkan hasil pengujian didapat nilai Z a 0,05 - Ho tidak ditolak diterima jika berdasarkan hasil pengujian didapat nilai Z a 0,05 Analisis Manfaat Sosial MHBM Deskriptif. Secara deskriptif akan digambarkan persepsi atau tingkat penerimaan masyarakat tentang manfaat sosial dari kegiatan MHBM dengan melihat hal- hal antara lain menyangkut : penyediaan lapangan pekerjaan, lx peningkatan pendapatan, peningkatan pengetahuan dalam bidang kehutanan dan berorganisasi. Willingness To Pay. Metode yang dipergunakan dalam analisis nilai manfaat sosial MHBM dalam penelitian ini adalah penilaian yang menggunakan konsep kesediaan membayar willingness to pay. Untuk mengetahui nilai kesediaan masyarakat membayar, dapat dilakukan dengan pengukuran secara langsung dan tidak langsung. Dalam penelitian ini, pengukuran nilai kesediaan masyarakat membayar dilakukan dengan pendekatan Contingent Valuation Method CVM, yang secara teknis pendekatan CVM ini dilakukan dengan melalui teknik survey. Pendekatan CVM ini hakekatnya bertujuan untuk mengetahui 1 keinginan membayar willingness to pay atau WTP dari sekelompok masyarakat, misalnya terhadap perubahan kualitas lingkungan; 2 keinginan menerima willingness to accept atau WTA dari suatu kerusakan lingkungan. Dengan menggunakan pendekatan ini, untuk mengetahui apakah masyarakat di dalam dan sekitar hutan mendapatkan manfaat dari pelaksanaan MHBM, maka responden akan diberikan pertanyaan secara langsung. Model yang akan digunakan adalah model parametrik dikotomis CVM yaitu Random Utility Model RUM. Menurut Fauzi 2004a maka model RUM ini dimulai dengan membangun hipotesis bahwa ada 2 dua kondisi alternatif sumber daya alam, yaitu : a. kondisi i=0 yang menggambarkan kondisi masyarakat tidak merasakan manfaat MHBM kondisi status quo b. kondisi i=1 yang menggambarkan kondisi masyarakat merasakan manfaat MHBM sehingga diperoleh kondisi lingkungan yang baik seperti yang ditawarkan dalam survey CVM. Model ini dibangun dengan asumsi bahwa utilitas bersifat linier terhadap pendapatan, maka misalnya : M j = pendapatan responden j pada kondisi I dan z j = karakteristik sosial responden ke-j, maka fungsi utilitas reponden terhadap MHBM dapat ditulis : lxi       = ij j z j M u ij u ε , , ...………………………………2 Kemudian responden diminta untuk membaya r sebesar p yang merupakan jumlah uang maksimum yang akan disumbangkan atau dibayarkan agar MHBM tetap keberadaannya. Jumlah uang yang akan dibayarkan dari setiap responden merupakan variabel terikat dependent variable dan akan dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas independent variables. Penjumlahan semua kesediaan membayar maksimum dari setiap responden berdasarkan jumlah penduduk yang terkait dengan MHBM, akan mencerminkan nilai manfaat dari MHBM. Menurut Fauzi 2004a utilitas yang diperoleh masyarakat setelah adanya keinginan membayar yaitu :             − j j z j M u j j z j p j M u , , 1 , , 1 ε ε …………..3 Namun karena, preferensi responden yang bersifat acak tidak diketahui, maka kemungkinan probabilitas hanya menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’. Jadi jika u 1 u kemungkinan responden menjawab ‘ya’ adalah : } , , 1 , , 1 Pr{ Pr             − = j j z j M u j j z j p j M u ya ε ε ……..…..4 Dengan menspesifikasikan fungsi utilitas yang biasa dibuat dalam bentuk linier dan aditif sebagai berikut : ij j z j M i v j j z j M u ε ε + =           , 1 , , 1 …………………….……………5 Dimana : u 1 = fungsi utilitas yang tidak teramati v i = fungsi utilitas yang teramati indirect utility function Didalam operasionalnya, tahapan-tahapan analisis WTP dengan pendekatan CVM yaitu : 1. Membuat hipotesis pasar terhadap sumberdaya yang akan dievaluasi 2. Mendapatkan nilai lelang bids dengan melakukan survey. Survey ini bertujuan untuk memperoleh nilai maksimum keinginan membayar WTP dari responden yang dilakukan dengan pertanyaan terbuka, dimana responden diberikan kebebasan untuk menyatakan nilai rupiah agar MHBM terus diterapkan dalam pembangunan hutan tanaman 3. Menghitung nilai rataan WTP dan WTA dari setiap individu lxii 4. Memperkirakan kurva lelang bid curve yang diperoleh dengan meregresikan WTP sebagai variabel tidak bebas dependent variable dengan beberapa variabel bebas 5. Mengagregatkan data rataan lelang yang diperoleh Bentuk pendugaan WTP dalam persamaan dengan teknik regresi atau ekonometrik. Dalam penelitian ini jumlah uang yang akan dibayarkan dari setiap responden merupakan variabel terikat dependent variable dan akan dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas independent variables, yaitu Umur X1, Jumlah tanggungan keluarga X2, Tingkat pendidikan X3, Tingkat pendapatan X4, Jarak lokasi MHBM dengan tempat tinggal X5, Manfaat yang diterimadirasakan X6, Pekerjaan utama D1, Sistem penyerahan pekerjaan dan pemodalan D2 dan Sistem pembayaran jasa kerja D3, yang jika ditulis dalam bentuk : 3 9 2 8 1 7 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 D D D X X X X X X WTP β β β β β β β β β β + + + + + + + + + = .6 Untuk melihat mempengaruhnya terhadap nilai WTP ini, digunakan software SPSS 11.5 Analisis Manfaat Lingkungan Dalam analisis ini, akan digambarkan manfaat lingkungan yang diterima oleh masyarakat dari kegiatan MHBM dengan melihat : peningkatan luas areal yang berpenutupan hutan dan penurunan luas kebakaran hutan tanaman. Untuk mengetahui peningkatan luas areal yang berpenutupan dengan hutan dan penurunan luas kebakaran hutan tanaman, dilakukan dengan mengumpulkan dan membandingkan data luas penanaman HTI dan laporan kejadian kebakaran hutan tanaman per tahun. Analisis Keberhasilan Tanaman HTI Untuk mengetahui keberhasilkan fisik tanaman dilakukan dengan melihat prosentase tumbuh pembuatan tanaman di lapangan umur 1 tahun yang diukur dengan menggunakan petak ukur 0,1 Ha 40 x 25 meter. Berdasarkan ha sil lxiii sampling serta menggunakan kriteria standard keberhasilan tanaman sesuai Petunjuk Teknis Pembuatan Hutan Tanaman Industri yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kehutanan nomor 206Kpts-II1995, maka tingkat keberhasilan pembuatan tanaman pokok prosentase tanaman tumbuh dihitung dengan rumus : 100 x tt tr Pa = ……………………………………………7 dimana : Pa : prosentase tanaman tumbuh pada petak sampling ke-b tr : jumlah tanaman yang ada pada petak sampling ybs tt : jumlah tanaman yang seharusnya ada pada petak sampling ybs b : nomor petak sampling Selanjutnya untuk menghitung prosentase tanaman tumbuh rata-rata suatu wilayah tanaman dikategorikan berhasil menggunakan rumus sebagai berikut : ∑ = 1 Pa n P ……………………………………………….8 dimana : P : prosentase rata-rata tanaman tumbuh suatu wilayah n : jumlah petak sampling Pa : prosentase tanaman tumbuh pada petak ke a sd n Penilaian keberhasilan tanaman dinyatakan dalam bentuk kategori berikut : 1 sangat baik prosentase tumbuh 91-100, 2 baik prosentase tumbuh 76- 90, 3 cukup prosentase tumbuh 55-75, dan 4 kurang prosentase tumbuh 55. Dalam penelitian ini diambil sebanyak 10 sepuluh petak sampling pada lokasi tanaman yang telah berumur 1 tahun pada masing- masing areal kerja MHBM. Pengambilan contoh dilakukan secara acak pada blok tanaman dengan pertimbangan kondisi lokasi penanaman jenis tanah, topografi, curah hujan dan sebagainya cenderung bersifat homogen dan tidak ada perbedaan cara perlakuan dalam pelaksanaan pekerjaan penanaman. lxiv Analisis Kelembagaan MHBM Dalam mengkaji peranan kelembagaan dalam pengelolaan hutan tanaman dilakukan dengan menggunakan Teori Permainan Game Theory; salah satu pendekatan matematis yang dapat merumuskan situasi peranan antar lembagapihak-pihak yang terlibat, yang dalam hal ini adalah pemerintah daerah, masyarakat dan perusahaan. Model sederhana Game Theory yang digunakan dalam menganalisis interaksi antar stakeholder dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Player, terdiri dari pemerintah G, perusahaan C dan masyarakat sekitar hutan F 2 Strategi, terdiri dari strategi untuk melakukan MHBM A atau tidak melakukanmenghentikan MHBM B 3 Payoff, data yang diperlukan untuk menentukan payoff tiap player adalah : a Nilai pajak yang diterima oleh Pemerintah b Pendapatan masyarakat c Pendapatan perusahaan Langkah- langkah yang dilakukan dalam analisis Game Theory sebagai berikut : b. Membuat tabel pay off dari masing- masing pihak yang terlibat Pemerintah dan perusahaan A B Masyarakat A AA AB B BA BB c. Menetapkan besarnya pay off nilai keuntungan atau kerugian dari masing- masing pihakplayer apabila memilih apakah ‘A’ atau ‘B’ sebagai opsi strategi dalam pengelolaan hutan tanaman d. Menetapkan kriteriakonsekuensi yang akan diperoleh oleh masing- masing pihak apabila memilih ‘A’ atau ‘B’ sebagai opsi strategi dalam pengelolaan hutan tanaman lxv Kriteria strategi ‘A’ : 1. Tidak terjadi klaim penggunaan lahan sehingga perusahaan dapat melakukan penanaman HTI 2. Distribusi sumberdaya hutan merata dan proporsional dalam masyarakat sekitar hutan akses masyarakat atas lahan menjadi terbuka 3. Sumber pendapatan Pemerintah Daerah menjadi bertambah dari Pajak Bumi dan Bangunan PBB dan Provisi Sumber Daya Hutan PSDH 4. Produktifitas lahan menjadi optimal 5. Membuka kesempatan kerja baru 6. Konservasi tanah dan air menjadi terjamin 7. Tingkat pendapatan masyarakat meningkat 8. Menurunkan tingkat degradasi lahan 9. Penyelesaian permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya hutan dilakukan oleh masyarakat dan perusahaan dengan mekanisme kelembagaan Kriteria strategi ‘B’ : 1. Berpotensi terjadi klaim penggunaan lahan sehingga perusahaan tidak dapat melakukan penanaman HTI 2. Distribusi sumberdaya tidak merata dan tidak proporsional dalam masyarakat sekitar hutan tertutupnya akses masyarakat atas lahan 3. Sumber pendapatan daerah dari PBB dan PSDH menjadi rendah 4. Produktifitas lahan menjadi rendah 5. Kesempatan kerja baru tidak tercipta 6. Konservasi tanah dan air tidak terjamin karena sifatnya open access 7. Tingkat pendapatan masyarakat akan statis bahkan bisa turun 8. Semakin terjadinya degradasi lahan akibat dari open access 9. Penyelesaian permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya hutan hanya dilakukan oleh masyarakat dan perusahaan tanpa mediasi kelembagaan lxvi Tabel 6. Matrik Pemb ahasan dalam Penelitian Tujuan Metode Analisis Peubah parameter Data dan Sumber data Output yang Diharapkan Mengetahui peranan kehutanan terhadap aspek ekonomi dan pengembangan wilayah LQ Deskriptif PDRB sektor kehutanan Produksi hasil hutan Data PDRB th 2002- 2003 sumber : buku statisitik laporan Realisasi produksi hsl htn berupa kayu olahan Sumber : buku statisitik laporan Sektor basisnon basis Mengetahui manfaat ekonomis MHBM yang diterima masyarakat - Deskripsi - Uji 2 sampel berhub - Uji 2 sampel independen a. Pendapatan masy desa yg menjadi peserta mengikuti MHBM b. Pendapatan masy desa yg tdk mengikuti MHBM Data primer, kuesioner Perubahan pendapatan seblm sesdh ikut MHBM, serta pdptn yg ikut dan tdk ikut MHBM Mengetahui manfaat Sosial yg diterima masyarakat a. Persepsi masyarakat Deskripsi a. Peningkatan pendapatan b. Peningkatan pengetahun budidaya organisasi c. Peningkatan lap. Kerja Manfaat yang diterimadira sakan Kuesioner, data sekunder wawancara di Ds. Sbjrj Ds.Gn. Megang masyarakat b. Kesediaan membayar WTP WTP dgn pendekatan CVM Umur, pendidikan, jml tanggungan, pek.utama, pendapatan, jarak rumah- lokasi MHBM, sist penyerahan pek pemodalan, sist pmbayaran jasa kerja, manfaat yg diterimadirasakan Kuesioner, wawancara di Ds. Sbjrj Ds. Gn. Megang Rata-rata WTP c. Faktor-faktor yg mempenga- ruhi WTP Regresi berganda -sda- Kuesioner Persamaan WTP Mengetahui manfaat lingkungan yg diterima masyarakat Deskripsi a.Peningkatan luas areal yg berpenutupan hutan Data sekunder : laporan hasil penanaman di areal MHBM Ds. Sbjrj Ds. Gn.Megang Fungsi lindung hutan b.Penurunan luas kebakaran hutan Data sekunder : laporan kejadian kebakaran hutan Mengetahui tingkat ke- berhasilan tanaman Random sampling dgn luas petak sampling 0,1 ha sebanyak 10 petak Jml tanaman yg hidup per ha Data primer; lokasi blok Caban Ds.Gn. Megang blok Subanjeriji Ds. Sbjrj Prosentase tumbuh tanaman per ha Mengetahui peranan kelembaga-an MHBM Teori Permainan Pendptn pemda, pendptn perush pendapatan masy Data primer : pendptn masy data sekunder : luas produksi tebangan, PBB, PSDH Interaksi antar stakeholder lxvii

IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN