Keluarga Miskin dan Kesejahteraan Sosial

29 balas tindakan masyarakat yang merupakan wujud dari persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat terhadap suatu program yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam upaya memberikan perlindungan melalui pendistribusian bahan pangan pokok beras dengan ketentuan minimal 10 kgKKbulan dan maksimal 20 kgKKbulan dengan netto 1000 kg kepada keluarga miskin yaang mempunyai hubungan biologis yang hidup dan tinggal dalam satu rumah yang standart ekonominya lemah atau tingkat pendapatannya relatif kurang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2.3. Keluarga Miskin dan Kesejahteraan Sosial

Kemiskinan merupakan konsep dan fenomena berwayuh wajah, bermantra multidimensional. Kemiskinan pada umumnya didefinisikan berdasarkan segi ekonomi, khususnya pendapatan berupa uang ditambah dengan keuntungan- keuntungan non-material yang diterima seseorang. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah nilai kebutuhan minimum, baik untuk makan dan non makan, yang disebut dengan garis kemiskinan proverty line atau batas kemiskinan proverty threshold. Garis kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu untuk memperoleh sejumlah uang yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya BPS dan Depsos 2002 dalam Suharto, 2005 : 132. Upaya kepedulian terhadap persoalan kemiskinan sudah berlangsung sejak lama, baik pada jaman pemerintahan masa Orde Lama, masa Orde Baru maupun pada masa pemerintahan di era Reformasi. Untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap persoalan kemiskinan, pemerintahan SBY-JK juga tidak mau ketinggalan. Kenaikan harga minyak di pasar dunia telah menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian Universitas Sumatera Utara 30 pada banyak negara termasuk Indonesia. Sekalipun Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber minyak bumi yang cukup berlimpah namun sebagai anggota OPEC menimbulkan konsekuensi terhadap pemerintah untuk menaikkan harga jual minyak ke luar negeri maupun dalam negeri. Kenaikan harga minyak kemudian telah menyebabkan efek domino kenaikan harga-harga terhadap berbagai aspek komoditi dalam negeri yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak dan transportasi Soekanto, 1990 : 406 Menurut BPS, penyebab utama kenaikan jumlah orang miskin karena adanya kebijakan kenaikan harga BBM yang dinilai over dosis secara rata-rata 126 pada bulan oktober 2005. Selain itu harga beras yang terus meroket mencekik leher rakyat. Asumsi yang banyak dipakai menyebutkan bahwa orang indonesia itu miskin karena pendidikan rendah. Akses sumber daya ekonomi terbatas dan kurangnya modal. Asumsi-asumsi ini pada spektrum tertentu ada benarnya Dyayadi, 2008 : 144. Dalam diskursus tentang kemiskinan di dunia islam, Yusuf Al Qaradhawib telah melakukan telaah yang cukup komprehensif pada bukunya “kemiskinan di Dunia Islam 1996” yang dikutip oleh Suwandono, Kemiskinan di Dunia Islam, Republika, 15 September 2006. Menurutnya secara konseptual Islam memiliki dua kata merujuk kepada orang miskin yaitu : 1. Fakir, merujuk kepada kondisi dimana seseorang sudah dalam posisi putus asa tidak ada harapan hopeless untuk berkarya, karena apapun yang dilakukannya ia akan tetap miskin. Kecenderungan orang seperti ini yang sudah tidak mau berkarya lagi, sehingga langkah yang dilakukan adalah mengemis sebagai suatu solusi dan ini akan menjadi kebiasaannya yang buruk Universitas Sumatera Utara 31 2. Masakin, merujuk kepada kondisi dimana seseorang telah berusaha payah bekerja keras, namun hasil usahanya tersebut tidak mampu mencukupi kebutuhannya. Tetapi orang tersebut tidak berputus asa untuk bekerja. Dengan tingkat survival yang mereka capai, akan banyak ditentukan oleh spektrum bahwa manusia hidup yang lebih luas yaitu nilai-nilai dan struktur organisasi sosial dimana mereka ada didalamnya. Seseorang itu menjadi miskin juga tidak dipisahkan dari sistem sosial yang berlaku yang telah membentuk budaya kemiskinan. Budaya kemiskinan yang dimaksud adalah sesuatu cara hidup dan cara pandang yang lemah dan gampang puas, yang dialami serta yang dilakukan bersama- sama oleh orang miskin. Dan jarang sekali mendapat tempat dalam suatu diskursus perencananaan penanggulangan kemiskinan. Dimensi ini sengaja mengada-ngada dan produk analisasi yang sengaja oleh para ilmuwan barat mungkin sekedar menjelek- jelekkan orang indonesia. Beberapa ahli sosiologi berpendapat bahwa menghilangkan kemiskinan dari masyarakat adalah tujuan segala usaha kesosialan. Selanjutnya banyak sekali dipersoalkan tentang keadaan kemiskinan ini ditengah-tengah kekayaan dunia dimana masih selalu terdapat orang-orang miskin dunia tergantung kepada orang lain dalam cara hidupnya. Karena bertambahnya penduduk dan bertambahnya hasil produksi maka hal tersebut dapat mendatangkan kemiskinan umum. Malthus berpendapat kemiskinan ialah perang, malapetaka, penyakit menular dan sebagainya. Secara nyata teori Malthus tidak dapat disetujui dalam mengemukakan kelahiran dan bertambahnya penduduk sebagai sebab kemiskinan umum. Marx mengemukakan teorinya yang mengatakan bahwa kemiskinan disebabkan oleh pengisapan kaum kapitalis terhadap Universitas Sumatera Utara 32 buruh. Buruh tidak cukup mendapat bayarannya untuk pekerjaannya sehingga ia tidak dapat hidup sempurna sebagai menusia Shadily, 1953 : 202. Kemiskinan memiliki beberapa ciri yaitu : a. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar pangan, sandang dan pangan b. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi c. Ketiadaan jaminan masa depan karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga d. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal e. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber daya alam f. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat g. Ketidaaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan h. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental i. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial anak terlantar, wanita korban tindak kekerasan dalam rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil Jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 akan diperkirakan mengalami kenaikan sebanyak 200.000 penduduk yaitu menjadi 32,7 juta dibandingkan tahun ini yang jumlah penduduknya mencapai 32,5 juta. Sementara itu pada tahun 2008 jumlah kenaikan penduduk mencapai 35 juta. Dengan disampaikan Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia P2E-LIPI. Ada kemungkinan kemiskinan meningkat. Sebanyak 200.000 penduduk akan jatuh ke level kurang dari poverty line. bertambahnya jumlah penduduk miskin ini disebabkan tingkat inflasi Universitas Sumatera Utara 33 yang diperkirakan naik menjadi 5,6 persen pada tahun depan atau lebih tinggi dari target pemerintah. Meski demikian, persentase penduduk miskin tahun depan diperkirakan justru merosot 14 persen dibandingkan tahun ini yang mencapai 15 persen. Ini karena pembaginya adalah jumlah penduduk www. lintasforum.blogspot.com diakses pada tanggal 4 juni 2010 pukul 21.30 WIB Kriteria Rumah Tangga Miskin menurut Badan Pusat Statistik No Variabel Kriteria Rumah Tangga Miskin 1 2 3 4 5 6 7 8 Luas lantai bangunan tempat tinggal Jenis lantai bangunan tempat tinggal Jenis dinding bangunan tempat tinggal Fasilitas tempat buang air besar sumber penerangan rumah tangga Sumber air minum Bahan bakar untuk memasak sehari-hari Konsumsi daging, susuayam Pembelian pakaian baru untuk setiap ART dalam setahun Kurang dari 8 m per orang Tanahbambukayu murahan Bamburumbiakayu berkualitas rendahtembok tanpa diplester Tidak punyabersama-sama dengan rumah tangga lain Bukan listrik, Sumurmata air tidak terlindungsungaiair hujan Kayu bakararangminyak tanah Tidak pernah mengkonsumsihanya dalam satu kali dalam seminggu Tidak pernah membelihanya membeli satu stel dalam setahun Universitas Sumatera Utara 34 9 10 11 12 13 Makanan dalam sehari untuk setiap ART Kemampuan membayar untuk berobat ke puskesmaspoliklinik Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga keluarga Kepemilikan assettabungan Hanya sekali makandua kali makan dalam sehari Tidak mampu membayar untuk berobat Petani dengan luas lahan 0,5 haburuh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan berpendapatan dibawah Rp 600.000 bulan. Tidak sekolahtidak tamat SDhanya tamat SD Tidak punya tabunganbarang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp 500.000, seperti sepeda motor, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya Sumber : Badan Pusat Statistik 2005 Menurut David Cox, kemiskinan dibagi dalam beberapa dimensi yaitu : a. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi Globalisasi menghasilkan pemenangan dan yang kalah. Pemenang adalah negara maju, sedangkan negara sedang berkembang seringkali semakin terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang merupakan persyaratan globalisasi. Universitas Sumatera Utara 35 b. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan Kemiskinan substensi kemiskinan akibat rendahnya pembangunan, kemiskinan pedesaan kemiskinan akibat peminggiran pedesaan dalam proses pembangunan, kemiskinan perkotaan kemiskinan akibat hakekat dan kecepatan pertumbuhan perkotaan c. Kemiskinan sosial Kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anak-anak dan kelompok minoritas d. Kemiskinan Konsekuensial Kemiskinan yang terjadi akibat kejadian-kejadian lain atau faktor eksternal diluar simiskin seperti konflik dan bencana David Cox dalam Suharto, 2005: 133. Menuut F. Rahardi, produktivitas dan kreativitas sangat penting dalam upaya pemberantas kemiskinan penduduk kota. Secara khusus penyebab kemiskinan adalah: 1. Rendahnya tingkat pendidikan: rendahnya taraf pendidikan menyebabkan kemampuan pengembangan diri menjadi terbatas sehingga lapangan kerja menjadi sempit 2. Rendahnya tingkat kesehatan: tingkat kesehatan dan tingkat gizi yang rendah menyebabkan daya tahan fisik, daya pikir serta prakarsa menjadi rendah pula, dengan demikian produktivitas menjadi berkurang 3. Terbatasnya lapangan kerja: selama lapangan kerja atau kegiatan usaha masih ada, maka harapan untuk memutuskan lingkaran kemiskinan masih dapat dilakukan, sebaliknya dengan sempitnya lapangan kerja akan menimbulkan kemiskinan dan Universitas Sumatera Utara 36 4. Kondisi yang terisolasi, proses jual beli hasil produksi dari dan ke daerah sekitar tidak akan terjadi jika ada sarana fisik sebagai penghubung sebagai jalan dan alat transportasi. Hal ini berakibat perekonomian di daerah tersebut akan berkembang Dyayadi, 2008 : 145 Adapun yang menjadi karakteristik penduduk miskin menurut LP3ES adalah: 1. Penduduk miskin pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri 2. Tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri 3. Tingkat Pendidikan umumnya rendah 4. Banyak diantara mereka yang tidak mempunyai fasilitas 5. Diantara mereka berusia relatif muda dan tidak mempunyai keterampilan atau pendidikan yang memadai 6. Makan 2 atau sekali sehari tetapi jarang makan telur atau daging makanan bergizi 7. Tidak bisa berobat ketika sakit 8. Memiliki banyak anak atau satu rumah dihuni banyak keluarga atau dipimpin kepala keluarga perempuan. Jadi yang dimaksud dengan keluarga miskin adalah suatu unit masyarakat ynag terkecil yang mempunyai hubungan biologis yang hidup dan tinggal dalam satu rumah yang standart ekonominya lemah atau tingkat pendapatannya relatif kurang untuk memenuhi kebutuhan dasar pokok seperti sandang, pangan dan papan. Dalam bahasan ini keluarga miskin memiliki hubungan sangat erat dengan kesejahteraan sosial karena program raskin yang dibahas didepan tujuannya untuk agar keluarga miskin mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik. Bachtiar Universitas Sumatera Utara 37 menjelaskan bahwa keberhasilan suatu rezim pemerintahan atau keberhasilan pembangunan indikatornya adalah penanganan masalah kecacatan, keterlantaran, kemiskinan dan lain-lain. Dan kesejahteraan sosial dapat meningkatkan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar manusia pangan, sandang dan papan serta kesehatan dan pendidikan secara layak terutama bagi keluarga miskin. Oleh karenanya penanganan masalah kemiskinan terutama bagi keluarga miskin harus didekati dari berbagai sisi baik pembangunan ekonomi maupun kesejahteraan sosial. Jadi kesejahteraan sosial sering diidentikkan dengan kesejahteraan masyarakat dan kesejahteraan umum. Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik. Menurut Walter A. Friedlander pengertian kesejahteraan sosial adalah : “Sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standart hidup dan kesehatan yang memuaskan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakatMuhidin, 1992 : 1. Menurut Elizabeth Wickenden, Kesejahteraan sosial termasuk didalamnya adalah peraturan perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mendasar dari masyarakat seta menjaga ketentraman dalam masyarakat. Dalam UU No 6 tahun 1979 tentang ketentuan-ketentuan pokok Kesejahteraan sosial pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa “Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warganegara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan Universitas Sumatera Utara 38 jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila” Adi : 2000 : 1 Berdasarkan definisi diatas, dapat diambil kesimpulan pengertian kesejahteraan sosial sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu dibidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi, ataupun kehidupan spiritual.

2.4 Program Beras Untuk Keluarga Miskin