Pestisida Eksplorasi Potensi Tumbuhan Beracun Sebagai Bahan Biopestisida di Cagar Alam Dolok Saut

19 seperti diare, sakit perut, urin bercampur darah, sakit kepala, kurang napsu makan dan lain-lain.

B. Pestisida

Tarumingkeng 2008 menyatakan bahwa pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme penggangu. Pestisida seringkali disebut racun dalam bahasa sehari-hari. Nama ini berasal dari pest hama dan memiliki akhiran – cide pembasmi. Sasaran pestisida bermacam-macam seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan atau mikroba yang dianggap menggangu. Pestisida digolongkan berdasarkan sasarannya dapat berupa akarisida mitesida tungau atau kutu, alvisida burung, bakterisida bakteri, fungisida jamur atau cendawan, herbisida gulma, insektisida serangga, larvasida ulat atau larva, molluksisida siput, nematisida nematoda yaitu semacam cacing yang hidup di akar, ovisida telur, pedukulisida kutu atau tuma, piscisida ikan, rodentisida binatang pengerat seperti tikus dan termisida rayap Tarumingkeng, 2008. Pestisida yang digolongkan berdasarkan cara penggunaannya dapat berupa Atraktan zat kimia pembau sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap, komosterilan zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga serta hewan bertulang belakang, defoliant zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen pada tanaman kapas dan kedelai, desiccant zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya, desinfektan zat yang digunakan untuk membasmi mikroorganisme, zat pengatur tumbuh zat yang dapat memperlambat atau Universitas Sumatera Utara 20 mempercepat pertumbuhan tanaman, Repellent zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnnya; contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk, sterilan tanah zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma, pengawet kayu biasanya digunakan pentaclilorophenolPCP, Stiker zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan, Surfaktanagen penyebar zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun, Inhibitor zat unuk menekan pertumbuhan batang dan tunas dan Stimulan tanaman zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah Martono, 2004. Untung 2001 menyatakan bahwa prinsip penggunaan pestisida adalah harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain seperti komponen hayati, efesien untuk mengendalikan hama tertentu, harus minim residu, tidak persitentharus mudah terurai, dalam perdagangan transport, penyimpanan, pengepakan, labelin harus memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum, harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut, sebisa mungkin aman bagi lingkungan fisik dan biota, relatif aman bagi pemakai LD 50 dermal dan oral relatif tinggi dan harga terjangkau bagi petani.

C. Biopestisida