HASIL PENELITIAN Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Terjadinya Gejala Stres Kerja Pada Karyawan Service Adviser (SA) Di PT Perintis Perkasa Medan (Authorized Toyota Dealer) Tahun 2013

 Customer Relation Coordinator CRC Customer Relation Coordinator CRC mempunyai peran memfasilitasi penanganan keluhan, mengelola data pelanggan, menyelenggarakan atau meningkatkan skill tentang customer service bagi karyawan.  Service Adviser SA Service Adviser SA mempunyai peranan yang sangat penting di Toyota, karena Service Adviser SA merupakan karyawan yang bertugas menerima customer yang datang ke bengkel, mendiagnosa kerusakan awal mobil yang akan diservis, mengestimasi biaya dan waktu pekerjaan dan selanjutnya membuat PKB Perintah Kerja Bengkel. Service Adviser SA juga dihimbau dan diharuskan menawarkan jasa dan produk bengkel kepada customer. Service Adviser SA mengestimasikan juga tentang biaya jasa perbaikan dan jasa produk yang akan digunakan baik yang SBE Servis Berkala Eksternal, SBI Servis Berkala Internal maupun biaya penggantian suku cadang yang rusak. Service Adviser SA menjanjikan waktu proses penyerahan kendaraan yang diperbaiki dan bisa juga menunda waktu perbaikan kendaraan. Kemudian Service Adviser SA menghubungi customer, lalu Service Adviser SA menanyakan bagaimana tentang kepuasaan customer.  Foreman FO Foreman FO mempunyai peran menjamin hasil perawatan dan perbaikan dengan melakukan persiapan membagi dan memonitor tugas mekanik yang sesuai dengan perintah kerja bengkel PKB, memonitor peralatan handstoll dan warranty claim, membuat technical report TR serta melakukan pengembangan skill teknisi untuk mencapai kepuasan pelanggan bengkel.  Pembagi Tugas Mekanik PTM Pembagi Tugas Mekanik PTM mempunyai peran mengkoordinir dan mengoptimalkan jalannya papan control berdasarkan perkembangan order dari booking ataupun non booking sampai kendaraannya selesai, persiapan dan menuliskan chip pada JPCB, membagi dan memonitor tugas harian mekanik, mencatat produktiviti mekanik, memonitoring pekerjaan pada JPCB dan melaporkan pada SA jika ada penambahan pekerjaan dan perubahan waktu penyerahan, serta mengkoordinir dan mengoptimalkan jalannya kerja mekanik dalam menangani pekerjaan berdasarkan perintah kerja bengkel PKB untuk mencapai kepuasan pelanggan bengkel. 4.2.Visi dan Misi Perusahaan Adapun Visi Perusahaan dari PT Perintis Perkasa, yaitu : a Menjadi mitra usaha yang terpercaya bagi seluruh stakeholder b Professional dalam menjalankan kegiatan usaha c Menjadi dealer utama otomotif kendaraan pada roda empat nomor satu di Indonesia yang berkompeten dan mampu bersaing secara sehat d Memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada pelanggan customer dan memberikan fasilitas yang bertaraf Internasional. Adapun Misi Perusahaan dari PT Perintis Perkasa, yaitu : a Menjadi dealer utama otomotif roda empat nomor satu di Indonesia yang berkompeten dan mampu bersaing secara sehat. b Memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada pelanggan customer dan memberikan fasilitas yang bertaraf Internasional. 4.3.Struktur Organisasi PT Perintis Perkasa INSTRUKTUR DRISNO H SERVICE ADVISER 1.SURYADI 2.HARMONO 3.HANDOYO 4.RUDIANTO 5.POPO H 6.HENGKI 7.DEDI KOORDINATOR HPS DRISNO H SALES DEPT SENTA TJANDRA PRES.KOMISARIS MARLIANA TECH ADVISOR BUDI A MRA ERNI KAIZEN MAN RIDHOWAN BOOKING WULANDARI TECH LEADER SUWANTO PRES.DIREKTUR MICHAEL DARWIS K BRANCH HEAD SENTA TJANDRA SALES GROUP ADM HEAD SURINA ADMIN GROUP TEHNISI HPS 1.SOFIAN 2.ADITYA 3.WAHYUDI SPOORING TOMMY FO GROUP-EM ZEFRI E TEHNISI 1.ANDIKA 2.RIFAI 3.RAHMADI 4.HERDIANTO 5.SAHIDA H FO GROUP-I QUICK SERVICE SURIANTO PTM EDI PURWANTO TEHNISI 1.JOKO A 2.AMBRUSTIAN 3.YUDI ISKANDAR 4.RAHADIAN 5.RULY AMRI 6.ANGGA P TEHNISI 1.HARMANSYAH 2.WIHARDI 3.M. FAISAL 4.RIO PRAYOGI 5.ADI ALISMANA 6.FAJAR FO GROUP-II GENERAL REP. SURIANTO FO GROUP-III GENERAL REP. SUGIANTO TEHNISI 1.PURNOMO 2.RAHMAT 3.ALFI SAHRIN 4.HERU 5.M. NUR 6.NANDA SERVICE HEAD AMANSYAH CRO NOVI S.A ADMIN ELI SURYANI TOOLS KEEPER RAHMADANI PARTS MAN ANDRE ADMIN NICOLAS BILLING MELDA KASIR JULIANA SATPAM 1.EDI SURYADI 2.EDI SUPRAPTONO 3.RAHMAD SY 4.HENDRA SY 5.BAMBANG L KANTIN TITIK F LUBBING SAFAAT DAULAY WASHING 1.SARNO 2.RIDWAN 3.IMAM 4.SAEB S 5.SUSANTO COLLECTOR PALGUNADI PALLET 1.FERI 2.ANGGA IS KOORDINATOR ADMIN LINDA KEPALA PARTS RINTO 4.4.Hasil Penelitian 4.4.1.Pernyataan Informan mengenai Tuntutan Tugas Beban Kerja Hasil wawancara dengan informan mengenai tuntutan tugas beban kerja dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Matriks Pernyataan Informan mengenai Tuntutan Tugas Beban Kerja Informan Pernyataan Informan 1 “Deadline gak tercapai ya melakukan kerja overtime inisiatif sendiri. Hari minggu terpaksa masuk kalo gak tekejar deadline nya karena kesalahan sendiri”. Informan 2 “Ada tugas yang terabaikan karena pekerjaan yang banyak. Kalo target gak tercapai ya introspeksi diri kenapa target gak tercapai lalu berubah dan berpikir untuk tidak mengulanginya lagi, kalo gak nanti bisa menimbulkan tekanan”. Informan 3 “Agar semua tugas terselesaikan ya harus bekerja dengan cepat da n tepat”. Informan 4 “Kerjanya gak boleh lelet”. Informan 5 “Walaupun harus bekerja dengan sigap tapi tidak boleh membuat kesalahan dan keliru dalam membuat analisis pekerjaan”. Informan 6 “Awalnya ya merasa terbebani dengan kerja yang berburu oleh waktu dan harus sigap, tapi lama- lama terbiasa”. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa para karyawan Service Adviser SA harus bekerja dengan cepat, sigap, dan tepat, agar semua pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Meskipun demikian sistem kerjanya, namun para karyawan Service Adviser SA tidak boleh membuat kesalahan ataupun kekeliruan dalam menganalisis setiap pekerjaannya. Disamping itu, mereka juga mempunyai tugas-tugas ataupun pekerjaan yang cukup banyak yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu.Hal inilah yang dapat menjadi faktor yang berperan dalam terjadinya gejala stres kerja. Adapun hasil penelitian pernyataan informan dengan menggunakan metode pendekatan STAR : S T A R Dengan waktu kerja 10 menit maka para SA harus melakukan pekerjaan : menerima customer,mendiagnosa kerusakan awal mobil,mengestimasi biaya dan waktu pengerjaan mobilnya,membuat PKB Perintah Kerja Bengkel,menawarkan jasa dan produk bengkel. Selain itu harus membuat laporan bulanan yang deadline-nya setiap tgl 24 setiap bulannya. Menerima customer yang datang, mendiagnosa kerusakan awal mobil yang akan diservis, mengestimasi biaya dan waktu pekerjaan, dan membuat PKB Perintah Kerja Bengkel, menawarkan jasa dan produk bengkel, membuat laporan bulanan. Bekerja dengan cepat dan sigap. Jika deadline tidak tercapai maka melakukan overtime atas inisiatif sendiri yaitu dengan masuk kerja di hari minggu untuk menyelesaikan deadline tersebut. Deadline tercapai. \ Ket : S = Situation T = Task A = Action R = Result Berdasarkan uraian di atas bahwa hanya dengan waktu 10 menit maka para SA harus melakukan berbagai pekerjaan seperti : menerima customer, mendiagnosa kerusakan awal mobil, mengestimasi biaya dan waktu pengerjaan mobilnya, membuat PKB Perintah Kerja Bengkel, menawarkan jasa dan produk bengkel. Selain itu para SA juga harus membuat laporan bulanan yang deadline-nya jatuh setiap tanggal 24 pada setiap bulannya. Maka aksi ataupun tindakan yang dilkukan oleh karyawan SA adalah dengan melakukan overtime yang atas inisiatif sendiri agar deadline-nya dapat dicapai. Jika tidak melakukan overtime bisa jadi deadline-nya menjadi tidak tercapai. 4.4.2.Pernyataan Informan mengenai Tanggung Jawab Kerja Hasil wawancara dengan informan mengenai tanggung jawab kerja dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Matriks Pernyataan Informan mengenai Tanggung Jawab Kerja Informan Pernyataan Informan 1 “Tentang tugas dan tanggung jawab sudah jelas karna sudah ada jobdesnya masing- masing”. Informan 2 “Demi customer ya terkadang waktu istirahat dikorbankan. Harus loyal sama customer ”. Informan 3 “Dalam bekerja ya kita harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan itu, agar kita tau apa-apa saja yang menjadi kewajiban dan tugas- tugas kita dalam pekerjaan tersebut”. Informan 4 “Kejelasan tugas dan tanggung jawab kerja itu harus ada dan penting sekali agar kita tidak semena-mena dengan pekerjaan kita”. Informan 5 “Tanggung jawab yang ada pada kami bukan hanya tanggung jawab terhadap pekerjaan kami saja tetapi juga tanggung jawab terhadap customer ”. Informan 6 “Rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan itu ya sangat penting dan harus ada agar timbul rasa loyalitas terhadap pekerjaan dan perusahaan”. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kejelasan tentang tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaan, merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan sekali, dan termasuk dalam tanggung jawab kerja. Hal ini bertujuan agar para karyawan mengetahui apa-apa saja yang menjadi tugas, kewajiban dan wewenangnya sehingga para karyawan tidak melakukan tindakan yang sewenang-wenang terhadap tugas-tugas yang diembankan kepadanya dan tidak melepaskan tugas-tugasnya kepada orang lain. Tanggung jawab kerja juga dapat menimbulkan rasa loyalitas terhadap pekerjaan dan juga perusahaan. Selain itu tanggung jawab yang diemban oleh karyawan Service Adviser SA bukan saja tanggung jawab terhadap tugas-tugas saja melainkan tanggung jawab terhadap customer atau pelanggan karena menyangkut kepuasan customer atau pelanggan, karena kepuasan customer atau pelanggan merupakan tanggung jawab mereka. Hasil penelitian pernyataan informan dengan menggunakan metode pendekatan STAR : S T A R Terus melayani customer ataupun pelanggan yang sudah menunggu giliran Mengambil atau menentukan waktu istirahat Mengorbankan waktu istirahat demi loyalitas terhadap pekerjaan dan demi kepuasan customer atau pelanggan Customer tidak terabaikan Ket : S = Situation T = Task A = Action R = Result Berdasarkan uraian di atas bahwa tanggung jawab kerja yang dihadapi para SA yaitu dengan terus-menerus melayani customer ataupun pelanggan meskipun pada saat jam istirahat tiba. Mereka tidak boleh mengabaikan customer yang sudah lama menunggu giliran, karena tanggung jawab kerja mereka bukan hanya terhadap pekerjaannya saja tetapi juga terhadap kepuasan customer. Jika mereka mengabaikan customer berarti mereka juga telah mengabaikan tugas dan tanggung jawab kerjanya. Maka dari itu sangat penting sekali diperlukan adanya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan sehingga timbul rasa loyalitas terhadap pekerjaan dan juga perusahaan. 4.4.3.Pernyataan Informan mengenai Hubungan Interpersonal Hasil wawancara dengan informan mengenai hubungan interpersonal dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Matriks Pernyataan Informan mengenai Hubungan Interpersonal Informan Pernyataan Informan 1 “Konflik ya pasti pernah la terjadi, tapi tidak sampai mengganggu kerjaan. Ya di kesampingkanlah egonya”. Informan 2 “Sesama SA mau saling membantu kalau ada customer yang marah-marah atau complain, karna team work ”. Informan 3 “Manager mau membantu mengatasi masalah yang dihadapi SA dalam menangani customernya. Tapi gak langsung turun ke manager. Ya ke bagian CRC nya dulu, kalau tidak bisa ditanganin lagi baru langsung ke manager”. Informan 4 “Pasti pernah mengalami kejenuhan di tempat kerja. Mengatasinya ya dengan menganggap pekerjaan itu sebagai hobi aja”. Informan 5 “Merasa jenuh di tempat kerja itu pasti ada. Mengatasinya dengan memotivasi diri sendiri dan membenari mindset kita dan menganggap pekerjaan itu sebagai tantangan”. Informan 6 “Cara mengatasi customer yang marah-marah atau complain ya pertamanya di cari tahu dulu apa penyebab dan akar permasalahannya, kemudian pande-pande la melakukan pendekatan sama customer, lalu mengakrabkan diri sama customer biar gak marah-marah lagi customer nya”. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sesama karyawan Service Adviser SA saling mambantu, mendukung dan sharing jika ada yang mengalami suatu masalah. Hal ini menunjukan bahwa hubungan interpersonal sesama karyawan cukup bagus. Meskipun pernah mengalami konflik, tetapi konflik tersebut dapat segera diselesaikan sehingga tidak berkepanjangan dan tidak sampai mengganggu pekerjaan mereka. Selain itu, manajer juga mau membantu para karyawan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di tempat kerja. Hal ini menunjukan bahwa hubungan interpersonal antara karyawan dengan pihak manajer juga cukup bagus dan mendapat dukungan dari pihak manajer dalam mengerjakan setiap pekerjaan. Selain itu juga, dalam mengatasi customer yang marah-marah atau complain maka para karyawan mempunyai cara khusus untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada customer lalu kemudian mencari tahu apa penyebab dan akar permasalahan kenapa customer tersebut marah-marah atau complain setelah itu lalu mencari solusi atau pemecahan masalahnya, sehingga timbul hubungan interpersonal yang baik antara para karyawan dengan para customer atau pelanggan. Hasil penelitian pernyataan informan dengan menggunakan metode pendekatan STAR : S T A R Customer atau pelanggan marah- marah karena terlalu lama menunggu giliran untuk dipanggil dan dilayani Customer atau pelanggan complain atau merasa tidak puas Melakukan pendekatan kepada customer atau pelanggan dengan cara berusaha mengakrabkan suasana agar suasana menjadi tidak tegang, lalu setelah itu mencari apa penyebab dari permasalahannya dan mencari solusi atau jalan keluar yang terbaik dari permasalahan tersebut. Jika ada customer yang tidak bisa ditanganin lagi emosinya tidak bisa diredam atau dikontrol maka langsung ditanganin oleh CRC. Jika CRC tidak bisa menangani juga maka diserahkan ke manajer untuk mengatasinya Customer atau pelanggan tidak marah-marah lagi dan customer atau pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan sehingga tercipta hubungan interpersonal yang harmonis antara para karyawan dengan para customer atau pelanggan Ket : S = Situation T = Task A = Action R = Result Berdasarkan uraian di atas bahwa dalam mengatasi customer yang marah-marah atau complain maka para karyawan mempunyai cara dalam menangani ataupun mengatasi customer tersebut yaitu dengan melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada customer lalu mengakrabkan diri kepada customer, lalu mencari tahu apa penyebab dan akar permasalahan yang terjadi kemudian mencari solusi ataupun pemecahan masalah tersebut sehingga timbullah hubungan interpersonal yang baik dengan para customer atau pelanggan dan customer ataupun pelanggan tidak marah-marah atau complain lagi. Jika ada customer yang marah-marah atau complain dan emosinya tidak bisa diredam oleh para karyawan SA, maka pihak Customer Relation Coordinator CRC yang akan turun tangan menanganin customer tersebut. Namun jika pihak Customer Relation Coordinator CRC juga tidak bisa meredam emosi ataupun menanganin customer tersebut, maka pihak manajer yang akan langsung turun tangan menanganin customer tersebut.

BAB V PEMBAHASAN

5.1.Beban Kerja Tuntutan Tugas Beban kerja merupakan sesuatu yang dirasakan oleh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Berdasarkan hasil wawancara mendalam tentang faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya gejala stres kerja pada karyawan Service Adviser SA PT Perintis Perkasa Medan, para informan menyatakan bahwa para karyawan Service Adviser SA harus bekerja dengan cepat, sigap, dan tepat, agar semua pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Meskipun demikian sistem kerjanya, namun para karyawan Service Adviser SA tidak boleh membuat kesalahan ataupun kekeliruan dalam menganalisis setiap pekerjaannya. Disamping itu, mereka juga mempunyai tugas-tugas ataupun pekerjaan yang cukup banyak yang dalam hal ini bukan saja hanya membuat Perintah Kerja Bengkel PKB yang berdasarkan pada keluhan yang dialami oleh customer atau pelanggan, tetapi mereka juga harus membuat laporan bulanan, dan kesemuanya itu harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu. Para karyawan Service Adviser SA mempunyai standar waktu maksimal 10 menit dalam melayani customer atau pelanggan. Hanya dalam kurun waktu 10 menit mereka dituntut untuk dapat melayani setiap keluhan customer ataupun pelanggan. Hal inilah yang dapat menjadi faktor yang berperan dalam terjadinya gejala stres kerja. Berdasarkan uraian di atas jelas dikatakan bahwa desakan waktu merupakan faktor yang berperan dalam timbulnya gejala stres kerja pada karyawan Service Adviser SA. Para karyawan Service Adviser SA dituntut untuk bekerja dengan cepat, sigap, dan tepat, yang dalam hal ini batasan waktu untuk melayani setiap keluhan customer atau pelanggan itu maksimal 10 menit. Para karyawan Service Adviser SA harus bisa menyelesaikan tugas-tugas ataupun pekerjaan- pekerjaan yang dalam hal ini bukan saja menyelesaikan setiap tugas-tugas pokok mereka tetapi