d. Jadwal pembayaran suku bunga
Kewajiban pembayaran kupon tingkat suku bunga obligasi dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan sebelumnya,bisa dilakukan triwulan atau semesteran.
Ketepatan waktu pembayaran kopun merupakan aspek penting dalam menjaga reputasi penerbit obligasi.
e. Jaminan
Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan akan lebih mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. Di dalamnya
penerbitan obligasi sendiri kewajiban penyediaan jaminan tidak harus mutlak. Apabila memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan ataupun tagihan piutang
perusahaan dapat menjadi alternatif yang menarik investor.
B. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Penerbitan Obligasi
Dalam melakukan penerbitan suatu obligasi, tidak terlepas dari beberapa pihak yang berperan dalam penerbitan obligasi tersebut, antara lain:
a.Emiten Issuer Emiten merupakan suatu perusahaan yang menjadi aktor utama yang
bermaksud menerbitkan suatu obligasi. Pasal 1 Angka 6 UUPM, mendefinisikan Emiten sebagai berikut: “Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran
umum”. Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi.
25
Yang dapat bertindak menjadi Emiten adalah perusahaan, BUMD, BUMN, pemerintah daerah misalnya Pemerintah Daerah
25
Lihat Pasal 1 angka 23 UUPM.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat I Sumatera Utara, Negara misalnya Republik Indonesia, bada-badan internasional misalny World Bank, IFC, atau badan otonomi khusus misalnya
Badan Otonomi Pulau Batam. Untuk mencari dana dari masayraakat pemodal investor, maka Emiten menerbitkan dan memperjualbelikan Efek yang bersifat
utang obligasi di pasar modal. Ada 4 keharusan yang wajib dilakukan Emiten untuk beraktivitas di pasar modal, yaitu:
26
1Keterbukaan informasi Setiap emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib
menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan ke[ada masyarakat secepat mungkin apabila terjadi suatu peristiwa, informasi, atau fakta material yang
mungkin dapat mempeengaruhi nilai Efek perusahaaan atau kepetusan investasi pemodal. Pelaksanaan prinsip keterbukaan dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu:
a Tahap keterbukaan pada saat Emiten melakukan penawaran umum primary market level.
b Tahap keterbukaan setelah Emiten mencatat dan memperdagangkan sahamnya di bursa efek secondary market level, di mana Emiten berkewajiban untuk
menyampaikan secraa terus-menerus laporan berkala continuosly disclosure kepada Bapepam.
c Tahap keterbukaan karena terjadi peristiwa penting yang laporannya harus disampaikan secara tepat waktu kepada Bapepam dan bursa Efek timely
disclosure.
26
Nasaruin, Aspek Hukum Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2004, hlm. 151-154.
Universitas Sumatera Utara
2 Peningkatan likuiditas Emiten dapat meningkatkan likuiditas Efek di pasar modal melalui
penambahan jumlah Efek yang beredar, yang dapat dilakukan melalui penawaran dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD, penerbitan obligasi
konversi, dan lain-lain. Dengan meningkatnya transaksi Efek, berarti peningkatan likuiditas Efek di pasar modal.
3Pemantauan harga Efek Emiten harus selalu memantau harga efeknya di pasar modal karena harga
Efek adalah cerminan dari kinerja dan kondisi suatu perusahaan. Harga Efek yang tinggi berarti kinerja Emiten baik dan sebaliknya harga Efek yang rendah
menunjukkan kinerja Emiten yang buruk. 4Menjaga hubungan baik dengan investor
Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham ataupun calon investor kepada perusahaan, Emiten perlu terus-menerus membina hubungan baik
pemegang saham dan calon investor. Sehingga apabila suatu saat Emiten memerlukan tambahan dana, Emiten tidak mengalami kendala komunikasi, karena
hubungan baik telah terbangun melalui komunikasi. Dengan begitu calon investor atau pemegang saham telah mengenal, mengetahui, dan percaya kepada kinerja
perusahaan.
b. Penjamin Emisi Efek Underwriter