60
F. Potensi Pengembangan Tumbuhan Beracun di Hutan Cagar Alam Dolok Saut
Hasil pengujian skrining metabolit sekunder di laboratorium dari kesembilan tumbuhan beracun diperoleh data bahwa kesembilan tumbuhan
beracun tersebut merupakan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida walaupun dari hasil wawancara dengan masyarakat diperoleh tiga jenis
tumbuhan tidak beracun yaitu Tahul-tahul, Birah dan Tahul-tahul, namun setelah dilakukan pengujian di laboratorium ketiga jenis tumbuhan tersebut beracun dan
dapat digunakan sebagai bahan biopestisida. Kebutuhan akan pestisida alami pada saat ini memang belum populer dan
masih belum menjadi pertimbangan pada kegiatan pertanian khususnya pada masyarakat desa, penelitian dan pengembangan mengenai penggunaan pestisida
alami sangat di butuhkan pada zaman yang serba modern ini dikarenakan hampir semua penggunaan pestisida pada lahan pertanian masi mengandalkan pestisida
kimiawi. Kesembilan tumbuhan beracun ini dapat dijadikan sebagai bahan baku pestisida alami karena sangat tersedia di alam sehingga perlu lagi untuk
dieksplorasi karena kekayaan alam terutama di hutan Cagar Alam Dolok Saut sangat beragam dan melimpah. Jenis tumbuhan beracun yang diteliti untuk
dikembangkan juga sangat mudah untuk dibudidayakan dan sebagian besar jumlahnya melimpah. Jenis Sitanggis, Antaladan, dan Tahul-tahul adalah jenis
tumbuhan yang paling berpotensi dikembangkan sebagai bahan pestisida dari pada jenis yang lainnya karena mudah dibudidayakan dan tidak memerlukan
pemeliharaan yang rumit.
Universitas Sumatera Utara
61
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Jenis tumbuhan beracun yang ditemukan di Hutan Cagar Alam Dolok Saut
dan telah dibuktikan secara uji fitokimia adalah sebanyak sembilan jenis, enam diantaranya merupakan tumbuhan yang telah diketahui oleh
masyarakat bahwa tumbuhan tersebut adalah beracun sedangkan tiga jenis
dibuktikan beracun setelah dilakukan uji fitokimia.
2. Hasil analisis data keanekaragaman terhadap kesembilan tumbuhan
beracun yang ditemukan di Hutan Cagar Alam Dolok Saut menunjukkan bahwa Indeks Keanekaragaman Shannon-Winner H’ adalah sebesar 1,54
yang berarti keanekaragaman spesies tergolong sedang
3. Pengujian fitokimia yang dilakukan di laboratorium menunjukan
kesembilan tumbuhan yang diuji memiliki kandungan metabolit sekumder yang berbeda-beda tiap jenisnya baik kadar maupun reaksi yang timbul
pada pereaksi yang diberikan, namun kesembilan jenis yang diuji dapat dikategorikan beracun karena memiliki kandungan yang dapat dijadikan
sebagai biopestisida maupun racun lainnya. Saran
Diharapkan dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi pemanfaatan tumbuhan beracun sebagai biopestisida dan penanggulangan hama
agar penerapannya tepat sasaran
.
Universitas Sumatera Utara
14
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tumbuhan Beracun A.1. Definisi Tumbuhan Beracun