Pembangunan HTI PT. Musi Hutan Persada MHP

lxxi Penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Lubai dibagi menjadi beberapa jenis penggunaannya sesuai dengan potensi daerah, yaitu : a. Lahan basahsawah seluas 5.875 ha; digunakan untuk komoditi padi sawah, padi lebak dan tempat memelihara ikan b. Lahan kering seluas 83.033 ha; digunakan untuk komoditi palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan dan sektor lainnya Tabel 10 Tingkat kepadatan dan distribusi penduduk lokasi penelitian Nama kecamatan Kepadatan per km 2 Distribusi Persentase Lubai 42,00 10,10 6,27 Gunung Megang 78,20 6,84 7,86 Rambang Dangku 52,53 9,33 7,20 Sumber : Kabupaten Muara Enim dalam Angka, 2004 Adapun Tabel 11 menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk dari ketiga kecamatan berdasarkan standard BKKBN. Tabel 11 Tingkat Kesejahteraan Penduduk di Lokasi Penelitian Standard BKKBN Tahapan kesejahteraan keluarga Pra Sjhtr KS I Kecamatan Ek Non Ek Ek Non Ek KS II KS III KS III+ Lubai 655 111 596 915 5.291 1.100 117 Gunung Megang 1.556 243 1.936 2.492 2.000 2.394 -- Rambang Dangku 892 -- 1.111 2.165 3.814 3.022 -- Jumlah 3.103 354 3.643 5.572 11.105 6.516 117 Sumber : Kabupaten Muara Enim dalam Angka, 2004 Keterangan : Pra Sjhtr = 3.457 KK; KS I = 9.215 KK; KS II = 11.105 KK KS III = 6.516 KK; KS III+ = 117 KK

4.2. Pembangunan HTI PT. Musi Hutan Persada MHP

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 38Kpts- II1996 tanggal 29 Januari 1996 PT. MHP yang merupakan perusahaan patungan antara PT. Inhutani V BUMN Departemen Kehutanan dan PT. Enim Musi Lestari Barito Pacific Group yang berusaha dibidang pengusahaan hutan atau pengembangan HTI, memiliki luas pengelolaan areal HTI sebesar 296.400 ha. Misinya adalah untuk menghutankan kembali lahan tidak produktif menjadi hutan tanaman yang tinggi produktifitasnya secara berkelanjutan guna menghasilkan bahan baku kayu industri. Areal HTI PT. MHP meliputi lima kabupaten di lxxii Provinsi Sumatera Selatan, yaitu Kabupaten Muara Enim 161.400 ha, Kabupaten Ogan Komering Ulu 15.000 ha, Kabupaten Lahat 28.000 ha, Kabupaten Musi Rawas 70.000 ha dan Kabupaten Musi Banyuasin 22.000 ha dan terbagi kedalam tiga kelompok hutan yaitu Benakat 198.741 ha, Subanjeriji 87.354 ha dan Martapura 10.305 ha. Adapun areal hutan yang akan dibangun oleh PT. MHP menjadi areal HTI tersebut sebelumnya berupa padang alang-alang 70.563 ha, belukar 59.891 ha dan lahan tidak produktif 63.046 ha. Sesuai dengan peruntukkannya, dengan berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 235KPts-II2000 tentang Petunjuk Teknis Pembangunan HTI, PT. MHP membagi areal menjadi beberapa bagian dan sebagian besar diperuntukkan untuk tanaman HTI yaitu 193.500 ha 65,30, dimana dari luas tanaman HTI tersebut seluas 96.840 ha 50,05 berada di dalam wilayah Kabupaten Muara Enim. Luasan terbesar kedua diperuntukkan bagi kawasan konservasi seluas 80.372 ha 27,10 dan dari luas kawasan konservasi tersebut, seluas 50.415 ha 62,73 juga berada di wilayah Kabupaten Muara Enim. Tabel 12 Luas areal pencadangan PT. Musi Hutan Persada berdasarkan wilayah administratif dan penataan ruang sesuai peruntukkan fungsi Wilayah Administratif Ha Peruntukkan Lahan M.Enim OKU Lahat MURA MUBA Total Lahan efektif produktif Tanaman Pokok HTI 96.840 8.624 27.225 44.161 16.650 193.500 Lahan tidak efektif tidak produktif 64.560 6.376 775 25.839 5.350 102.900 1. Kawasan Lindung a. Sempadan sungai 3.824 315 136 1.470 331 6.076 b. Hutan Konservasi 50.415 5.236 - 20.519 4.202 80.372 2. Sarana dan prasarana 5.599 465 367 2.170 551 9.152 3. Tanaman kehidupan 2.741 210 192 980 177 4.300 4. Tanaman unggulan lokal 1.981 150 80 700 89 3.000 Jumlah 161.400 15.000 28.000 70.000 22.000 296.400 Sumber : Pengelolaan Hutan Tanaman Berkelanjutan PT. MHP, 2004 Keterangan : M.Enim = 161.400 ha; OKU = 15.000 ha; Lahat = 28.000 ha; MURA = 70.000 ha; MUBA = 22.000 ha Untuk penanaman daur pertama yang dimulai pada tahun 19891990, PT. MHP telah melakukan menanami seluruh lahan lahan yang efektif dapat ditanami seluas 193.500 ha dengan jenis tanaman yang cepat tumbuh ya ng cocok lxxiii untuk bahan kertas pulp berupa Acacia mangium 95 sisanya tanaman Eucalyptus urophylla, Pinus merkusii, Paraserianthes falcataria, Gmelina arborea , Shorea sp sedangkan kegiatan penanaman daur kedua yang dilaksanakan sejak tahun 2001, realisasinya sampai dengan tahun 2005 adalah seluas 88.175,033 ha dengan jenis tanaman akasia Acacia mangium, yang dilaksanakan di wilayah kelompok hutan Subanjeriji seluas 85.443,143 ha dan wilayah kelompok hutan Benakat seluas 2.731,89 ha. Kayu-kayu yang dihasilkan dari hutan tanaman daur pertama menjadi bahan baku untuk industri pabrik pulp bubur kertas PT. Tanjung Enim Lestari TEL yang berada di Kabupaten Muara Enim. Target produksi kayu log A. mangium yang dikirim ke PT. TEL rata-rata 2.400.000 m3 per tahun setara dengan 2.200.000 ton per tahun.

4.3. Pelaksanaan Mengelola Hutan Bersama Masyarakat MHBM