hipertensi, jenis kelamin pria, wanita setelah menopause defisiensi estrogen, usia di atas 50 tahun, diabetes resistensi insulin, peningkatan fibrinogen serum,
peningkatan homosistein serum, diet tinggi lemak, obesitas dan riwayat keluarga.
2.3.3. Gambaran Klinik Aterosklerosis
Mitchell 2008 menyatakan bahwa aterosklerosis dapat di mulai pada masa kanak-kanak walaupun secara khas tidak memberikan gejala apa pun selama berpuluh
tahun sampai pada akhirnya bermanifesatasi sendiri melalui salah satu mekanisme berikut, yaitu :
a. Penyempitan tersamar lumen vaskuler misalnya gangren pada tungkai bawah
terjadi karena aterosklerosis yang menimbulkan stenosis dalam arteri poplitea. b.
Ruptur plak atau lesi superfisial yang diikuti oleh pembentukan trombus sehingga terjadi oklusi lumen yang tiba-tiba misalnya infark miokardium terjadi setelah
oklusi lumen oleh trombus dari ateroma koroner yang lepas. c.
Kelemahan dinding pembuluh darah yang diikuti oleh pembentukan aneurisma dan mungkin pula ruptur misalnya aneurisma aorta abdominalis.
d. Pembentukan sumber
tromboembolus atau debris ateroembolus yang menyebabkan kerusakan organ di sebelah distal misalnya infark renal setelah
embolisasi kolesterol dari plak aorta yang mengalami ulserasi. Gambaran klinis aterosklerosis menurut Corwin 2009 biasanya terjadi pada
tahap akhir perjalanan penyakit. Gejala aterosklerosis tersebut meliputi : a.
Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan kram di ekstremitas bawah, terutama terjadi selama atau setelah olahraga. Keadaan ini disebabkan buruknya
aliran darah yang melewati pembuluh aterosklerotik yang memperdarahi tungkai bawah. Pada saat kebutuhan oksigen otot tungkai akan meningkat, maka aliran
yang terbatas tersebut tidak dapat menyuplai oksigen yang dibutuhkan dan terjadi nyeri akibat iskemia otot.
Universitas Sumatera Utara
b. Peka terhadap rasa dingin karena aliran darah ke ekstremitas tidak adekuat.
c. Perubahan warna kulit karena berkurangnya aliran darah ke suatu daerah area
tubuh. Akibat iskemia, area daerah tersebut menjadi pucat. Hal ini diikuti respons autoregulasi lokal sehingga hiperemia peningkatan aliran darah dan kulit merona
merah. d.
Dapat diraba penurunan denyut arteri di sebelah hilir dari lesi aterosklerotik. Apabila aliran darah tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
metabolik, dapat terjadi nekrosis sel dan gangren.
2.3.4. Pembentukan Aterosklerosis