commit to user
6. Asal-usul indukan jelas, dan bukan merupakan hasil perkawinan sedarah atau inbreeding.
Pemilhan bibit puyuh grower dan layer final stock yang berasal dari perkawinan atau persilangan puyuh parent stock, sebab puyuh jenis tersebut
mempunyai produktifitas lebih tinggi dibandingkan dengan jenis puyuh hasil dari perkawinan sedarah atau inbreeding. Selain itu kondisi kesehatan dan
kualitas bibit juga lebih terjaga, karena telah melewati tahap seleksi yang benar Wuryadi, 2011 .
Seleksi bibit puyuh hendaknya tidak hanya dilakukan pada masa starter, tetapi juga pada masa grower, dan menginjak dewasa siap bertelur .
Seleksi pada periode starter meliputi pemilihan DOQ Day Old Quail. DOQ yang dipilih bukan hasil dari perkawinan sedarah, memilih anak puyuh yang
besarnya seragam, gesit serta tidak mempunyai cacat fisik seperti kaki pengkorbengkok, paruh melengkung, dan sayap patah. Mata puyuh harus
cerah, bersih, tidak terlihat mengantuk dan penyakitan, serta aktif mencari pakan. Seleksi pada burung puyuh periode grower dan puyuh menginjak
dewasa hampir sama yaitu dilakukan dengan memilih puyuh yang sehat, tidak berpenyakit, tidak mempunyai cacat fisik, aktif mencari pakan, selain itu juga
dilakukan pemilihan terhadap bibit puyuh yang pertumbuhannya tidak normal atau kerdil sehingga diperoleh puyuh yang mempunyai bobot dan ukuran
seragam Listiyowati dan Roospitasari, 2009 .
D. Pemeliharaan
Pemeliharaan
burung puyuh terdiri dari 3 fase yaitu 1 pemeliharaan puyuh starter yang dilakukan dikandang khusus puyuh starter, pemeliharaan
puyuh starter harus terpisah dari puyuh yang lebih besar agar tidak terjadi perkelahian. Perkelahian dapat mengakibatkan cacat bahkan kematian. 2
pemeliharaan puyuh fase grower, pemeliharaan puyuh grower dilakukan dalam kandang grower. 3 pemeliharaan puyuh fase layer, pada pemeliharaan
puyuh pada fase layer kandang yang digunakan sama seperti kandang grower. Kandang untuk skala besar sebaiknya tidak dalam ukuran besar sekaligus,
commit to user
tetapi berukuran sedang yang disatukan dalam kandang besar, dengan demikian pemeliharaan menjadi lebih mudah dan puyuh tidak saling berkelahi
karena populasi terlalu besar. Luas kandang yang dibuat tergantung kebutuhan dan jumlah puyuh yang dipelihara. Untuk kandang berukuran 1 m² dapat diisi
90-100 ekor anak puyuh. Sementara untuk anak puyuh umur berumur 10 hari hingga lepas anakan per meter persegi dapat diisi 60 ekor puyuh, dan
selanjutnya menjadi 40 ekor per meter persegi sampai dengan puyuh diafkir Listiyowati dan Roospitasari, 2009 .
E. Pakan
Jenis pakan dibedakan menurut bentuknya dan kegunaannya dalam fase pemeliharaan puyuh. Menurut bentuknya, pakan dibagi menjadi 3 yaitu, 1 mash
atau pakan yang berbentuk tepung, 2 crumble atau pakan yang berbentuk remah- remah, keuntungan pakan bentuk ini mudah dipatuk sehingga lebih disukai
puyuh, dan 3 pellet, bentuk pelet seperti biji-bijian sehingga dapat mengundang selera makan ternak. Sedangkan menurut penggunaannya berdasarkan fase
pemeliharaan, pakan dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu 1 pakan fase starter, yaitu pakan yang diberikan pada masa pertumbuhan, fase pertumbuhan tersebut
mulai DOQ masuk sampai siap bertelur, 2 pakan fase layer, yaitu pakan yang diberikan pada puyuh yang mulai bertelur Rangkuti, 2011 .
Kebutuhan Nutrisi Puyuh Starter.
Tabel 2. Kebutuhan nutrisi puyuh starter Kandungan Pakan
Persentase ME Metabolisme energi
Min 2800 Kcalkg Protein Kasar
Min 21-23 Lemak kasar
Kadar Air Mak 4-8
Mak 12 Serat kasar
Abu Mak 4
Mak 8 Kalsium Ca
0,9 - 1,2 Phospor
0,76 - 1 Sumber: Wuryadi, 2011
commit to user
Tabel 3. Kebutuhan nutrisi puyuh layer Kandungan Pakan
Persentase ME Metabolisme energi
Min 2900 Kcalkg Protein Kasar
Min 22 Lemak kasar
Kadar Air Mak 3,96
Mak 14 Serat kasar
Abu Mak 6
Mak 10 Kalsium Ca
3,25 - 4 Phosphor P
0,6 Sumber: Wuryadi, 2011
F. Penyakit