Indikasi Tonsilektomi Karakteristik Penderita Tonsilitis Kronis Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009

klindamisin terutama jika disebabkan mononukleosis atau abses, amoksisilin dengan asam klavulanat jika bukan disebabkan mononukleosis Adam, 1997; Lee, 2008.

2.8.2 Operatif

Dengan tindakan tonsilektomi Adam, 1997; Lee, 2008. Pada penelitian Khasanov et al mengenai prevalensi dan pencegahan keluarga dengan Tonsilitis Kronis didapatkan data bahwa sebanyak 84 ibu-ibu usia reproduktif yang dengan diagnosa Tonsilitis Kronis, sebanyak 36 dari penderita mendapatkan penatalaksanaan tonsilektomi Khasanov et al, 2006. Penelitian yang dilakukan di Skotlandia dengan menggunakan kuisioner terhadap 15.788 penduduk mendapatkan data sebanyak 4.646 diantaranya memiliki gejala Tonsilitis, dari jumlah itu sebanyak 1.782 38,4 penderita mendapat penanganan dari dokter umum dan 98 2,1 penderita dirujuk ke rumah sakit Hannaford, 2005.

a. Indikasi Tonsilektomi

Cochrane review 2004 melaporkan bahwa efektivitas tonsilektomi belum dievaluasi secara formal. Tonsilektomi dilakukan secara luas untuk pengobatan Tonsilitis akut atau kronik, tetapi tidak ada bukti ilmiah randomized controlled trials untuk panduan klinisi dalam memformulasikan indikasi bedah untuk anak dan dewasa. Tidak ditemukan studi Randomized Controlled Trial RCT yang mengkaji efektivitas tonsilektomi pada dewasa. Pada anak ditemukan 5 studi RCT Mawson 1967; McKee 1963; Roydhouse 1970; Paradise 1984; Paradise 1992, tetapi yang diikutkan dalam review hanya 2 studi Paradise 1984; Paradise 1992 sedang 3 studi lain tidak memenuhi kriteria. Studi pertama oleh Paradise 1984, dilakukan pada anak yang dengan infeksi tenggorok berat. Dari studi ini tidak dapat dibuat kesimpulan yang tegas Universitas Sumatera Utara tentang tonsilektomi karena adanya keterbatasan metodologi yaitu adanya perbedaan kelompok operasi dengan kelompok kontrol. Dalam hal riwayat episode infeksi sebelum mengikuti studi kelompok operasi meliputi anak dengan penyakit yang lebih berat dan status sosial ekonomi kelompok nonoperasi memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi serta kelompok tonsilektomi dan tonsilo-adenoidektomi dilaporkan sebagai satu kelompok operasi. Disamping itu, studi ini meliputi hanya anak dengan infeksi tenggorok berat, pada pemantauan, banyak kelompok kontrol yang memiliki episode infeksi sedikit dan biasanya ringan. Studi kedua oleh Paradise 1992 meliputi anak dengan infeksi sedang tidak dapat dievaluasi karena saat review dilakukan tidak ada data yang lebih detil dari desain dan bagaimana penelitian ini dilakukan hasil penelitian baru dalam bentuk abstrak Burton, 2004. Untuk keadaan emergency seperti adanya obstruksi saluran napas, indikasi tonsilektomi sudah tidak diperdebatkan lagi indikasi absolut. Namun, indikasi relatif tonsilektomi pada keadaan non emergency dan perlunya batasan usia pada keadaan ini masih menjadi perdebatan. Sebuah kepustakaan menyebutkan bahwa usia tidak menentukan boleh tidaknya dilakukan tonsilektomi . Indikasi absolut: a Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardio-pulmoner. b Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase. cTonsilitis yang menimbulkan kejang demam. d Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi. Indikasi Relatif: a Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi antibiotik adekuat. b Halitosis akibat Tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi medis. c Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik β-laktamase resisten Kartika, 2008. Universitas Sumatera Utara

b. Kontraindikasi Tonsilektomi