commit to user
engah akibat kepanasan. Perlakuan mengeluarkan puyuh dan menjemur puyuh dibawah terik matahari hal ini menurut pemilik
peternakan puyuh yaitu bapak Suryono, berfungsi sebagai sumber vitamin D alami, dan dapat membunuh kuman yang terdapat dalam
kandang puyuh.
4. Pemeliharaan Puyuh Fase Grower
Pemeliharaan puyuh pada fase grower, merupakan lanjutan dari tahapan pemeliharaan sebelumnya yaitu fase starter. Fase grower yaitu
saat puyuh berumur 21-30 hari, pada fase ini fisik puyuh sudah lebih kuat, dan bisa beradaptasi dengan lingkungan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada pemeliharaan puyuh fase grower yaitu : a. Persiapan kandang
Sebelum puyuh dimasukkan ke kandang grower, kandang dibenahi terlebih dahulu, tempat untuk menampung kotoran dan kawat
dinding kandang yang sudah rusak diganti dengan yang baru. Tempat pakan dan minum juga harus disiapkan. Setelah itu kandang dicuci
bersih, dijemur berfungsi untuk mematikan bibit penyakit yang mungkin masih tertinggal didalam kandang, setelah itu kandang siap
ditempati puyuh fase grower. Untuk menghindari stress, sebelum dipindah ke kandang grower, puyuh diberi vitamin dan antibiotik
terlebih dahulu. b. Pemilihan Bibit Puyuh Grower
Puyuh yang sebelumnya berada di kandang starter, secara bertahap dipindah ke kandang grower. Puyuh yang dimasukkan
kandang grower diseleksi terlebih dahulu berdasarkan ciri fisik yaitu puyuh yang sehat dan mengalami cacat fisik di bedakan kandangnya,
selain itu juga dipilih berdasarkan kesehatan puyuh yang dapat dilihat dari kelincahan dan gerak puyuh saat berada dikandang, selain itu
seleksi juga berdasarkan ukuran tubuh yang seragam, sehingga puyuh dalam satu kandang mempunyai ukuran tubuh dan bobot badan yang
commit to user
seragam yaitu sekitar 70-75 gramekor, dan hal ini dilakukan bertujuan untuk mengurangi resiko kematian dan kekerdilan.
c. Kepadatan dan Suhu di Dalam Kandang Kandang puyuh pada fase grower berukuran 100x60x30 cm,
jumlah puyuh yang dimasukkan kedalam kandang grower adalah 25 ekorkandang. Karena puyuh pada fase grower sudah dapat beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya, maka tidak dibutuhkan lagi bohlam sebagai pemanas, suhu dalam kandang cukup 25ºC. Hanya saja pada
malam hari didekat kandang grower ditempatkan bohlam secukupnya sebagai sumber cahaya, agar puyuh tidak saling tabrak yang dapat
mengakibatkan luka bahkan cacat pada puyuh, dan selain itu agar puyuh dapat melakukan aktivitas makan dan minum, sehingga
pertumbuhan bisa maksimal. d. Pemberian Pakan dan Minum
Pada fase grower jenis pakan yang diberikan masih sama dengan jenis pakan yang diberikan pada fase starter adalah jenis pakan
complete feed yaitu BR1 merk Comfeed dari produsen pakan JAPFA Comfeed Indonesia, yang telah digiling sehingga berbentuk tepung
mash. Jumlah pakan yang diberikan per ekor per hari yaitu sekitar 12-14 grekorhari. Kebutuhan pakan yang diberikan juga akan terus
mengalami peningkatan sesuai dengan tingkatan umur puyuh. Pemberian pakan dilakukan pada pagi hari, sedangkan kebutuhan
minum untuk satu kandang ukuran 100x60x30cm yang berisi 50 ekor puyuh adalah kurang lebih 25-35 mlekorhari, akan tetapi lebih baik
jika pemberian minum dilakukan secara adlibitum, air minum ditempatkan pada wadah minum berukuran 1 Lbotol, dan penggantian
air dilakukan setiap hari. e. Perawatan Puyuh dan Kandang
Perawatan puyuh pada masa grower sangat penting dan perlu diperhatikan dengan seksama, karena pertumbuhan pada masa grower
mempengaruhi produksi pada saat fase layer. Kandang puyuh fase
commit to user
grower sudah ditempatkan menjadi satu bangunan dengan puyuh fase layer. Kelembaban dan sirkulasi udara harus tetap terjaga dengan baik,
untuk itu kotoran puyuh dibersihkan setiap hari, agar tidak timbul bibit penyakit dan kelembaban yang terlalu tinggi sehingga kesehatan puyuh
tetap terjaga dengan baik.
5. Pemeliharaan Puyuh Fase Layer