Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

9

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tidak ada satu negara di muka bumi ini yang melewatkan pembangunan. Pembangunan sudah menjadi bagian dari proses terbentuknya peradaban manusia. Tujuan dari pembangunan di indonesia adalah untuk meningkatkan tingkat hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia seperti yang diamanatkan oleh UUD tahun 1945. Fungsi pembangunan dapat dirumuskan ke dalam tiga tugas utama yang mesti dilakukan sebuah negara-bangsa nation state, yakni pertumbuhan ekonomi economy growth, perawatan masyarakat community care dan pengembangan manusia human growth. Fungsi perawatan masyarakat dan pengembangan manusia inilah yang sebenarnya merupakan substansi dari pembangunan kesejahteraan sosial yang menopang pembangunan ekonomi Suharto, 2005 : 6. Sejak era 1950-an di kalangan negara sedang berkembang dilakukan berbagai upaya untuk mencari formula yang sebaik-baiknya guna melaksanakan pengembangan masyarakat. Pada umumnya upaya yang dilakukan tersebut kemudian dinamakan proses pembangunan masyarakat tersebut, kemudian dirumuskan dan diimplementasi berbagai bentuk strategi. Tidak dapat diingkari, masing-masing negara sedang berkembang menggunakan strategi yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik khusus masyarakatnya Soetomo, 2006 : 2. Pada dasarnya pembangunan harus ditujukan untuk membangun kehidupan penduduk yang bermartabat, berkualitas secara berkelanjutan, antara lain menyangkut akses penduduk khususnya penduduk miskin terhadap pemenuhan hak dasar atas pangan, kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, perumahan, air bersih, pemanfaatan Universitas Sumatera Utara 10 sumber daya alam dan lingkungan hidup, perlindungan hak atas tanah, rasa aman, serta kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pembangunan. Selain itu pemenuhan hak dasar penduduk dimaksud juga dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah yaitu untuk percepatan pembangunan pedesaan, revitalisasi pembangunan perkotaan, pengembangan kawasan pesisir serta percepatan pembangunan www.menkokesra.go.idcontentview163118tanggal 08 April 2010 pukul 19.15 WIB. Sementara itu, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam pembangunan yaitu masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan terus-menerus menjadi masalah yang berkepanjangan, bahkan sampai sekarang dapat dikatakan semakin memprihatinkan. Kemiskinan tercermin dari belum terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin. Hak-hak dasar tersebut antara lain adalah hak atas pangan, kesehatan, perumahan, pendidikan, pekerjaan, tanah, sumber daya alam, air bersih, dan sanitasi, rasa aman serta hak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan publik dan proses pembangunan. Sedangkan dampak dari kemiskinan yaitu jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya akses terhadap pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, dan tidak adanya perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi ke kota dan yang lebih parah kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan secara terbatas. Salah satu kebijakan pembangunan dalam kurun waktu 2005-2009 yang tertulis pada undang-undang No.25 tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM pada masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri seperti tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara RAPBN adalah dengan Universitas Sumatera Utara 11 meningkatnya kesejahteraan rakyat diantaranya menurunkan angka kemiskinan dari 16,7 pada tahun 2004 menjadi 8,2 pada tahun 2009 http : www.kominfo.com diakses tanggal 08 April 2010 pukul 17.05 Wib. Hasil proyeksi data statistik Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025. walapun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 200-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat dari penurunan karena kematian www.kominfo.com diakses tanggal 08 April 2010. Di Sumatera Utara jumlah penduduk pada Tahun 2000 jumlah penduduk di Sumatera Utara meningkat yaitu mencapai dua belas juta jiwa 11.642.488. Sementara itu pada tahun 2005 jumlah penduduk meningkat lagi dengan mencapai tiga belas juta jiwa www.datastatistikindonesia.com diakses pada tanggal 08 April 2010 pukul 20.23 Wib. Meningkatnya jumlah penduduk miskin diindonesia terjadi karena tidak adanya kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pokoknya menurut standart yang dibuat oleh Bank Dunia, yang dikenal dengan garis kemiskinan yang menunjukkan batas terendah seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia secara layak. Dalam model kebutuhan pokok telah diindetifikasikan kebutuhan dasar yaitu makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, kebersihan, transportasi, dan partisipasi masyarakat. Sementara menurut Abraham Maslow, kebutuhan yang Universitas Sumatera Utara 12 ada pada manusia adalah bawaan, dan tersusun menurut tingkatan atau bertingkat. Kebutuhan manusia yang tersusun secara bertingkat tersebut yaitu kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta kasih dan memiliki, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Program-program yang dibuat oleh pemerintah tidaklah sedikit. Program pemerintah yang telah berjalan antara lain Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM, program Bantuan untuk Keluarga Miskin Gakin, Bantuan Langsung Tunai BLT, dana bantuan Operasional Sekolah BOS dan sebagainya. Semua itu upaya pemerintah dalam mencoba memerangi kemiskinan. Walaupun demikian, program-program tersebut tidak dapat juga mengatasi kemiskinan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan yang menjadi hak setiap warga negara, maka pemerintah menetapkan kebijakan penyediaan dan penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin Raskin. Penyaluran beras bersubsidi ini telah membantu sebagian besar masyarakat miskin sehingga beban pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pangan dapat dikurangi, yang pada akhirnya memberikan kontribusi positif dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Program ini dibentuk agar keluarga miskin mempunyai akses yang baik terhadap pangan beras dalam hal harga dan ketersediaan. Program Raskin sebagai implementasi kebijakan subsidi pangan terarah merupakan upaya peningkatan kesejahteraan sosial pemerintah terhadap keluarga miskin. Secara vertikal, program Raskin akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan ketahanan pangan rumah tangga. Secara horizontal, Raskin merupakan transfer energi yang mendukung program perbaikan gizi, peningkatan kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja Badan Logistik, 2004 : 3 Universitas Sumatera Utara 13 Program Raskin dimulai sejak tahun 1998 dengan nama Operasi Pasar Khusus OPK beras. Program ini merupakan salah satu usaha pemerintah untuk mentransfer pendapatan kepada keluarga miskin sebagai akibat krisis http: menkokesra.go.idcontentview9776354 diakses tanggal 09 April 2010 pukul 09.05. Maka dari penjelasan diatas mengapa program raskin masih dijalankan oleh pemerintah sampai sekarang ini dikarenakan program tersebut dapat membantu sebagian besar masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan pangan dan mengurangi beban pengeluaran rumah tangga dan juga penilaian masyarakat miskin tersebut memberikan nilai yang positif dengan adanya program yang dijalankan oleh pemerintah. Bagi pemerintah program tersebut juga merupakan usaha mengurangi jumlah kemiskinan, meski demikian perasaan optimis dapat mengurangi kemiskinan selayaknya kita tanamkan dalam diri setiap insan dinegeri ini sebagaimana rasa optimisme yang dimiliki pemerintah untuk tetap menjalankan program-program yang telah dilaksanakannya. Program Raskin yang dilaksanakan tahun 2010, telah mendapat persetujuan DPR dengan alokasi 156 KgRumah Tangga Sasaran RTS per tahun atau setara dengan 13 kilogram bulan per RTS dengan alokasi penyaluran 12 bulan. Menko Kesra mengusulkan adanya penambahan pagu Raskin melalui APBN Perubahan 2010 sehingga Raskin tetap 15 Kilogram per bulan per RTS selama 12 bulan seperti penyaluran 2009. Sementara itu jumlah penerima manfaat Raskin 2010 mengalami penurunan dari 19 juta RTS pada 2009 menjadi 17.5 juta RTS pada periode penyaluran 2010. Dari 17,5 juta RTS sebanyak 9,8 juta atau 56 persen berada di enam provinsi di Pulau Jawa. “Setiap bulan keenam wilayah itu akan mendapat penyaluran Raskin paling tidak 130 ribu ton. Raskin tak hanya membantu ketahanan pangan pada keluarga tapi juga berpengaruh positif terhadap stabilisasi harga beras di Universitas Sumatera Utara 14 pasar. Jumlah subsidi Raskin 2010 sebesar Rp11,4 triliun. Jumlah tersebut menurun dari subsidi Raskin 2009 sebesar Rp12,9 triliun. Meski demikian, subsidi Raskin 2010 ini kemungkinan naik menjadi Rp13,1 triliun bila APBNP mendapat persetujuan DPR www.wordpress.com diakses pada tanggal 4 agustus 2010 pada pukul 14.00 WIB Hasil penelitian program raskin sebelumnya pernah dilaksanakan di 8 delapan propinsi terpilih, yaitu Sumatera utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Nusa Tenggrara Barat, didapatkan bahwa kuantitas Raskin yang dibeli keluarga miskin lebih sedikit dari jatah yang seharusnya, yaitu 20 kgKK miskin, dengan alasan pemerataan sebagai akibat jumlah KK miskin lebih besar daripada jumlah beras yang didrop di desa. Harganya lebih tinggi daripada yang seharusnya, Rp 1000kg karena alasan biaya angkut transportasi. Dan karena hal itu masyarakat dibeberapa provinsi tersebut kebanyakan merespon secara negatif karena kuantitas beras yang mereka dapatkan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan karena adanya pengurangan jatah beras yang dilakukan oleh penyalur tim raskin www.majalahpangan.com diakses pada tanggal 4 juni 2010 pukul 21.00 WIB Program Raskin juga dilaksanakan di Kelurahan Dataran Tinggi Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai. Di Kelurahan Dataran Tinggi masyarakatnya masih banyak yang miskin dan juga dikelurahan tersebut program raskin juga masih aktif dalam pelaksanaannya. Tiap-tiap keluarga miskin atau rawan pangan melalui pendistribusian bahan pangan pokok beras, mendapatkan 15 kgKKBulan netto dengan harga 1.600 kg. Dengan adanya program tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana respon masyarakat terhadap program Raskin khususnya di Kecamatan Binjai Timur Kelurahan Dataran Tinggi dengan Judul “ Respon Masyarakat terhadap Universitas Sumatera Utara 15 Program Beras Bagi Keluarga Miskin di Kelurahan Dataran Tinggi Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai”.

1.2 Perumusan Masalah