1. Alasan Mengapa dr. Sofyan Tan Dan Nelly Armayanti, SP, MSP Dipilih Sebagai Pasangan Calon

76

BAB III STRATEGI KAMPANYE PARTAI DEMOKRASI INDONESIA

PERJUANGAN

III. 1. Alasan Mengapa dr. Sofyan Tan Dan Nelly Armayanti, SP, MSP Dipilih Sebagai Pasangan Calon

Sebelum bertarung dalam pemilukada kota Medan tahun 2010 lalu dalam rangka mengusung pasangan calon dr. Sofyan Tan dan Nelly Armayanti, SP, MSP, tentu saja Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sumatera Utara mempunyai alasan – alasan tersendiri terkait terpilihnya dua orang figur terkemuka di kota Medan untuk kemudian diusung dalam pemilukada kota Medan Tahun 2010 lalu. Menurut Drs. Soetarto, MSi saat diwawancarai tanggal 16 April 2012 lalu mengenai alasan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memutuskan untuk memilih dr Sofyan Tan yang saat itu menjabat sebagai bendahara umum Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sumatera Utara, 41 PDIP punya mekanisme untuk mencalonkan seseorang apakah orang tersebut adalah kader partai ataupun kader di luar partai. PDIP punya sistem mekanisme dan pertimbangan – pertimbangan. Mekanismenya adalah pertama, PDIP melakukan proses penjaringan, kemudian proses penyaringan yang dinamakan fit and proper test. Dari hasil fit and proper test itu PDIP ingin memahami, mengetahui dan mendalami apa yang menjadi visi dan misi dari setiap calon yang akan diusung oleh partai. Ternyata dari visi dan misi itu, Sofyan Tan sebagai kader partai ketika itu ketika itu dr. Sofyan Tan menjabat sebagai bendahara umum DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sumatera Utara dianggap memang layak untuk dicalonkan karena memang punya visi dan misi serta program yang memang sejalan dengan visi dan misi dari partai. Dan Sofyan Tan sebagai kader partai tentu saja dia juga harus siap ketika akhirnya partai memutuskan untuk mencalonkan Sofyan Tan sebagai calon walikota Medan ketika itu. Pertimbangannya yg pertama adalah, prioritas dan loyalitas Sofyan Tan sebagai kader partai. Kedua, karena memang Sofyan 41 Wawancara dengan Bapak Drs. Soetarto, MS.i selaku Wakil Sekretaris Bidang Internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPD Sumatera Utara. Tanggal 16 April 2012. Universitas Sumatera Utara 77 Tan punya visi dan misi serta program yang sejalan dengan visi dan misi serta program yang dikehendaki oleh partai. Hal tersebut sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan oleh partai. Sedangkan menurut bapak Ir. Akhyar Nasution, MS.i ketika diwawancarai mengatakan secara sederhana bahwa, 42 Lalu pandangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam melihat dr. Sofyan Tan sebagai figur yang bisa meraih simpati masyarakat dan memperoleh banyak suara pada pemilukada kota Medan tahun 2010, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan melihat dr. Sofyan Tan adalah salah seorang tokoh masyarakat yang beretnis Tionghoa namun punya misi dan wawasan yang tidak hanya untuk kepentingan masyarakat Tionghoa, tapi juga untuk kepentingan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya dan masyarakat kota Medan pada khususnya. Dan hal tersebut sudah banyak dilakukan oleh Sofyan Tan seperti kegiatan – kegiatan sosial dan kegiatan – kegiatan kemasyarakatan, jauh sebelum dr. Sofyan Tan bergabung dan menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sehingga hal tersebut mempengaruhi elektabilitas, mempengaruhi faktor pengenalan Sofyan Tan kepada masyarakat. Hal tersebut disampaikan Drs. Soetarto, MSi saat diwawancarai, Pertama, Sofyan Tan adalah kader PDI Perjuangan. Kedua, Sofyan Tan memahami betul seluk beluk kota Medan. Ketiga, Sofyan Tan punya jaringan dukungan tersendiri. Dan yang terakhir adalah Sofyan Tan punya potensi dan kemampuan sebagai seorang kader PDI Perjuangan. 43 Karena sebelum menetapkan, partai punya mekanisme dan partai menyadari bahwa Sofyan Tan adalah salah seorang tokoh masyarakat yang beretnis Tionghoa namun punya misi dan wawasan yang tidak hanya untuk kepentingan masyarakat Tionghoa, tapi juga untuk kepentingan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya dan masyarakat kota Medan pada khususnya. Dan hal tersebut sudah banyak dilakukan oleh Sofyan 42 Wawancara dengan Bapak Ir, Akhyar Nasuition MS.i selaku Wakil Sekretaris Bidang Program Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara. Tanggal 2 Juli 2012. 43 Wawancara dengan Bapak Drs. Soetarto, MS.i selaku Wakil Sekretaris Bidang Internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPD Sumatera Utara. Tanggal 16 April 2012. Universitas Sumatera Utara 78 Tan seperti kegiatan – kegiatan sosial dan kegiatan – kegiatan kemasyarakatan. Sehingga hal tersebut mempengaruhi elektabilitas, mempengaruhi faktor pengenalan Sofyan Tan kepada masyarakat. Karena kalau elektabilitas itu semakin tinggi, maka tingkat simpati masyarakat juga semakin baik, prosesnya seperti itu pada umumnya. Hal tersebut juga menjadi salah satu pertimbangan. Dan secara ideologi, PDI Perjuangan tidak akan melihat Sofyan Tan itu berasal dari etnis apa. Mungkin masyarakat awan masih melihat sosok sofyan tan sebagai seorang WNI keturunan tionghoa. Tapi bagi PDI Perjuangan, persoalan suku, agama, ras, dan antar golongan SARA sudah dianggap finalselesai, tidak akan mempersoalkan kader partai tersebut basisnya apa, suku apa, agama apa, dan lain sebagainya. Maka, PDI Perjuangan berani mengusung Sofyan Tan karena berbagai pertimbangan tersebut. Sementara menurut bapak Ir. Akhyar Nasution, MS.i ketika diwawancarai mempunyai pandangan yang hampir serupa tentang dr. Sofyan Tan. Hanya saja beliau mengatakan bahwa, 44 Lalu alasan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memasangkan Nelly Armayanti, SP, MSP yang notabene adalah tokoh non – partai, seperti yang diutarakan Drs. Soetarto, MSi berikut ini, Pertama, pihak PDI Perjuangan yakin dengan infrastrukrur dari PDI Perjuangan. Jadi PDI Perjuangan bukanlah partai pelang nama. PDI Perjuangan adalah partai yang sudah lama eksis, punya infratruktur, punya militansi, punya keinginan untuk menang. Dan tokoh yang dijual memang layak dijual, karena memang tokoh yang dijual sangat mengenal kota Medan, sangat dikenal di kota Medan, serta punya jaringan yang luas. 45 Di dalam pandangan partai, calon walikota dan calon wakil walikota itu harus mempunyai chemistry dan harmonisasi dalam melaksanakan tugas – tugas dan tanggung jawab kemasyarakatan terutama untuk pembangunan. Sofyan Tan menganggap bahwa dengan Nelly itu cukup punya chemistry. Itu yang pertama. Yang kedua, Nelly ini bisa dikatakan sebagai aktivis yang juga mantan ketua KPU dan dia juga aktivis dari sisi perempuan. Dan ini merupakan suatu penghormatan PDIP terhadap eksistensi dan 44 Wawancara dengan Bapak Ir, Akhyar Nasuition MS.i selaku Wakil Sekretaris Bidang Program Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara. Tanggal 2 Juli 2012. 45 Wawancara dengan Bapak Drs. Soetarto, MS.i selaku Wakil Sekretaris Bidang Internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPD Sumatera Utara. Tanggal 16 April 2012. Universitas Sumatera Utara 79 keberadaan perempuan. Dan nelly saya kira dari sisi atau pun segi pengalaman sebagai di bidang birokrasi, pengalaman sebagai di dibidang kemasyarakatan, terutama utk perempuan saya kira cukup baik. Dan Nelly punya chemistry dengan Sofyan Tan. Sehingga dan saya yakin juga kalau Nelly juga punya basis, baik dari basis kultural ataupun dari basis yang lain. Jadi saya kira oleh karena itu wajar saja kalau Sofyan Tan memilih Nelly dan partai memberikan dukungan sepenuhnya mengenai hal itu. Dan bagi partai, ternyata apa yang disampaikan dan dipilih juga tepat. Maka berpasanganlah Sofyan Tan dan Nelly Armayanti. Sedangkan menurut pendapat bapak Ir. Akhyar Nasution, MS.i ketika diwawancarai mempunyai pandangan yang hampir serupa. Namun beliau juga mengatakan dengan jawaban yang cukup diplomatis, bahwa sebenarnya hanya dr. Sofyan Tan sendiri yang lebih mengetahui secara detail alasannya memilih Nelly Armayanti, SP, MSP sebagai pasangannya pada pemilukada kota Medan tahun 2010. Lalu, dr. Sofyan Tan dan Nelly Armayanti, SP, MSP juga mempunyai visi misi serta program yang ditawarkan kepada masyarakat jika pasangan tersebut terpilih sebagai walikota dan wakil walikota Medan periode 2010 – 2015. visi misi serta program yang ditawarkan kepada masyarakat tersebut adalah: 46 • Menyelenggarakan pembangunan kota yang tertata dan berkelanjutan. Misi ini bermakna bahwa tata ruang Kota Medan, dalam rangka menuju kota yang tertata dan berkelanjutan, harus memperhatikan keberlangsungan dan keasrian lingkungan hidup. Artinya perencanaan tata ruang kota harus mengatur dan menetapkan tanpa mengabaikan nilai budaya lokal, keseimbangan antar kawasan, ketersediaan lahantanah untuk fasilitas sosial dan umum, lokasi bermain bagi anak-anak, mengakomodir keberpihakan kepada warga miskin kota, penyediaan kawasan hutan kota untuk kelestarian dan keindahan kota. 46 http:suaraperempuanpesada.wordpress.com20100427sofyan-tan-E28093-nelly-armayanti. Diambil Tanggal 18 April 2012 Universitas Sumatera Utara 80 • Mendorong tersedianya lapangan kerja dan menjamin hak berusaha bagi warga kota. Misi ini bermakna bahwa ketersediaan lapangan kerja bagi warga kota yang berada pada tataran pencari kerja harus dilakukan dengan memperhatikan potensi kota dan latarbelakang warga kota sendiri. Demikian juga pemerintah kota harus melindungi hak warga untuk berusaha dengan tenang pelaku usaha kecil atau sektor informal misalnya tidak digusur. • Menjamin akses warga kota ke sumber-sumber pembiayaan ekonomi yang ada. Visi ini bermakna bahwa Pemerintah Kota Medan menjamin setiap warga kota tanpa membedakan suku dan agama, mendapatkan akses ke sumber-sumber ekonomi. Misalnya untuk mendapatkan modal usaha, baik melalui lembaga-lembaga keuangan mikro, bank pemerintah, swasta maupun dari dana-dana CSR perusahaan swasta maupun negara. • Mewujudkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Misi ini mengandung makna bahwa kebijakan-kebijakan pembangunan pada sektor pendidikan dan kesehatan akan diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan model pelayanan yang cepat, berkualitas, dan terjangkau. Kebijakan ini dengan memperhatikan asas pemerataan dan memperhatikan keadilan gender. • Membangun kesetaraan gender dalam pelayanan, pembangunan, dan pemerintahan kota. Pelayanan dan pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kota akan berpijak pada prinsip-prinsip kesetaraan gender, baik dari sisi kebijakan maupun alokasi anggaran. Pengarusutamaan gender ini tidak hanya pada sisi alokasi anggaran tetapi juga pada hak partisipasi politik, termasuk di dalamnya mendapatkan prioritas dalam posisi strategis di tataran pemerintah kota. Acuan minimal adalah 30 persen dengan tetap mengacu pada sistem fit and proper test. • Meningkatkan partisipasi warga kota dalam tata kelola pemerintahan. Misi ini mengandung makna bahwa peran warga kota harus diberikan ruang Universitas Sumatera Utara 81 partisipasi, dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban hingga monitoring dan pengawasan evaluasi seluruh aktivitas pemerintahan kota. • Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang mudah, murah, dan cepat. Misi ini mengandung makna bahwa seluruh aktivitas pemerintah kota harus diarahkan sebagai upaya memudahkan pengurusan pelayanan publik yang cepat, murah, dan transparan. • Menyelenggarakan pemerintahan yang transparan, bersih, akuntabel dan bebas kolusi, korupsi, dan nepotisme. Misi ini mengandung makna bahwa pemerintah kota bertekad untuk mengelola seluruh perangkat satuan kerja pemerintah kota dengan mengedepankan sistem pemerintahan yang terbuka, bersih, dan bebas dari KKN. Menurut pendapat Ir. Akhyar Nasution, MS.i ketika diwawancarai mengenai program yang ditawarkan kepada masyarakat agar masyarakat mau memilih dr. Sofyan Tan sebagai walikota Medan pada Pemilukada Kota Medan tahun 2010. Menurut beliau, reformasi birokrasi juga merupakan hal ataupun isu yang sangat penting untuk diperbaiki di kota Medan. Berikut petikan wawancara dengan beliau, 47 Pada saat itu adalah reformasi birokrasi. Hal ini yang utama, karena birokrasi di kota Medan sebagaimana kita ketahui kan sangat birokratif. Mau urusan ini dan itu ke kepling yang udah digaji, nanti mau mengurus surat izin usaha saja dan surat tempat izin usaha dari lurah kita harus bayar 500 ribu. Padahal gaji mereka itu semua biaya negara tuh. Lurah bekerja sudah dibiayai oleh negara. PDIP mau memperbaiki hal itu dulu. Mau mengurus usaha ini, akhirnya apa? Si masyarakat mau berusaha, modalnya sudah habis untuk bayar pejabat – pejabat pegawai ini, sehingga urung niat untuk berusaha. Inilah program yang kita tawarkan. Realitanya kan begitu kan? Si pedagang kecil mau berusaha gak dikasih tempat. Belum berusaha udah didatangi oleh preman, didatangi oleh oknum – oknum lain yang menyuruh untuk menyetor segala macam. Sehingga masyarakat tidak jadi 47 Wawancara dengan Bapak Ir, Akhyar Nasuition MS.i selaku Wakil Sekretaris Bidang Program Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara. Tanggal 2 Juli 2012. Universitas Sumatera Utara 82 berusaha, tidak mampu untuk mensejahterakan dirinya sendiri dan meningkatkan kemandirian ekonominya. Karena apa? Belum berusaha sudah habis modalnya, kapitalnya sudah habis diserap oleh benalu – benalu ekonomi yang berlindung di bawah baju birokrasi. Ini yang saat itu mau PDIP tawarkan kepada masyarakat. Kota Medan kan kota perdagangan dan jasa. Masyarakatnya adalah masyarakat pedagang dan masyarakat yang menawarkan jasa – jasa. Yang sudah mampu ya silahkan. Tidak perlu PDIP bantu lagi. Tidak perlu PDIP ganggu. Tapi yang perlu PDIP angkat adalah masyarakat golongan mikro kecil itu supaya mereka bisa mandiri. Pada kenyataannya, ketika mereka sudah mau untuk memulai usaha, mereka sudah dibebani oleh beban – beban dan lain – lain. Kemudian akses ke bank juga belum apa – apa harus ini, harus begitu segala macam. Untuk bisa meminjam ke bank aja, mereka sudah habis sekitar 7 sampai 8 juta rupiah untuk mengurus izin baru dapat kredit di bank. Kena lagi provisi, kena lagi segala macam. Misalnya meminjam 50 juta, terakhir malah tinggal terima bersih 40 juta. Inilah yang mau PDIP perbaiki dulu di kota Medan. Mereka kan sudah digaji oleh negara, perlakuan dan pekerjaan mereka sudah ditanggulangi oleh negara. Mengapa mereka mengutip – ngutip uang lagi. Mereka bilang itu biaya retribusi. Memang iya, tapi kan tidak besar. Iya kan? Untuk mengurus ke kantor lurah aja harus bayar 500 ribu. Itulah isu yang diangkat. Disamping ada program – program kesehatan itu tetap di setiap kelurahan ada mobil kesehatan keliling, ada dokternya, perawatnya, segala macam. Jadi pengobatannya itu tidak hanya sekedar masyarakat itu datang ke puskesmas. Tapi si petugas kesehatannya ini yang mendatangi si masyarakat. Karena terus terang, PDIP membebaskan biaya pengobatan. Ternyata, dari rumah ke puskesmas itu si masyarakat bisa menghabiskan uang 20 ribu untuk ongkos saja. Bagaimana masyarakat yang udah susah, tidak bisa apa – apa, digotong – gotong lagi naik becak naik angkutan umum segala macam. Kan, susah sekali itu. Makanya PDIP mengusahakan mendatangi si masyarakat. Itulah program kesehatannya.

III. 2. Kebijakan Dan Strategi Umum Partai