Kajian Pustaka Kajian Teori

8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan saat ini. Penelitian yang dilakukan oleh Hasannudin 2004 dengan judul ”Eksperimentasi Pengajaran Matematika Dengan Metode Montessori Pada Pokok Bahasan Pecahan Pada Siswa Kelas VII SD Muhammadiyah 16 Surakarta” menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa ynag menggunakan metode Montessori lebih baik jika dibandingkan dengan yang menggunakan konvensional. Nur Farida Septiningsih 2005 dengan judul ”Eksperimentasi Metode Quantum Teaching Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bentuk Cerita Pokok Bahasan Bangun Datar dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Siswa Kelas II Semester I MTsN Gemolong” menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Quantum Teaching lebih meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal matematika bentuk cerita yang melibatkan bangun datar pada siswa kelas II A MTsN Gemolong. Dari penelitian-penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut dan dirasa perlu untuk lebih mengembangkan penelitian- 8 9 penelitian yang ada, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul ” Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think-Pair-Share TPS Terhadap Prestasi Belajar Siswa” Table 2.1 Perbedaan Variansi Penelitian No Montessori Quantum teaching TPS Prestasi belajar 1 Hasannudin 9 9 2 Nur Farida. S 9 9 3 Peneliti 9 9 Variabel Nama

B. Kajian Teori

1. Hakikat Matematika Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit. Menurut Johnson dan Myklebust matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan- hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Lerner juga mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang juga memungkinkan manusia memikirkan. mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Paling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia ; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling 10 penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan Abdurrahman, 2003 : 252 Dari ketiga pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang tidak hanya bersifat kuantitatif tetapi juga merupakan ilmu yang bersifat sosial, maksudnya yaitu matematika bukan ilmu yang bersifat abstrak melainkan suatu cara pemecahan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata. 2. Proses Belajar Mengajar Istilah belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda, akan tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang erat sekali. Bahkan antara keduanya terjadi kaitan dan interaksi satu sama lain. Menurut Syamsudin Makmun 2002 : 156 proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Dengan definisi ini hendaknya kita pahamkan bahwa terjadinya perilaku belajar pada siswa dan perilaku mengajar dari pihak guru tidak berlangsung dari satu arah melainkan terjadinya secara timbal balik, dimana kedua belah pihak berperan dan berbuat secara aktif di dalam suatu kerangka kerja, dan dengan menggunakan cara dan kerangka berfikir yang seyogianya dipahami dan disepakati bersama. Guru dapat dikatakan mengajarnya berhasil kalu perubahan yang diharapkannya, terjadi pada perilaku dan pribadi siswanya. Begitu pula dengan siswa dapat dikatakan belajarnya berhasil kalau ia telah 11 mengalami perubahan-perubahan setelah menjalani proses belajar tersebut pada perilaku dan pribadinya seperti yang diharapkan gurunya dan siswa sendiri. Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Hillgard dalam Syamsudin Makmun, 2002 : 157. Perubahan itu mungkin merupakan suatu penemuan informasi atau penguasaan suatu ketrampilan yang telah ada. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman Oemar Hamalik, 2001 : 27. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Dari definisi-definisi ditarik kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya suatu aktivitas untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku yang mengandung tiga aspek yakni aspek pengetahuan, nilai, dan sikap serta ketrampilan. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid Oemar Hamalik, 2001 : 27. Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid. 12 Menurut Oemar Hamalik 2001 : 44. Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah. Pengajaran adalah suatu proses penyampaian dalam bentuk pemberian tugas mempelajari halaman, latihan pokok-pokok atau bab-bab tertentu dari buku teks. Herbart dalam Oemar Hamalik, 2001 : 45 Tugas-tugas itu bersumber dari buku yang dipelajari oleh siswa dengan pengawasan atau tanpa pengawasan oleh guru. Dari pendapat-pendapat dapat disimpulkan bahwa mengajar pada hakekatnya adalah melakukan kegiatan belajar, sehingga belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. 3. Pembelajaran Konvensional Metode konvensional adalah suatu pengajaran yang mana dalam proses belajar masih menggunakan cara lama. Guru memegang peranan penting dalam menentukan urutan langkah dalam menyampaikan materi kepada siswa. Sedangkan peranan siswa adalah mendengarkan secara teliti dan mencatat pokok-pokok yang penting yang dikemukakan oleh guru. Proses belajar mengajar yang masih tradisional dan kurang memadai menyebabkan siswa tenggelam dalam pelajaran yang kurang merangsang aktivitas belajar yang optimal. Siswa pasif menerima informasi dari guru, dimana guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dan ide-idenya. Siswa hanya menghafal rumus dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. 13 Guru menekankan penerapan suatu konsep, sedangkan pengenalan konsep dan pengembangan konsep kurang ditekankan. Belajar dengan metode konvensional menyebabkan siswa menjadi belajar menghafal yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian. Siswa menjadi pasif dan daya kritis siswa akan terhambat, untuk itu diperlukan suatu pembharuan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam belajar, membentuk siswa yang kreatif, berfikir logis, kritis dan inovatif. 4. Pembelajaran Dengan Metode TPS Think Pair Share Pembelajaran Think Pair Share memiliki prosedur yang diterapkan secara eksplisit untuk memberikan siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Dalam strategi ini guru hanya berperan sebagai fasilitator sehingga guru menyajikan satu materi dalam waktu pembahasan yang relatif singkat. Setelah itu giliran siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang telah dijelaskan Langkah-langkah yang perlu diterapkan dalam pendekatan Think Pair Share adalah sebagai berikut: a. Tahap Pertama : Thinkingberfikir Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyan tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. 14 b. Tahap Kedua : Pairingberpasangan Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama. Interaksi yang diharapkan dapat berbagi jawaban dari pertanyaan atau ide bila persoalan telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan. c. Tahap Ketiga : Sharingberbagi Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagi pada seluruh kelas. Hal ini akan efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai kurang lebih seperempat pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. 5. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar matematika pada dasarnya merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran matematika. Prestasi belajar tersebut menggambarkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari di sekolah yang biasanya dinyatakan dengan nilai. Sumardi Suryabrata 1987 : 35. Mulyono Abdurrahman 2003 : 37 mengemukakan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Seperti yang dikemukakan Romiszowski yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman 2003: 38, hasil belajar atau prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi pengetahuan dan keterampilan. 15 Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu 1 Pengetahuan tentang fakta, 2 Pengetahuan tentang prosedur, 3 Pengetahuan tentang konsep,dan 4 Pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu 1 Keterampilan untuk berfikir, 2 Keterampilan untuk bertindak, 3 Keterampilan bersikap, dan 4 Keterampilan berinteraksi. Berdasarkan pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa “Prestasi belajar adalah penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar yang menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dan dapat di lihat dalam bentuk indikator- indikator yang berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan”. Berdasarkan pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa “Prestasi belajar Matematika adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar yang menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika yang dapat dilihat dari nilai matematika dalam rapor”. 6. Pokok Bahasan 1. Persegi Panjang a. Pengertian persegi panjang Perhatikan persegi panjang ABCD pada gambar dibawah 16 C D A B Berdasarkan gambar persegi panjang ABCD tersebut, diperoleh bahwa : 1 sisi-sisi persegi panjang ABCD adalah AD dan CD BC AB , , , dengan dua pasang sisi sejajarnya sama panjang, yaitu DC AB = dan AD BC = 2 sudut-sudut persegi panjang ABCD adalah , , ABC DAB ∠ ∠ , BCD ∠ dan CDA ∠ dengan = ∠ = ∠ ABC DAB = ∠ BCD CDA ∠ = 90 Dengan demikian, persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku. b. Menempatkan persegi panjang pada bingkainya Sebuah persegi panjang dapat menempati bingkainya dengan 4 cara : C D C D D C L B A K B A D C N M A B A B Letak 2 Letak 1 17 D C • A B C D D C • C D A B A B A B Letak 3 Letak 4 Letak 1, persegi panjang ABCD dibalik menurut sumbu KL Letak 2, persegi panjang ABCD dibalik menurut sumbu MN Letak 3, persegi panjang ABCD diputar 180 pada pusatnya Letak 4, persegi panjang ABCD diputar 360 pada pusatnya c. Sifat-sifat persegi panjang 1 Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar 2 Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku- siku 90 3 Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sama besar 4 Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara d. Keliling dan luas persegi panjang 1 Keliling persegi panjang C D A B 18 Keliling persegi panjang ABCD = DA CD BC AB + + + Pada persegi panjang, sisi yang lebih panjang disebut panjang yang dinotasikan dengan p, dan sisi yang lebih pendek disebut lebar yang dinotasikan dengan l. Sehingga p CD AB = = , dan l DA BC = = . Dengan demikian, keliling persegi panjang ABCD dengan panjang p dan lebar l adalah K = p + l + p + l = 2p + 2l = 2p + l 2 Luas Persegi Panjang Untuk menentukan luas persegi panjang, Perhatikan gambar persegi panjang KLMN dibawah Luas persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisinya Luas persegi panjang KLMN = KL × LM = 5 × 3 satuan luas = 15 satuan luas Jadi, luas persegi panjang dengan panjang p dan lebar l adalah L = p × l 19 Contoh : Hitunglah keliling dan luas persegi panjang yang berukuran panjang 12 cm dan lebar 8 cm. Penyelesaian : Panjang p = 12 cm 8 cm lebar l = 8 cm. 12 cm Keliling K = 2p + l = 212 + 8 = 2 × 20 = 40 Luas L = p × l = 12 × 8 = 96 Jadi, keliling persegi panjang tersebut 40 cm dan luasnya 96 cm 2 2. Persegi a. Pengertian persegi Perhatikan gambar persegi ABCD Berdasarkan gambar, diperoleh bahwa : 1 sisi-sisi persegi ABCD sama panjang, yaitu C D A B AB = BC = CD = AD 20 2 sudut-sudut persegi ABCD sama besar, yaitu: ∠ ABC =∠ BCD = ∠ CDA = DAB ∠ Dari uraian tersebut, maka persegi adalah bangun segi empat yang memiliki empat sisi sama panjang dan empat sudut siku- siku. Persegi merupakan persegi panjang dengan sifat khusus, yaitu keempat sisinya sama panjang b. Menempatkan persegi pada bingkainya Dengan cara yang sama seperti pembahasan pada persegi panjang, bahwa persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara. c Sifat-sifat persegi Pada pembahasan sebelumnya, telah disinggung bahwa persegi merupakan persegi panjang dengan bentuk khusus, yaitu semua sisinya sama panjang. Oleh karena itu, semua sifat persegi panjang juga merupakan sifat persegi, yaitu : 1 Semua sifat persegi panjang merupakan sifat persegi 2 Suatu persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara 3 Semua sisi persegi adalah sama panjang 4 Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal- diagonalnya 21 5 Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku d. Keliling dan luas persegi 1 Keliling persegi Telah kita ketahui bahwa persegi merupakan persegi panjang yang panjang semua sisinya sama. Sehingga p = l. s s C B D A s s Misalkan p = l = s, maka ; Keliling persegi K = 2p + l = 2s + s = 22s = 4s Dari uraian ditas, diperoleh rumus keliling persegi yaitu K = 4s, dengan s adalah panjang sisi persegi. Contoh : Hitunglah keliling sebuah persegi yang panjang sisinya 5 cm. Penyelesaian : sisi s = 5 cm Keliling K = 4 × sisi = 4 × 5 cm = 20 Jadi, keliling persegi 20 cm 22 2 Luas persegi Suatu persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama, atau ditulis p = l = s. Dengan demikian : s s C B D A s s Luas persegi L = s × s = s 2 Contoh : Jika diketahui keliling suatu persegi 48 cm, tentukan luasnya Penyelesaian : Keliling K = 48 cm K = 4 × s 48 = 4s s = 4 48 s = 12 Jadi, s = 12 cm Luas = s × s = 12 × 12 = 144 Jadi, luas persegi 144 cm 2

C. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN NUMBER HEAD TOGETHER Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Dan Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Dan Kemampuan K

0 2 19

PENINGKATAN KOMUNIKASIDAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) Peningkatan Komunikasi Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Think Pair Share (Tps) (Ptk Pada Siswa Kelas Viii C Semester Genap Smp

0 2 13

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINK PAIR SHARE DAN STUDENT TEAM HEROIC EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINK PAIR SHARE DAN STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MO

0 0 16

EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VII MTs N Bekonang).

0 2 8