PERUBAHAN PARADIGMA PENDIDIKAN TANTANGAN DALAM PEMANFAATAN TIK DI

Panduan Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran di SD 37

BAB IV TANTANGAN DALAM PEMANFAATAN TIK DI

SEKOLAH

A. PERUBAHAN PARADIGMA PENDIDIKAN

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi TIK memberikan dampak pada semua bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Kemajuan TIK menjadi salah satu tantangan eksternal dalam bidang pendidikan dan setiap orang dituntut untuk mampu mengikuti kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian juga bagi insan-insan yang berkecimpung di dunia pendidikan, khususnya pendidik dan tenaga kependidikan harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Kondisi dunia yang sudah maju dengan keberadaan teknologi yang mudah dijangkau menuntut adanya perubahan pola pikir dan paradigma dalam pembelajaran. Paradigma pembelajaran dengan komunikasi satu arah dari guru sedangkan siswa hanya pasif mendengarkan dan mencatat sudah harus ditinggalkan. Pembelajaran pada era abad teknologi dituntut untuk menyesuaikan perkembangan jaman dengan melakukan perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada anak, pembelajaran yang aktif dan interaktif, berbasis teknologi informasi, kolaborasi, serta menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang tersedia. Ketidakpedulian terhadap keberadaan teknologi di sekolah akan dapat mengakibatkan pembelajaran yang klasik serta pengetahuan yang terbatas. Ilmu pengetahuan dan informasi yang berkembang dengan cepat menuntut setiap pendidik untuk selalu memperbaiki dan memperbarui informasi yang diperolehnya saat berada di bangku sekolah jaman dulu untuk menghindari pemberian informasi yang sudah kadaluwarso out of date. Karena itulah mengikuti pertemuan dengan guru sejawat di tingkat gugus dan selalu mencari informasi kepada para pembina pendidikan termasuk pengawas merupakan strategi yang tepat untuk selalu mengikuti Panduan Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran di SD 38 perkembangan informasi kependidikan termasuk informasi kebijakan agar tidak tertinggal di belakang. Paradigma pembelajaran pada abad modern menuntut adanya perubahan pendekatan, termasuk pendekatan saintifik melalui proses mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Proses ini hanya dapat dilakukan bila pembelajaran dibuat agar siswa terlibat secara aktif dalam setiap pembahasan, baik aktif untuk melakukan pengamatan, aktif bertanya, aktif dalam berpikir, dan aktif untuk mencoba dan mengumpulkan informasi. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dikatakan berhasil apabila siswa mampu menyampaikan kembali apa yang sudah dipelajari dengan menggunakan bahasa sendiri. Itu artinya bahwa pengetahuan dan keterampilan yang menjadi tujuan pembelajaran sudah menjadi kompetensi anak. Pembelajaran dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan sehingga ilmu pengetahuan harus digunakan untuk menggerakkan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Artinya pada setiap kegiatan pembelajaran harus terdapat tujuan yang jelas namun secara logis dapat dicapai. Dengan demikian ada kompetensi yang dapat berupa sikap, pengetahuan, atau keterampilan yang diperoleh anak pada setiap kegiatan pembelajaran. Pembelajaran harus mampu menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan dikasih tahu. Kegiatan belajar mengajar dengan cara ceramah yang dilakukan oleh guru secara terus menerus pada setiap kegiatan belajar tidak mendukung munculnya rasa ingin tahu pada diri siswa. Bahkan bisa terjadi munculnya kejenuhan, karena kemampuan setiap orang dalam menyerap informasi hanya terjadi pada beberapa menit awal. Informasi yang disampaikan dalam bentuk ceramah yang berkepanjangan akan sulit ditangkap, karena konsentrasi anak untuk menangkap informasi tidak dapat bertahan lama. Karena itu kegiatan belajar harus mampu menumbuhkan rasa penasaran siswa untuk mengetahui lebih lanjut, melalui kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan semua panca indera serta diselingi dengan kegiatan siswa melakukan sesuatu hands-on activity. Panduan Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran di SD 39 Pembelajaran Abad XXI lebih menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan, berpikir logis, sistematis dan kreatif. Pembelajaran bahasa bukan hanya dilakukan pada saat mata pelajaran bahasa Indonesia, tetapi diterapkan pada setiap mata pelajaran. Kompetensi berbahasa bukanlah hanya kompetensi terhadap susunan dan tata bahasa, tetapi lebih kepada kompetensi untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi baik secara verbal maupun tertulis perlu ditumbuhkembangkan di setiap kegiatan dan proses pembelajaran.

B. TANTANGAN GURU DALAM PEMANFAATAN TIK