Analisis Univariat Karakteristik Penderita Tonsilitis Kronis Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009

BAB 5 PEMBAHASAN Pada penelitian yang dilakukan di Departemen THT-KL FK USU bagian Rekam Medik RSUP H. Adam Malik didapatkan data penderita Tonsilitis Kronis pada Tahun 2009 sebanyak 80 penderita.

5.1. Analisis Univariat

5.1.1. Proporsi penderita Tonsilitis Kronis berdasarkan kelompok umur Gambar 5.1.1. Penderita Tonsilitis Kronis berdasarkan kelompok umur Dari gambar 5.1.1 Proporsi tertinggi penderita Tonsilitis Kronis terdapat pada kelompok umur 36-47 tahun sebanyak 21 26,3 penderita diikuti kelompok umur 0-11 tahun dan 12-23 tahun sebanyak 17 21,3 penderita. Penelitian cross sectional Hannafort et al 2004 pada terhadap 30 penderita Tonsilitis Kronis mendapatkan kelompok umur terbanyak adalah 38- 47 tahun sebanyak 36,6. Berbeda dengan data dari prevalensi penyakit-penyakit Kronis di Amerika Serikat, didapatkan rata-rata jumlah penderita Tonsilitis Kronis setiap Universitas Sumatera Utara tahunnya terbanyak pada kelompok umur 18 tahun yakni sebanyak 24,91.000 penduduk, kemudian diikuti dengan kelompok umur 18-44 tahun sebanyak 9,71.000 penduduk dan kelompok umur 44-64 tahun sebanyak 2,91.000 penduduk National Center for Health Statistic United State, 1997. Penelitian case series Sing 2007 terhadap terhadap 657 penderita Tonsilitis yang berobat ke Poliklinik rawat jalan RS Serawak Malaysia mendapatkan kelompok terbanyak pada umur ≤ 14 tahun sebesar 58 penderita sedangkan kelompok umur 14 tahun sebanyak 48 penderita. Penelitian case control Paradise et al 2002 terhadap 58 penderita yang dilakukan tindakan tonsilektomi pada anak-anak, didapatkan kelompok umur terbanyak adalah 7 - 15 tahun sebanyak 41 30 penderita. Pada kepustakaan disebutkan bahwa penyakit Tonsilitis Kronis sering terjadi pada usia anak-anak. Junior 2008 menyebutkan bahwa rata-rata usia penderita yang dilakukan tidakan tonsilektomi adalah usis 11-22 tahun. 5.1.2 Proporsi penderita Tonsilitis Kronis berdasarkan jenis kelamin 5 6 ,3 4 3 ,7 Perempuan Laki ‐laki Gambar 5.1.2 Penderita Tonsilitis Kronis berdasarkan jenis kelamin Universitas Sumatera Utara Dari gambar diatas juga didapatkan bahwa proporsi penderita Tonsilitis Kronis lebih banyak dijumpai pada jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 45 52,7 sedangkan laki-laki sebanyak 35 47,3. Penelitian case series Kishve 2010 mendapatkan dari 203 penderita Tonsilitis, lebih banyak berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 105 51,72 penderita sedangkan laki-laki sebanyak 98 48,28 penderita Penelitian cross sectional yang dilakukan oleh Farokah 2007 mendapatkan penderita Tonsilitis Kronis lebih banyak berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 156 51,8 dibanding dengan laki-laki yakni 145 48,2. Penelitian case series Sing 2007 terhadap 657 penderita Tonsilitis Kronis didapatkan perempuan sebanyak 342 52 penderita dan laki-laki sebanyak 315 48 penderita. Penelitian cross sectional Kurien 2000 mendapatkan dari 40 penderita Tonsilitis Kronis sebanyak 22 55 penderita adalah perempuan dan 18 45 penderita dengan jenis kelamin laki-laki. Beberapa penelitian lain sebelumnya terhadap Tonsilitis Kronis, juga mendapatkan jumlah penderita lebih banyak perempuan. Hal ini sesuai dengan data dari prevalensi penyakit-penyakit Kronis Amerika Serikat, didapatkan rata- rata jumlah penderita Tonsilitis Kronis setiap tahunnya lebih banyak pada jenis kelamin perempuan yakni sebanyak 13,71.000 penduduk sedangkan laki-laki sebanyak 91.000 penduduk National Center for Health Statistic United State, 1997. Universitas Sumatera Utara Hasil yang berbeda dilaporkan pada penelitian cross sectional Hammouda et al 2009 terhadap 72 penderita Tonsilitis Kronis mendapatkan penderita Tonsilitis Kronis lebih banyak berjenis kelamin laki-laki yakni 47 65,28 sedangkan perempuan sebanyak 25 34,72 penderita. Penelitian cross sectional Ugras 2008 mendapatkan dari 240 penerita Tonsilitis Kronis didapatkan lebih banyak penderita berjenis kelamin laki-laki sebanyak 132 55 penderita dibanding dengan perempuan sebanyak 108 45 penderita. Penelitian cross sectional Pereira 2008 mendapatkan dari 102 penderita Tonsilitis Kronis, baik jenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang sama yakni sebanyak 51 50 penderita. . Penelitian case control Kvestad et al 2005 menunjukkan dari 9.479 kembar dua yang lahir periode 1 Januari 1967 sampai 31 Desember 1979 diperoleh hasil tidak ada bukti keterlibatan genetik terhadap jenis kelamin tertentu untuk menderita penyakit Tonsilitis Kronis. 5.1.3 Proporsi penderita Tonsilitis Kronis berdarkan suku Gambar 5.1.3 Proporsi penderita Tonsilitis Kronis berdasarkan suku Universitas Sumatera Utara Pada gambar diatas Proporsi suku penderita Tonsilitis Kronis terbanyak dijumpai adalah suku Batak dengan 51 penderita 67,5, dan terendah adalah suku Minang yaitu sebanyak 4 penderita 5,0, sebanyak 3 penderita dengan data rekam medis yang kurang lengkap. Pada penelitian case series Sing 2007 mendapatkan proporsi penderita Tonsilitis terbanyak pada suku Bidayuh 38, diikuti suku Malay 25 dan suku Iban 20. Penelitian cross sectional Pereira 2008 mendapatkan dari 102 penderita yang dilakukan tindakan tonsilektomi sebanyak 44 43,1 adalah Afrika dan 33 32,4 adalah Indian dan selebihnya digolongkan dan lain-lain Kaukasia, Chinese, tidak diketahui. Penelitian cross sectional Goldstein et al 2008 mendapatkan dari 92 penderita yang dilakukan tindakan tonsilektomi, sebanyak 70 76,1 merupakan ras Kulit Hitam, 15 16,3 ras Kulit Putih, 5 5,4 Hispanik dan 2 2,2 adalah Asia. Sampai saat ini belum ada penelitian menunjukkan keterlibatan gen spesifik tertentu terhadap terjadinya penyakit Tonsilitis Kronis. Universitas Sumatera Utara 5.1.4. Proporsi penderita Tonsilitis Kronis berdasarkan keluhan utama 42.5

27.5 11.2