Deskripsi Area. Bahan dan Alat Metode Penelitian.

3.2. Deskripsi Area.

Kawasan Bukit Lawang merupakan kawasan pusat penelitian Orangutan dan pariwisata terutama ekowisata. Dari segi pengelolalaan hutanya, kawasan hutan Bukit Lawang, Bahorok termasuk dalam kawasan kerja wilayah Langkat Selatan Taman Nasional Gunung Leuser. Secara geografis kawasan ini terletak pada 3 30 LU– 3 45 LU dan 98 0 BT – 98 15 BT Batas-batasnya adalah sebelah utara dengan sungai Bohorok, dan sebelah timur berbatasan dengan sungai Bohorok sedangkan sisi-sisi lainya terus berbatasan dengan kawasan TNGL. Hutan Taman Nasional Gunung Leuser rehabilitasi Orangutan Resort Bukit Lawang, Bohorok luasnya adalah 200 ha, yang menyimpan keanekaragaman hayati flora dan fauna. Topografi secara umum topografi kawasan hutan Bukit Lawang adalah datar, bergelombang dan daerah berbukit. Kawasan hutan Bukit Lawang pada ketinggian 100 m – 700 m dari permukaan laut dpl , dengan kemiringan mencapai 40 Dephut, 1990. Dengan curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir 4913,5 mm per-tahun BMG, 2010 serta suhu 24 C, Intensitas cahaya 944,3 Lux meter, kelembaban 91,4 , suhu tanah 24,57 C dan pH 6,2.

3.4 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, batang, spesimen daun dan bunga serta buah yang digunakan untuk identifikasi pohon, alkohol 70 yang digunakan sebagai pengawet spesimen dari lokasi penelitian. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, GPS, hagameter, camera digital, hygrometer, Universitas Sumatera Utara phi-band, meteran panjang 50 meter, tali kambing, gunting tanaman, hagameter, alat tulis, tally sheet, label, dan spidol dan alat-alat lainya.

3.5. Metode Penelitian.

Penetapan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive, sementara peletakan unit comtohnya dilakukan dengan cara ”sistematik sampling with random start”. Teknik ini merupakan penentuan lokasi penelitian secara sengaja yang dianggap representatif. Metode analisis yang digunakan adalah kombinasi antara metode jalur dan metode garis berpetak dengan plot-plot 20 m x 20 m untuk tingkat pohon dan 10 m X 10 m untuk tingkat Tiang Kusmana 1997. Penelitian dilakukan pada blok III dengan dasar transek pinggir sungai dengan memotong kontur. Jumlah petak pengamatan dalam jalur ditentukan kurva lengkung area sehingga diperoleh jumlah petak 3 sampai 7 plot pengamatan per-jalur. Jarak antar plot 100 m sedang jarak antar jalur 150 m sebanyak 8 jalur sehingga di dapat sebanyak 30 plot. Dalam setiap plot dibuat pencatatan pohon dan diukur diameter batang setiap pohon pada ketinggian 1,3 meter dari permukaan tanah, kemudian diukur tinggi pohon dan dicatat nama individu pohonnya. Jalur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Ke te ra n g a n : P : Po h o n T : Ti a n g 150 m 2 0 m 2 0 m 1 0 P T Ara h ri n ti s 1 0 0 m Gambar 2. Jalur penelitian dalam blok penelitian TNGL Bukit Lawang. Sumber Kusmana 1997.

3.6. Tehnik Pengukuran diameter pohon :