29
Fitri Safitri, 2013
Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together NHT Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Bagan Alur penelitian
E. Teknik Analisis Instrumen Penelitian
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pilihan ganda. Soal tes tersebut sebelum digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji
coba. Setelah dilakukan uji coba kemudian dilakukan analisis hasil uji coba instument tes yang meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks
kesukaran.
a. Validitas Tes
Instrumen dikatakan valid tepat, absah apabila instrument digunakan untuk mengukur apa yang sebenarnya diukur. Agar data yang diperoleh valid,
instrument atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Perumusan secara matematikanya adalah sebagai berikut :
30
Fitri Safitri, 2013
Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together NHT Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
√ Keterangan :
Koefisien Korelasi antara variabel X dan Y Skor total hasil tes tiap siswa
Skor rata-rata hasil ulangan harian siswa
Jumlah siswa Arikunto, 2009
Dengan klasifikasi validitas sebagai berikut:
Tabel 3.2 : Klasifikasi Validitas Butir Soal
Arikunto, 2009
b. Reliabilitas Tes
Reliabilitas suatu perangkat tes berhubungan dengan masalah ketetapan perangkat tes tersebut. Reliabilitas merupakan salah satu syarat yang penting bagi
suatu perangkat tes. Reliabilitas menunjukan kestabilan skor yang diperoleh ketika perangkat tes diujikan secara berulang kepada seseorang dalam waktu yang
berbeda. Nilai reliabilitas perangkat tes ditunjukan oleh koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas perangkat tes adalah
dengan menggunakan teknik belah dua yaitu pembelahan awal akhir dengan menggunakan rumus berikut :
Nilai r
xy
Kriteria
1,00 Sempurna
0,80-0,99 Sangat Tinggi
0,60-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
0,20-0,39 Rendah
0,00-0,19 Sangat Rendah
31
Fitri Safitri, 2013
Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together NHT Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu ⁄
⁄
√
Keterangan : X = Skor total tiap siswa untuk nomor 1
– 12 Y = Skor total tiap siswa untuk nomor 13
– 25 N = Jumlah siswa
Reliabilitas instrumen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :
⁄ ⁄
⁄ ⁄
Keterangan : Reliabilitas Tes
⁄ ⁄
Korelasi antara skor – skor tiap belahan . Arikunto, 2009
Interpretasi Reliabilitas Instrumen ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 3.3 : Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi
Kriteria reliabilitas
0,81 r 1,00
sangat tinggi
32
Fitri Safitri, 2013
Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together NHT Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
0,61 r 0,80
tinggi 0,41
r 0,60 cukup
0,21 r 0,40
rendah 0,00
r 0,20 sangat rendah
Arikunto, 2009
c. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang
menunjukan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Untuk menentukan besarnya indeks kesukaran, digunakan persamaan:
Keterangan : Indeks Kesukaran
Banyaknya Siswa yang menjawab benar Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.4 : Kriteria Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Nilai
Sukar 0,00-0,25
Sedang 0,26-0,75
Mudah 0,76-1,00
Syambasri, 2001:63
d. Daya Pembeda Butir Soal
33
Fitri Safitri, 2013
Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together NHT Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah Arikunto, 2009 : 211. Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Keterangan : Indeks Daya Pembeda
Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Banyaknya peserta tes kelompok atas Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Tabel 3.5 : Kriteria Daya Pembeda Rentang daya pembeda
D Keterangan Soal
0,0 D 0,20
Jelek 0,20D
0,40 Cukup
0,40D 0,70
Baik 0,70D
1,0 Sangat Baik
Arikunto, 2009
F. Teknik Pengolahan data