Pagu dan Alokasi Penanggung jawab Raskin

39 bobot pengkategorian lebih ditekankan pada alasan ekonomi. Indikator keluarga prasejahtera alasan ekonomi yaitu : 1. Pada umumnya anggota keluarga belum mampu makan dua kali sehari 2. Anggota keluarga belum memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah, bekerjasekolah dan bepergian 3. Bagian lantai yang terluas dari tanah b. Keluarga Sejahtera I KS I alasan ekonomi yaitu keluarga yang belum memenuhi indikator KS I yang ditetapkan oleh BKKBN, dengan bobot pengkategorian lebih ditekankan pada alasan ekonomi, indikatornya adalah : 1. Paling kurang seminggu sekali keluarga makan dagingikantelur 2. Setahun terakhir anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru 3. Luas lantai rumah paling kurang 8 2 m untuk tiap penghunijiwa Jadi Badan Pusat Statistik berpendapat bahwa Keluarga Prasejahtra dan Keluarga Sejahtra 1 masih merupakan kriteria rumah tangga miskin. Yang mana penghasilan keluarga tersebut masih minim dan tidak mencukupi kebutuhan sehari- hari. Bisa dibuktikan bahwa anggota keluarga tersebut belum mampu untuk makan dua kali sehari dan paling kurang seminggu sekali makan dagingikantelur dan juga luas lantai rumah paling kurang 8 2 m .

2.4.1. Pagu dan Alokasi

Dalam pagu dan rancangan awal rencana kerja pemerintah tahun 2010 dana subsidi pangan subsidi raskin diusulkan hanya ditetapkan Rp 8,918 triliun. Dengan demikian alokasi beras untuk rakyat miskin atau raskin hanya 10 kg per bulan dari sebelumnya di 2009 15 Kg per bulan. Sementara itu jumlah rumah tangga sasaran Universitas Sumatera Utara 40 hanya ditetapkan 17,094 juta rumah tangga atau turun drastis dari tahun 2009 yang mencapai 18,497 juta rumah tangga atau 19,1 juta pada 2008. Sedangkan jika dari alokasi jumlah alokasi tonasi raskin 2010 hanya 2,052 juta ton atau lebih rendah dari 2009 sebesar 3,33 juta ton. Menanggapai pagu ini, Perum Bulog mengsusulkan dana alokasi subsidi raskin tahun 2010 dinaikan mencapai Rp 12,327 triliun dengan jumlah 17,5 juta rumah tangga sasaran RTS dan jumlah alokasinya masih 15 kg per bulan dengan usulan kenaikan harga jual raskin dari Rp 1.600 per Kg menjadi 2000 per Kg dan jumlah alokasi sebanyak 3,15 juta ton. Pagu tahun 2010 relatif lebih buruk pada tahun 2009 karena banyak perubahan dari sisi alokasi maupun anggaran.http:www.detikfinance.com diakses pada tanggal 19 Mei 2010 pukul 18.00 WIB

2.4.2 Penanggung jawab Raskin

Penanggung jawab pelaksanaan dan pemantauan Raskin di tingkat propinsi adalah Gubernur dan di KabupatenKota adalah BupatiWalikota. Dalam pelaksanaannya secara fungsional didukung oleh Tim Koordinasi Raskin tingkat Propinsi dan tingkat KabupatenKota yang terdiri dari instansi terkait dan berbagai pihak yang dipandang perlu Perguruan tinggi, LSM, dan institusi kemasyarakatan lainnya. Penanggung jawab penyediaan dan pendistribusian beras Raskin dari gudang Perum Bulog sampai titik distribusi, maupun penyelesaian administrasi dan penyelesaian administrasi dan penyelesaian pembayarannya adalah Kasub DivreKakanlog sesuai tingkatan wilayah operasionalnya. Dalam pelaksanaannya, Kasub DivreKakanlog membentuk Satgas Raskin, PemkabPemko setempat sesuai Universitas Sumatera Utara 41 tingkatan wilayahnya turut bertanggung jawab dalam penyelesaian administrasi dan pembayaran Raskin. Penanggung jawab data dasar untuk penetapan keluarga sasaran penerima manfaat Raskin adalah Kepala BKKBN setempat. Penanggung jawab penetapan jumlah keluarga miskin dan kuantum beras adalah GubernurBupatiWalikota sesuai tingkatan wilayahnya sebagai hasil konsultasi teknis dengan instansi terkait dengan mempertimbangkan kondisi objektif daerah yang bersangkutan. Penanggung jawab pengesahan keluarga miskin yang menerima Raskin di setiap titik distribusi adalah camat sebagai hasil musyawarah desa yang ditetapkan oleh kepala desa yang ditetapkan oleh Kepala DesaLurah Setempat. Penanggung jawab penanganan pengaduan masyarakat adalah kepala DinasBadan BPM bersama-sama unsur-unsur inspektorat dan pengawasan DivreSub DivreKanlog Bulog. Penentuan Pagu dan Alokasi : a Kuantum pagu Raskin nasional ditetapkan berdasarkan besarnya subsidi pangan Raskin yang disediakan pemerintah dalam APBN b Gubernur selaku Penanggungjawab Tim Koordinasi Program Raskin Provinsi, mengalokasikan kuantum pagu Raskin kepada masing-masing KabupatenKota dengan mengacu pada data kemiskinan BPS yang ditetapkan dalam keputusan Gubernur c Berdasarkan pagu Raskin KabupatenKota, Tim Koordinasi Program Raskin masing-masing KabupatenKota mengalokasikan kuantum pagu Raskin kepada masing-masing Kecamatan dan DesaKelurahan, dengan mengacu pada data RTM dari BPS, dengan mempertimbangkan kondisi obyektif daerah, yang ditetapkan dalam keputusan BupatiWalikota. Universitas Sumatera Utara 42 d Tim Raskin Provinsi dapat mengusulkan kepada Gubernur untuk me-realokasi pagu Raskin ke KabupatenKota yang dinilai tidak dapat mendistribusikan beras Program Raskin sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

2.4.3 Biaya Operasional Raskin