d Siswa dapat memahami materi yang telah disampaikan, yaitu
materi manusia sebagai makhuk sosial dan makhluk sosial Dari penelitian pada siklus II diperoleh analisis data-data yang nyata
bahwa setelah pembelajaran model Snowball Throwing diterapkan secara maksimal maka terlihat secara jelas ada peningkatan hasil belajar yang dicapai.
Secara keseluruhan, hasil pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut: a
Nilai rata-rata siswa pada tes evaluasi siklus II sebesar 9,00 dengan ketuntasan klasikal 88,55
b Dari segi kognitif, ada 3 siswa yang belum tuntas
c Dilihat dari ketuntasan belajar afektif dan psikomotorik pada siklus
II tidak ada siswa yang masuk kategori sangat tidak baik maupun kategori tidak baik, 3 siswa masuk kategori kurang baik, 16 siswa
masuk kategori baik, 7 siswa masuk kategori sangat baik.
4.2 Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini lebih banyak didasarkan atas hasil pengamatan yang diteruskan dengan kegiatan refleksi. Kegiatan
pembelajaran dengan model Snowball Throwing bagi siswa khususnya kelas VII D SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak adalah hal yang baru. Secara umum
proses pembelajaran yang berlangsung disetiap siklus sudah berlangsung dengan baik. Semua fase yang terdapat dalam model pembelajaran Snowball throwing
sudah dilaksanakan dengan runtut meskipun masih belum sempurna. Proses pembelajaran yang berlangsung dalam dua siklus mengalami peningkatan dari
segi kualitas.
Dalam menerapakan model pembelajaran Snowball Throwing, guru masih ragu-ragu karena baru pertama melaksanakan metode tersebut sehingga
pembelajaran masih kurang lancar dan kurang memaksimalkan kondisi model pembelajaran tersebut. Karna baru pertama dilaksanakan siswa masih bingung dan
sulit dikoordinir untuk melaksanakan model pembelajaran Snowball Throwing. Dilihat dari hasil tes yang dilaksanakan setelah siklus I diperoleh nilai
rata-rata sebesar 7,3 dengan ketuntasan klasikal 57,75. Dari hasil observasi terhadap siswa pada siklus I diperoleh hasil 0 siswa masuk katergori sangat tidak
baik, 5 siswa masuk kategori tidak baik, 14 siswa masuk kategori kurang baik, 7 siswa masuk kategori baik, serta 0 siswa masuk kategori sangat baik. Nilai rata-
rata sebesar 24,27 dan besar presentase 60,67 masuk dalam kategori kurang baik cukup.
Pada siklus I, guru dalam membuka pelajaran masuk dalam kategori baik karena relevan dengan materi. Guru juga selalu memberikan motivasi agar dalam
kegiatan pembelajaran nanti siswa dapat menyerap materi yang telah dipelajari. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran masuk dalam kategori tidak
baik, sehingga suasana kelas kurang terkendali. Akan tetapi pembelajaran masih belum maksimal, sebab masih ada beberapa siswa yang masih kurang paham
dengan model yang digunakan dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran termasuk dalam kategori kurang baik. Dalam memberikan
rangkuman maupun menyimpulkan pelajaran guru masih terpacu dengan buku pelajaran, sedangkan proses selama kegiatan pembelajaran tidak disimpulkan.
Rata-rata skor kinerja guru pada siklus 1 mencapai 3,363 dan presentase aktivitas guru mencapai 67,27 dalam kategori cukup. Dalam siklus I masih ada
siswa yang belum memahami dan menguasai materi sehingga siklus I harus dilanjutkan dengan siklus II.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menunjukkan peningkatan. Hasil refleksi pada siklus II menunjukkan bahwa guru mulai terampil dalam
menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar dan guru juga dapat
berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga skenario pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, selain itu siswa juga sudah
mampu memahami materi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Dalam siklus II terdapat perubahan-perubahan yaitu siswa sudah banyak
yang paham dengan materi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi, karena mereka sudah mendapat dasarnya pada pertemuan sebelumnya.
Siswa sudah banyak yang mengerti tentang pengertian manusia ekonomi. Siswa sudah banyak yang mampu menjelaskan pengertian manusia ekonomi.
Kemampuan siswa untuk memahami materi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi sudah baik.
Hasil observasi terhadap siswa dengan model pembelajaran snowball throwing pada siklus II mengalami kenaikan dari siklus pertama. Observasi yang
dilakukan oleh pengamat memberikan hasil 0 siswa masuk kategori sangat tidak baik, 0 siswa masuk kategori tidak baik, 3 siswa masuk kategori kurang baik, 16
siswa masuk kategori baik, 7 siswa masuk kategori sangat baik. Nilai rata-rata
hasil aktivitas siswa mencapai 30,38 dan presentase sebesar 75,95 dalam kategori baik.
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada siklus II sebesar 4,2 atau mencapai 85,45 sehingga dapat disimpulkan bahwa guru tersebut sudah
mempunyai kemampuan yang baik dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Kinerja guru pada siklus II masuk dalam
kategori baik, karena sudah mengerti dengan sistematika model snowball throwing.
Serta hasil tes pada akhir siklus II diperoleh rata-rata nilai sebesar 9,00 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 88,55. Guru sudah terampil
dalam menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing. Peran guru dalam pembelajaran sudah bagus, hal ini tampak pada hasil yang diperoleh siswa baik
secara klasikal maupun nilai rata-rata kelas. Materi yang disampaikan guru sudah runtut sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Siswa
dapat memahami materi yang telah disampaikan, yaitu materi manusia sebagai makhuk sosial dan makhluk ekonomi. Berdasarkan hasil belajar pada akhir siklus
II telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. oleh karena itu, maka tindakan dalam penelitian tindakan kelas PTK ini cukup sampai siklus
II. Berdasarkan kajian dan pembahasan pada siklus I dan siklus II terdapat
temuan sebagai berikut, Berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari siklus I dapat diketahui bahwa pelaksanaan model pembelajaran Snowball Throwing
belum dapat berlangsung secara optimal. Hal ini disebabkan keterampilan guru
dalam menerapkan model Snowball Throwing masih kurang karena model ini merupakan model yang baru pertama kali diterapkan, kekurangan lain dalam
pelaksanaan metode ini yaitu kurang tertibnya siswa dalam mengikuti pembelajaran. Namun guru tidak membiarkan hal itu berlangsung lama, guru
segera mengambil tindakan dengan cara guru mempelajari model pembelajaran Snowball throwing, sehingga guru menjadi lebih terampil dalam menyampaikan
materi dengan model snowball throwing. Guru dalam mengajar belum melaksanakan penekanan model pembelajaran yang sesuai dengan sifat materi
yang akan dijelaskan, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil observasi dan refleksi dari siklus II menunjukkan adanya perbedaan
yang positif dibanding dengan siklus I. Ini terlihat dari pemahaman siswa yang mulai tertib dalam melaksanakan proses pembelajaran. Gambaran proses
pelaksanaan belajar mengajar di kelas mulai terkendali dan kekurangan- kekurangan di siklus I dapat teratasi oleh guru, karena guru telah mempersiapkan
dan merencanakan siklus II dengan lebih matang. Kegiatan aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I rata-rata sebesar 24,27 dan presentase
sebesar 60,67 dalam kategori kurang baik cukup. Pada siklus II aktivitas siswa meningkat menjadi rata-rata 30,38 dan presentase 75,95 dalam kategori baik.
Siswa sudah mampu mengemukakan pendapat dan bertanya kepada guru dibanding dengan siklus I yang siswa masih cenderung memperhatikan guru.
Siswa juga sudah mampu mengikuti pembelajaran dengan baik dan tenang. Serta kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
khususnya dalam menerapkan model pembelajaran snowball Throwing dalam
pembelajaran. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan skor rata-rata pada hasil observasi tiap siklus yaitu pada siklus I skor rata-rata 3,3 dan presentase sebesar
67,27 dalam kategori cukup dan siklus II dengan skor rata-rata 4,2 dan presentase 85,45 dalam kategori baik. Guru sudah mampu mengelola kelas
dengan baik dan menyampaikan materi sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP.
Kemampuan siswa dalam materi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi bertambah meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan
persentase hasil observasi terhadap siswa ditiap siklus yaitu pada siklus I sebesar 57,75 dan pada siklus II meningkat sebesar 88,55. Besar peningkatan hasil
belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 30,80. Rata-rata nilai hasil belajar dari siklus I ke siklus II telah mengalami peningkatan persentase ketuntasan
klasikal yaitu pada siklus I skor rata-rata sebesar 7,3 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 57,75 dan pada silkus II rata-rata nilai 9,00 dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 88,55. Siswa lebih memahami materi yang disampaikan guru, karena guru sudah terampil menyampaikan materi dengan
model pembelajaran Snowball Throwing.
63
BAB V PENUTUP