MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI KELAS VII D SMP NEGERI 3 DEMPET KABUPATEN DEMAK

(1)

i

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI

PEMBELAJARAN

SNOWBALL THROWING

PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI

KELAS VII D SMP NEGERI 3 DEMPET

KABUPATEN DEMAK

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh :

Selda Agustina NIM 7101408079

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan kesidang panitia ujian skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Palupiningdyah, M.Si Drs. Partono, M. Pd

NIP. 195208041980032001 NIP. 195604271982031002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M.Pd NIP. 195604211985032001


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji

Drs. Marimin, M. Pd NIP. 195202281980031003

Anggota I Anggota II

Dra. Palupiningdyah, M.Si Drs. Partono, M. Pd

NIP. 195208041980032001 NIP. 195604271982031002

.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. S. Martono, M. Si. NIP. 196603081989011001


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, November 2012

Selda Agustina NIM 7101408079


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Berangkat dengan penuh keyakinan Berjalan dengan penuh keikhlasan Istiqomah dalam menghadapi cobaan “ YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH “

( TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid )

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur dan rahmat Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada:

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan do’a dan segala usaha mereka demi masa depan anak-anaknya.


(6)

vi

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsi dengan judul: “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI KELAS VII D SMP NEGERI 3 DEMPET

KABUPATEN DEMAK”.

Dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya tidak lepas dari bantuan beberapa pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu pada kesempatan yang baik ini dengan rasa hormat penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis unutk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang

2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang serta selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan masukan dan arahan serta memberikan kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini


(7)

vii

4. Dra. Palupiningdyah M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing, memberikan arahan, gagasan, serta petunjuk yang sangat membantu dan bermanfaat hingga selesainya skripsi ini

5. Drs. Partono, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing, memberikan arahan, petunjuk serta gagasan yang sangat bermanfaat dan membantu hingga selesainya skripsi ini

6. Drs. Marimin M.Pd., selaku penguji sidang skripsi saya yang telah membimbing, memberikan arahan, gagasan, serta petunjuk yang sangat membantu dan bermanfaat hingga selesainya skripsi ini

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, khususnya Dosen Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ilmu-ilmu dalam pengajaran dan mudah-mudahan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat kelak bagi penulis

8. Dra. Hanik Rasidah, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Dempet yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian

9. Suwartini, S.Pd., selaku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP Negeri 3 Dempet yang telah membantu, memberikan arahan, serta bimbingan selama penelitian berlangsung

10. Arif Kurniawan dan keluarga yang setiap saat memberikan semangat

11. Siswa-siswi kelas VII D SMP Negeri 3 Dempet atas kerjasama dan partisipasinya dalam penelitian ini

12. Rekan seperjuangan angkatan 2008 khususnya Pend. Administrasi Perkantoran


(8)

viii

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang belum bisa penulis sebutkan satu per satu.

Semoga semua bantuan yang telah di berikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Kritik dan saran dari semua pihak di terima dengan senang hati. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran khususnya di bidang pendidikan

Semarang, November 2012


(9)

ix

SARI

Agustina, Selda. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VII D SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Palupiningdyah M.Si., Pembimbing II: Drs. Partono, M.Pd, 64 Halaman, 15 Tabel, 2 Gambar, 28 Lampiran.

Kata kunci: Hasil Belajar, Snowball Throwing.

Banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan materi IPS Ekonomi, sehingga mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. IPS Ekonomi merupakan materi yang sifatnya luas yang sesuai dengan keadaan sehari-hari, ini berdampak pula pada pola pembelajaran yang seharusnya lebih menekankan dalam aspek pemahaman yang lebih luas sehingga siswa menjadi mudah dalam memahami materi IPS Ekonomi khususnya materi manusia sebagai makhluk ekonomi dan makhluk sosial. Salah satu model pembelajaran yang cocok dengan materi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi adalah model pembelajaran snowball throwing. Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing siswa pengetahuannya akan bertambah luas sebab peserta didik akan mendapat soal dari materi yang berbeda dari kelompoknya dan jawabannya. Hal tersebut akan membuat siswa mencari dan pengetahuan siswa dapat berkembang karena peserta didik tidak hanya mendapat satu materi saja.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII D yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) siklus, yang nantinya kelas VII D mendapat tindakan siklus. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini yakni : faktor guru (cara guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran Snowball Throwing), faktor siswa (aktifitas dan hasil belajar siswa). Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi, dan tes. Analisis datanya menggunakan metode deskriptif dengan cara hasil belajar siswa setelah tindakan.

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi siklus I menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dari nilai awal sebelum siswa diberi tindakan siklus I, berdasarkan hasil perhitungan siklus I kemampuan kognitif siswa dari 26 siswa kelas VII D terdapat 15 siswa yang tuntas dan 11 siswa yang masih belum tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 7,3, sedangkan pada skor awal sebelum diadakan tindakan siklus I terdapat 10 siswa yang tuntas dan 16 siswa belum tuntas dengan nilai rata-rata sebesar 7,0. Akan tetapi kegiatan pada siklus I masih perlu diulang kembali agar hasil belajar dan ketuntasan belajar dapat lebih ditingkatkan. Pada siklus II terlihat jelas ada peningkatan hasil belajar yang dicapai dengan nilai rata-rata mencapai 9,0 dan dari segi kognitif ada 3 siswa yang belum tuntas.


(10)

x

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran IPS Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Dempet pada pokok bahasan manusia sebagai makhluk ekonomi dan makhluk sosial. Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah guru hendaknya lebih menekankan model pembelajaran yang akan dipergunakan ketika akan menjelaskan materi agar disesuaikan dengan tujuan, materi, waktu, sarana, karakteristik siswa, dan evaluasi.


(11)

xi

ABSTRACT

Agustina, Selda. 2012. Implementation Method of Demonstration Using Media-based on the Local Potential to increase Learning Outcome Course in the Education Section Archives of Class VII D SMP Negeri Dempet 3 Year 2011/2012 Lessons. Final Project. Department Of Economics, Faculty Of Economics, State University Of Semarang. Supervising I: Dra. Palupiningdyah M.Si. Supervising II: Drs. Partono, M.Pd, 64 pages, 15 tables, 2 pictures, 28 attachments.

Keywords: Learning Outcomes, Snowball Throwing.

Many students are still having difficulties in completing Economic IPS material, thus affecting low student learning outcomes. Economic IPS is its broad material appropriate to the circumstances of everyday life, is to impact the learning patterns that should be more emphasis on understanding the broader aspects so that students become easy in understanding the material IPS Economic particular material economic and human beings as social creatures. One model of learning that matches the material human beings as social and economic beings are learning model snowball throwing. Application of Snowball Throwing learning model students will expand their knowledge because students will get questions from different material from the group and answer. This will make the students look for and knowledge students can thrive as learners not only get one material alone.

The subjects of this study were students of class VII D, totaling 26 students consisting of 11 male students and 15 female students. In this type of research is a research action class (PTK) cycle, which later class of XI AP 1 got the action cycle. Factors that are examined in this study: the teacher’s factor (how teachers to implement teaching and learning activities with snowball throwing a models sstudent (student learning outcomes and activities). Data collection method using the method documentation, observation, and test. The analysis of data using the descriptive method by way of student learning outcomes after the action.

Based on the results of observation and reflection cycle I showed an increase in comparison of the value of early before students are given an action cycle I, based on the results of calculation cycles I cognitive ability of students of Class XI student of 26 VII D there are 15 students who has been completed and 11 students were still not completely yet, with an average value of 7.3, whereas in the initial score before I cycle there are actions held 10 students who completed and 16 students have not finished with an average rating of 7,0. However, activities in cycle I still need to be repealing and completely learning outcome study can be further improved. In cycle II clearly visible there is improved learning outcomes achieved with average values reach 9,0 and in terms of cognitive, there are 3 students who haven't completely yet.


(12)

xii

Based on the results of the research can be drawn the conclusion that learning Archives on using the models Snowball Throwing can improve student learning outcome class VII D SMP Negeri Dempet 3 on the subject archive storage systems in alphabet storage systems. Suggestions put forward in this research is the teacher should be more emphasized learning methods that will be used when the material to be adapted will be explained with objective, material, time, means, characteristics of students, and evaluation.


(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….i

PERSETUJUAN PEMBIMBING………...ii

PENGESAHAN KELULUSAN……….iii

PERNYATAAN………..iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………...v

PRAKATA………..vi SARI………ix

ABSTRACT………xi

DAFTAR ISI……….xiii

DAFTAR TABEL………xvii

DAFTAR GAMBAR………..xviii

DAFTAR LAMPIRAN……….xix

BAB I PENDAHULUAN..……….1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis...7

1.4.2 Manfaat Praktis...8

BAB II LANDASAN TEORI………..9


(14)

xiv

2.2 Hasil Belajar ... ...11

2.2.1 Macam-macam Hasil Belajar...11

2.2.2 Ranah Hasil Belajar...12

2.2.3 Tipe-tipe Hasil Penelitian...12

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar...15

2.2.5 Peningkatan Hasil Belajar...16

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... 17

2.3.1 Ciri-ciri pembelajaran kooperatif...17

2.3.2 Keuntungan menggunakan pembelajaran kooperatif...17

2.4 Snowball Throwing ... 18

2.5 Penelitian Terdahulu ... 20

2.6 Kerangka Berpikir ... 21

2.7 Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN………24

3.1 Setting Penelitian ... 24

3.2 Subyek Penelitian ... 24

3.3 Jenis Penelitian ... 24

3.4 Faktor Yang Diteliti ... 24

3.5 Rancangan Penelitian ... 25


(15)

xv

3.5.2 Prosedur Penelitian Siklus II...29

3.6 Variabel Penelitian ... 31

3.6.1 Variabel bebas...32

3.6.2 Variabel Terikat...32

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.8 Instrumen Penelitian ... 34

3.9 Uji Coba Instrumen ... 34

3.10 Metode Analisis Data .. ...40

3.11 Lembar Observasi ... ...42

3.12 Indikator Keberhasilan ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………..45

4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Gambaran Umum...45

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I...45

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II...51

4.2 Pembahasan ... 57

BAB V PENUTUP ………63

5.1 Kesimpulan ... 63


(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA ………65


(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Data ulangan harian siswa………6

1.2. Keaktivan siswa selama proses belajar ………...6

3.1. Uji Validitas Instrumen………..………....36

3.2. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal….………...………..39

3.3. Rekapitulasi hasil analisis daya pembeda …..………40

3.4. Kriteria penilaian keterampilan kooperatif siswa………...43

3.5. Kriteria penilaian kinerja guru………44 4.1. Hasil Analisis Siklus I……….48

4.2. Data Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Akhir Siklus I..……….48

4.3. Data Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I………..48

4.4. Data Hasil Observasi Guru Pada Siklus I………...49

4.5. Hasil Analisis Siklus II………...53

4.6. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Akhir Siklus II………....54

4.7. Data Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II……….55


(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1.Kerangka Berfikir Penelitian……...……….………...22 3.1. Skema Alur Siklus …….………..…..25


(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa SMP Negeri 3 Dempet………..67 2. Daftar Nilai Siswa……….………....68 3. Kisi-kisi Soal Uji Coba…….………69

4. Soal Uji Coba ………..……….70

5. Kunci Jawaban Soal Uji Coba………..73 6.Analisis Validitas,Reliabilitas,Tingkat Kesukaran,dan Daya Pembeda………74 7. Perhitungan Validitas Penelitian Soal No 1………..76 8. Perhitungan Reliabilitas Instrument……….….78 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ………...…....80 10. Perhitungan Daya Pembeda Soal ………81 11. Silabus Pembelajaran………..………...82 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I………84 13. Kisi-kisi Penulisan Soal Siklus I………...88

14. Soal Siklus I……….89

15. Kunci Jawaban Siklus I ………...95 16. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I……….96 17. Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I……….97 18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……….98


(20)

xx

19. Kisi-kisi Penulisan Soal Siklus II ……….…102

20. Soal Siklus II ………....103

21. Kunci Jawaban Soal Siklus II ……….……….109

22. Lembar Observasi Kinerja guru Siklus II ………110

23. Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II………...111

24. Rekapitulasi Hasil Nilai Per Siklus………...112 25. Dokumentasi……….………....113

26. Nama Kelompok………..….116

27. Surat Ijin Penelitian dari FE……….………...117 28. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 3 Dempet……….118


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

“Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Dalam interaksi ini terjadi saling pengaruh antara guru dan siswa” (Sukmadinata, 2009 : 3). Untuk itu kedua komponen dalam pendidikan tersebut harus dapat melakukan interaksi dengan baik sesuai dengan perannya guna tercapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai.

Berdasarkan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Tujuan pendidikan merupakan suatu gambaran dari falsafah hidup atau pandangan hidup manusia, baik secara perorangan maupun secara kelompok (bangsa dan negara). Membicarakan tujuan pendidikan akan menyangkut sistem nilai dan norma-norma dalam suatu konteks kebudayaan, baik dalam mitos, kepercayaan dan religi,filsafat,ideologi, dan sebagainya. Tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan tujuan pendidikan di negara lainnya, sesuai dengan dasar negara, falsafah hidup bangsa, dan ideologi negara tersebut. Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia-manusia yang lebih berkebudayaaan, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik. Nilai-nilai yang hidup dan berkembang di suatu masyarakat atau negara, menggambarkan pendidikan dalam suatu konteks yang sangat luas, menyangkut kehidupan seluruh umat manusia, yang digambarkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencapai suatu kehidupan yang lebih baik (Munib, 2011 : 29-30).


(22)

“Dalam pembelajaran perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktifitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran” (Anni, 2007 : 5). Adapun tujuan proses pembelajaran di sekolah adalah bahwa semua siswa dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. “Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar” (Dimyati, 2009 : 3), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i, 2010 : 85), sedangkan tingkat keberhasilan belajar siswa dapat diketahui dari sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari, yang ditunjukkan oleh nilai-nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan pada setiap kali diadakan evaluasi atau penilaian.

“Keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor intern maupun ekstern. Faktor intern meliputi jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan, sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat” (Slameto, 2010:54). Di antara ketiga lingkungan itu yang paling besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar adalah lingkungan sekolah seperti guru, sarana belajar, kurikulum, teman-teman sekelas, disiplin dan peraturan sekolah, dan lain-lain. Unsur lingkungan sekolah yang disebutkan di atas pada hakekatnya berfungsi sebagai lingkungan belajar siswa, yakni lingkungan tempat siswa berinteraksi sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada dirinya.


(23)

3

“Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa dan memperhatikan perbedaan individual setiap siswa (Uno, 2008:7). Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar menunjukkan apa yang harus dilakukan siswa sebagai subyek yang menerima pembelajaran, sedangkan mengajar adalah apa yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Kedua konsep ini menjadi terpadu dalam suatu kegiatan belajar mengajar, dimana terjadi interaksi belajar mengajar. Mengajar pada hakekatnya merupakan proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong proses belajar mengajar.

“Upaya meningkatkan kualitas pengajaran agar diperoleh hasil belajar siswa yang lebih optimal sehingga menunjang peningkatan kualitas pendidikan, menjadi tugas dan tanggung jawab semua aparat pendidikan termasuk guru” (Nana Sudjana, 2009 : 1). Mengingat posisi dan peranan guru berhadapan langsung dengan siswa melalui proses pengajaran di sekolah, maka upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pengajaran sebagian besar menjadi tugas dan tanggung jawab guru. Salah satu diantaranya melalui pengajaran dengan model pembelajaran Snowball Throwing.

“Pelajaran dimulai dengan pertanyaan salah satu cara untuk membuat peserta didik belajar secara aktif adalah dengan membuat mereka bertanya tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari pengajar. Strategi ini dapat menggugah peserta didik untuk mencapai kunci belajar, yaitu bertanya”(Zaini, 2008:44).


(24)

Jika pertanyaan dilakukan dengan efektif, strategi ini dapat mendorong keterlibatan, meningkatkan pembelajaran, memotivasi siswa, dan menyediakan umpan-balik tentang kemajuan pembelajaran, baik kepada guru maupun siswa (Eggen & Kauchak, 2004). Ciri-ciri pertanyaan yang efektif adalah (Cook, 1999) singkat, jelas, fokus, relevan, konstruktif, netral, dan terbuka (Jacobsen, 2009:172).

Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain.

Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.

The research findings show that Snowball Throwing games can

improve the students’ English vocabulary mastery including

understanding meaning, pronunciation, spelling, and using of words. The highest improvement was the aspect of using of words. Snowball

Throwing games could increase the students’ motivation and self-confidence in learning vocabulary. Snowball Throwing games could change the students to be active learners as they involved in the activity and they automatically learned by doing. Somehow, there were some weaknesses of applying Snowball Throwing games; the students still got difficulties in aspects of pronouncing and spelling English words. Sometimes they were confused to cover the four aspects of vocabulary


(25)

5

at the same time. That’s why the improvement of the pronunciation and spelling aspects were not significant (Febrianti Indrasari. S890809308).

Artinya Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan Snowball Throwing bisa meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris siswa yang meliputi memahami arti, pengucapan, pengejaan, dan menggunakan kata. Peningkatan tertinggi adalah aspek menggunakan kata. Permainan Snowball Throwing bisa meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa dalam belajar kosakata. Permainan Snowball Throwing bisa mengubah siswa menjadi aktif karena mereka terlibat dalam aktivitas dan mereka secara otomatis belajar sendiri. Bagaimanapun juga, ada beberapa kelemahan dalam permainan

Snowball Throwing; siswa masih mengalami kesulitan di aspek pengucapan dan pengejaan kata Bahasa Inggris. Kadang-kadang mereka bingung untuk menguasai 4 aspek kosakata pada saat yang sama. Oleh karena itu, peningkatan aspek pengucapan dan pengejaan tidak signifikan (Febrianti Indrasari. S890809308).

Dari hasil wawancara awal dengan guru IPS ekonomi dan observasi di kelas VII D SMP Negeri 3 Dempet kabupaten Demak, menunjukkan bahwa pembelajaran IPS ekonomi yang dilakukan oleh guru di kelas diawali dengan pemberian apersepsi kepada siswa dilanjutkan dengan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa antusias mengikuti pembelajaran. Guru melakukan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran dan menggunakan buku panduan serta menggunakan LCD pada keadaan tertentu yang masih bergantian dengan kelas lainnya, diakhir pembelajaran guru memberikan evaluasi kepada siswa dengan bentuk tanya jawab mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Tetapi nilai siswa cenderung rendah bahkan standar ketuntasan belajar siswa banyak yang tidak memenui kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75.


(26)

Tabel 1.1 Data ulangan harian siswa

Kelas

Jumlah keseluruhan Siswa

KKM

Tuntas Belum tuntas

%

Jumlah Siswa

%

Jumlah Siswa

VII D 26 75 38,4% 10 61,6% 16

Sumber: Data SMPN 3 Dempet yang diolah

Tabel 1.2 Keaktivan siswa Selama Proses Belajar Keaktifan Siswa

Selama Proses Belajar

Presentase 40%

Sumber: Data SMPN 3 Dempet yang diolah

Terlihat pada tabel di atas nilai ulangan siswa kelas VII D dari 26 siswa, sebesar 38,4% atau 10 siswa sudah tuntas dan 61,6% atau 16 siswa belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih kurang optimal dari batas nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) sebesar 75. Pada tabel di atas juga bisa dilihat keaktifan siswa dalam pembelajaran masih sangat kurang karena menunjukkan presentase pembelajaran sebesar 40%.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran snowball throwing dapat dijadikan satu model yang efektif dan cukup bermanfaat dan berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar siswa


(27)

7

dalam mata pelajaran Ekonomi, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pengaruh penggunakan model snowball throwing dengan judul : “Meningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VIID SMPN 3 Dempet Kabupaten Demak” 1.2.Rumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini apakah hasil belajar dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran snowball throwing pada mata pelajaran IPS Ekomomi siswa kelas VIID di SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak.

1.3.Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran

snowball throwing dalam pembelajaran IPS Ekonomi pada siswa kelas VIID di SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak.

1.4.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai masukan bagi pengelola pendidikan untuk menerapkan penggunaan pembelajaran IPS Ekonomi dengan model pembelajaran Snowball Throwing

b. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan menerapkan penggunaan pembelajaran IPS Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing


(28)

2. Manfaat Praktis Bagi Siswa

a. Menggunakan model pembelajaran snowball throwing diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai hasil yang baik dalam akademik.

b. Siswa mampu memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran IPS Ekonomi.

Bagi guru

a. Meningkatkan profesionalitas guru.

b. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih model pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.

Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pembelajaran di sekolah khususnya pembelajaran IPS Ekonomi.


(29)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Pengertian Belajar

Thorndike dalam Uno (2008:11), menyatakan bahwa “belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang berupa pikiran, perasaan, respon atau gerakan), dan respon”. Stimulus hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, meskipun respon mungkin bermacam-macam bentuknya.

Gagne dalam Slameto (2010:13) memberikan 2 (dua) definisi yaitu:

1) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Gagne dalam Suprijono (2009:2), “belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah”.

Traves dalam Suprijono (2009:2), “belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku”. Cronbach dalam Suprijono (2009:2), “learning is shown by a change in behavior as a result of experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman)”.

Harold Spears dalam Suprijono (2009:2), “learningis to observer, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (Artinya,


(30)

Bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu)”.

Geogh dalam Suprijono (2009:2), “learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan)”.

Morgan dalam Suprijono (2009:2), “learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman)”.

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian masyarakat tidaklah demikian . belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti yang dikatakan oleh Reber, belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya. Sudah tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai. Perlu dipahami, perolehan pengetahuan maupun maupun upaya penambahan pengetahuan hanyalah salah satu bagian kecil dari kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Suprijono, 2009:3).

Dari pandangan diatas, bahwa belajar adalah pemperolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan tingkah laku atau perilaku yang relative menetap, sebagai akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek pengetahuan, atau melalui suatu penguatan dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar (Uno, 2008:16-17).


(31)

11

2.2. Hasil Belajar

”Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar” (Anni, 2007:5). ”Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar” (Dimyati, 2009:3). Menurut Gerlach dan Ely dalam Anni (2007:5) “hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi”. Menurut teori Humanistik dalam Rifa’i (2007:91) “hasil belajar adalah kemampuan siswa mengambil tanggung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mampu mengarahkan diri sendiri ( self-directing) dan mandiri (independent)”. Menurut Gagne dalam Dimyati (2009:11) “hasil belajar merupakan proses kognitif siswa yang terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan, motorik, sikap, dan siasat kognitif”.

Jadi berdasarkan lima pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang berupa perubahan perilaku pembelajar sesuai dengan kemampuan yang dipelajari setelah mengalami interaksi tindak belajar dan mengajar yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi yang terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan, motorik, sikap, dan siasat kognitif.

2.2.1.Macam –Macam Hasil Belajar

Hings ley(dalam Sudjana, 2009:4) memberi tiga macam hasil belajar a) Ketrampilan dan kebiasaan

b) Pengetahuan dan pengertian c) Sikap dan cita – cita


(32)

2.2.2. Ranah Hasil belajar

Hasil belajar dapat dilihat dari perubahan siswa, ketrampilan meningkat, bertambah pengetahuan, sikap yang lebih baik. Benyamin S Bloom seperti yang dikutip oleh Anni (2007:7-12) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu:

a) Ranah kognitif yaitu berkenaan hasil belajar intelektual terdiri dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.

b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, pembentukkan pola hidup.

c) Ranah psikomotorik adalah berkaitan dengan hasil belajar persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, kreativitas.

2.2.3. Tipe-tipe Hasil Belajar

Hasil belajar secara menyeluruh harus mencerminkan tujuan pendidikan. Benjamin S. Bloom dalam bukunya Sudjana (2009:49-54) berpendapat bahwa “tujuan pendidikan yang hendak dicapai dapat digolongkan menjadi tiga bidang atau ranah, yakni 1) bidang kognitif, 2) bidang efektif dan, 3) bidang psikomotor”, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

A.Tipe hasil belajar bidang kognitif meliputi :


(33)

13

Termasuk dalam pengetahuan hafalan ini adalah pengetahuan yang sifatnya faktual dan pengetahuan mengenai hal-hal yang perlu di ingat kembali seperti batas peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus dan lain-lain.

(2) Tipe hasil belajar pemahaman (comprehension)

Ada tiga pemahaman yang berlaku umum yaitu:

a) Pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Misalnya memahami kalimat bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia, pengertian Bhineka Tunggal ika dan lain-lain.

b) Pemahaman penafsiran misalnya, memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda dan lain-lain.

c) Pemahaman ekstrapolasi yakni kesanggupan melihat di bilik yang tertulis, tersirat, meramalkan sesuatu atau memperluas wawasan.

(3) Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstrakkan suatu konsep, ide, rumus dan hukum dalam situasi baru, misalnya memecahkan persoalan dengan rumus tertentu, menerapkan suatu dalit atau hukum dalam suatu persoalan, jadi dalam aplikasi harus ada konsep, teori hukum dan rumus.


(34)

(4) Tipe hasil belajar analisis

Analisis adalah kemampuan untuk mengurangi suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian yang lebih kecil dan mempunyai arti.

(5) Tipe hasil belajar sintesis

Sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.

(6) Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai suatu berdasar pada kemampuan yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.

B. Tipe hasil belajar bidang afektif

Bidang efektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa tingkatan bidang afektif yaitu :

(1) Receiving atau Attending adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada siswa, baik demi bentuk masalah situasi atau gejala.

(2) Responding atau jawaban adalah reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.

(3) Valuing atau penilaian adalah berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulasi.

(4) Organizing atau organisasi yakni pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai


(35)

15

dengan nilai yang lain, kemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.

(5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai adalah keterpaduan dari sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

C.Tipe hasil belajar Psikomotor

Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan ketrampilan yaitu :

1) Gerakan reflek

2) Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar

3) Kemampuan berseptual termasuk di dalamnya membedakan visual membedakan auditif, motorik dan lain-lain.

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuasaan, keharmonisan, ketetapan dan lain-lain.

5) Gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang komplek.

6) Kemampuan seperti gerakan ekspresif, interprestasi dan sebagainya. 2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

“Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern” (Slameto, 2010:54-71).

a) Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri indvidu yang sedang belajar yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis dan


(36)

faktor kelelahan. Faktor jasmaniah merupakan faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan cacat tubuh. Faktor Psikologis tergolong menjadi tujuh yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kelelahan dan kematangan. Faktor kelelahan dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh sehingga timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh dan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

b) Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran atau media pembelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

2.2.5.Peningkatan Hasil Belajar

“Peningkatan hasil belajar merupakan perubahan yang lebih baik dari kemampuan awal sebelum mengalami aktivitas belajar menuju kemampuan akhir setelah mengalami aktivitas belajar yang merupakan hasil belajar” (Inayah, 2008:183). “Proses belajar didalam kelas berlangsung dalam proses komunikasi yang berisi pesan-pesan yang tidak hanya berupa pengetahuan saja, tetapi juga berkaitan dengan fakta, konsep, ketrampilan dan prinsip yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari”(Anni, 2007:47). Peningkatan hasil belajar yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah berkenaan hasil belajar intelektual terdiri dari


(37)

17

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian ranah kognitif yang merupakan ranah kognitif.

2.3.Model Pembelajaran Kooperatif

“Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar” (Sugiyanto, 2010:37).

Panitz dalam Suprijono (2009:54-55) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.

2.3.1. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie (2004) dalam Sugiyanto (2010:40) adalah:

1) Saling ketergantungan posifif 2) Interaksi tatap muka

3) Akuntabilitas individual

4) Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi

2.3.2. Keuntungan menggunakan pembelajaran kooperatif

Ada banyak nilai pembelajaran kooperatif diantaranya adalah: 1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial

2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan


(38)

3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial

4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen

5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois 6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa

dewasa

7) Berbagai keterampilan sosial yang diperoleh untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan

8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia 9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi

dari berbagai perspektif

10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik

11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas (Sugiyanto, 2010:43-44).

2.4.Snowball Throwing

Snowball artinya bola salju sedangkan Throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Model pembelajaran ini menuntut peran aktif siswa didalam kelas, namun seorang guru harus tetap berperan dalam kelas tersebut, yaitu sebagai pemberi semangat, dorongan belajar dan bimbingan siswa. Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara efektif, baik segi fisik, mental dan emosionalnya yang disatukan dengan kegiatan melempar bola salju. Pada model pembelajaran Snowball throwing siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar kesiswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.


(39)

19

Snowball Throwing (bola salju) strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi peserta didik secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh peserta didik secara berkelompok. Strategi ini akan berjalan dengan baik jika materi yang dipelajari menuntut pemikiran yang mendalam atau yang menuntut peserta didik untuk berpikir analisis bahkan mungkin sintesis. Materi-materi bersifat faktual, yang jawabannya sudah ada di dalam buku teks mungkin tidak tepat diajarkan dengan strategi ini (Zaini, 2008:58). Adapun langkah-langkah dari Snowball Throwing sebagai berikut: a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

c. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya

d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok

e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit f. Setelah siswa dapat satu bola/satu petanyaan diberikan kesempatan

kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbetuk bola tersebut secara bergantian

g. Evaluasi

h. Penutup (suprijono, 2009:128)

classroom action research by model of Snowball Throwing learning can be increase teacher skill in learning IPS, To increase the students activities in learning by applying the model ofSnowball Throwing, To increase learning quality by applying the model of Snowball Throwing. Model of Snowball Throwing can be implemented to increase learning result.

Artinya penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan ketrampilan guru IPS, pembelajaran

snowball throwing mampu meningkatkan aktivitas siswa, snowball throwing mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Model pembelajaran Snowball throwing dapat diimplementasikan untuk meningkatkan hasil belajar (Dewi Yuni Akhiriyah, 2011, 206).


(40)

Melalui model pembelajaran Snowball Throwing terlatih untuk lebih siap dalam menerima materi sebab mereka dituntut mengetahui materi dan juga dalam hal melempar serta menjawab bola-bola salju yang dilemparkan. Selain itu, dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing siswa pengetahuannya akan bertambah luas sebab peserta didik akan mendapat soal dari materi yang berbeda dari kelompoknya dan jawabannya. Hal tersebut akan membuat siswa mencari dan pengetahuan siswa dapat berkembang karena peserta didik tidak hanya mendapat satu materi saja.

2.5.Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Setyani Widiastri (2010) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Mengelola Kartu Utang da Piutang pada Siswa Kelas XI Akuntansi 2 SMK PGRI Tegal” dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK PGRI Tegal sebesar 19,04% dari penelitian siklus I sebesar 66,67% dan penelitian pada siklus II sebesar 85,71%.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Desi Puspasari (2012) yag berjudul “Peningkatan Hasil belajar Siswa pada Materi Redaksi Surat Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Antonius Semarang” dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing sebesar 23,37%. Dari siklus Isebesar 73,3% dan siklus II sebesar 96,67%.


(41)

21

2.6.Kerangka Berpikir

Materi pelajaran Ekonomi yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan konsep-konsep yang masih bersifat abstrak atau masih dalam gagasan serta disampaikan dengan model yang kurang menarik. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Ekonomi, diperlukan model pembelajaran yang menarik siswa dalam belajar mata pelajaran ekonomi. Salah satu alternatif yang dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing karena dalam model pembelajaran Snowball Throwing lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam belajar dan kekompakan dalam kelompok. Dengan hal ini diharapkan siswa akan merasa senang, tertarik dan siswa dapat mengalami aktivitas belajar yang dilakukan oleh diri sendiri secara menyenangkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema kerangka berpikir berikut ini.


(42)

Guru Siswa

Pembelajaran kurang bervariasi Motivasi siswa rendah

Siswa mengalami bosan dan Pembelajaran

keterlibatan siswa cenderung

menghafal

dalam pembelajaran rendah

Pemahaman siswa terhadap materi rendah

Pembelajaran menggunakan Snowball Throwing

Siswa merasa senang Aktif dalam belajar

Hasil belajar meningkat Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian 2.7.Hipotesis Penelitian

“Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data terkumpul” (Suharsimi, 2006:71). Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka kemudian membuat suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji hipotesis.


(43)

23

Berdasarkan permasalahan yang diangkat dengan dilandasi teori maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

“Ada peningkatan hasil belajar melalui model pembelajaran Snowball Throwing pada mata pelajaran ekonomi di SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak”.


(44)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

2.1.Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Dempet yang beralamat di jalan Dempet-Sidomulyo KM 8 Dempet.

3.2.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII D yang berjumlah 26 siswa.

3.3.Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau

Class Room Active Research:

1. Penelitian – menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti

2. Tindakan – menunjukkan pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula (Suharsimi, 2009:2-3).

3.4. Faktor Yang Diteliti

a. Faktor guru yaitu cara guru dalam merencanakan pembelajaran dan cara guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.


(45)

25

b. Faktor siswa yaitu:

a) Melihat aktivitas serta sikap dan tanggapan oleh siswa, pada mata pelajaran ekonomi yang telah disampaikan guru dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.

b) Hasil belajar siswa setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang berasal dari nilai tes pada setiap penyelenggaraan akhir siklus.

3.5.Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini dirancang masing-masing siklus dengan tahapan “perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi” (Suharsimi, 2009:16).

SIKLUS 1

SIKLUS II

Gambar 3.1. Skema Alur Siklus

Pelaksanaan

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Observasi Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

Penelitian


(46)

3.5.1. Prosedur penelitian Siklus I a. Perencanaan

Tahap ini didasarkan pada pembuatan rencana kegiatan (persiapan-persiapan) pembelajaran dengan menggunakan metode Snowball Throwing sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Dempet. Adapun jenis kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Guru menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

2) Guru menyiapkan sarana-prasarana 3) Guru menyiapkan lembar kerja siswa

4) Guru menyiapkan lembar observasi pembelajaran dengan menggunakan menggunakan metode Snowball Throwing. 5) Guru menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan menggunakan metode Snowball Throwing

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:


(47)

27

1) Guru membuka pelajaran dan melakukan presensi

2) Guru menginformasikan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran

3) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran 4) Guru menyampaikan materi secara garis besar dengan

menggunakan metode Snowball Throwing

5) Materi dimulai dengan terlebih dahulu menjelaskan kepada siswa

6) Guru meminta siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan.

7) Guru membantu siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.

8) Guru memberikan soal evaluasi siklus 1

9) Guru menutup pelajaran dan memberikan angket refleksi untuk siswa dan refleksi untuk guru

c. Observasi

Suatu kegiatan mengamati Kinerja guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:

1) Guru

Suatu kegiatan mengamati kinerja guru yaitu kemampuan membuka pelajaran, memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik, penguasaan materi, kejelasan dalam menyampaikan materi, menanggapi respon dan


(48)

pertanyaan siswa, menggunakan waktu secara efisien, mengelola kelas, menutup pelajaran, dan kemampuan melakukan penilaian pencapaian hasil belajar

2) Siswa

Suatu kegiatan mengamati aktivitas siswa yaitu mendengarkan penjelasan dari guru, keaktifan siswa memberikan komentar, antusiasme siswa mencatat materi, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, kemampuan siswa dalam memahami pelajaran, ketertiban siswa dalam megikuti pelajaran, ketepatan siswa menjawab pertanyaan, dan mengerjakan soal atau tugas dari guru.

d. Refleksi

Hasil dari tahap observasi yang meliputi aktivitas selama kegiatan belajar mengajar, cara guru mengajar, juga hasil tes pada akhir siklus yang dilakukan juga kendala yang dihadapi selama kegiatan belajar pembelajaran dikumpulkan dan dikaji sehingga diperoleh refleksi untuk mengikuti perubahan yang terjadi selam menggunakan metode Snowball Throwing. hasil analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya. Siklus berikutnya dilaksanakan dengan tahapan yang sama dengan siklus 1.


(49)

29

3.5.2. Prosedur Penelitian Siklus II a. Revisi Perencanaan

Tahap ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah yang ada pada siklus 1 yaitu sebagai berikut:

1) Guru menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

2) Guru menyiapkan sarana-prasarana 3) Guru menyiapkan lembar kerja siswa

4) Guru menyiapkan lembar observasi pembelajaran dengan menggunakan menggunakan metode Snowball Throwing.

5) Guru menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan menggunakan metode Snowball Throwing

6) Guru menyiapkan angket refleksi siswa b. Tindakan

Tindakan pada siklus 2 merupakan aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran. tahapan dalam tindakan siklus 2 adalah sebagai berikut:

1) Guru membuka pelajaran dan melakukan presensi

2) Guru menginformasikan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran


(50)

3) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran

4) Guru menyampaikan materi secara garis besar dengan menggunakan metode Snowball Throwing tahap ini guru tidak terlalu banyak pembukaan tetapi langsung pada materi yang akan disampaikan.

5) Membantu siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

6) Memberi soal evaluasi siklus 2

7) Guru menutup pelajaran dan memberikan angket refleksi untuk siswa dan refleksi untuk guru

c. Observasi

Suatu kegiatan mengamati Kinerja guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:

1) Guru

Suatu kegiatan mengamati kinerja guru yaitu kemampuan membuka pelajaran, memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan bak, penguasaan materi, kejelasan dalam menyampaikan materi, menanggapi respon dan pertanyaan siswa, menggunakan waktu secara efisien, mengelola kelas, menutup pelajaran, dan kemampuan melakukan penilaian pencapaian hasil belajar


(51)

31

a. Siswa

Suatu kegiatan mengamati aktivitas siswa yaitu mendengarkan penjelasan dari guru, keaktifan siswa memberikan komentar, antusisame siswa mencatat materi, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, kemampuan siswa dalam memahami pelajaran, ketertiban siswa dalam megikuti pelajaran, ketepatan siswa menjawab pertanyaan, dan mengerjakan soal atau tugas dari guru.

d. Refleksi

Pada tahap ini guru sebagai peneliti melakukan analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II dan hasil belajar dengan menggunakan metode Snowball Throwing berupa nilai siswa pada tes siklus II.

Analisis yang dilakukan untuk mengkaji keberhasilan dan kelemahan tindakan.

a) Analisis data yang telah diperoleh untuk menentukan langkah tindakan yang lebih baik pada pembelajaran selanjutnya.

b) Mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa.

c) Mengevaluasi kinerja guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mangajar.

3.6.Variabel Penelitian

“Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Suharsimi, 2006:118). Dalam penelitian


(52)

ini, ada dua macam variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Adapun veriabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

3.6.1Variabel bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang tidak terpengaruh dengan variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Snowball Throwing. Penggunaan model pembelajaran

Snowball Throwing adalah sebagai salah satu variasi model belajar, menambah keaktifan siswa yang bermanfaat untuk proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru itu sendiri.

Indikator model pembelajaran Snowball Throwing adalah: a. Pemahaman siswa

b. Belajar mandiri siswa c. keterlibatan siswa d. Perhatian siswa 3.6.2Variabel Terikat

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan pembelajaran karena dengan adanya hasil belajar yang baik dapat menunjukkan apakah materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru dapat dipahami siswa dengan baik. Indikator hasil belajar sebagai berikut :


(53)

33

a. Tercapainya ketuntasan belajar siswa b. Siswa aktif dalam pembelajaran. 3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.7.1 Metode Dokumentasi

“Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger agenda dan sebagainya” (Suharsimi, 2006:231). Metode ini dilakukan dengan mengambil data-data pendukung penelitian yang meliputi data awal yaitu daftar nama dan nilai ulangan siswa kelas VII D.

3.7.2 Metode Observasi

Metode observasi digunakan untuk mengetahui kinerja guru dan aktifitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Snowball Throwing dengan model pembelajaran yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya. Lembar observasi berisi langkah-langkah pembelajaran bagi guru dan aktifitas siswa selama pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing.

3.7.3 Metode Tes

Bentuk soal yang digunakan dalam tes ini adalah pilihan ganda. Data ini digunakan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa.


(54)

3.8.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah dengan menggunakan soal objektif. “Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa diberikan 1 (untuk jawaban benar) dan 0 (item jawaban salah)” (Suharsimi, 2009:172)

Rumus yang digunakan: S = R

Keterangan:

S = Skor yang diperoleh R = Jawaban yang betul 3.9.Uji Coba Instrumen

Setelah tes disusun, kemudian diujicobakan untuk menentukan tingkat kevalidan, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Uji coba dilakukan pada siswa di luar kelas yang dijadikan penelitian yaitu kelas VII A yang berjumlah 27 siswa.

3.9.1. Validitas

Suharsimi (2006:168) mengemukakan “validitas adalah satu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrument”. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus yang digunakan adalah product moment dari pearson, yaitu sebagai berikut:


(55)

35

2 2

2 2

) ( )

(

) ( ) (

Y Y

N X X

N

Y X XY

N rxy

Keterangan : xy

r = Koefisien Kolerasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah sampel

X = Skor tiap item Y = Skor Total

2

X = Jumlah kuadrat nilai X

2

Y

= Jumlah kuadrat nilai Y XY

= Jumlah dari instrument X dikalikan dengan jumlah dari instrument Y (Suharsimi, 2006:170).

Kemudian harga rxy yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel product-moment dengan taraf signifikan 5%. Jika harga rhitung> rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat valid. hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada table dibawah ini.


(56)

Tabel 3.1

Uji validitas instrumen No rxy rtabel Kriteria

1 0,559 0,423 Valid 2 0,693 0,388 Valid 3 0,084 0,388 TIDAK 4 0,471 0,388 Valid 5 0,685 0,388 Valid 6 0,488 0,388 Valid 7 0,578 0,388 Valid 8 0,331 0,388 TIDAK 9 0,629 0,388 Valid 10 0,514 0,388 Valid 11 0,525 0,388 Valid 12 0,524 0,388 Valid 13 0,574 0,388 Valid

14 0,392 0,388 Valid 15 0,369 0,388 TIDAK 16 0,579 0,388 Valid 17 0,469 0,388 Valid 18 0,438 0,388 Valid 19 0,461 0,388 Valid 20 0,528 0,388 Valid 21 0,392 0,388 Valid 22 0,292 0,388 TIDAK 23 0,535 0,388 Valid 24 0,133 0,388 TIDAK 25 0,579 0,388 Valid 26 0,649 0,367 Valid

Berdasarkan table diatas diperoleh keterangan dari 25 soal banyaknya soal yang tidak valid sebanyak 5 yaitu soal nomor 3, 8, 15, 22, 24.

3.9.2. Reliabilitas

Suharsimi (2006:178) berpendapat “reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Untuk mengetahui reliabilitas tentang keefektifan metode pembelajaran demonstrasi peneliti menggunakan rumus KR-20 yaitu :

dimana Vt = varian total Dengan


(57)

37

Keterangan :

= Realibilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan

= Jumlah skor total kuadrat = Kuadrat dari jumlah skor N = Jumlah peserta tes

p = Banyaknya subjek yang skornya 1 q = Banyaknya subjek yang skornya 0

“Jika > r tabel maka tes dikatakan reliabel” (Suharsimi, 2006:187-188). Harga r11 tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel dengan taraf signifikansi 5%, jika harga rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa soal tersebut adalah soal yang reliabel.

Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang berjumlah 25 soal pilihan ganda diperoleh nilai reliabilitas soal sebesar 0,85. Dari nilai reliabilitas tersebut soal bersifat reliabel, sebab nilai reliabilitas (r11) yang diperoleh lebih besar dari rtabelyaitu 0,312.

3.9.3. Taraf kesukaran soal

“Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran” (Suharsimi, 2009:207). Besarnya indeks kesukaran antar 0,0 sampai 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks 0,0 menunjukkan bahwa sal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya mudah. Soal yang baik adalah tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Suharsimi


(58)

(2009:208) mengemukakan untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah: 0,00 < P ≤ 0,30 maka dikategorikan soal sukar

0,30 < P ≤ 0,70 maka dikategorikan soal sedang 0,70 < P ≤ 1,00 maka dikategorikan soal mudah

Hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal diperoleh 2 soal dikaterogrikan sukar, 15 soal dikategorikan sedang dan 8 soal dikategorikan mudah. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.2.


(59)

39

Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Kriteria Nomor soal Jumlah Keterangan

Mudah 4, 8, 9, 17, 18, 21, 22,

23. 8

Nomor soal dipakai 4, 8, 9, 17, 18, 21, 22, 23, kecuali nomor soal 8, 22. Sedang

1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 24, 25, 26.

15

Nomor soal 1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 24, 25, 26 dipakai, kecuali nomor soal 3, 15, 24.

Sukar 10, 20. 2 Nomor soal dipakai

semua. 3.9.4. Daya pembeda soal

Analisis daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan soal tersebut dalam membedakan peserta didik yang kurang pandai. Daya pembeda digunakan untuk menguji apakah soal-soal yang dibuat tersebut dapat memberikan hasil yang beragam angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D. Suharsimi (2009:213) mengemukakan, untuk menghitung daya pembeda item soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus:

Keterangan :

: Banyaknya peserta kelompok atas : Banyaknya kelompok peserta bawah

: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar


(60)

: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda adalah:

- D : 0,00 - 0,20 : jelek - D : 0,20 - 0,40 : cukup - D : 0,40 - 0,70 : baik - D : 0,70 - 1,00 : baik sekali

- D : Negative, soalnya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D sebaiknya dibuang saja

(Suharsimi, 2009:218).

Rekapitulasi hasil analisis daya pembeda pada uji coba instrumen dapat dilihat dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda

Kriteria Nomor soal Jumlah Keterangan

Baik sekali - - -

Baik 2, 5, 12, 13, 4 Dipakai

Cukup

1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25

20 Dipakai

Jelek 22 1 Dipakai

3.10. Metode Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara hasil belajar siswa setelah tindakan. Data dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(61)

41

1. Menghitung nilai ulangan harian sebelum dilakukan tindakan dan nilai tes siklus 1 dan siklus 2

2. Menghitung nilai rerata/ presentase rerata hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 untuk mengetahui hasil belajar.

3.10.1.Menghitung rata-rata nilai

Keterangan :

X : Rata-rata nilai : Jumlah seluruh Nilai

N : Jumlah siswa (Suharsimi, 2009:264). 3.10.2.Menghitung Ketuntasan Belajar

Uji ketuntasan belajar yaitu untuk mengetahui sejauh mana suatu metode pengajaran berperan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran secara tuntas, sehingga metode tersebut dikatakan efektif. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa tersebut telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 7,5. Jika siswa tersebut tidak mencapai nilai 7,5 maka siswa tersebut dikatakan tidak tuntas belajar sehingga perlu perbaikan dan pengayaan. Untuk mengetahui ketuntasan belajar digunakan rumus deskriptif sebagai berikut:


(62)

Keterangan :

% : Tingkat presentase yang dicapai n : Jumlah siswa yang tuntas N : Jumlah seluruh siswa

Dalam perhitungan ketuntasan belajar secara klasikal dengan rumus diatas maka “n” merupakan simbol dari jumlah siswa yang memiliki nilai 75 dan “N” merupakan simbol dari seluruh siswa peserta tes.

3.10.3.Menghitung Data Hasil Belajar siswa

Untuk menghitung hasil belajar secara klasikal maka dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Menghitung Data Hasil Observasi

Hasil Observasi baik siswa maupun guru, yang didapat dari hasil perolehan yang diisi pada lembar observasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

3.11. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat untuk mengumpulkan data berisi daftar aspek-aspek yang akan diamati. Dalam proses observasi, pengamatan memberikan tanda ( ) pada kolom yang sudah tersedia sesuai dengan aspek yang diamati.

3.11.1.Lembar Observasi Keterampilan kooperatif Siswa

Lembar observasi keterampilan siswa ini digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan kooperatif siswa selama pembelajaran


(63)

43

berlangsung di kelas. Keterampilan itu berisi keterampilan psikomotorik dan afektif siswa. Berikut ini rumus menghitung presentase skor perolehan:

Tabel 3.4.

Kriteria Penilaian Keterampilan Kooperatif Siswa

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

0-39 Sangat Kurang

3.11.2. Lembar Observasi keterampilan Kinerja Guru Menghitung rata-rata kinerja guru

Keterangan:

X : Nilai Rerata : Jumlah Skor Total

n : Jumlah aspek yang diamati 3.11.3. Menghitung Presentase kinerja guru


(64)

Tabel 3.5.

Kriteria Penilaian Kinerja Guru

>85 Baik

60-84 Cukup

<60 Kurang

3.12. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang dijadikan tolak ukur dalam penelitian ini adalah:

1. Seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika peserta didik mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut (Mulyasa, 2006:99)

2. Untuk keberhasilan afektif dan psikomotorik adalah sekurang-kurangnya 75% dari seluruh siswa yang ada di kelas (Mulyasa, 2006:101-102).


(65)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

4.1.1Gambaran Umum

Penelitian ini mengambil tempat di SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak sebagai subyek penelitian. SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak beralamat di jalan Dempet-Sidomulyo KM 8 Dempet. SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak terdiri dari 12 ruang kelas dari kelas VII sampai dengan kelas IX. Serta 1 ruang untuk guru, 1 ruang untuk kepala sekolah, 1 ruang untuk Tata Usaha, 1 ruang untuk BK, 1 ruang untuk perpustakaan, 1 ruang untuk komputer, 1 ruang aula.

4.1.2Hasil Penelitian Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran yang masing-masing jam terdiri dari 45 menit. Siklus I dibagi dalam beberapa tahap yaitu:

a. Perencanaan

Untuk persiapan mengajar guru telah menyiapkan rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, kisi-kisi serta tes formatif yang sudah diujicobakan terlebih dahulu di kelas yang sudah pernah mendapatkan materi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Selain itu guru juga memberitahukan kepada siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten


(66)

Demak bahwa materi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi akan disampaikan dengan model

pembelajaran Snowball Throwing, serta memberikan sedikit penjelasan mengenai model pembelajaran Snowball Throwing. Dalam tahap perencanaan guru juga mengupayakan agar kondisi kelas dapat terkendali, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

b. Pelaksanaan

Dalam tahap ini peneliti bertindak sebagai observer, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan antara lain, melihat dan mengamati proses belajar mengajar, secara klasikal guru menyampaikan tentang cara kerja model pembelajaran Snowball Throwing yang nantinya digunakan untuk melaksanakan pembelajaran pada materi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi (pertemuan pertama).

Pembelajaran dilanjutkan dengan menerapkan model pembelajaran

Snowball Throwing, di dalam kelas guru menerangkan sekilas mengenai materi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Selanjutnya guru membagi peserta didik kedalam 5 kelompok secara heterogen dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Guru menerangkan bagaimana sistematika model pembelajaran Snowball Throwing. Setelah peserta didik mendapat kelompok, guru membagikan materi kepada setiap kelompok dengan materi yang berbeda di setiap kelompoknya. Materi meliputi pengertian manusia sebagai makhluk ekonomi dan


(67)

47

ciri-ciri manusia ekonomi. Setiap peserta didik dalam setiap kelompok diminta untuk membuat pertanyaan sesuai materi yang diterima dan tidak boleh sama dengan teman sekelompoknya. Setelah semua siswa selesai membuat pertanyaan, guru meminta siswa untuk membentuk kertas pertanyaan tersebut seperti bola dan dilempar kepada teman dari kelompok lain. Setelah setiap siswa memperoleh pertanyaan dari kelompok lain guru menunjuk salah satu atau lebih dari siswa untuk membaca dan menjawab pertanyaan yang sudah didapat.

Setelah sebagian siswa menjawab pertanyaan yang sudah didapat, guru menawarkan pertanyaan kepada siswa bagian mana yang belum bisa dipahami. Jika semua siswa sudah mampu memahami materi yang disampaikan guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan mengenai materi manusia sebagai makhluk social dan makhluk ekonomi. Guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru. Guru mengisi lembar observasi siswa dan guru menutup pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa dalam belajar (Pertemuan Kedua).

c. Pengamatan/ observasi

Hasil pengamatan siklus I dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan siklus satu diperoleh hasil sebagai berikut :

a) Data hasil tes

Pada siklus I dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing nilai rata-rata siswa mencapai 7,3 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal adalah 57,75%.


(68)

Tabel 4.1. Hasil Analisis Siklus I

No Kategori Hasil analisis

1 Rata-rata 7,3

2 Tuntas 15

3 Belum Tuntas 11

4 % Ketuntasan Klasikal 57,75 %

5 % Belum Tuntas 42,35 %

Sumber: Pengolahan Data Nilai Siswa Siklus I

Perbandingan nilai hasil belajar siswa sebelum dan akhir siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.2.

Data Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Akhir Siklus I

No Hasil Tes Skor Awal

Setelah Siklus I

1.

2.

3.

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Rata-rata nilai tes

9

3

70,96

10

5

7,3

Sumber: Pengolahan Data Nilai Siswa Siklus I b) Lembar Observasi Siswa

Hasil observasi siswa dengan model pembelajaran Snowball Throwing dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.3.

Data Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I Keterangan Sangat

Kurang

Kurang

Cukup Baik Baik

Sekali

Siklus I 0 5 14 7 0


(69)

49

Dari hasil observasi terhadap siswa pada siklus I diperoleh hasil 0 siswa masuk katergori sangat tidak baik, 5 siswa masuk kategori tidak baik, 14 siswa masuk kategori kurang baik, 7 siswa masuk kategori baik, serta 0 siswa masuk kategori sangat baik.

c) Lembar Aktivitas Observasi Guru

Aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.4.

Data Hasil Observasi Guru Pada Siklus I

No Aspek Penilaian Penilaia

n Kategori 1. 2. 3. Pendahuluan a. Apersepsi b. Motivasi Pengelolaan Pembelajaran

a. Gerak guru didalam kelas

b. Variasi guru dalam bertanya

c. Interaksi dalam pembelajaran

d. Penguasaan materi

e. Pengelolaan kelas

f. Penguatan terhadap respon siswa

g. Penggunaan model pembelajaran

Snowball Throwing

h. Pemanfaatan waktu dan alur

Pembelajaran

Penutup

a. Membimbing siswa dalam

membuat kesimpulan 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Kurang Cukup Baik Cukup Cukup

Sumber: Pengolahan data observasi guru pada siklus I

Pada siklus I, guru dalam membuka pelajaran masuk dalam kategori cukup karena relevan dengan materi. Guru juga selalu memberikan motivasi agar dalam


(70)

kegiatan pembelajaran nanti siswa dapat menyerap materi yang telah dipelajari. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran masuk dalam kategori cukup, karena suasana kelas terkendali. Akan tetapi masih belum maksimal, sebab masih ada beberapa siswa yang masih kurang paham dengan model yang digunakan dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran termasuk dalam kategori kurang. Dalam memberikan rangkuman maupun menyimpulkan pelajaran guru masih terpacu dengan buku pelajaran, sedangkan proses selama kegiatan pembelajaran tidak disimpulkan.

d. Refleksi

Siklus pertama merupakan siklus awal, suasana dalam kelas saat pembelajaran berlangsung masih belum mengalami perkembangan yang cukup berarti, sebagai contoh masih adanya siswa yang ramai dan belum sepenuhnya memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Berdasarkan kegiatan pada siklus I diperoleh refleksi sebagai berikut:

a) Dalam menerapakan model pembelajaran Snowball Throwing, guru masih ragu-ragu karena baru pertama melaksanakan metode tersebut sehingga pembelajaran masih kurang lancar dan kurang memaksimalkan kondisi media pembelajaran tersebut.

b) Karna baru pertama dilaksanakan siswa masih bingung dan sulit dikoordinir untuk melaksanakan model pembelajaran Snowball Throwing.

c) Berdasarkan hasil perhitungan kemampuan kognitif siswa dari 26 siswa kelas VII D terdapat 15 siswa yang tuntas dan 11 siswa yang


(1)

REKAPITULASI HASIL NILAI PER SIKLUS

No Kode

Responden

Siklus 1 Kode Respo nden

Siklus 2 Nilai Kategori Nilai Kategori 1 R-01 5 Tidak Tuntas R-01 10 Tuntas 2 R-02 5 Tidak Tuntas R-02 6 Tidak Tuntas 3 R-03 7 Tidak Tuntas R-03 9 Tuntas 4 R-04 9 Tuntas R-04 10 Tuntas 5 R-05 7 Tidak Tuntas R-05 8 Tuntas 6 R-06 6 Tidak Tuntas R-06 7 Tidak Tuntas 7 R-07 10 Tuntas R-07 9 Tuntas 8 R-08 10 Tuntas R-08 8 Tuntas 9 R-09 8 Tuntas R-09 9 Tuntas 10 R-10 9 Tuntas R-10 10 Tuntas 11 R-11 8 Tuntas R-11 9 Tuntas 12 R-12 9 Tuntas R-12 10 Tuntas 13 R-13 9 Tuntas R-13 10 Tuntas 14 R-14 10 Tuntas R-14 19 Tuntas 15 R-15 1 Tidak Tuntas R-15 5 Tidak Tuntas 16 R-16 8 Tuntas R-16 9 Tuntas 17 R-17 6 Tidak Tuntas R-17 10 Tuntas 18 R-18 7 Tidak Tuntas R-18 10 Tuntas 19 R-19 6 Tidak Tuntas R-19 9 Tuntas 20 R-20 5 Tidak Tuntas R-20 9 Tuntas 21 R-21 9 Tuntas R-21 10 Tuntas 22 R-22 8 Tuntas R-22 10 Tuntas 23 R-23 10 Tuntas R-23 8 Tuntas 24 R-24 9 Tuntas R-24 10 Tuntas 25 R-25 3 Tidak Tuntas R-25 10 Tuntas 26 R-26 8 Tuntas R-26 10 Tuntas

Rata-rata 7,3 9

Tuntas 15 23

Belum Tuntas 11 3

% Ketuntasan Klasikal

57,75% 88,55

% % Belum Tuntas 42,35% 11,55


(2)

GAMBAR SAAT MELAKUKAN PEMBELAJARAN DENGAN

MODEL

SNOWBALL THROWING

Kegiatan saat guru melakukan pembelajaran

Kegiatan observer saat memberikan pengarahan dalam kegiatan snowball throwing


(3)

Kegiatan saat melalukan Snowball throwing (melempar pertanyaan dengan cara dilempar)


(4)

Kegiatan saat guru meminta siswa untuk menjawab soal yang diperoleh didepan kelas

Kegiatan siswa saat mengerjakan soal evaluasi


(5)

Kelompok 1

1.

Anang Ma’ruf

2.

Arifatun Nisa

3.

Ayu Karistina Utami

4.

Ihda Maulidya Paramita

5.

Ady Candra

6.

Pujiati

Kelompok 2

1.

Muhsinin

2.

Anang Khozin

3.

Devi Yunita Sari

4.

Supriyanti

5.

Eko Amin Lutfi

Kelompok 3

1.

Shofiyatul Munawaroh

2.

Jauharul Nuam

3.

Avriyana Zulfa

4.

Wahyu Adi Kurniawan

5.

Khafidur Rofiq

Kelompok 4

1.

Achmad Faris Hidayat

2.

Ida Rohmawati

3.

Siti Nur Rohmah

4.

Ita Kurniyawati

5.

Muhammad Hilmi Luthfi Wafa

Kelompok 5

1.

Adi Purwanto

2.

Ika Erlinda

3.

Iga Mayanti

4.

Alfina Rohmah

5.

Nur Faiza


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning tipe snowball throwing terhadap hasil belajar matematika siswa

0 34 169

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA MATA Penerapan Strategi Pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri Karangasem

0 1 11

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03

1 1 12

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Tohuda

0 1 11

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS 1 MELALUI PENERAPAN METODE SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 TEMON TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 1 189

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK | - | Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 7036 14827 1 SM

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

0 22 8

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEMESTER II SDN 3 BAGIK POLAK LABUAPI - Repository UNRAM

0 0 54