Analisis Manajemen Sarana dan Prasarana Perkeretaapian Terhadap

commit to user cv Dirjen KA setiap 3 bulan sekali juga melakukan peninjauan langsung terhadap seluruh kegiatan pelakasanaan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana perekeretaapian di daerah. Kegiatan ini sebagai verivikasi Dirjen terkait pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan dan dianggarakan dalam RKAD. Disamping itu, pengawasan yang sifatnya insidental juga dilakukan oleh PT. KAI terkait laporan dari masyarakat terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian di wilayah Daop VII Madiun yang mengalami kerusakan dan diperlukan perbaikan. Senada dengan yang disampaikan oleh Bapak bapak Suranta selaku KUPT Resort JJ Madiun: “Pengawasan dari luar dilakukan oleh Dirjen KA itu sendiri, Mbak. Setiap 3 bulan mereka melakukan peninjauan ke daerah terkait verivikasi anggaran yang telah dikeluarkan sesuai dengan RKAD”. Wawancara, 25 Februari 2011

C. Analisis Manajemen Sarana dan Prasarana Perkeretaapian Terhadap

Penurunan Kecelakaan Kereta Api Berdasarkan tabel yang ada di depan tabel 1.2 mengenai penyebab kecelakaan Kereta Api di Daop VII tahun 2008 sampai dengan 2010, kecelakaan kereta api yang terjadi paling banyak disebabkan oleh faktor sarana dan prasarana perkeretaapian. Dari tabel tersebut bisa dijelaskan bahwa pada tahun 2008 terjadi 3 kasus yang disebabkan oleh faktor manusia secara eksternal maupun internal yaitu karena kendaraan umum yang tidak hati-hati ketika melewati jalan perlintasan kereta api dan karena masinis yang melakukan pelanggaran sinyal. Kasus kecelakaan kereta api yang disebabkan dari sarana sebanyak 3 kasus, ketiganya disebabkan karena kerusakan rem pada kereta api. Dari prasarana kereta commit to user cvi api kasus kecelakaan yang terjadi sebanyak 8 kasus ini disebabkan karena keadaan rel yang rusak. Korban yang ada sebanyak 3 orang meninggal dan 9 orang luka berat. Pada tahun 2009 angka kecelakaan kereta api juga di dominasi karena sarana dan prasarana perkeretaapian. Dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2009 kasus kecelakaan kereta api yang disebabkan oleh faktor manusia secara internal maupun eksternal ada 2 kasus, ini disebabkan karena kendaraan umum yang tidak berhati-hati ketika melewati perlintasan. Kasus kecelakaan yang disebabkan oleh sarana kereta api ada 8 kasus, penyebabnya adalah kerusakan atau ke-trouble-an dari peralatan sarana kereta api itu sendiri. Kasus yang disebabkan karena prasarana kereta api terjadi 4 kasus kecelakaan, penyebabnya sama dengan tahun sebelumnya yaitu karena keadaan rel yang kurang baik. Di tahun 2009 ini kecelakaan kereta api yang terjadi menelan korban meninggal sebanyak 4 orang dan luka berat sejumlah 15 orang. Pada tahun 2010 terjadi kecelakaan kereta api sebanyak 9 kali. Dominan penyebabnya adalah dari prasarana kereta api. Penyebab yang berasal dari faktor manusia hanya 1 kasus yaitu dikarenakan pelanggaran batas kecepatan oleh masinis. Dari faktor sarana terjadi 2 kasus kecelakaan kereta api yang dikarenakan kerusakan pada as roda kereta api dan dari prasarana sendiri terjadi 6 kasus kecelakaan kereta api yang disebabkan karena keadaan rel yang kurang baik. Korban kecelakaan kereta api di tahun 2010 ini mengalami penurunan yaitu korban meninggal sebanyak 3 orang dan korban luka berat 8 orang. commit to user cvii Dari keseluruhan kasus kecelakaan kereta api di Daop VII selama 3 tahun terakhir, yaitu tahun 2008 sampai 2010 total terjadi 35 kasus kecelakaan kereta api yang menelan korban meninggal sebanyak 10 jiwa dan luka berat sebanyak 29 orang. Penyebab yang mendominasi adalah karena sarana perkeretaapian sebanyak 11 kali dan dari prasarana sebanyak 18 kali. Keadaan sarana kereta api pada kenyataannya banyak komponen kereta api yang keadaannya kurang baik dan keadaaan prasarana kereta api sendiri terutama pada lintasan rel yang keadaaanya banyak yang sudah lelah sehingga sangat memicu terjadinya kecelakaan kereta api. Berkaitan dengan hal tersebut PT. Kereta Api Indonesia Persero Daop VII Madiun sudah menjalankan manajemen sarana dan prasarana perkeretaapian. Dari manajemen yang ada dari segi perencanaan sudah dilakukan dengan baik, tetapi dari segi pengorganisasian, koordinasi dan pengawasan masih ada hambatan yang dialami. Sehingga manajemen sarana dan prasarana yang ada berjalan masih kurang maksimal. Manajemen sarana dan prasarana perkeretaapian yang sudah dijalankan oleh PT. Kereta Api Indonesia Persero Daop VII Madiun meskipun belum berjalan secara maksimal tapi telah memberikan dampak terhadap penurunan kecelakaan kereta api. Meskipun penurunan angka kecelakaan kereta api yang terjadi selama 3 tahun tersebut tidak terlalu signifikan tetapi setidaknya sudah tercapai harapan penurunan angka kecelakaan kereta api yang terjadi. Sehingga manajemen sarana dan prasarana yang dijalankan di PT. Kereta Api Indonesia Persero Daop VII Madiun tersebut benar-benar memberikan peran dan berfungsi positif terhadap penurunan angka kecelakaan kereta api pada 3 commit to user cviii tahun terakhir yaitu tahun 2008 terjadi 14 kasus kecelakaan kereta api, pada tahun 2009 turun menjadi 11 kasus kecelakaan kereta api dan pada tahun 2010 angka kecelakaan kereta api kembali mengalami penurunan yaitu sebanyak 9 kasus. Dari penjelasan tersebut bisa dikatakan bahwa tujuan dari pelaksanaan manajemen saran dan prasarana perkeretaapian dapat tercapai yaitu penurunan angka kecelakaan kereta api. Meskipun demikian PT. Kereta Api Indonesia Persero Daop VII Madiun tetap harus mengatasi hambatan-hambatan yang dialaminya. Sehingga kedepannya dengan manajemen sarana dan prasarana yang mantap akan memberikan dampak yang lebih signifikan terhadap penurunan kasus kecelakaan kereta api di Daerah Operasi VII Madiun commit to user cix

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada manajemen sarana dan prasarana perkeretaapian, prosesnya meliputi 4 fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengawasan. Kesimpulan dari 4 fungsi manajemen pada sarana dan prasarana perkeretaapian dapat dijelaskan pada uraian dibawah ini :

1. Perencanaan Planning

Pada perencanaan kegiatan sarana dan prasarana tiap Seksi mempunyai perencanaan masing-masing. Perencanaan di seksi Sarana meliputi perencanaan pemeliharaan periodik, Semi Pemeriksaan Akhir SPA dan Pemeriksaan Akhir PA, di seksi Jalan Rel dan Jembatan ada perencanaan bulanan dan perencanaan triwulan, pada seksi Sinyal dan Telekomunikasi ada perencanaan pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan korektif. Pada tahap perencanaan ini tidak ada hambatan dari tiap-tiap seksi. Perencanaan dapat disusun dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan keadaan yang ada. Dalam pelaksanaannya semua dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. 2 . Pengorganisasian Organizing Tahap kedua adalah pengorganisasian. Dalam memelihara sarana dan prasarana perkeretaapian di Daop VII sudah terbentuk bidang-bidang