Tipe A Tipe B
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tipe A mengalami stres yang lebih tinggi yang berhubungan dengan sakit jamtung koroner dibandingkan dengan individu yang
mempunyai kepribadian tipe B. Meskipun demikian tipe A mempunyai perbedaan dalam mengatasi stres kerja dibandingkan dengan tipe B, terutama jika harga diri tipe A
terancam, cenderung akan menunjukan sikap melawan karena tekanan darahnya naik. 5.
Harga Diri
Harga diri setiap individu berbeda, terutama dalam menghadapi stres di lingkungannya. Ada orang yang merasa mempunyai kemampuan untuk mengatasi stres kerja tetapi ada
juga orang yang tidak mempunyai kemampuan mengatasi stres kerjanya. Hal tersebut sangat tergantung dari konsep dirinya terhadap harga diri yang dimiliki oleh setiap orang
berbeda-beda. Harga diri merupakan cara penerimaan seseorang dan usaha untuk melakukan evaluasi terhadap diri sendiri atau disebut sebagai konsep diri. Jika seseorang
mempunyai konsep diri positif, maka ia mempunyai harga diri yang tinggi sehingga ia dapat mengembangkan diri dalam menghadapi kondisi, situasi atau peristiwa yang
mengganggu, menekan atau mengancam dirinya, akibatnya ia akan mengalami stres kerja yang rendah. Sebaliknya, jika ia mempunyai haraga diri yang rendah dalam menghadapi
kondisi, situasi atau peristiwa yang mengganggu, menekan atau mengancam dalam pekerjaannya, maka ia akan mengalami stres kerja yang tinggi karena rasa percaya
dirinya rendah. 6.
Fleksibilitas atau Kaku
Orang yang mempunyai kecenderungan fleksibel adalah orang yang dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan atau tekanan-tekanan karena lebih baik dalam melakukan kerja sama
dengan orang lain dibandingkan dengan orang yang kaku. Orang yang mudah
menyesuaikan diri secara fleksibel terhadap tuntutan –tuntutan dalam situasi tertentu dan
menunjukkan prestasi yang baik, maka ia dapat mengurangi tekanan-tekanan karena dirinya dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Sebaliknya, orang yang kaku adalah orang yang menunjukkan sikap tertutup, berorientasi pada dogma-dogma yang sifatnya umum, cenderung ingin kelihatan rapi, tidak toleran
dan senang mengkritik orang lain dan mudah mengalami tekanan-tekanan atau stres dalam pekerjaannya. Orang yang kaku dalam menghadapi stres kerja akan mempunyai
kecenderungan respons : a.
Menyangkal atau menolak tekanan atau dapat juga tidak memiliki reaksi apapun terhadap tekanan peran bahkan memedulikannya.
b. Menolak orang yang menekan dirinya
c. Menjadi semakin tergantung kepada atasannya bila mendapat tekanan yang berkaitan
dengan beban peran, konflik, ataupun ketidakjelasan peran dalam pekerjaannya. d.
Bila mendapat tekanan ia akan keras bekerja melebihi orang lain pada umumnya, ia memedulikannya
pandangan orang
lain dengan
terus memyempurnakan
tugasmenyelesaikan tugas-tugasnya sehingga mempunyai nilai yang lebih dalam organisasi.
7.
Kemampuan
Kemampuannya merupakan salah satu aspek yang dapat memengaruhi respons-respons individu terhadap kondisi, situasi, atau peristiwa yang menimbulkan stres. Individu yang
mempunyai kemampuan tinggi cenderung mempunyai pengendalian lebih terhadap kondisi, situasi, atau peristiwa yang menimbulkan stres daripada individu yang
mempunyai kemampuan rendah dalam menghadapi stres. Ada 3 alasan yang dikemukan
bahwa individu yang mempunyai kemampuan tinggi mungkin akan lebih baik caranya dalam menghadapi stres.
1. Dengan kemampuanya yang lebih tinggi dari orang lain, memungkinkan ia dapat
mengerjakan tugas-tugasnya yang sarat dengan peran secara kuantitatif maupun kualitatif.
2. Orang yang mempunyai kemampuan yang tinggi ada kecenderungan mengetahui
batas akhir kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Ia akan lebih mampu
menilai keberhasilannya
dalam menghadapi
situasi-situasi yang
menyebabkan stres dibandingkan orang yang mempunyai kemampuan rendah. 3.
Orang yang mempunyai kemampuan yang tinggi dalam pekerjaannya cenderung mempunyai pengendalian diri yang lebih terhadap kondisi, situasi, atau peristiwa
yang menimbulkan stres kerja dibandingkan dengan orang yang mempunyai kemampuan rendah dalam memberi respons terhadap stres kerja.
2.6.Tanda-tanda Distress
Everly dan Girdano dalam Munandar, 2001 mengajukan daftar „tanda-tanda adanya distress
‟. Menurut mereka, stres mempunyai dampak pada suasana hati mood, otot kerangka musculoskeletal dan organ-organ dalam badan visceral.
Tanda-tanda distress-nya sebagai berikut : 1.
Tanda-tanda Suasana hati Mood Menjadi overexcited
Cemas Merasa tidak pasti
Sulit tidur pada malam hari somnabulisme
Menjadi mudah bingung dan lupa Menjadi sangat tidak-enak uncomfortable dan gelisah ill at ease
Menjadi gugup nervous 2.
Tanda-tanda Otot Kerangka Musculoskeletal Jari-jari dan tangan gemetar
Tidak dapat duduk diam atau berdiri di tempat Mengembangkan tic gerakan tidak sengaja
Kepala mulai sakit Merasa otot menjadi tegang atau kaku
Menganggap jika berbicara Leher menjadi kaku
3. Tanda-tanda Organ-organ Dalam Badan Visceral
Perut terganggu Merasa jantung berdebar
Banyak berkeringat Tangan berkeringat
Merasa kepala ringan atau akan pingsan Mengalami kedinginan cold chills
Wajah menjadi „panas‟ Mulut menjadi kering
Mendengar bunyi berdering dalam kuping Mengalami „rasa akan tenggelam‟ dalam perut singking feeling
2.7.Service Adviser SA
Service Adviser SA merupakan karyawan yang bertugas menerima customer yang datang ke bengkel, mendiagnosa kerusakan awal mobil yang akan di servis, mengestimasi biaya dan waktu
pekerjaan dan selanjutnya membuat PKB Perintah Kerja Bengkel . Service Adviser SA juga dihimbau dan diharuskan menawarkan jasa dan produk bengkel kepada customer tentang
perawatan mobil yang digunakan customer. Service Adviser SA mengestimasikan juga tentang biaya jasa perbaikan dan jasa produk yang akan digunakan baik yang SBE Service Berkala
Eksternal , SBI Service Berkala Internal maupun biaya penggantian suku cadang yang rusak. Service Adviser SA menjanjikan waktu proses penyerahan kendaraan yang diperbaiki dan bisa
juga menunda waktu perbaikan kendaraan. Kemudian Service Adviser SA menghubungi
customer, lalu Service Adviser SA menanyakan tentang kepuasan customer.
PT Perintis Perkasa memiliki target kerja untuk seluruh karyawan Service Adviser SA untuk menangani customer setiap harinya sebanyak 60 orang customer per hari. Maka dari itu,
setiap karyawan Service Adviser SA harus menangani 8 sampai dengan 10 orang customer per hari. Hal ini sesuai dengan Visi dan Misi PT Perintis Perkasa yaitu menjadi dealer utama
otomatif kendaraan pada roda empat nomor 1 di Indonesia yang berkompeten dan mampu bersaing secara sehat dan memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada customer dan
memberikan fasilitas yang bertaraf internasional.
2.8.Kerangka Pikir Beban Kerja
Tuntutan Tugas
Tanggung Jawab Kerja
Hubungan Interpersonal
Antar Karyawan Service Adviser SA
Karyawan Service Adviser SA dengan manajer
Karyawan Service Adviser SA dengan Customer
GEJALA STRES KERJA