3. Langkah – Langkah Melibatkan Struktur Partai Dalam Kampanye

91 Di samping itu PDIP juga merekrut dan mengakomodir seluruh potensi dan elemen – elemen masyarakat dari segi suku, agama, itu PDIP rangkul bersama. Tokoh masyarakat PDIP rangkul, tokoh – tokoh agama kita rangkul, semua yang lintas agama PDIP rangkul. PDIP punya suatu kesamaan pandangan dengan Tokoh – tokoh masyarakat yang menilai programnya sofyan tan dan nelly armayanti kok cocok, makanya mereka mendukung kita PDIP beserta Sofyan Tan dan Nelly Armayanti. Sehingga PDIP memperoleh suara yang signifikan pada putaran yang pertama. Beberapa hal di atas adalah bentuk – bentuk strategi pemenangan pemilukada yang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sumatera Utara dan seluruh kerangka internal partai, disamping program yang ditawarkan Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sumatera Utara kepada masyarakat kota Medan mengenai konsep ekonomi kerakyatan yang berpihak kepada rakyat kecil.

III. 3. Langkah – Langkah Melibatkan Struktur Partai Dalam Kampanye

Agar strategi kampanye pada pemilukada kota Medan Tahun 2010 putaran pertama berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien, tentunya Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mempunyai langkah – langkah di dalam mengamankan suara dengan cara melibatkan struktur partai hingga dapat bersosialisasi dan berkampanye hingga masyarakat bawah Tingkat masyarakat akar rumput. Adapun langkah – langkah tersebut adalah: • Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan adakan rakercab, yaitu pertemuan seluruh elemen partai di tingkat Dewan Pimpinan Cabang DPC, di tingkat Pimpinan Anak Cabang PAC, sampai di tingkat ranting. Sehingga, struktur partai sebagai mesin partai untuk memenangkan pemilukada itu bisa berfungsi sebagaimana yang PDIP harapkan. Universitas Sumatera Utara 92 • Dari struktur partai juga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan membentuk apa yang disebut dengan guraklih regu penggerak pemilih. Artinya, orang – orang partai harus merekrut masyarakat di setiap Tempat Pemungutan Suara TPS untuk menjadi guraklih. Struktur partai menyuruh setiap anggota partai membentuk guraklih – guraklih di setiap TPS. Satu guraklih terdiri dari minimal 10 orang. Jadi ketika itu setiap Tempat Pemungutan Suara yang ada di medan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mempunyai guraklih, yang bergerak adalah struktur partai yang berkolaborasi dengan elemen – elemen masyarakat pendukung pasangan dr. Sofyan Tan dan Nelly Armayanti, SP, MSP ketika itu. Hal tersebut diungkapkan Drs. Soetarto, MSi dalam wawancara berikut ini, 53 Tadi di awal saya sampaikan bahwa strategi pemenangan PDIP yang pertama adalah konsolidasi. Artinya sebagai partai, PDIP menyadari betul bahwa PDIP memiliki 151 ranting, PDIP mempunyai 21 pengurus di tingkat kecamatan, PDIP punya anak ranting. Ini adalah struktur partai yang kalau digerakkan, itu menjadi kekuatan yang sangat luar biasa. Oleh karena itu PDIP menyadari betul bahwa hal tersebut adalah suatu mesin partai yang harus dikonsolidasi dan digerakkan untuk memenangkan calon yang PDIP usung. PDIP punya mekanisme bagaimana cara mengkonsolidasinya. PDIP adakan rakercab, yaitu pertemuan seluruh elemen partai di tingkat DPC, di tingkat PAC, sampai di tingkat ranting. Sehingga, struktur partai sebagai mesin partai untuk memenangkan pemilukada itu bisa berfungsi sebagaimana yang PDIP harapkan. Di samping itu, dari struktur partai juga PDIP bentuk apa yang disebut dengan guraklih regu penggerak pemilih. Jadi, orang – orang partai harus merekrut masyarakat di setiap TPS untuk menjadi guraklih. Struktur partai menyuruh setiap anggota partai membentuk guraklih – guraklih di setiap TPS. Satu guraklih itu terdiri dari minimal 10 orang. Jadi ketika itu di TPS – TPS di medan, di setiap TPS itu PDIP punya, yang bergerak adalah struktur partai yang berkolaborasi dengan elemen – elemen masyarakat pendukung Sofyan Tan dan Nelly Armayanti ketika itu. Sehingga perolehan suara pasangan Sofyan Tan dan Nelly pada putaran pertama 53 Wawancara dengan Bapak Drs. Soetarto, MS.i selaku Wakil Sekretaris Bidang Internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPD Sumatera Utara. Tanggal 16 April 2012. Universitas Sumatera Utara 93 saya kita sudah diketahui bersama bahwa cukup signifikan, hingga masuk pada putaran kedua. Jadi, dalam hal ini yang ingin saya garis bawahi adalah, struktur partai sangat domiman dalam memenangkan calon yang PDIP usung di samping ada tim pemenangan yang terdiri dari elemen – elemen masyarakat pendukung tadi. Bersama – sama dan bersinergis dalam rangka memenangkan calon yang sama – sama diusung pada saat itu. Bapak Ir. Akhyar Nasution memberikan pemaparan yang sangat sederhana mengenai cara melibatkan struktur partai hingga dapat bersosialisasi dan berkampanye hingga masyarakat bawah Tingkat masyarakat akar rumput, agar strategi kampanye pada pemilukada kota Medan Tahun 2010 putaran pertama berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien. Berikut pemaparan beliau dalam wawancara, 54 Lalu, di dalam melaksanakan kampanye pada pemilukada kota Medan tahun 2010 putaran pertama lalu, tentu saja Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Sumatera Utara memiliki isuwacana yang ditawarkan kepada masyarakat saat itu, sesuai dengan kondisi sosiokultural masyarakat kota Medan ketika itu, sesuai dengan yang dikatakan oleh Drs. Soetarto, MSi pada wawancara berikut ini, Tadi strateginya adalah memberdayakan infrastruktur. Kedua adalah, semua struktur partai dan kader partai itu diberikan tugas untuk menggalang para pemilih, menggalang opini, menangkis opini atau bad opinion. Ini semua menjadi tugas struktur partai. Jadi mekanismenya PDIP panggil kemudian PDIP mendistribusikan informasi, data, strategi, serta langkah – langkah tugas. Yang hal tersebut kemudian beberapa saat akan dilihat bagaimana efektifitasnya. Apakah good news atau bad news. Jadi kalau langkah – langkah dukungan PDIP itu full power dari semua struktur, yaitu dari pusat, hingga ke anak ranting. Penggalangan dana pun dari infrastruktur partai. Tidak ada yang neko – neko segala macam. 55 54 Wawancara dengan Bapak Ir, Akhyar Nasuition MS.i selaku Wakil Sekretaris Bidang Program Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara. Tanggal 2 Juli 2012. 55 Wawancara dengan Bapak Drs. Soetarto, MS.i selaku Wakil Sekretaris Bidang Internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPD Sumatera Utara. Tanggal 16 April 2012. Universitas Sumatera Utara 94 Di dalam pandangan PDIP, Sofyan Tan ini kan bisa dikatakan sebagai tokoh yang lintas agama. Bisa diterima oleh kalangan Islam, diterima di kalangan Kristen, diterima di kalangan non – Tionghoa. Dia Sofyan Tan juga menjadi tokoh pembaharuan di dalam kalangan masyarakat. Di awal saya katakan bahwa PDIP adalah partai yang berkarakter kebangsaan dan berwawasan nasional. Tentu PDIP tidak akan berbicara kamu suku apa atau agama apa. Maka dari situ PDIP memberikan ide pemikiran serta berpendapat dan mengelaborasi bahwasanya kalau persoalan suku dan agama jika dipertentangkan tentu tidak baik, bahkan sangat tidak baik sehingga akan menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat. Tema itu juga menjadi konsentrasi bagi tim pemenangan ketika itu. Sehingga keberadaan Sofyan Tan sebagai tokoh Tionghoa bisa diterima di semua kalangan karena dipikiran Sofyan Tan tidak hanya untuk kepentingan etnisnya saja, tapi bisa dielaborasi pemikiran untuk kepentingan seluruh elemen masyarakat. Sehingga sesuai dengan visi misi PDIP. Namun, bapak Ir. Akhyar Nasution, MSi berpendapat bahwasanya bukan hanya isu pembauran lintas suku, agama, ras, dan antar golongan saja. Namun juga bagaimana mereformasi birokrasi di kota Medan pada khususnya menjadi lebih baik, sehingga masyarakat tidak disusahkan dengan dibebankan biaya ini dan itu setiap kali akan berurusan dengan birokrasi. Lalu, aspek lain yang membuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan calon yang diusung, dr. Sofyan Tan, meraih banyak suara pada pemilukada kota Medan tahun 2010 putaran pertama lalu adalah faktor ketokohan dari dr. Sofyan Tan sendiri melalui bentuk – bentuk karya nyatanya, terutama bidang pendidikan. Sofyan Tan memiliki latar belakang profesi sebagai tokoh pendidikan dan pengusaha. Lahir dari keluarga sederhana di daerah Sunggal, Sofyan adalah salah satu contoh sosok yang besar dengan memulai usaha dari nol. Seperti diketahui bersama bahwa pada tahun 1987 dr. Sofyan Tan mendirikan Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda YPSIM di Sunggal yang di belakang hari populer dengan sebutan sekolah pembauran, dengan tujuan mengembangkan pendidikan bagi anak-anak yang tak mampu, dengan asas pembauran. Di sekolah yang didirikannya itu tidak ada kelompok mayoritas atau minoritas, karena Sofyan mengusahakan agar berbagai kelompok yang ada di masyarakat terwakili di sana. Universitas Sumatera Utara 95 Jadi, murid-murid sekolah yang dikelolanya terdiri dari anak-anak Tionghoa, Melayu, Batak, India, dll. Bukan hanya itu saja. Pada tahun 1989, mulai dirintis program anak asuh. Program anak asuh ditujukan untuk siswa – siswi yang orangtuanya tergolong marjinal secara ekonomi. Hal tersebut dilatarbelakangi suatu fakta di dalam masyarakat bahwa pada umumnya anak – anak yang berlatar belakang ekonomi miskin, disekolahkan orang tua mereka ke sekolah – sekolah yang bermutu rendah. Bahkan banyak yang tidak bersekolah dan bekerja di sektor informal seperti sebagai pembantu rumah tangga, kernet angkutan kota dan pekerjaan kasar lainnya. Kemiskinan, menjadikan anak – anak tersebut tidak mempunyai pilihan untuk memilih sekolah yang bermutu. Karena biasanya, sekolah yang bermutu, apalagi swasta, membutuhkan biaya yang banyak. Akibatnya anak – anak dari keluarga miskin, bersekolah pada sekolah – sekolah negeri inpres, yang umumnya rendah kualitasnya. Padahal, pendidikan yang bermutu merupakan salah satu bekal untuk bisa memperbaiki kehidupan ekonomi. 56 Sistem anak asuh yang diprakarsai oleh dr. Sofyan Tan yaitu, masyarakat yang mampu dan dermawan tersebut diharapkan menjadi orangtua asuh bagi calon siswa – siswi yang mempunyai potensi untuk berkembang. Sistemnya dibuat silang. Orangtua asuh yang berasal dari warga Tionghoa dianjurkan mengambil anak asuh dari warga non – Tionghoa. Sebaliknya Orangtua asuh yang berasal dari warga non – Tionghoa dianjurkan mengambil anak asuh dari warga Tionghoa. Sistem silang seperti itu diharapkan juga ikut mengurangi sekat – sekat psikologis antara generasi tua dengan generasi muda. Seorang anak asuh dari keluarga non – Tionghoa yang disayang oleh orangtua asuh yang Tionghoa. Tentu akan berubah persepsinya terhadap orang Tionghoa. Demikian juga sebaliknya. 57 Melalui metode silang tersebut, ada kemungkinan lain yang bisa dipetik. Misalnya jika profesi orangtua asuh adalah pengusaha Tionghoa, maka setelah si anak asuh menyelesaikan sekolahnya, jika tidak melanjutkan, si orangtua asuh 56 Sofyan Tan. Jalan Menuju Masyarakat Anti Diskriminasi. Medan: KIPPAS. 2004. Hal 26 57 ibi Universitas Sumatera Utara 96 bisa mempekerjakan anak asuhnya sebagai karyawan perusahaannya. Keuntungannya, si orangtua asuh akan memperoleh SDM yang kesetiaannya tidak perlu diragukan. Di sisi lain, si anak asuh juga dapat mempelajari adat istiadat dan etos kerja orangtua tua asuhnya, termasuk belajar tentang keberhasilan ilmu dagangnya. Anak asuh dapat mempelajari entrepreneurship atau kewirausahaan orangtua asuhnya. Sedang bagi anak asuh warga Tionghoa yang mempunyai orangtua asuh non – Tionghoa, jika suatu waktu terjadi kerusuhan sosial, maka si anak asuh dia dan keluarganya akan terlindungi secara politis. Namun Sekolah Sultan Iskandar Muda juga mempunya kebijakan agar anak – anak asuh tidak dibiarkan tampil kumuh. Misalnya dengan memberikan bantuan pakaian sekolah dan sepatu agar mereka tidak merasa minder bergaul dengan siswa – siswi yang kaya atau bukan anak asuh. Tapi yang jelas, bimbingan psikologi juga sangat berperan dalam mendorong anak asuh agar merasa tidak rendah diri dalam bergaul dengan yang lain. Program anak asuh juga mewajibkan si anak asuh agar ikut berpartisipasi menyukseskan keberlangsungan program anak asuh tersebut. Caranya setelah berhasil secara ekonomi di masyarakat, diharapkan dapat berperan sebagai orangtua asuh dengan mengambil anak asuh yang berbeda dengan sukunya. Dengan demikian terjadi efek bola salju dimana setiap alumni sekolah Sultan Iskandar Muda khususnya para anak asuh dapat menjadi agen perbaruan di tengah – tengah lingkungan mereka. 58 Sosok dr. Sofyan Tan dipandang sangat dekat dengan para pedagang kecil terutama pedagang di pasar tradisional. Menurutnya pasar tradisional adalah situs kota yang sangat perlu mendapat perhatian dari pemerintah kota. Sebab, selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi dimana ratusan ribu pedagang Medan mencari nafkah di sana, pasar tradisional juga kental dengan nilai budaya dan sosial masyarakat. Cita-citanya mengubah citra pasar tradisional yang jorok dan tidak tertata menjadi pasar yang nyaman dan ramah lingkungan, akan diwujudkannya jika terpilih nanti. Kasus pedagang Pasar Meranti yang digusur dan direlokasi ke 58 Ibid. Hal 31 Universitas Sumatera Utara 97 tempat yang tidak memadai, sempat menjadi fokus Sofyan untuk mendampingi supaya ratusan pedagang Pasar Meranti mendapatkan haknya sebagaimana mestinya. Pasar Meranti termasuk salah satu pasar tertua di kota Medan. Lokasinya ingin digusur Pemko Medan melalui PD Pasar Medan semenjak kehadiran sebuah pusat perbelanjaan modern di dekatnya. 59 Sofyan juga sangat dekat dengan bidang lingkungan hidup. Ia menjabat sebagai Ketua Yayasan Ekosistem Leuser, sebuah LSM lingkungan yang perduli kepada orangutan dan penghijauan. Basis ilmu kedokteran yang tidak sempat diterapkannya kepada masyarakat setidaknya menjadi pengetahuan dasar soal bagaimana tentang perlindungan satwa dan lingkungan. 60 Dari data resmi Komisi Pemilihan Umum kota Medan mengenai hasil pemungutan suara pemilukada kota Medan tahun 2010 putaran pertama lalu, dapat dilihat suatu gambaran mengenai daerah wilayah yang dimenangkan oleh pasangan dr. Sofyan Tan dan Nelly Armayanti, SP, MSP serta pasangan Rahudman Harahap dan Dzulmi Eldin. Pasangan dr. Sofyan Tan dan Nelly Armayanti, SP, MSP memenangkan wilayah di daerah pusat kota, sedangkan pasangan Rahudman Harahap dan Dzulmi Eldin memenangkan wilayah di daerah pinggir kota. Dapat dilihat bahwa basis pendukung memegang peranan kunci dalam memperoleh banyak suara pada pemilukada kota Medan tahun 2010, di samping strategi kampanye yang digunakan. Tentu setiap partai dan calon yang diusung masing – masing memiliki asumsi tentang basis pendukung mereka. Seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memiliki basis pendukung yang solid. Nelly Armayanti, SP, MSP yang seorang wanita beretnis Melayu memiliki basis pendukung yang cukup banyak juga, yang dilatarbelakangi oleh kiprah beliau sebagai aktivis petani LSM Sintesa, sekaligus pernah menjabat sebagai

III. 4. Faktor – Faktor Kemenangan