efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapat
peningkatan insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel-sel tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa
akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Sedangkan untuk Diabetes Gestasional terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya.
Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormon-hormon plasenta. Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita diabetes
gestasional akan kembali normal.
2.5.5. Diabetes Melitus dan Radikal Bebas
Radikal bebas merupakan penyebab terjadinya penyakit degeneratif seperti kanker, aterosklerosis, diabetes melitus, jantung koroner akibat peningkatan dan
penumpukan radikal bebas dalam tubuh. Untuk mencapai kondisi stabil, oksigen radikal bebas akan menangkap elektron dari senyawa-senyawa penyusun sel maupun
organ, baik karbohidrat, protein ataupun lemak. Radikal bebas akan merusak DNA sel yang dapat mengakibatkan pertumbuhan sel yang abnormal. Radikal bebas juga
dapat menyerang organel-organel sel yang mengakibatkan kematian sel yang berujung pada penurunan fungsi organ dan penyakit degeneratif. Selain itu, oksidasi
radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan pada sel beta pankreas sehingga menurunkan kemampuan untuk memproduksi insulin JMW, 2010. Halliwel 1999
dalam Endrinaldi 2007 menyebutkan bahwa hiperglikemia yang merupakan ciri dari diabetes dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas melalui beberapa
mekanisme, dengan arti kata terjadinya peningkatan stress oxidative. Peningkatan stress oksidatif pada penderita DM menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
antara radikal bebas dengan antioksidan dalam tubuh endogen dan peningkatan produksi MDA di dalam membran eritrosit dimana MDA merupakan petanda
Universitas Sumatera Utara
peroksida lipid. Malondialdehid MDA merupakan salah satu produk final dari lipid peroksidasi, senyawa ini terbentuk akibat degradasi dari radikal bebas hidroksil
terhadap asam lemak tak jenuh, yang selanjutnya di transformasi menjadi radikal yang sangat reaktif. Kemampuan radikal hidroksil membentuk reaksi rantai dengan
abstraksi 1 atom hidrogen dari membran sel terbentuklah lipid peroksida. Kelanjutan dari reaksi ini terputusnya rantai asam lemak menjadi senyawa MDA, 9-hidroksi
nonenal, etana dan pentana. Semua aldehid ini mempunyai daya perusak yang tinggi terhadap sel tubuh Tjokroprawiro, 1999 dalam Endrinaldi 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian