dapat diatasi, dan terjadi sebelum replikasi maka akan terjadi mutasi. Radikal oksigen
dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA seperti pada radiasi biologis.
2.2.6. Penyakit Akibat Radikal Bebas
Kusumalaningsih 2006 mengungkapkan ada beberapa penyakit yang dapat disebabkan radikal bebas, yaitu :
a. Penyakit Jantung Koroner. Penyakit ini disebabkan molekul besar lemak yang
disebut LDL Low Density Lipoprotein teroksidasi antara lain oleh radikal bebas. LDL yang teroksidasi akan mengendap di pembuluh darah jantung sehingga
menjadi sempit dan aliran darah terganggu. b.
Kanker. Penyakit ini disebabkan oleh karena adanya serangan radikal bebas pada DNA dan RNA dalam sel sehingga terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel
yang abnormal dan menyebabkan kerusakan jaringan. c.
Katarak. Pada penyakit ini terjadi kerusakan protein pada lensa akibat elektron diambil oleh radikal bebas dapat mengakibatkan kerusakan sel.
d. Penyakit Degeneratif. Penyakit ini disebabkan asam lemak tak jenuh dalam
jaringan sel terserang radikal bebas sehingga terjadi reaksi antar sel dan menghasilkan senyawa peroksida yang merusak sel.
e. Proses Penuaan yaitu kerusakan jaringan akibat radikal bebas dapat menyebabkan
elastisitas kolagen merosot dan kulit menjadi keriput dan timbul bintik-bintik pigmen kecoklatan.
2.3. Aterosklerosis
2.3.1. Definisi Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penyakit kronis yang ditandai dengan penebalan dan pengerasan dinding arteri. Lesi mengandung deposit lemak dan mengalami
Universitas Sumatera Utara
kalsifikasi, mengakibatkan obstruksi pembuluh darah, agregasi trombosit dan vasokonstriksi abnormal Brashers, 2007. Aterosklerosis atau kekakuan pembuluh
darah arteri atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan di mana terjadinya penimbunan lemak bercampur kalsium dan sel darah pada dinding pembuluh darah
arteri Kabo, 2008. Jansen pada tahun 2006 menyebutkan bahwa aterosklerosis adalah salah satu
bentuk dari arteriosklerosis. Arteriosklerosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan hilangnya elastisitas pengerasan dari arteri karena penebalan dinding
pembuluh nadi yang akan menyebabkan penyakit jantung degeneratif, stroke dan penyakit arteri lainnya. Aterosklerosis adalah penumpukan endapan jaringan lemak
atheroma dalam nadi. Pengendapan lemak seperti ini disebut plaque plak, terutama terdiri atas kolesterol dan esternya dan cenderung terjadi di titik-titik
percabangan nadi bifurcation sehingga mengganggu aliran darah di tempat-tempat yang memiliki aliran darah tidak begitu keras.
2.3.2. Faktor resiko Aterosklerosis
Faktor resiko atau atherogenic factor adalah semua faktor yang dapat mendorong pembentukan aterosklerosis secara signifikan. Hal itu merupakan
perubahan pola kehidupan masyarakat suatu bangsa yang dalam istilah Robert E. Kwalski dalam buku Cholesterol and Children, 1988 adalah atherogenic way of life
cara hidup yang aterogenik. Harrisons 1987 dalam Sitepoe 2008 menyatakan bahwa faktor resiko pembentukan aterosklerosis dibedakan menjadi non-reversible
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, reversible merokok, hipertensi, obesitas, parsial reversible kadar lipid dalam darah tinggi, kadar gula darah tinggi, kadar
HDL dalam darah rendah dan faktor lain kurang bergerakolahraga, stres dan tipe kepribadian.
Brashers 2007 menyatakan bahwa faktor risiko dan kemungkinan mekanisme cedera untuk aterosklerosis meliputi displidemia peningkatan kolesterol
LDL, penurunan HDL, peningkatan trigliserida, peningkatan lipoprotein a, merokok,
Universitas Sumatera Utara
hipertensi, jenis kelamin pria, wanita setelah menopause defisiensi estrogen, usia di atas 50 tahun, diabetes resistensi insulin, peningkatan fibrinogen serum,
peningkatan homosistein serum, diet tinggi lemak, obesitas dan riwayat keluarga.
2.3.3. Gambaran Klinik Aterosklerosis