Manajemen 1. Pengertian Manajemen Manajemen Sarana dan Prasarana Perkeretaapian

commit to user xxiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen

Penggunaan istilah manajemen pada dasarnya merupakan padanan kata dari pengelolaan, pengaturan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, administrasi, dan sebagainya. Istilah tersebut kesemuanya mengarah pada satu istilah umum yang biasa digunakan untuk menggantikan kata, yaitu manajemen. Senada dengan itu H. B. Siswanto 2006:1 mengatakan bahwa : “Istilah manajemen management telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi, dan sebagainya”. Ada beberapa definisi atau batasan-batasan mengenai manajemen yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Sondang P. Siagian 2005:1, manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain. Senada dengan Mary Parker Follett dalam T. Hani Handoko 2003:8 mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. commit to user xxiv Pengertian manajemen begitu luas, sehingga bisa saja diartikan seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih daripada itu. Menurut James A.F. Stoner dalam Yohannes Yahya 2006:2 bahwa : “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses, bukan seni. Manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal tersebut merupakan kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan, James

A. F. Stoner dan Charles Wankel dalam H. B. Siswanto 2006:2 mengatakan

bahwa: “Management is the process of planning, organizing, leading, and controlling the efforts of organization members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals”. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi Senada dengan T. Hani Handoko 2003:8 manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer, tanpa mempedulikan kecakapan dan ketrampilan khusus mereka, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan yang mereka inginkan. Sedangkan dalam dalam European Journal of Social Sciences, Vol 11. No 3 2009 menyatakan bahwa: commit to user xxv “Management theory providers a simple conceptual framework for organizing knowledge and for providing a blueprint for action to help guide organizations toward their objectives” Teori Manajemen menyediakan suatu kerangka konseptual yang sederhana untuk mengorganisir pengetahuan dan untuk menyediakan suatu panduan untuk membantu mengarahkan organisasi mencapai sasaran mereka Cole, 2004; Dubrin, 2006 : 403 Manajemen sangat diperlukan dalam suatu organisasi, apapun bentuk organisasi tersebut. Tiga alasan utama diperlukannya manajemen menurut T. Hani Handoko 2003:6-7 adalah: 1. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi. 2. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan- tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi. 3. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yng berbeda. Sebagai salah satu cara pada umumnya adalah efisiensi dan efektifitas. Atas dasar uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya organisasi untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan landasan dasar dan kekuatan utama dalam melaksanaan suatu kegiatan demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Manajemen diperlukan untuk mengakomodasi dan menghimpun sumber daya manusia dan manajerial dalam suatu organisasi. commit to user xxvi

2. Fungsi-Fungsi Manajemen

Pada hakekatnya tujuan yang telah direncanakan dalam manajemen dapat tercapai melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Fungsi manajemen merupakan penjabaran dari proses kebijakan dan program tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh seluruh sumber daya dalam organisasi apapun. Dalam beberapa pembahasan mengenai fungsi manajemen dari para ahli memiliki perbedaan, namun perbedaan tersebut pada dasarnya saling melengkapi. Salah satu ahli, yaitu Henry Fayol dalam Yohanes Yahya 2006:11-12 menjelaskan bahwa fungsi-fungsi manajerial terdiri dari : Perencanaan, Pengorganisasian, Penyusunan Personalia, Pengarahan, dan Pengawasan. Salah satu ahli R. D Agarwal menyebutkan bahwa fungsi manajemen meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan, pengkoordinasian, dan pengawasan yaitu sebagai berikut: “The management process comprises the following six function:” Proses manajemen terdiri dari enam fungsi: 1. Planning 2. Organizing 3. Staffing 4. Directing 5. Coordinating, and 6. Controlling Ibnu Syamsi, 1994:60 commit to user xxvii Sementara itu, Luther Gulick dalam Ibnu Syamsi Ibnu Syamsi, 1994: 60-61 mengatakan bahwa: “The management function, who abbreviated in the word POSDCoRB, including the first letter of each management function:” Fungsi manajemen, yang disingkat dalam huruf POSCoRDB, huruf pertama dari kata tersebut menunjukkan tiap fungsi manajemen: 1. Planning 2. Organizing 3. Staffing 4. Directing 5. Coordinating 6. Reporting, and 7. Budgeting Sedangkan Ibnu Syamsi sendiri mengatakan bahwa tugas pimpinan itu tidak sekadar hanya bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian organisasi yang dipimpinnya saja. Sementara fungsi telah berjalan lancar, pimpinan harus memikirkan pengembangan kegiatan organisasi beserta manajemennya. Kegiatan ini termasuk pengembangan development. Fungsi reporting meminta laporan bawahan menurut Gullick itu merupakan alat kontrol, dimana atasan mengendalikan kegiatan-kegiatan dan hasil yang telah dicapai bawahannya. Dengan demikian, maka fungsi manajemen menurut Ibnu Syamsi meliputi: commit to user xxviii 1. Perencanaan Planning 2. Pengorganisasian Organizing 3. Penyiapan Tenaga Staffing 4. Pengarahan Directing 5. Koordinasi Coordinating 6. Permintaan laporan Reporting 7. Pengendalian Controlling 8. Penyempurnaanpeningkatan Development Secara praktisnya, fungsi-fungsi manajemen itu dapat dikelompokkan ke dalam fungsi perencanaan, fungsi mengatur pelaksanaan, fungsi pengendalian dan fungsi peningkatan. Ibnu Syamsi, 1994:61 Dalam pembahasan lainnya, George R. Terry dalam Yohannes Yahya 2006:15 mendeskripsikan pekerjaan manajer berdasar fungsinya sebagai berikut: 1. Perencanaan Planning 2. Pengorganisasian Organizing 3. Penggerakkan Actuating 4. Pengawasan Controlling Pada International Journal of Bussiness and Management, Study on the Innovational Function of the Management, Vol 4, No. 6, Juni 2009 disebutkan bahwa: “Four functions such as planning, organizing, leading and controlling in the management are the mainline in the management theory all along.” Empat fungsi seperti perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian adalah merupakan inti dari teori manajemen selama ini Yun Zhang, 2009:147. commit to user xxix Berlandaskan pendapat dari beberapa ahli di atas tentang fungsi manajemen, mengenai manajemen sarana dan prasarana perkeretaapian pada PT. Kereta Api Indonesia Persero Daerah Operasi Daop VII Madiun, penulis akan membahas tentang perencanaan planning, pengorganisasian organizing, pengkoordinasian coordinating, dan pengawasan controlling. Selanjutnya, fungsi manajemen dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Perencanaan Planning

Perencanaan merupakan salah satu langkah konkret yang pertama- tama diambil oleh perusahaan dalam usaha pencapaian tujuannya. Artinya, perencanaan menjadi dasar kebijakan langkah-langkah yang ditempuh perusahan dalam melaksanakan fungsi manajemen. Dalam perencanaan disusun dan dirumuskan langkah-langkah kebijakan dalam menjalankan fungsi manajemen di perusahaan. Kebijakan dasar tersebut memainkan peranan sebagai penentu arah yang harus ditempuh perusahaan bersangkutan atau disebut strategi perusahaan. Berbagai batasan dikemukakan oleh beberapa ahli dalam mendefinisikan perencanaan. Koontz dan O’Donnel dalam M. Manullang 1981:48 mengatakan bahwa : “Planning is the function of manager which involves the selection from among alternatives of objectives, policies, procedures and commit to user xxx programs”. Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari berbagai alternatif daripada tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur dan program- program. Sementara, Sondang P. Siagian 2005:36 menjelaskan bahwa : “Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Batasan lain tentang perencanaan menurut George R. Terry 2003:46 adalah memilih dan menghubungkan fakta serta membuat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang, menggambarkan dan merumuskan aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Salah satu maksud utama perencanaan adalah melihat program- program dan penemuan sekarang supaya dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan di waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan keputusan yang lebih baik YohannesYahya, 2006:33. Senada dengan T. Hani Handoko 2003:77, perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. commit to user xxxi Sejalan dengan berbagai batasan di atas, bisa dikatakan bahwa perencanaan merupakan usaha sadar perusahaan untuk mencapai tujuannya. Usaha sadar tersebut mencakup berbagai tindakan yang dilakukannya dalam merumuskan dan menentukan tujuan, kebijakan, prosedur dan program perencanaan perusahaan itu sendiri. Serangkaian tindakan tersebut berfungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perencanaan yang baik berusaha untuk memutuskan tentang hal-hal apa yang akan dilakukan perusahaan atau organisasi, dan mewujudkan tindakan serta langkah-langkah yang telah disusun untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Demikian juga perencanaan yang terdapat dalam PT Kereta Api Indonesia Persero Daop VII, proses kegiatan perencanaan dalam unit sarana dan prasarana perkeretaapaian menjelaskan bagaimana alur proses awal kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana perekeretaapian. Menggambarkan keputusan dan kebijakan dalam pengelolaan sarana dan prasarana perkeretapaian di masa akan datang atau ke depannya. Bagaimana perusahaan membuat langkah-langkah operasional kerja dalam unit pengelolaan sarana dan prasarana perkeretaapaian. Perencanaan yang ada di seksi Sarana meliputi Perencanaan Pemeliharaan Periodik, Semi Pemeriksaan Akhir SPA dan Pemeriksaan Akhir PA, pada seksi Jalan Rel dan Jembatan perencanaan yang ada meliputi Perencanaan Pemeliharaan Bulanan dan Pemeliharaan Triwulan. Seksi Sinyal dan Telekomunikasi perencanaan yang dibuat meliputi Perencanaan Pemeliharaan Pencegahan dan Pemeliharaan Korektif. Hal ini perlu dilakukan commit to user xxxii oleh perusahaan PT Kereta Api Indonesia Persero Daop VII karena dengan perencanaan yang baik maka akan membawa perusahaan menuju kesuksesan

2. Pengorganisasian Organizing

Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang mendukung pelaksanaan suatu rencana. Dalam pengorganisasian dirancang suatu pengelompokan struktur formal, pembagian tugas atau pekerjaan antara anggota-anggotanya dan mendelegasikannya, sebagai realisasi dari sebuah rencana yang telah disusun. Sebagai tindak lanjut dari sebuah perencanaan, pengorganisasian memiliki peranan yang menentukan kelancaran jalannya pelaksanaan pekerjaan atau tindakan, karena pengorganisasian didalamnya memuat pengaturan lebih lanjut dari kekuasaan, wewenang, kewajiban, tanggung jawab, serta pola hubungan antara anggota organisasi atau karyawan perusahaan. Sondang P. Siagian 2005:60 dalam bukunya Fungsi-fungsi Manajerial mengatakan bahwa : “Pengorganisasian ialah keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Pengorganisasian menurut H. B. Siswanto 2006:75 dapat juga diartikan sebagai suatu pekerjaan pembagian tugas, mendelegasikan otoritas, commit to user xxxiii dan menetapkan aktivitas yang hedak dilakukan oleh manajer pada seluruh hierarki organisasi. Sedangkan, George R. Terry 2003:73 mendefenisikan bahwa : “Pengorganisasian sebagai kegiatan dasar dari manajemen yang dilaksanakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses”. Menurut Yohannes Yahya 2006:81 istilah pengorganisasian dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut : 1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja operasional. 2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya. 3. Hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan, tugas-tugas dan para karyawan. 4. Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas yang dilaksanakan dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut. Dari batasan definisi di atas, menurut T. Hani Handoko 2003:167 pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Untuk itu masih menurut T. Hani Handoko 2003:172 manajer perlu menggambarkan bagan organisasi organization chart untuk menunjukkan struktur organisasi. Bagan organisasi tersebut akan commit to user xxxiv memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, posisi-posisi organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan diantaranya. Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pembagian kerja Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tertentu, dan tingkatan spesialisasi yang digunakan. 2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah Rantai perintah menunjukkan hubungan wewenang dan tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi. 3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan Label dan deskripsi pada tiap kotak menunjukkan pekerjaan organisasional atau bidang tanggung jawab yang berbeda. 4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan Keseluruhan bagan menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi berdasar fungsional atau divisional, atau lainnya departemenisasi. 5. Tingkatan manajemen Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen. commit to user xxxv Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan proses pengelompokkan orang dalam struktur formal untuk menjalankan sumber daya yang ada disertai pemberian wewenang dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya. Organisasi yang berjalan dengan apabila suluruh komponen hierarki strukturnya melaksanakan fungsi dan kewajibannya sesuai dengan prosedur dan program kerja yang telah direncanakan sebelumnya. Pada akhirnya tercipta suatu organisasi yang dapat melaksanakan kerja sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakannya. Dalam proses pengorganisasian pengelolaan perkeretaapian, maka kita bisa melihat bagaimana alur struktur kerja organisasi setiap unit perkeretaapian. Bagaimana distribusi kerja dalam organisasi pengelolaan perkeretaapian tersebut. Seksi yang terlibat dalam manajemen sarana dan prasarana perkeretaapian adalah Seksi Sarana, UPT Dipo Sarana, Seksi Jalan Rel dan Jembatan, UPT Jalan Rel dan Jembatan, Seksi Sinyal dan Telekomunikasi dan juga UPT Sinyal dan Telekomunikasi. Semua seksi dan UPT tersebut berada dalam organisasi dengan pembagian tugas pokok yang jelas. Pengorganisasian dalam PT Kereta Api Indonesia Persero Daop VII diperlukan untuk mempermudah dalam pelaksanaan program yang telah dirumuskan dalam perencanaan sebelumnya. Disamping itu, pengorganisasian diperlukan untuk mengelompokkan sumber daya manusia, pembagian tugas, wewenang serta tanggung jawab masing-masing pegawai Daop VII dalam menangani sarana dan prasarana perkeretaapian. Dalam kegiatan manajemen commit to user xxxvi sarana dan prasarana perkeretaapian apabila sudah terbentuk dan terlaksana dengan baik pengorganisasiannya, dengan begitu akan mempermudah dalam pelaksanaan program yang telah dirumuskan dalam perencanaan.

3. Pengkoordinasian Coordinating

Koordinasi merupakan tugas pimpinan yang dilakukan dengan mengusahakan agar semua kegiatan dapat selaras dan anggota-anggotanya dapat bekerja sama dengan baik sehingga tujuan dapat tercipta dengan efisien. Menurut Ibnu Syamsi, koordinasi adalah proses penarikan semua bagian organisasi, sehingga pengambilan keputusan, tugas-tugas, kegiatan- kegiatan yang dilakukan orang-orang dan unit-unit terarah pada pencapaian tujuan secara optimal. Ibnu Syamsi, 1994:113 James AF Stowner dalam Ibnu Syamsi 1994:113 mendefinisikan pengkoordinasian yaitu coordinating is the of integrating the activities and objectives of the separate units of organization in order to effectively achieve organization goals. Koordinasi adalah mengintegrasi aktivitas dan objek dari unit-unit organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efektif. Jadi koordinasi merupakan aktivitas mengusahakan terjadinya kerja sama diantara anggota-anggotanya agar semua kegiatan organisasi dapat selaras sehingga tercipta dengan efisien. commit to user xxxvii Dengan demikian, maka pengkoordinasian merupakan aktivitas dan fungsi manajemen yang dilakukan untuk mengusahakan terjadinya kerja sama yang selaras dan tertib mengarah pada tercapainya tujuan organisasi secara menyeluruh. Jika koordinasi berjalan baik, maka tidak akan terjadi kesemrawutan, kekacauan, tumpang tindih atau kekosongan kerja. Macam-macam koordinasi yaitu: 1. Koordinasi Vertikal Yaitu koordinasi yang dilakukan oleh atasan kepada para bawahannya. Dengan adanya koordinasi tersebut diharapkan kegiatan-kegiatan dalam unit kerja yang bersangkutan dapat tercapai dengan efisien. 2. Koordinasi Horizontal Yaitu koordinasi yang dilakukan dalam unit-unit yang sederajat atau antar instansi yang sederajat. 3. Koordinasi Diagonal Koordinasi diagonal dapat terjadi dalam organisasi yang pengelolaan bidangnya atau fungsinya secara sentralisasi. Ibnu Syamsi, 1994:115-116 Pengkoordinasian merupakan kegiatan penggerakan pegawai, dalam organisasi PT Kereta Api Indonesia Daop VII kegiatan ini dilakukan supaya terjadinya kerjasama diantara pegawai tersebut dalam melaksanakan penanganan terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian. Koordinasi yang terjadi adalah koordinasi internal vertikal yaitu menggambarkan bagaimana hubungan antara atasan dengan bawahan dalam lingkup organisasi Daop VII, commit to user xxxviii koordinasi internal horizontal menggambarkan hubungan antar unit kerja yang kedudukannya sama dalam satu lingkup organiasai Daop VII. Koordinasi eksternal vertikal menggambarkan bagaimana hubungan antara PT. Kereta Api Indonesia Daop VII dengan organisasi diluar Daop VII yang kedudukannya lebih tinggi, dan juga koordinasi eksternal horizontal yaitu hubungan antara unit kerja di Daop VII dengan unit kerja di luar Daop VII yang kedudukannya sejajar dalam hierarki organisasi. Artinya dari pernyataan di atas, koordinasi dalam organisasi PT Kereta Api Indonesia Persero Daop VII sangat diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi antar setiap unit kerja yang telah diprogram sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kerja. Akhirnya, jika fungsi koordinasi terlaksana dengan baik maka pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuan organisasi menjadi lebih mudah.

4. Pengawasan Controlling

Dalam beberapa literatur beberapa ahli menjelaskan fungsi pengawasan dalam pengertian yang beragam. Dalam bukunya Pengantar Manajemen, Sondang P. Siagian 2005:125 mendefinisikan bahwa : ”Pengawasan merupakan proses pengamatan ari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bantuan semua pekerjaan yang sudah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya”. Dalam bahasa lain, Yohanes Yahya 2006:133 mendefenisikan pengawasan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dalam manajemen dapat tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan kegiatan sesuai yang direncanakan. commit to user xxxix Disisi lain, pengawasan Controlling merupakan suatu proses dasar untuk mendapatkan sesuatu yang identik dan apa saja yang dikendalikan. Mengawasi ialah suatu usaha meneliti kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan George R. Terry, 2003:166. Menurut H. B. Siswanto 2006:25, tindakan pengawasan penting dilakukan dalam suatu organisasi. Tindakan pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang diberikan kepada bawahan tidaklah dimaksudkan untuk mencari kesalahan bawahan semata-mata. Namun, hal itu dilakukan untuk membimbing bawahan agar pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, aktivitas pengawasan dimaksudkan untuk mencari penyimpangan sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan ke arah rencana yang telah ditetapkan. Aktivitas ini berarti bahwa dalam mengoperasikan fungsinya, manajer berusaha membimbing bawahan ke arah terealisasinya tujuan organisasi. Dari batasan-batasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan dapat didefinisikan sebagai suatu proses evaluasi setiap tindakan- tindakan dalam organisasi apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau direncanakan. Artinya pengawasan memiliki peranan yang sangat menentukan dalam mengamankan tujuan organisasi. Sebagai kontrol dan pengaman dalam manajemen, pengawasan berfungsi memonitoring tindakan anggota dan mengukur hasil kerja anggota dan bawahannya. commit to user xl Dalam PT Kereta Api Indonesia Persero Daop VII proses pengawasan menggambarkan bagaimana alur kegiatan kontrol dan pengendalian dalam pengelolaan sarana dan prasarana perkeretaapian. Bagaimana seorang pimpinan harus mengevaluasi dan menilai pekerjaan yang dilakukan para bawahan. Demikian juga, bagaimana seorang pimpinan membimbing bawahan agar melakukan prosedur kerja yang benar agar tidak terjadi kesalahan selama kegiatang pengelolaan sarana dan prasarana perkeretaapian dan semua kegiatan yang dilakukan adalah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengawasan yang ada di Daop VII adalah pengawasan yang dilakukan secara internal oleh pihak-pihak yang berasal dari PT. Kereta Api Indonesia Daop VII dan juga pengawasan yang dilakukan secara ekstrenal yaitu dilakukan oleh pihak di luar PT. Kereta Api Indonesia Daop VII.

B. Sarana dan Prasarana Perkeretaapian 1. Pengertian Sarana dan Prasarana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 980:786 pengertian dari sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan atau maksudnya. Secara etimologi kata sarana memiliki arti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam bukunya Organisasi dan Administrasi 1988:82, Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa “Sarana adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha”. Dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. 91 Tahun 2003 Tentang Pembakuan commit to user xli Sarana Dan Prasarana Kerja Perkantoran Depertemen Kehutanan, menyebutkan bahwa “Sarana adalah barang atau benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam pelaksanaan tugas fungsi unit kerja”. Dari batasan tersebut disimpulkan bahwa sarana merupakan sesuatu fasilitas pelengkap yang secara tidak langsung digunakan untuk memudahkan kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan. Artinya, sesuatu yang dapat mempermudah dan melancarkan kegiatan organisasi dapat berupa benda maupun uang modal. Menurut Suharsimi Arikunto 1988:82 secara garis besar sarana penunjang tersebut dibedakan atas dua jenis, yaitu : 1. Sarana fisik, yakni segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan suatu usaha. Sarana fisik juga disebut sarana materiil, contoh : kendaraan; alat komunikasi; alat penampil; dan sebagainya. 2. Sarana uang, yakni segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang. Sedangkan, prasarana adalah segala yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses Kamus Besar Bahasa Indonesia, 980:786. Artinya, prasarana merupakan failitas tempat yang digunakan untuk menunjang sarana dalam mencapai tujuan usaha atau organisasi. Sedangkan, dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. 91 Tahun 2003 Tentang Pembakuan Sarana Dan Prasarana Kerja Perkantoran Depertemen Kehutanan, menyebutkan bahwa “Prasarana adalah barang atau benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja”. Dengan kata lain, commit to user xlii prasarana merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan yang sifatnya permanen atau tetap seperti gedung, lapangan, aula dan sebagainya dalam suatu organisasi atau perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa prasarana dan sarana merupakan segala sesuatu fasilitas dan alat yang dapat digunakan sebagai perlengkapan untuk dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi. Adapun, tersedianya sarana dan prasarana yang baik dan ideal dalan organisasi, maka kegiatan usaha dapat berjalan dengan baik. Sebab sarana dan prasarana yang tidak mendukung tidak akan membuahkan hasil secara maksimal dalam organisasi tersebut.

2. Pengertian Perkeretaapian

Dalam ketentuan umum pasal 1 UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian disebutkan, bahwa “Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api”. Sedangkan, dalam pembukaan UU No. 23 Tahun 2007 disebutkan bahwa perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi dalam sistem transportasi nasional yang mempunyai karakteristik pengangkutan secara massal dan keunggulan tersendiri, yang tidak dapat dipisahkan dari moda transportasi lain, perlu dikembangkan potensinya, dan ditingkatkan peranannya sebagai penghubung wilayah, baik nasional maupun internasional, untuk menunjang, mendorong, dan menggerakkan pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. commit to user xliii Senada dengan penjelasan di atas, menurut H.M.N. Nasution 1996:64 sumbangan kereta api bagi perkembangan ekonomi dan masyarakat sangat besar. Kereta apilah yang memulai angkutan barang dalam jumlah yang besar dengan biaya yang rendah sehingga merangsang pertumbuhan industri, pertambangan, perdagangan, dan kegiatan lainnya di masyarakat. Transportasi perkeretaapian memiliki beberapa keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan transportasi jenis lainnya, yaitu : a. Mampu mengangkut muatan dalam jumlah yang besar b. Mampu menempuh jarak yang jauh. Bertambah jauh jarak menjadi semakin efisien dan biaya semakin rendah. c. Jadwal perjalanan dengan frekuensi tinggi dapat dilaksanakan. d. Jarang sekali terjadi kongesti karena semua fasilitas dimiliki oleh satu perusahaan sehingga penyediaan jasa lebih terjamin kelancarannya. e. Dapat memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan bus. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perkeretaapian merupakan salah satu moda yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut baik penumpang maupun barang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan yang tinggi, dan tingkat pencemaran yang rendah dan lebih efisien dibanding dengan moda transportasi jalan raya untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu lintas, seperti angkutan kota. commit to user xliv

3. Pengertian Sarana dan Prasarana Perkeretaapian

Dalam UU No. 23 Tahun 2007 tentang pengelolaan perkeretaapian dalam pasal 1 disebutkan bahwa, sarana perkeretaapian adalah kendaraan yang dapat bergerak di jalan rel. Menurut jenisnya sarana perekeretaapian seperti yang disebutkan dalam pasal 96 terdiri dari : a. lokomotif; b. kereta; c. gerbong; dan d. peralatan khusus. Berdasarkan pengertian di atas, bahwa sarana kereta api adalah segala sesuatu yang dapat dijalankan dalam kegiatan perekeretaapian dan sebagai faktor utama terselenggaranya kegiatan perkeretaapian, seperti kereta api dan lokomotif. Dalam hal ini, kereta api dan lokomotif sebagai sarana transportasi dapat bergerak berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Sarana kereta api merupakan penyelenggara utama dan pokok dalam kegiatan perkeretaapian, maka kegiatan perkeretaapian dapat terlaksana dengan baik tergantung dari pengelolaan sarana kereta api tersebut. Berdasarkan ketentuan umum UU No. 23 Tahun 2007 tentang pengelolaan perkeretaapian dalam pasal 1 disebutkan prasarana perekeretaapian adalah jalur kereta api dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat commit to user xlv dioperasikan. Jalur kereta api sendiri adalah jalur yang terdiri dari rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawas jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api Penyelenggara prasarana perkeretaapian sendiri adalah pihak yang menyelenggarakan prasarana perkeretaapian. Penyelenggara prasarana perkeretaapian umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 UU No. 23 Tahun 2007 dilakukan oleh Badan Usaha sebagai penyelenggara, baik secara sendiri-sendiri maupun melaui kerja sama. Dalam hal tidak ada Badan Usaha yang menyelenggarakan prasarana perkeretaapian umu, Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat menyelenggarakan prasarana perkeretaapian. Dapat disimpulkan bahwa prasarana kereta api adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan perekeretaapian dan sebagai faktor utama terselenggaranya kegiatan perkeretaapian yang sifatnya permanen, seperti jalur kereta api dan fasilitas operasi kereta api lainnya. Artinya, prasarana bersifat permanen tidak dapat dipindah-pindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Menurut pasal 1 dalam UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dijelaskan bahwa fasilitas operasi kereta api adalah segala fasilitas yang diperlukan agar kereta api dapat dioperasikan. Fasilitas pengoperasian kereta api meliputi : peralatan persinyalan dan peralatan telekomunikasi. Prasarana kereta api merupakan penunjang penyelenggaraan kegiatan perkeretaapian. commit to user xlvi Berdasarkan uraian diatas sarana dan prasarana perkeretaapian dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk fasilitas dan alat yang digunakan untuk menunjang terselenggaranya kegiatan perkeretaapian yang sifatnya dapat bergerak yaitu kereta api dan lokomotif dan yang sifatnya permanen seperti jalur kereta api, dan fasilitas operasi kereta api lainnya.

C. Manajemen Sarana dan Prasarana Perkeretaapian

Istilah Manajemen Sarana dan Prasarana Perkeretaapian berdasarkan uraian di atas dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau alat untuk mencapai tujuan dan menunjang penyelenggaraan kegiatan pengelolaan perkeretaapian dengan menggunakan sumber daya organisasi yang ada. Dalam hal ini, kereta api menjadi obyek sarana. Sementara, fasilitas seperti jalan rel dan jembatan, sistem sinyal dan jaringan komunikasi sebagai prasarana perkeretaapian. Proses manajemen itu sendiri meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengawasan. Perencanaan yang ada di seksi Sarana meliputi Perencanaan Pemeliharaan Periodik, Semi Pemeriksaan Akhir SPA dan Pemeriksaan Akhir PA, pada seksi Jalan Rel dan Jembatan perencanaan yang ada meliputi Perencanaan Pemeliharaan Bulanan dan Pemeliharaan Triwulan. Seksi Sinyal dan Telekomunikasi perencanaan yang dibuat meliputi Perencanaan Pemeliharaan Pencegahan dan Pemeliharaan Korektif. Hal ini perlu dilakukan oleh perusahaan PT Kereta Api Indonesia Persero Daop VII karena dengan perencanaan yang baik maka akan membawa perusahaan menuju kesuksesan. Dalam proses pengorganisasian pengelolaan perkeretaapian, kita bisa melihat bagaimana alur struktur kerja commit to user xlvii organisasi setiap unit perkeretaapian. Bagaimana distribusi kerja dalam organisasi pengelolaan perkeretaapian tersebut. Seksi yang terlibat dalam manajemen sarana dan prasarana perkeretaapian adalah Seksi Sarana, UPT Dipo Sarana, Seksi Jalan Rel dan Jembatan, UPT Jalan Rel dan Jembatan, Seksi Sinyal dan Telekomunikasi dan juga UPT Sinyal dan Telekomunikasi. Semua seksi dan UPT tersebut berada dalam organisasi dengan pembagian tugas pokok yang jelas. Koordinasi yang terjadi adalah koordinasi internal vertikal yaitu menggambarkan bagaimana hubungan antara atasan dengan bawahan dalam lingkup organisasi Daop VII, koordinasi internal horizontal menggambarkan hubungan antar unit kerja yang kedudukannya sama dalam satu lingkup organisasai Daop VII. Koordinasi eksternal vertikal menggambarkan bagaimana hubungan antara PT. Kereta Api Indonesia Daop VII dengan organisasi diluar Daop VII yang kedudukannya lebih tinggi, dan juga koordinasi eksternal horizontal yaitu hubungan antara unit kerja di Daop VII dengan unit kerja di luar Daop VII yang kedudukannya sejajar dalam hierarki organisasi. Pengawasan yang ada di Daop VII adalah pengawasan yang dilakukan secara internal oleh pihak-pihak yang berasal dari PT. Kereta Api Indonesia Daop VII dan juga pengawasan yang dilakukan secara ekstrenal yaitu dilakukan oleh pihak di luar PT. Kereta Api Indonesia Daop VII.

D. Kerangka Pikir