Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Kausalitas Antara Suku Bunga dan IHSG di IndonesiaMetode VAR.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perkembangan suku bunga dan IHSG di Indonesia?
2. Bagaimanakah hubungan antara suku bunga dan IHSG di Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian dan perumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Mengetahui perkembangan suku bunga dan IHSG di Indonesia.
2. Menganalisis hubungan antara suku bunga dan IHSG di Indonesia.
1.4Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1.4.1 Internal
1. Bagi penulis, untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan ke dalam dinamika perekonomian global dan melatih
kemampuan menganalisis secara sistematis. 2. Bagi Bursa Efek Indonesia, sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan investasi.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2 Eksternal
1. Bagi ilmu pengetahuan, sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian-penelitian mendatang.
2. Bagi Bank Indonesia, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat suku bunga Bank Indonesia.
3. Bagi publik, sebagai bahan pengetahuan untuk kaum awam dalam menentukan investasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.Tingkat Suku Bunga
2.1.1.Pengertian Suku Bunga
Suku bunga adalahpembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima
tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman Karl dan Fair ,2001:635. Pengertian suku bunga menurut Sunariyah 2004:80 adalah harga dari
pinjaman.Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu.Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh
debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant 1997 : 471 suku bunga adalah
harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant 1997 : 99-100 suku bunga dapat
dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali
dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang
dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus 1998 suku bunga adalah pembayaran
yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Prasetiantono 2000apabila suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan
pengembalian yang menguntungkan. Pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk
mengalokasikannya ke dalam bentuk portofolio perbankan deposito dan tabungan. Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun
menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat
cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank. Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan
jumlah i
nvestasi disuatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun dari investor asing, khususnya pada jenis invesatsi portfolio yang umunya
berjangka pendek.Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran dipasar uang domestik.Apabila
dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal masuk capital inflows diluar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata uang
negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing Madura,2000:01. a. Interest adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah
uang. b. Interest rate adalah jumlah interest yang dibayarkan per unit waktu atau
orang harus membayar. c. Karakteristik pinjaman dari tingkat suku bunga yang berbeda dapat
dilihat dari :
Universitas Sumatera Utara
1. Term or matulity Merupakan jangka waktu atau jatuh tempo, dimana mereka harus
membayarnya. 2. Risk
Beberapa pinjaman pada umumnya tidak beresiko, sementara yang lain mengandung tingkatInflasi spekuasi yang tinggi.
3. Liquidity Aktiva dikatakan likuid apabila dapat diubah dalam bentuk tunai cash
secara cepat dan dengan kerugian nilai yang sedikit pula. 4. Adminitratrative costs
Biaya administrasi yang dibebankan pada para peminjam atas kelalaian dan urusan administrasi.
d. Suku bunga diskonto adalah tingkat suku bunga yang dibayar oleh Bank-bank umumapabila meminjam uang dari Bank Sentral. Menurut Weston dan
Copeland 1998:184, suku bunga dalam keseimbangan suatu pasar merupakan harga suatu waktu, dimana harga tersebut adalah hasil pengembalian yang
menyamakan pinjaman dan pemberian pinjaman dalam kegiatan ekonomi. Suatu tingkat suku bunga akan cenderung naik apabila jumlah uang lebih sedikit dan
permintaan terhadap uang lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, tingkat suku akan cenderung turun apabila jumlah uang lebih banyakbesar dan permintaan terhadap
terhadap uang yang lebih sedikit.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan teori paritas suku bunga merupakan salah satu teori yang penting mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas.Teori ini
pada dasarnya bahwa tingkat bunga di suatu negara akan cenderung sama dengan tingkat bunga di negara lain, setelah diperhitungkan perkiraan laju depresiasi mata
uang suatu negara dengan negara lain.Berdasarkan Shapiro 1994:164 bahwa yang dimaksud dengan Interest Parity adalah suatu kondisi di mana perbedaan
tingkat suku bunga sama dengan perbedaan forward dipasar yang efisien dengan asumsi tidak ada biaya transaksi no transaction cost.
Pendapat klasik tentang suku bunga ini didasarkan pada Hukum Say pendapat Baptis Say bahwa penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri.
Dengan bertitik tolak dari Hukum Say ini maka setiap tabungan sama dengan investasi.
2.1.2.Teori tingkat suku bunga A.Teori Klasik
Teori bunga aliran klasik dinamakan “The Pure Theory of Interest”. Menurut teori initinggi rendahnya tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran akan modal. Jadi modal ini telah dianggap sebagai harga dari kesempatan penggunaan modal. Sama seperti harga barang-barang dan jasa, tinggi
rendahnya ditentukan oleh permintaan dan penawaran, demikian pula tinggi rendahnya bunga modal ditentukan oleh permintaan dan penawaran modal.
Investasi merupakan tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin kecil keinginan masyarakat untuk mengadakan investasi.Karena
keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut akan lebih dari tingkat bunga
Universitas Sumatera Utara
biaya penggunaan pinjaman tersebut. Bilamana terjadi tingkat suku bunga dalam keseimbangan, artinya tidak ada dorongan untuk menabung akan sama dengan
dorongan pengusaha untuk melakukan investasi
Interest Saving
I2 I2
I2 0 S2 S0 S1
Sumber : Mulia Nasution, 1998:89
Gambar 2.1 Tingkat Suku Bunga menurut Klasik
Tingkat keseimbangan bunga berada pada Io dimana pada tingkat bunga ini tingkat tabungan yang terjadi sama dengan tingkat investasi. Bilamana tingkat
bunga bergerak naik berpindah dari io ke I
1
, maka jumlah investasi keinginan investor untuk melakukan peminjaman akan berkurang. Kondisi yang terjadi
pada tingkat bunga I
1
dananya mereka akan bersaing menawarkan sehingga tingkat bunga pada I
1
akan bergerak turun atau kembali ke Io. I1
I0 I2
Universitas Sumatera Utara
Apabila tingkat bunga Iobergerak turun pada I
2
, para investor pengusaha akan bersaing guna memperoleh dana tabungan yang jumlahnya kecil
dibandingkan keinginan untuk investasi. Tingkat bunga keseimbangan terjadi di pasar sama dengan interaksi antara penawaran dengan permintaan suatu barang.
Jadi tingkat bungalah sebagai penggerak antara kaseimbangan tabungan dan investasi.
B.Teori Keynes Modern
Keynes tetap menerima pendapat golongan Cambridge, bahwa orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi yang
dilakukan dan permintaan masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar
volume transaksi dan semakin besar pula kebutuhan uang untuk memenuhi transaksi.
Dalam teori Keynes Bunga adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Dalamteori preferensi likuiditas, Keynes menjelaskan
pandangannya mengenaibagaimana tingkat bunga ditentukan dalam jangka pendek.Teori preferensi likuiditas adalah kerangka kurva LM. Teori inimemiliki
asumsi adanya penawaran uang riil tetap dan biasanya tidaktergantung oleh tingkat bunga, yaitu:
MPs = MP
Universitas Sumatera Utara
Bunga adalah salah satu determinan dalam memutuskan berapabanyak uang yang ingin dipegang oleh seseorang. Ketika tingkat bunga naik,maka
masyarakat cenderung memilih sedikit memegang uang, sehingga: MPd = Lr
Sumber: Mankiw, 2000
.
Gambar 2.2 Keseimbangan Uang Riil Keynes
Teori preferensi likuiditas menyebutkan bahwa tingkat bungamenyesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang. Dalam teori
ini,penurunan dan peningkatan penawaran uang akan berpengaruh terhadapjumlah penawaran uang riil dan tingkat bunga keseimbangan.
Jika tingkat harga tetap, penurunan dalam penawaran uang dari M1 keM2 akan mengurangi penawaran uang riil. Karena itu, tingkat bungakeseimbangan
akan naik dari r1 ke r2. Sebaliknya, peningkatan dalampenawaran uang yang dilakukan oleh bank sentral akan meningkatkanpenawaran uang riil, sehingga
tingkat bunga keseimbangan akan turun dari r2ke r1 Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Jadi, menurut teori preferensi likuiditas, penurunandalam penawaran uang akan menaikkan tingkat bunga, dan peningkatandalam penawaran uang akan
menurunkan tingkat bunga. 1. Motif berjaga-jaga
Keynes membedakan permintaan akan uang untuk tujuan pembayaran- pembayaran tidak regular, atau yang diluar rencana transaksi normal, misalnya
untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit serta pembayaran tidak terduga lainnya. Orang memanfaatkan uang untuk keadaan
yang tidak terduga tersebut, karena sifat uang yang liquid, atau mudah ditukarkan dengan barang.
2. Motif Transaksi
Keynes membedakan kegunaan uang adalan sebagai alat transaksi, bahwa orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi
yang dilakukan. Semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar volume transaksi dan semakin besar pula kebutuhan uang untuk memenuhi transaksi
tersebut.Dan dimana orang membutukan uang untuk melakukan transaksi pembayaran sehari-hari.
3. Motif Spekulasi
Sesuai dengan namanya motif dari memegang uang adalah untuk tujuan memperoleh keuntungan yang dapat diperoleh jika pemegang uang dapat
memprediksikan keadaan yang akan terjadi dengan benar. Teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang
membayar harga uang tersebut tingkat bunga dengan unsur permintaan uang
Universitas Sumatera Utara
untuk tujuan spekulasi. Permintaan akan uang yang menurut Keynesdisebut dengan “liquidity freference” preferensi likuiditas tergantung dari tingkat bunga.
Preferensi likuiditas berdasarkan motif ini sangat peka terhadap perubahan tingkat bunga. Semakin rendah tingkat bunga i maka preferensi likuiditas akan semakin
besar. Permintaan uang dengan motif spekulasi adalah disebabkan
ketidakpastian. Motif spekulasi ini dikaitkan dengan jual beli obligasi dimana perubahan harganya ditentukan oleh perubahan tingkat bunga yang akan terjadi di
masa yang akan datang.Bila masyarakat menganggap tingkat bunga saat ini lebih tinggi dari tingkat bunga normal, maka dalam masyarakat akan timbul ekspektasi
tingkat bunga cenderung turun dimasa yang akan datang.Turunnya tingkat bunga mengakibatkan harga obligasi naik dan pemegang obligasi memperoleh
keuntungan. Dalam permintaan uang untuk tujuan spekulasi, kita memgang uang
untukberjaga-jaga dan mengantisipasi jikalau nantinya ada surat berharga yangkita rasakan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga dapat
memperolehkeuntungan ataupun pendapatan dari kepemilikan surat berharga tersebut.Fungsi permintaan uang untuk tujuan spekulasi adalah:
m2 = gi Dimana:
m2 = permintaan uang untuk spekulasi
i = suku bunga
Universitas Sumatera Utara
Adanya hubungan yang terbalik antara suku bunga dengan permintaan uanguntuk spekulasi adalah karena adanya hubungan yang terbalik antara
nilaisurat berharga dengan suku bunga.
N = RI
Dimana: N = harganilai surat berharga
R = pendapatan dari surat berharga i = suku bunga dari surat berharga
Apabila suku bunga i naik maka harga surat berharga N akan turun. Olehkarenanya, orang-orang akan tertarik untuk membeli surat berhargaobligasi
saat itu disebabkan harganya yang murah. Sedangkan apabilasuku bunga turun, maka harga surat berharga akan mahal sehingga orang-orangtidak berminat untuk
membelinya. Jika digambarkan dalam grafik,maka kurva permintaan untuk tujuan spekulasi adalah sebagai berikut:
i i Tanpa memegang uang untuk
spekulasi pegang surat berharga
Liquidity trap Tanpa surat berharga
M
2
M
2
Gambar 2.3 Permintaan Uang untuk Spekulasi
Universitas Sumatera Utara
Liquidity trap adalah daerah dimana suku bunga begitu rendahnya sehingga harga surat berharga sangat tinggi. Pada daerah liquidity trap ini
dipercaya suku bunga tidak akan turun lagi dari keadaan itu. Karenanya harga surat berharga adalah yang tertinggi. Orang-orang tidak ada yang mau membeli
surat berharga dan tidak ada bedanya antara memegang unag tunai dengan membeli surat berharga. Oleh karena itu, orang akan lebih senang untuk
memegang uang tunai. Pada keadaan ini, orang-orang yang memperkirakanakan adanya kenaikkan suku bunga di masa yang akan datang, jadi lebihbaik menunggu
untuk membeli surat berharga di masa yang akan datang. Dari penjelasan tentang motif permintaan uang di atas maka
dapatdijelaskan bahwa permintaan uang merupakan penjumlahan antarapermintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga m1 dengan
permintaanuang untuk spekulasi m2. Md = m1 + m2
Dengan demikian pemegang obligasi lebih suka tetap memegang obligasinya dibanding dengan memegang uang.Jadi bila tingkat bunga naik,
permintaan terhadap uang akan rendah dan sebaliknya bila tingkat bunga saat ini lebih rendah dari tingkat bunga normal, maka dalam masyarakat timbul ekspektasi
bahwa tingkat bunga akan naik di masa yang akan datang. Jadi menurut Keynes kenaikan permintaan uang baik untuk transaksi, berjaga-jaga maupun spekulasi
akan menyebabkan naiknya tingkat bunga dan sebaliknya bila permintaan uang.
Universitas Sumatera Utara
Apabila tingkat bunga turun dibawah tingkat normal, maka masyarakat yakin bahwa tingkat bunga akan kembali ketingkat normal yakin bunga akan
naik diwaktu yang akan datang. Jika mereka memegang surat berharga diwaktu suku bunga naik harganya turun.Keynes menyatakan bahwa masyarakat
mempunyai keyakinan adanya suatu tingkat bunga yang normal. Apabila tingkat bunga turun di bawah tingkat bunga normal, makin banyak orang yakin bahwa
tingkat bunga akan kembali ke tingkat yang normal yakin bahwa bunga akan naik diwaktu yang akan datang.
Jika mereka memegang surat berharga diwaktu suku bunga naik harganya turun. Mereka akan menderita kerugian capital loss.Mereka akan
menghindari kerugian ini dengan mengurangi surat berharga yang dipegangnya, dengan sendirinya akan menambah uang kas yang dipegang.Hubungan
permintaan negatif dengan tingkat bunga juga berkaitan dengan ongkos memegang uang kas opportunity cost of holding money. Makin tinggi tingkat
bunga, makin tinggi pula ongkos memegang uang kas dalam bentuk tingkat bunga yang tidak diperoleh karena kekayaan diwujudkan dalam bentuk uang kas,
sehingga keinginan memegang uang kas juga turun. Sebaliknya, jika tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang kas juga makin rendah sehingga
permintaan akan uang naik.
C. Teori paritas tingkat suku bunga
Sampai saat ini tidak ada negara yang benar-benar tertutup, artinya hubungan dengan luar negeri dianggap tidak ada. Selalu ada perbedaan-perbedaan
dalam derajat “keterbukaan” suatu negara. Namun kiranya jelas bahwa adanya
Universitas Sumatera Utara
hubungan dengan luar negeri mempunyai pengaruh terhadap perkembangan tingkat bunga didalam negeri.
Teori paritas tingkat bunga adalah teori mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas, yaitu apabila penduduk masing-masing negara bebas
memperjualbelikan devisa. Teori ini pada pokoknya menyatakan bahwa dalam sistem devisa bebas
tingkat bunga di negara satu akan cenderung sama dengan tingkat bunga dinegara lain. Setelah diperhitungkan perkiraan mengenai laju depresiasi mata uang negara
yang satu dengan negara yang lain. Secara aljabar
Rn = Rf + E Dimana:
Rn : tingkat bunga nominal didalam negeri Rf : tingkat bunga nominal diluar negeri
E : laju depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang diperkirakan akan terjadi.
Karena beberapa alasan tingkat bunga berbeda diseluruh dunia. Ketika diasumsikan tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil ditentukan oleh
tingkat bunga dunia, masyarakat luar negeri akan memberi pinjaman kepada negara itu, yang membuat tingkat bunga domestik turun. Dan jika tingkat bunga
domestik berada di bawah tingkat bunga dunia, penduduk domestik akan memberi pinjaman ke luar negeri untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi, yang
mendorong tingkat bunga domestik naik.
Universitas Sumatera Utara
Perlu dicatat bahwa dalam praktek ada biaya transaksi untuk memindahkan dana dari dalam negeri.Oleh sebab itu teori paritas bunga ini lebih
tepat jika berbunyi bahwa tingkat bunga antara dua negara cenderung sama, setelah dikoreksi dengan laju depresiasi yang diperkirakan dari mata uang yang
satu terhadap mata uang negara lain dan biaya transaksi biaya memindahkan dana. Dalam sistem devisa bebas biaya transaksi tersebut rendah, tetapi dalam
sistem devisa yang kurang bebas, biaya tersebut bisa tinggi. Oleh karena itu dalam sistem devisa yang tidak bebas, ada kemungkinan tingkat bunga di dalam negeri
sangat berbeda dengn tingkat bunga diluar negeri, meskipun telah dikoreksi dengan laju depresiasi yang diperkirakan.
2.2.Pasar modal. 2.2.1 Pengertian dan manfaat pasar modal
Pasar modal capital marketmerupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi convertible dan
berbagai produk turunan derivatif sepertiopsiput atau call. Didalam undang-undang pasar modal No.8 tahun 1995, pengertian pasar
modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran Umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan degan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Universitas Sumatera Utara
Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana investor dan pihak yang memerlukan dana issuer.
Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana segar masyarakat melaui penjualan efek saham melaluui prosedur IPO atau
efek utang obligasi. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal
memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan return bagi pemilik dana, sesuai dengan karakeristik investasi yang dipilih. Jadi di harapkan
dengan adanya pasar modal aktifitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternative pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk
dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas.
2.2.2. Manfaat Pasar Modal
1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal. 2.
Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. Alternatif investasi
memberikan potensi keuntungan dengan tingkat resiko yang dapat diperhitungkan.
Universitas Sumatera Utara
3. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perkonomian bagi suatu
Negara. 4.
Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah. 5.
Penyebaran kepemilikan keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manejemen
professional.
2.2.3 Jenis dan mekanisme transaksi pasar modal
Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder : a. Pasar Perdana Primary Market
Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit issuer sebelum
saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan
oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.Dalam pasar perdana, perusahaan
akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan
dan memperluas barang modal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur
pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang
dilakukan melalui agen penjualan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pasar Sekunder Secondary Market Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara
investorsetelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus
dicatatkan di bursa.Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat.Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder
berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan.Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi
pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka
waktunya tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu: 1. Bursa Reguler
Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Indonesia. 2. Bursa Paralel
Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang
diatur dandiselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek PPUE, diawasi dan dibina oleh BAPEPAM.Over the counter karena pertemuan
antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.
Universitas Sumatera Utara
2.3.Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 2.3.1 Pengertian IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di bursa efek. IHSG berubah setiap hari karena
perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari dan adanya saham tambahan.
2.3.2Jenis-jenis Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta
1. Indeks Harga Saham Gabungan Pada tanggal 1 april 1983, IHSG diperkenalkan untuk pertama kalinya
sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ.Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEJ.Hari dasar
untuk perhitungan IHSG adalah 10 agustus 1982. Pada tanggal tersebut, indeks ditetapkan denga nilai dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13
saham. 2. Indeks Sektoral
Indeks sektoral merupakan bagian dari IHSG. Semua perusahaan yang tercatat di BEJ diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang didasarkan pada
klasifikasi industri. Kesembilan sektor tersebut adalah: a. Sektor Utama industri yang menghasilkan bahan-bahan baku Sektor 1,
pertanian. Sektor 2, pertambangan b. Sektor Kedua industri pengolahan atau manufaktur . Sektor 3, industri dasar
dan kimia. Sektor 4, aneka industri. Sektor 5, industri barang konsumsi. c. Sektor ketiga jasa . Sektor 6, property dan real estat Sektor 7, transportasi
dan infrastruktur Sektor 8, keuangan Sektor 9, perdagangan, jasa, dan investasi
Universitas Sumatera Utara
Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 januari 1996 dengan nilai dasar 100 untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar 25 desember 1995.
3. Indeks LQ 45 Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa
kriteria. Indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempunyai nilai kapitalisasi pasar yang relatif besar.
a. Kriteria pemilihan saham indeks LQ 45 Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham harus memenuhi kriteria
tertentu dan lolos dari seleksi utama sebagai berikut: 1. Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler rata-rata
nilai transaksi selama 12 bulan terakhir 2. Masuk dalam ranking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar rata-
rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir 3. Telah tercatat di BEJ sekurang- kurangnya 3 bulan
4. Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi di pasar reguler.
2.4.Teori hubungan antara Suku Bunga dengan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Suku bunga yang tidak terkendali dapat mengakibatkan turunnya return saham, karena kenaikan tingkat suku bunga interest rate akan berdampak
negatif terhadap harga saham Janes, 2004. Kenaikan tingkat suku bunga menyebabkan investor lebih memilih menanamkan dananya dipasar uang dari
pada pasar modal karena lebih memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
dan akibatnya harga saham akan menjadi turun. Dengan menurunnya harga- harga saham suatu perusahaan otomatis akan mempengaruhi IHSG dimana IHSG
akan ikut turun. Sebaliknya juga, dengan menurunnya tingkat suku bunga interest rate,
akan berdampak positif terhadap harga-harga saham. Penurunan tingkat suku bunga membuat investor lebih memilih menanamkan dananya di pasar modal dari
pada pasar uang, akibatnya harga-harga saham akan naik. Naiknya harga-harga saham otomatis akan meningkatkan IHSG.
Tingkat suku bunga berpengaruh terhadap pasar modal seperti yang diungkapkan oleh Tandeillin 2001 yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga
yang meningkat dapat menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya berupa tabungan ataupun deposito. Penarikan investasi
secara bersama-sama akan menurunkan angka indeks harga saham. Penurunan tingkat suku bunga membuat Investor lebih memilih menanamkan dananya di
pasar modal dari pada pasar uang, akibatnya harga-harga saham akan naik. Naiknya harga saham otomatis akan meningkatkan IHSG.
Dan sebaliknya Kenaikan tingkat suku bunga menyebabkan investor lebih memilih menanamkan dananya dipasar uang dari pada pasar modal karena lebih
memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dan akibatnya harga saham akan menjadi turun. Dengan menurunnya harga- harga saham suatu perusahaan
otomatis akan mempengaruhi IHSG dimana IHSG akan ikut turun.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha 2005, dalam bukunya, Reksa Dana : Hubungan Suku Bunga dan IHSG di Era Modern, Ada 3
hal utama yang mendasari perlunya seseorang melakukan investasi, yaitu: 1Adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum mampu
untukdipenuhi saat ini. 2 Adanya keinginan untuk menambah nilai asset, adanya kebutuhan
untukmelindungi nilai asset yang sudah dimiliki. 3 Berkaitan dengan adanya inflasi.Dari definisi diatas maka, Suku Bunga dan
IHSG dapat didefinisikan sebagai suatu komitmen padadana-dana dari satu atau lebih asset yang akan dipegang untuk periode yang akan datang.
Jadi,investasi pada dasarnya adalah “membeli” suatu asset yang diharapkan di masa mendatanguntuk dapat “dijual kembali” dengan nilai yang lebih tinggi.
Pertanyaan-pertanyaan yang langsung timbul adalah menyangkutsegi-segi yang sulit dikategorikan sebagai konsep ekonomi atau ilmu ekonomi. Maksudnya
bagaimana menempatkan regulasi, perlindunganhukum dan pengaturan transaksi dalam kaitannya dengan perkembangan bursa. Jadi, bila IHSG merosot terus-
menerus, sementara pertumbuhanekonomi berlangsung cukup tinggi dan tingkat inflasi serta tingkat sukubunga Bank menurun, maka memerlukan faktor penjelas
yang mungkinsekali berada diluar masalah ekonomi Syahrir : 38-39.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Jurnal Sebelumnya