Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah KPR oleh Pihak Developer kepada Pihak Pembeli.

memenuhi permintaan dari anggota masyarakat atas bantuan dari notaris atau advokat tersebut. Terhadap perjanjian jual beli Perumahan Syukur Indah dapat dikategorikan pada jenis perjanjian baku sepihak karena yang menentukan isi perjanjian jual-beli adalah pihak penjual developer, pembeli hanya tinggal membaca dan menandatangani isi perjanjian tersebut, Keberadaan perjanjian ini di dalam prakteknya diterima baik di masyarakat, karena lebih praktis dan lebih efisien dalam pernggunaan waktu, biaya serta akan memberikan keuntungan bagi para pihak dalam perjanjian tersebut. Apabila berkas telah sampai pada pihak bank dan telah ada persetujuan dari pihak bank untuk memenuhi permohonan kredit dari konsumen maka seketika itu juga dibuatlah akta jual-beli didepan notaries dan ditandatangani oleh developer dan pembeli dan seketika itu jugalah hak milik pun berpindah dari tangan developer selaku si penjual keapda pihak pembeli.

B. Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah KPR oleh Pihak Developer kepada Pihak Pembeli.

Unsur-unsur pokok perjanjian jual-beli adalah barang dan harga. Perjanjian jual-beli itu terjadi pada detik tercapainya “sepakat” mengenai harga Universitas Sumatera Utara dan barang. Begitu kedua belah pihak sudah setuju tentang barang dan harga, maka lahirlah perjanjian jual-beli yang sah. Sifat konsensual dari jual-beli tersebut ditegaskan kedalam pasal 1458 yang berbunyi “jual beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka mencapai kata sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang itu belum diserahkan maupun harganya belum dibayar.” 49 Pernyataan timbal balik dari kedua belah pihak merupakan sumber untuk menetapkan hak dan kewajiban bertimbal balik diantara mereka. Apakah semua pernyataan dapat dipertanggungjawabkan kepada menimbulkan kewajiban-kewajiban bagi pihak yang melakukan pernyataan itu? Karena mengenai hal ini tidak kita temukan sesuatu ketentuan dalam Undang-Undang, maka persoalan itu telah dipecahkan oleh para sarjana dan yurisprudensi. 50 Di Perumahan Syukur Indah, setelah dipenuhi syarat-syarat administrasi yang telah dilengkapi oleh calon debitur Perumahan Syukur Indah, maka tahap selanjutnya adalah tahap pemeriksaan persyaratan administrasi tersebut. Pihak developer akan mengadakan penelitian terhadap persyaratan administrasi dan pemeriksaan dilapangan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kebenaran 49 Prof. R. Surbekti. SH, Op.cit, hal.2 50 Ibid, hal. 6 Universitas Sumatera Utara informasi yang di berikan oleh calon konsumen. Apabila dalam pemeriksaan di lapangan data yang diberikan sesuai dengan kenyataan, maka pihak developer akan meneruskan permohonan pembelian rumah secara kredit yang diajukan oleh calon konsumen. Namun apabila dalam pemeriksaan di lapangan data yang diberikan tidak sesuai dengan kenyataan, maka pihak developer dapat menolak pengajuan permohonan pembelian rumah secara kredit dari calon konsumen dengan atau tanpa memberikan alasan penolakannya. Terhadap permohonan pengajuan pembelian rumah yang diterima oleh developer, maka mulai masuk pada tahap pelaksanaan perjanjian. Sebelum diajukannya permohonan kredit pemilikan rumah pada pihak bank, calon pembeli dianjurkan membayar uang muka. Biasanya pihak bank menetapkan uang muka sebesar 20 duapuluh persen dari harga satuan rumah, namun di Perumahan Syukur Indah seorang calon pembeli cukup membayar panjar sebesar 5 lima persen dari harga satuan rumah. Jadi, apabila calon pembeli tidak ingin melanjutkan proses kredit pemilikan rumah ataupun si calon pembeli mempunyai alasan lain sehingga ingin menghentikan proses perkreditan rumah, maka uang panjar dianggap hangus. Dalam hal ini kedua belah pihak telah mencapai kata sepakat untuk mengadakan perjanjian jual beli rumah tersebut. 51 51 Hasil wawancara pada Direktur Perumahan Syukur Indah tanggal 11 Juni 2012 Universitas Sumatera Utara Setelah akad kredit dilakukan dan terjadilah peralihan hak milik dari developer ke pihak pembeli, maka apabila terjadi kecacatan dalam rumah yang dibeli baik kesalahan developer atau dari pihak pembeli itu sendiri developer tidak bertanggung jawab, itu semua diserahkan pada pihak pembeli karena dianggap itu sudah menjadi hak milik si pembeli sehingga tanggung jawab pun sudah beralih. Itu sebabnya diharapkan pada pihak pembeli untuk lebih cermat dan sering mengkontrol pembangunan rumah sehingga tidak terjadi kesalahan- kesalahan yang mengakibatkan ketidaknyamanan dikemudian hari. Di Perumahan Syukur Indah pernah juga terjadi sebelum rumah siap 100 seratus persen seorang calon pembeli yang telah membayar panjar meminta pada pihak developer untuk mengganti model rumah ataupun warna rumah sesuai dengan keinginan hati si calon pembeli. Hal ini diperbolehkan oleh developer dengan catatan apabila terjadi penambahan uang dalam pembangunan dan perubahan model ataupun warna rumah yang dimintakan oleh si calon pembeli, maka penambahan tersebut di tanggung oleh pihak pembeli. 52 Pada dasarnya suatu perjanjian yang telah dibuat tidak dapat ditarik kembali kecuali disetujui oleh kedua belah pihak. Demikian pula halnya dengan perjanjian pengikatan jual beli rumah antara developer dengan konsumen juga 52 Hasil wawancara pada Direktur Perumahan Syukur Indah tanggal 11 Juni 2012 Universitas Sumatera Utara tidak bisa ditarik kembali. Menurut H. Jawakil, perjanjian yang telah dibuat tidak dapat ditarik kembali tanpa persetujuan kedua belah pihak atau karena alasan- alasan yang cukup menurut Undang-Undang dan harus dilaksanakan dengan itikad baik. Ditegaskan dalam Pasal 1338 KUHPerdata : 1 Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya. 2 Perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak atau karena suatu alasan –alasan yang oleh Undang-Undang dinyatakan cukup untuk itu. 3 Perjanjian-perjanjian itu harus dilaksanakan dengan itikad baik. Berdasarkan ketentuan Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata tersebut di atas, setiap perjanjian yang telah dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi yang membuatnya. Hal ini berarti perjanjian pengikatan jual beli rumah yang dibuat antara developer dengan konsumen mengikat kedua belah pihak. Masing-masing pihak berkewajiban untuk melaksanakan isi dari perjanjian tersebut. Selanjutnya dalam ayat 2 ditegaskan bahwa perjanjian yang telah dibuat tersebut tidak dapat ditarik kembali atau dibatalkan. Perjanjian dapat dibatalkan dalam hal : 1 Kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri perjanjian Universitas Sumatera Utara 2 Isi dari perjanjian tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Para pihak harus melaksanakan perjanjian dengan itikad baik. Apabila salah satu pihak atau kedua belah pihak memiliki itikad buruk dalam melaksanakan isi perjanjian, maka pihak yang merasa dirugikan dapat mengajukan pembatalan perjanjian kepada Pengadilan Negeri yang tentunya harus ada bukti-bukti yang cukup kuat. Dengan dimaksudkannya baik dalam pelaksanaan perjanjian berarti tidak lain kita harus menafsirkan perjanjian itu berdasarkan keadilan dan kepatutan. Menafsirkan suatu perjanjian adalah menetapkan akibat-akibat yang terjadi. Dengan demikian menurut Pitlo, terjadi hubungan yang erat antara ajaran itikad baik dalam pelaksanaan perjanjian dan teori kepercayaan pada saat perjanjian. Itikad baik Pasal 1338 ayat 3 dan kepatutan Pasal 1339 umumnya disebutkan secara senafas, dan H.R dalam putusan tanggal 11 Januari 1924 telah sependapat bahwa apabila hakim telah menguji dengan kepantasan dari suatu perjanjian tidak dapat dilaksanakan maka berarti perjanjian itu bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan. 53 Itikad tidak baik dari salah satu pihak misalnya dari pihak calon pembeli tidak jujur telah melakukan kredit sebelumnya atau memanipulasi slip gaji danatau jabatan pekerjaan ditempat ia bekerja. Namun di Perumahan 53 Prof. Purwahid Patrik, SH, Dasar-Dasar Hukum Perikatan Perikatan yang lahir dari perjanjian dan dari undang-Undang, Mandar Maju, Bandung, 1994 Universitas Sumatera Utara Syukur Indah belum pernah terjadi hal semacam ini sehingga permohonan kredit selalu lolos dari survey terhadap pihak bank. Sedangkan itikad tidak baik dari pihak developer yaitu memanipulasi tentang rumah yang akan dibangun tidak sesuai dengan yang dipasarkan, status tanah tidak jelas atau dalam sengketa, tidak memperoleh izin mendirikan bangunan dan sebagainta. Di Perumahan Syukur Indah juga tidak terjadi itikad tidak baik ini, sehingga para pembeli belum pernah complain ataupun melaporkan developer pada pihak yang berwenang ataupun menggugat baik secara pidana maupun perdata ke pengadilan. 54 Secara umum pada Perumahan Syukur Indah yang dijelaskan oleh H. Jawakil selaku pihak developer, pelaksanaan perjanjian pengikatan jual beli rumah antara developer dengan konsumen umumnya berjalan dengan baik. Hal Untuk mengantisipasi terjadi pembatalan perjanjian oleh salah satu pihak dalam perjanjian pengikatan jual beli rumah antara developer dengan konsumen, dalam salah satu klausula perjanjian dicantumkan sanksi bagi pihak yang membatalkan perjanjian. Pada prakteknya klausula tersebut lebih banyak mengatur kewajiban konsumen, artinya dalam perjanjian tersebut lebih banyak mengatur tentang sanksi bagi konsumen yang membatalkan perjanjian pengikatan jual beli, sedangkan sanksi bagi developer yang membatalkan perjanjian pengikatan jual beli ini tidak diatur. 54 Hasil wawancara pada Direktur Perumahan Syukur Indah Tanggal 11 Juni 2012 Universitas Sumatera Utara tersebut disebabkan bahwa pelaksanaan perjanjian pengikatan jual beli rumah lebih mengarah pada proses beralihnya hak kepemilikan atas tanah dan bangunan dari developer selaku penjual kepada konsumen selaku pembeli. Persoalan biasanya baru muncul manakala objek dalam perjanjian pengikatan jual beli rumah telah diserahkan ternyata kualitasnya tidak sesuai dengan yang diharapkan konsumen ataupun lingkungan di mana rumah yang menjadi obyek perjanjian didirikan tidak sesuai dengan yang dipromosikan. Hal inilah sebenarnya yang perlu dicermati bersama baik oleh developer sendiri selaku penjual maupun oleh konsumen selaku pembeli. C. Peran Developer Dalam Perjanjian Jual-Beli rumah secara Kredit Pemilikan Rumah KPR Kepada Pihak Pembeli dan Pihak Bank Dalam sub bab ini penulis akan memaparkan peranan developer dalam proses-proses terlaksananya permohonan kredit secara lengkap. pada awal pertama dilakukan kesepakatan antara pembeli konsumen dan penjual developer dengan ketentuan yang diberlakukan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli agar pihak pembeli memenuhi kewajibannya. Kewajibannya ialah memberikan booking fee sesuai dengan ketentuan yang diberikandibuat oleh pihak penjual kepada pihak pembeli. penjual memberikan ketentuan booking fee sesuai dengan acuan yang diberikan oleh pihak bank. Ketentuan tersebut sebesar 20 dari harga penjualan rumah yang telah di tetapkan harganya oleh si penjual. Misalnya harga satu rumah Rp. 200.000.000-, 20 dari harga satuan rumah Universitas Sumatera Utara adalah Rp. 40.000.000-‘. maka si pembeli sebelum diberikan kredit harus membayar booking fee pada si penjual seharga Rp. 40 juta. Dalam hal ini pengurusan yang dilakukan oleh pihak penjual dan pihak pembeli melakukan atau memenuhi ketentuan-ketentuan administrasi sesuai dengan ketentuan bank, yang mana pihak pembeli harus melengkapi berkas- berkas yang diperlukan seperti yang telah penulis singgung pada sub bab di atas. dan kepada pihak penjual harus melengkapi berkas administrasi terlebih dahulu berupa : a. Foto copy KTP suami dan istri b. Pas foto suami dan istri c. buku nikah d. fotocopy sertifikat e. fotocopy PBB sesuai dengan tahun yang berlaku f. Foto Copy IMB izin mendirikan bangunan yang dilegalisir oleh instansi yang berwenang 55 Setelah berkas lengkap maka pihak penjual yaitu developer memberikanmengajukan kepada pihak bank yang dituju. pada umumnya penjual sudah menjalin kerja sama terhadap suatu bank, namun si pembeli juga boleh 55 Hasil wawancara dengan Direktur perumahan Syukur Indah tanggal 15 Juni 201 Universitas Sumatera Utara memilih bank lain yang pembeli ingikan apabila si pembeli lebih nyaman atau lebih percaya dengan bank yang lain daripada bank yang di tujukan oleh si penjual.. Setelah berkas diterima oleh pihak bank, maka bank akan memeriksa secara online seprti pengecekan bersih diri terhadap si pemohon kredit kepada Bank Indonesia atau biasa disebut dengan istilah clearing untuk mengetahui apakah si pemohon pernah melakukan kredit atau sedang melakukan kredit di bank lain, atau ternyata si pemohon kredit pernah melakukan kredit namun kredit tersebut cacat pemohon pernah melakukan kredit macet. Jika pemohon terbukti pernah melakukan tindakan tersebut maka pihak bank secara langsung menolak berkas yang diajukan keapda pihak bank. Namun apabila setelah diperiksa cek bersih diri oleh bank dan hasilnya si pembeli tidak memenuhi semua criteria di atas maka berkaspun diterima dan diproses secara berkala, yaitu bank akan memerintahkan kepada rekan kerjanyanyaitu konsultan yang berasal dari perusahaan swasta rekanan bank untuk melakukan survey terhadap rumah yang akan dibeli si pemohon kredit. apakah rumah itu sudah selesai ataupun belum sesuai kondisinya. Apabila setelah di survey terhadap rumah yang akan dibeli oleh sipemohon, maka pihak bank akan memberikan teguran pada pihak penjual agar segera menyelesaikan bangunan tersebut. Apabila rumah telah selesai Universitas Sumatera Utara seutuhnya namun belum terpasang arus listrik di dalamnya atau air PDAM Tirtanadi sesuai dengan ketentuan yang diberikan si penjual pada pihak bank maka bank akan memberikan hak retensi pada pihak penjual. Dimana hak retensi tersebut menahan sekitar 10 dari jumlah harga nominal dari total pembayaran rumah tersebut. Setelah itu itu bank akan melakukan survey ke lokasi tempat kerja pemohon kredit yang akan dilakukan oleh tim apresiasi bank itu sendiri. Disini tim apresiasi bank akan melihat apakah si pemohon kredit memang bekerja pada perusahaan yang sesuai dengan kelengkapan berkas yang telah diisi dan diajukan oleh si pemohon kredit. Apabila sipemohon kredit memang bekerja di perusahaan yang sesuai dengan isi kelengkapan berkas adminsitrasi maka tim apresiasi melihat apakah si pemohon kredit bekerja dengan baik dalam arti tidak pernah mendapat teguran ataupun pernah melakukan kesalahan yang dapat memperngaruhi kinerja si pemohon kredit dikemudian hari berpotensi akan dipecat. Setelah selesai di survey ke lokasi tempat kerja pemohon kredit maka berkas akan diajukan kepada tim analisis. Tim analisis ini yang kemudian menentukan berapa total kredit yang akan diberikandikabulkan pada si pemohon kredit. Universitas Sumatera Utara Apabila dari tim analisis sudah menetapkan total kredit yang akan diberikan kepada pemohon kredit selanjutnya akan diberikan kepada kepala bagian kredit untuk dilakukan penyetujuan pemberian kredit kepada sipemohon kredit. Setelah disetujui maka bank akan memberitahukan kepada pihak penjual atau pihak pemohon kredit untuk melakukan akad kredit. Dan pada saat dilakukan akad kredit pemohon diwajibkan untuk membayar iuran pertamacicilan bulan pertama, asuransi jiwa, asuransi kebakaran, biaya notaris, pajak negara yang terdiri dari a. BPHTB Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan b. PPH Pajak Penghasilan Setelah selesai melakukan akad kredit dan sudah dibayar semua urusan oleh pihak bank pada pihak penjual, maka dilakukan dihadapan notaris pembuatan akta jual-beli antara pihak penjual dan pihak pembeli. Setelah itu bank akan memberikan bayaran kepada pihak penjual. Tujuan dari diadakannya perjanjian kerja sama antara bank dengan developer adalah untuk memudahkan bank mengadakan kerjasama dalam memberikan fasilitas kredit pemilikan rumah. Dengan adanya perjanjian kerjasama tersebut, bank dapat mengetahui bagaimana reputasi developer tersebut dari sisi legal, diharapkan bank terlindungi karena adanya kerjasama tersebut, sehingga perlu adanya kerjasama dalam bentuk tertulis, yang biasanya didasari Universitas Sumatera Utara oleh perjanjian kerja sama. Bentuk kerjasama antara developer dengan bank dalam pemberian fasilitas kredit pemilikan rumah KPR menerapkan system kemitraankerjasama. Hubungan hukum antara bank dan developer dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama yang dibuat pada akta tertulis dibawah tangan yang ditandatanani di atas materai. Isi pejanjian kerjasama di sesuaikan dengan keadaan satatus tanah dan bangunan, kelengkapan dokumen, reputasi ownerdeveloper, dan sebagainya. Jika status jaminan masih dalam bentuk sertifikat induk maka dalam perjanjian kerjasama diisyaratkan buy back quarante yang harus dilaksanakan sampai AJB dan APHT ditandatangani oleh debitur. Hal ini menyebabkan kerugian pada pihak debitur ataupun pihak bank Setelah fasilitas kredit di berikan kepada debitur maka bank sesuai perjanjian kerjasama akan mengatur mengenai skema pencairan dana, yang akan di sesuaikan dengan kondisi tanah dan bangunan atau berdasarkan progress report penyelesaian rumah sesuai ketentuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Secara teori, kedudukan para pihak dalam perjanjian kerjasama ini adalah tidak seimbang, di mana terdapat hak dan kewajiban bank yang terlalu luas jika di bandingkan dengan hak developer sebagai penyedia perumahan. Namun hal ini di maksudkan untuk melindungi debitur selaku konsumen perumahan, jika developer lalai dalam memenuhi kewajibannya. Berbagai masalah yang ada pada kerjasama antara developer terutama dalam proses pengurusan dokumen jaminan sertifikat Universitas Sumatera Utara belum dipecah ataupun dokumen tanah dan bangunan seperti, bangunan belum selesai melewati jangka waktu yang telah di tetapkan sebelumnya, spesifikasi bangunan yang tidak sesuai dengan yang diperjanjikan dan sebagainya. Hal ini menyebabkan kerugian pada pihak debitur ataupun pihak bank. 56 56 ht t p: reposit ory.usu.ac.id handle 123456789 24964, Hubungan Antara Developer Dengan Pihak Bank tanggal 15 Juni 2012, pukul 20.08 WIB Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN