Tehnik Pengukuran diameter pohon : Analisis Data 1 Analisis Vegetasi

Ke te ra n g a n : P : Po h o n T : Ti a n g 150 m 2 0 m 2 0 m 1 0 P T Ara h ri n ti s 1 0 0 m Gambar 2. Jalur penelitian dalam blok penelitian TNGL Bukit Lawang. Sumber Kusmana 1997.

3.6. Tehnik Pengukuran diameter pohon :

Identifikasi dilakukan pada tingkat tiang dan pohon dengan keriteria sebagai berikut: a. Tiang, yaitu pemudaan dengan diameter batang 10 cm sd 20 cm, di identifikasi pada petak ukur 10 m x 10 m. b. Pohon, yaitu tumbuhan berkayu dengan diameter batang 20 cm. Diidentifikasi pada petak ukur 20 m x 20 m Kusmana, 1997. Parameter yang diamati meliputi jenis, jumlah individu pada tiap petak ukur, bercabang atau tidak bercabang, dan diameter setinggi dada dbh = diameter at breast height = 1,3 m dari permukaan tanah, yang diukur dengan menggunakan phi-band pita diameter. Untuk jenis tegakan yang sudah dikenali langsung diidentifikasi sedangkan yang belum dapat dikenali tumbuhan diambil spesimennya untuk Universitas Sumatera Utara kemudian diidentifikasi di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, FMIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan. Untuk menentukan ketinggian pengukuran diameter umumnya dilakukan pada ketinggian 1,3 m dari permukaan tanah diameter setinggi dada atau diameter at breast height = dbh, dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Bila pohon di lereng, diameter diukur pada ketinggian 4,5 kaki dari permukaan tanah atau 1,3 m diatas permukaan tanah sebelah atas. 2. Bila pohon membentuk cabang tepat pada ketinggian 1,3 m maka pohon tersebut dianggap sebagai satu individu dan bila di bawah 1,3 m dari permukaan tanah maka batang tersebut dianggap individu masing-masing. 3. Bila pohon berakar papan tidak normal melebihi setinggi dada, maka pengukuran diameter dilakukan diatas batas batang dari bentuk tidak normal. 4. Sesuai dengan informasi yang diinginkan, diameter pohon yang diukur bisa merupakan diameter diluar kulit pohon atau diameter dekat kulit pohon. Gambar 3. Skematis cara menentukan ketinggian pengukuran dbh batang pohon yang bentuknya tidak teratur Weyerhaeuser dan Tennigheit, 2000. Universitas Sumatera Utara 3.6. Analisis Data 3.6.1 Analisis Vegetasi Data vegetasi yang dikumpulkan dianalisis untuk mendapatkan nilai Kerapatan Relatif KR, Frekuensi Relatif FR, Dominansi Relatif DR, Indeks Nilai Penting INP, Indeks Keanekaragaman, Indeks Kemerataan, dari masing- masing lokasi penelitian. Untuk analisis vegetasi pohon, nilai INP terdiri dari KR, FR, dan DR, suatu keanekaragaman dianalisis menurut buku acuan Metode Survey Vegetasi Kusmana. 1997. Jumlah individu a. Kerapatan K = Luas petak contoh K suatu jenis Kerapatan relatife KR = x 100 K total seluruh jenis Jumlah petak contoh ditemukannya suatu spesies

b. Frekuensi F = Jumlah seluruh petak contoh