Metode Analisis Data Lembar Observasi

: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda adalah: - D : 0,00 - 0,20 : jelek - D : 0,20 - 0,40 : cukup - D : 0,40 - 0,70 : baik - D : 0,70 - 1,00 : baik sekali - D : Negative, soalnya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D sebaiknya dibuang saja Suharsimi, 2009:218. Rekapitulasi hasil analisis daya pembeda pada uji coba instrumen dapat dilihat dalam tabel 3.3. Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda Kriteria Nomor soal Jumlah Keterangan Baik sekali - - - Baik 2, 5, 12, 13, 4 Dipakai Cukup 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25 20 Dipakai Jelek 22 1 Dipakai

3.10. Metode Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara hasil belajar siswa setelah tindakan. Data dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung nilai ulangan harian sebelum dilakukan tindakan dan nilai tes siklus 1 dan siklus 2 2. Menghitung nilai rerata presentase rerata hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 untuk mengetahui hasil belajar.

3.10.1. Menghitung rata-rata nilai

Keterangan : X : Rata-rata nilai : Jumlah seluruh Nilai N : Jumlah siswa Suharsimi, 2009:264.

3.10.2. Menghitung Ketuntasan Belajar

Uji ketuntasan belajar yaitu untuk mengetahui sejauh mana suatu metode pengajaran berperan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran secara tuntas, sehingga metode tersebut dikatakan efektif. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa tersebut telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 7,5. Jika siswa tersebut tidak mencapai nilai 7,5 maka siswa tersebut dikatakan tidak tuntas belajar sehingga perlu perbaikan dan pengayaan. Untuk mengetahui ketuntasan belajar digunakan rumus deskriptif sebagai berikut: Keterangan : : Tingkat presentase yang dicapai n : Jumlah siswa yang tuntas N : Jumlah seluruh siswa Dalam perhitungan ketuntasan belajar secara klasikal dengan rumus diatas maka ā€œnā€ merupakan simbol dari jumlah siswa yang memiliki nilai 75 dan ā€œNā€ merupakan simbol dari seluruh siswa peserta tes.

3.10.3. Menghitung Data Hasil Belajar siswa

Untuk menghitung hasil belajar secara klasikal maka dapat digunakan rumus sebagai berikut : Menghitung Data Hasil Observasi Hasil Observasi baik siswa maupun guru, yang didapat dari hasil perolehan yang diisi pada lembar observasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

3.11. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat untuk mengumpulkan data berisi daftar aspek-aspek yang akan diamati. Dalam proses observasi, pengamatan memberikan tanda pada kolom yang sudah tersedia sesuai dengan aspek yang diamati.

3.11.1. Lembar Observasi Keterampilan kooperatif Siswa

Lembar observasi keterampilan siswa ini digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan kooperatif siswa selama pembelajaran berlangsung di kelas. Keterampilan itu berisi keterampilan psikomotorik dan afektif siswa. Berikut ini rumus menghitung presentase skor perolehan: Tabel 3.4. Kriteria Penilaian Keterampilan Kooperatif Siswa 80-100 Baik Sekali 66-79 Baik 56-65 Cukup 40-55 Kurang 0-39 Sangat Kurang

3.11.2. Lembar Observasi keterampilan Kinerja Guru

Menghitung rata-rata kinerja guru Keterangan: X : Nilai Rerata : Jumlah Skor Total n : Jumlah aspek yang diamati

3.11.3. Menghitung Presentase kinerja guru

x 100 Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Kinerja Guru 85 Baik 60-84 Cukup 60 Kurang

3.12. Indikator Keberhasilan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning tipe snowball throwing terhadap hasil belajar matematika siswa

0 34 169

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA MATA Penerapan Strategi Pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri Karangasem

0 1 11

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03

1 1 12

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Tohuda

0 1 11

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS 1 MELALUI PENERAPAN METODE SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 TEMON TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 1 189

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK | - | Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 7036 14827 1 SM

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

0 22 8

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEMESTER II SDN 3 BAGIK POLAK LABUAPI - Repository UNRAM

0 0 54