50
BAB III HUBUNGAN SOSIAL DAN BUDAYA
DI TANGKAHAN UD. BUDI JAYA
3.1. Gambaran
Tangkahan merupakan tempat bersandarnya kapal nelayan atau tempat pendaratan ikan pada saat kapal pulang dari laut, yang mana sering disebut dengan
istilah TPI Tempat Pendaratan Ikan biasanya tangkahan terdiri dari beberapa steker kapal, tempat pengikat tali kapal, tempat pembongkaran ikan, dan tempat
penyimpanan ikan sebelum ikan dijual atau diekspor. Maka dalam hal ini adapun jumlah Tangkahan yang terdapat di kota Sibolga berjumlah hampir 50 buah yang
terdiri dari berbagai ukuran dan termasuk yang sudah tidak beroperasi lagi. Dalam hal ini Sibolga Selatan merupakan salah satu kecamatan yang memliki lokasi tangkahan
terbanyak di Kota Sibolga yang mana terdiri dari 16 Tangkahan yang terletak di
pinggiran pesisir Kota Sibolga, salah satunya adalah Tangkahan UD.Budi Jaya.
Tangkahan UD. Budi jaya merupakan salah satu Tangkahan Gudang yang berada di kawasan pesisir kota Sibolga, terletak di Jalan Mojopahit No 148 yang
mana sekarang diganti nama menjadi Jalan K.H.Ahmad Dahlan, kelurahan Aek Habil Kecamatan Sibolga Selatan yang memeliki luas wilayah bangunan berupa gudang
tangkahan ikan Steiger diatas tanah negara permukaan laut dengan ukuran + 86 meter x + 66 meter jadi luas seluruhnya = + 5.676 meter persegi lebih kurang lima
ribu enam ratus tujuh puluh enam meter persegi dengan berbatasan : 1.
Sebelah Utara : berbatas dengan JL.K.H.Ahmad Dahlan Jalan Mojopahit 2.
Sebelah Selatan : berbatas dengan permukaan laut
Universitas Sumatera Utara
51
3. Sebelah Timur : berbatas dengan Tangkahan UD.Rustam
4. Sebelah Bara : berbatas dengan gudang tangkahan UD. Lautan Mas
Yang terdiri dari 2 steker untuk penyandar kapal, 6 kantor pemerintahan yang terdiri dari 4 ruang Untuk Toke dan 2 ruang ntuk pengurus atau karyawan, 1 area
parkir, 1 tempat proses bongkar ikan, 1 kantin, dan 1 ruang untuk penjaga Tangkahan. Yang memeliki kekuatan Armada sebesar 22 kapal Penangkap ikan yang terdiri dari
4 Pukat Harimau PI, 8 Pukat cicin, 6 bagan, 4 jaring elong.
Foto 1 Tangkahan UD. Budi Jaya
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 Dalam hal ini adapun pemilik dari Tangkahan UD.Budi Jaya itu sendiri adalah
bersifat pribadi yang mana dimiliki oleh seorang etnis Tionghoa yang bernama Sialo yang mana berumur 75 Tahun yang tinggal ditangkahan tersebut walapun bapak Sialo
tinggal di tangkahan tapi rumah dan keluarganya berada di kota Medan, biasanya bapak Sialo berada di Tangkahan UD.Budi Jaya kalau kegiatan perikan sedang
Universitas Sumatera Utara
52
berjalan, pada saat waktu terang bulan bapak Sialo bianya akan pulang kerumahnya yang berada di kota Medan. Dikarenakan Tangkahan UD. Budi Jaya Tangkahan
swasta biasanya Toke Kapal akan mengontrak Tangkahan tersebut untuk dijadikan tempat bersandar kapalnya atau juga tempat pendaratan ikan pada saat kapal pulang
dari laut, di Tangkahan UD. Budi Jaya itu sendiri biasanya Toke Kapal mengontrak Tangkahan dengan durasi 2-3 Tahun dengan perpanjangan kontrak, kalau kontarak
yang disepakati sudah berakhir. Menurut Informan saya bang Buyung 42 yaitu
“Pemilik tangkahan bernama sialo kira-kira umurnya 75 Tahun, biasanya tinggal ditangkahan ini kalau tarang bulan baru dia balek kemedan soalnya rumahnya
di medan, tangkahan ini dikontrakkan biasanya Toke rata-rata mangontrak di tangkahan ini kira-kira 2-3 tahun kalau ala habis bisa diperpanjang lagi
”
Di Tangkahan UD Budi Jaya jenis Kapal yang sering digunakan adalah jenis kapal modern yang mana terdiri dari pukat tongkol, pukat rapat, bagan, dan jaring
elong, walupun ada juga sebagian yang masih menggunakan Pukat HarimauPI, perbedaan diantara kapal-kapal tersebut lebih kepada ukuran jaring, jenis bak, dan
ukuran GT kapal, yang mana Jenis kapal Pukat Tongkol biasanya ukurannya agak sedekit lebih besar dengan GT 100 yang terdiri dari 12 bak penampungan,
diantaranya 4 bak untuk air, yaitu bak 1-4, selebihnya 5-12 di isi oleh es batu pada saat kapal mau berangkat, tetapi pada saat kapal pulang dari laut bak yang diisi oleh
es batu akan di isi hasil penangkapan ikan pada saat dilaut, Adapun panjang jaring pukat Tongkol berkisar 761,6 meter dengan kedalaman 162 meter di bawah
permukaan laut,
Universitas Sumatera Utara
53
Selanjutnya Pukat Rapat dengan ukuran GT 88 yang terdiri dari 8 bak penampungan diantaranya 2 bak untuk air yaitu bak 1-2, selebihnya di isi oleh es
batu pada saat kapal mau berangkat tetapi pada saat kapal pulang dari laut bak yang diisi oleh es batu akan di isi hasil penangkapa ikan pada saat dilaut, Adapun panjang
jaring pukat rapat berkisar 618,8 meter dengan kedalaman 100 meter di bawah permukaan laut. Sedangkan bagan dengan ukuran GT 29 No. 1393SSD yang terdiri
dari 6 Piber penampungan ikan dan 2 bak tempat penampungan es batu, Adapun panjang jaring bagan berkisar 25 meterpersegi, dan yang terakhir jaring elong dengan
ukuran GT 06 No.446S69 yang terdiri dari 6 piber penampungan yaitu 4 piber untuk es batu selebihnya 2 piber lagi sengaja dikosongkan untuk penampungan ikan pada
saat dilaut. Namun demikian kapal nelayan yang sering beroperasi di Tangkahan UD.Budi Jaya adalah kategori kapal cincin seperti pukat tongkol dan pukat rapat
terbukti dari banyaknya jumlah kapal cincin yang berada di tangkahan tersebut yang mana terdiri dari 9 kapal cincin, 3 kapal Bagan, dan 1 kapal jaring elong yang
bersandar di 2 steker yang berada di Tangkahan UD.Budi jaya.
Foto 2 kapal yang sedang bersender di Tangkahan
Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015
Universitas Sumatera Utara
54
Dari gambar di atas dapat dijelaskan terdapat dua kapal yang lagi sedang mengalami perbaikan atau perawatan kapal pada saat didarat, hal seperti ini sering
terjadi khususunya bagi kapal yang papan yang yang terdapat di bodi kapal sudah rapuh dan tidak layak dipakai lagi, Diantara keduanya terdapat perbedaan dari segi
ukuran GT kapal yang mana kapal sebelah kanan gambar lebih besar dari pada kapal sebelah kiri gambar hal tersebut bisa terjadi dikarenakan perbedaan jenis kapal, yang
mana kapal sebelah kanan gambar merupakan jenis kapal Pukat tongkol sedangkan kapal yang sebelah kiri gambar merupakan jenis kapal Pukat rapat yang sama-sama
beropererasi di Tangkahan UD. Budi jaya.
Foto 3 kapal dilihat dari depan
Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015 Dari gambar diatas dapat dijelaskan bentuk kapal kalau dilihat dari depan yang
mana posisi letak katrol yang berada dibelakang hampir berdekatan dengan rumah kapal dan berada persis di samping jaring penangkap ikan yang mana penggunaan
katrol biasanya dilakukan pada saat pangangkatan jaring pada saat hasil tangkapan ikan sudah memadai, rumah kapal diatas biasanya terdiri dari dua buah bangunan
yang pertama bangunan tempat kuanca atau tempat pengoperasian mesin kapal yang terletak dibawah, sedangkan bangunan yang kedua terletak diatas bangunan yang
Universitas Sumatera Utara
55
pertama biasanya bangunan kedua merupakan ruang kemudi kapal sekaligus tempat Tekong nahkoda mengoperasikan kapal yang mana terlihat pada gambar tersebut.
Foto 4 Bagian depanHaluan kapal
Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015 Bagian depanHaluan kapal biasanya terdiri katrol depan kapal, Tali haluan,
Tali pukat, dan Jangkar, yang mana katrol depan kapal yang fungsinya untuk menarik sampan, menarik jangkar, dan menarik jaring pukat, selanjutnya Tali haluan
fungsinya mengikat kapal pada saat kapal bersender di steker tangkahan, sedangkan tali pukat fungsinya untuk membantu penarikan jaring yang di ikatatkan pada cicin
yang berada jaring pukat dan terakhir jangkar kapal fungsinya untuk menahan kapal pada saat kapal lagi malabuhmenjatuhkan jaring pukat pada saat dilaut.
Foto 5 Mesin lampu Kapal
Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015
Universitas Sumatera Utara
56
Dalam hal ini fungsi mesin lampu kapal mesin lampu logen berfungsi untuk menerangi kapal dan menjadi lampu sorot untuk menarik perhatian ikan pada saat
kapal melabuhmenurunkan jaring pukat kelaut.
Foto 6 Mesin induk Kapal
Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015 Dari gambar diatas dapat dijelasakan bahwa mesin induk kapal merupakan
mesin utama dari sebuah kapal nelayan yang mana berfungsi sebagai penggerak sebuah kapal dan juga penggerak baling-baling kapal agar dapat beroperasi dengan
baik khususnya pada saat kapal sedang berangkat, selain itu mesin induk kapal juga berfungsi sebagai alat untuk menggerakkan sebuah katrol yang berda disebuah kapal
nelayan dalam proses penarikan jaring pukat pada saat dilaut.
Universitas Sumatera Utara
57
Foto 7 Bak penyimpanan ikan
Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015 Fungsi bak penampungan ikan diatas adalah untuk menampung segala
keperluan kapal khususnya pada saat kapal mau berangkat seperti tempat penyimpanan air, tempat penampungan es batu, tempat penyimpanan perbekalan
seperti sayur-sayuran, dan juga tempat penyimpanan ikan pada saat hasil tangkapan ikan sudah memadai pada saat kapal pulang dari laut. Biasanya bak masing-masing
kapal pukat berbeda seperti pukat Tongkol memiliki 10-12 bak penyimpanan ikan, sedangkan pukat rapat memiliki 8 bak penyimpanan ikan yang terdapat pada sebuah
kapal nelayan terutama di Tangkahan UD.Budi Jaya.
Foto 8 Daun nibus
Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015
Universitas Sumatera Utara
58
Fungsi daun nibus untuk memanggil anak ikan supaya datang dan menjadikan daun nibus sebagai sarang ikan untuk menarik ikan lain supaya datang ketempat
jatuhnya daun nibus yang sudah ditentukan lokasi penjatuannya oleh Tekongnahkoda kapal agar memperoleh hasil tangkapan ikan yang memadai.
Foto 9 Jaring kapal
Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015 Dalam hal ini adapun fungsi dari Jaring pukat yang biasa disebut dengan
jaring kapal, berfungsi sebagai tempat penangkapan ikan, atau juga tempat menjerat ikan pada saat kapal dilaut, biasanya masing-masing panjang ukuran jaring pukat
dapat dibedakan menurut jenis kapal, yang mana kapal pukat tongkol memiliki panjang jaring pukat 761,6 meter dengan kedalaman 162 meter dibawah permuakaan
laut, kapal pukat rapat memiliki panjang jaring pukat 618,8 meter dengan kedalaman 100 meter dibawah permukaan laut, kapal bagan memiliki panjang jaring 25 meter
persegi, dan kapal jaring elong memiliki panjang jaring 48 meter dengan kedalaman 7 meter dibawah permukaan laut.
Universitas Sumatera Utara
59
Dasar lautan dapat di bedakan menjadi tiga daerah atau zona yaitu : 1.
Zona Neritik yaitu daerah yang masih dapat ditembus oleh cahaya sampai dasar perairan 0-200 meter.
2. Zona Batial yaitu daerah perairan yang masih ada cahaya, tetapi remang-
remang 200-2000 m. 3.
Zona Abisal yaitu daerah perairan yang tidak lagi dapat ditembus oleh cahaya,daerah ini mencapai kedalaman lebih dari 2000 meter.
Dari berapa zona diatas dapat dijelasakan bahwa kawasan yang diapakai oleh kapal nelayan modern seperti pukat tongkol,pukat rapat,bagan dan jaring elong dalam
penangkapan hasil tangkapan ikan termaksud dalam zona atau kawasan Neritik yang mana kedalaman jaring pukat pada saat dijatuhkan kelaut masih dibawah 200 meter
yang terdiri dari pukat tongkol dengan kedalaman 162 meter, pukat rapat 100 meter, dan jaring elong dengan kedalaman 7 meter menyebabkan kapal nelayan yang ada di
Tangkahan UD.Budi Jaya termaksud dalam kawasan atau zona neritik khususnya dari segi penangkapan ikan,
Yang mana jenis ikan yang diperoleh yaitu kapal pukat tongkol jenis ikan yang dihasilkan adalah ikan sisik dan karamojo, kapal pukat rapat jenis ikan yang
dihasilkan adalah ikan gambolo, ikan buncilak, ikan bawal, ikan gabu, ikan tenggiri, dan cumi-cumi, kapal bagan jenis ikan yang dihasilkan adalah ikan tambak, ikan
balato acehdencis, ikan tongkol, ikan sisi hitam, ikan baledang, ikan teri, ikan umang-umang, dan ikan tenggiri, yang terakhir kapal jaring elong jenis ikan yang
dihasilkan adalah ikan hiu, ikan pari, ikan tarusi api, ikan kakap, ikan jarang gigi, dan ikan gabu.
Universitas Sumatera Utara
60
3.2. Solidaritas