B. Kedudukan Wali Amanat Dalam Penerbitan Obligasi Di Pasar Modal
Menurut ketentuan Pasal 1 butir 30 UUPM, Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang, sedangkan pihak
diartikan sebagai orang perseorangan, perusahan, usaha bersama, asosiasi, atau
kelompok yang terorganisasi.
Pasal 1 butir 15 UU Perbankan menyatakan bahwa: “Wali Amanat adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum untuk mewakili
kepentingan pemegang surat berharga berdasarkan perjanjian antara Bank Umum dengan Emitmen surat berharga yang bersangkutan”. Dari dua definisi
tersebut, terlihat bahwa definisi Wali Amanat yang diberikan oleh UU No. 10 Tahun 1998 lebih spesifik dan lebih kompleks daripada definisi yang diberikan
oleh UUPM. Dalam penerbitan obligasi dikenal lembaga wali amanat trustee. Lembaga
ini merupakan lembaga khusus yang harus ada dalam setiap penerbitan efek yang bersifat hutang seperti obligasi. Wali Amanat ini diperlukan mengingat bahwa
efek yang bersifat utang tersebut mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang panjang. Dilihat dari proses pembuatan surat utang, maka pertanyaannya adalah
mengapa undang-undang menaruh focus bahwa untuk obligasi harus ada trustee atau perantara. Mengapa tidak dapat langsung atau direct saja sebagaimana utang-
utang lainnya, di mana pihaknya hanya dua, yaitu kreditor dan debitur. Seperti pada bank yang merupakan pihak yang meminjamkan uang dan debiturnya adalah
perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana tersebut. Obligasi pada dasarnya merupakan surat hutang yang sifatnya sepihak dan para pemegangnya tersebar
Universitas Sumatera Utara
luas. Keberadaan wali amanat menjadi hal yang penting karena kreditor obligasi berjumlah sangat banyak. Apabila dimungkinkan akan diadakan pemecahan atau
split atas obligasi tersebut. Sampai sejauh ini, belum pernah terjadi adanya pemecahan atau split atas obligasi di pasar modal Indonesia., sehingga jumlah
pemegang obligasi biasanya tetap. Sekalipun demikian, dilihat dari jumlahnya pemegang obligasi adalah lebih besar dari perjanjian kredit sindikat sekalipun.
Jadi kedudukan Wali Amanat terkait penerbitan obligasi merupakan suatu lembaga atau pihak yang bertindak untuk mewakili kepentingan pemegang Efek
yang bersifat utang masyarakat pemodal, dengan membuat suatu perjanjian dengan Emitmen, yang dibuat sebelum penerbitan obligasi sebelum penawaran
obligasi dilaksanakan. Perjanjian yang dibuat tersebut dinamakan dengan Perjanjian Perwaliamanatan Trust Indenture Agreement. Meskipun perjanjian ini
dibuat antara Emitmen dengan Wali Amanat, tetapi perjanjian ini mengikat para pemegang obligasi, yang tidak turut serta dalam pembuatan perjanjian tersebut.
Pengikatan tersebut didasarkan pada logika hukum bahwa pemegang obligasi yang ingin membeli obligasi haruslah terlebih dahulu mengetahui isi perjanjian
tersebut, dan apabila isi perjanjian tersebut tidak sesuai dengan kemauannya, maka otomatis pembeli obligasi tersebut tidak akan membe li obligasi tersebut
serta tidak akan terikat oleh perjanjian tersebut. Agak berbeda dengan jenis-jenis pengurusan dan perwakilan yang ada, Wali
Amanat tidaklah melakukan pengurusan sebagaimana halnya seorang pemilik benda, melainkan melakukan pengurusan sebagai seorang kreditor terhadap
debitor. Wali Amanat hanya memiliki kewenangan yang terbatas sebatas hak
Universitas Sumatera Utara
perorangan untuk melakukan gugatan dan atau eksekusi hak jaminan kebendaan jura in re-aliena manakala debitor dari investor pemegang obligasi tersebut
cedera janji. Perlu diperhatikan bahwa Wali Amanat bertindak untuk dan atas nama pemegang obligasi secara keseluruhan dan tidak untuk kepentingan salah
satu atau lebih pemegang obligasi. Berdasarkan pada hal tersebutlah maka pada umumnya tindakan Wali Amanat untuk melakukan gugatan perdata atau eksekusi
hak jaminan kebendaan hanya akan diambil berdasarkan pada hasil keputusan yang diambil oleh investor pemegang obligasi melalui Rapat Umum Pemegang
Obligasi menurut tata cara dan prosedur yang ditetapkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
Seperti diketahui obligasi telah diproses sebelum pihak pemegang obligasi ada. Pemegang obligasi muncul setelah adanya perjanjian perwaliamanatan atau
perikatannya telah ada. Pihak yang mewakili kepentingan pemegang obligasi, yaitu wali amanat itulah yang harus ada, karena:
1. Pemegang obligasi belum muncul. 2. Perputaran pemegang obligasi sangat cepat karena pemegang obligasi yang
banyak jumlahnya, di mana biasanya obligasinya atas unjuk dan bias diperjualbelikan.
3. Untuk pemantauan dan pengurusan hak-hak investor kepada emiten. Pemegang obligasi sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah berhubungan
langsung dengan emiten. Di sinilah fungsi dari wali amanat.
Universitas Sumatera Utara
C. Pihak-pihak Yang Berhak Menjadi Wali Amanat Dalam Penerbitan Obligasi Di Pasar Modal