bersifat individual dan monopoli yakni mengejar keuntungan ekonomi terhadap dari suatu hasil HKI.
Terkait mengenai hak komunal dalam berdasarkan uraian-uraian yang diatas dalam UU Hak Cipta, masyarakat adat Indonesia tidak menganggap hasil
suatu pengetahuan tradisional yang bersifat komunal sebagai miliknya sebagai individu akan tetapi milik bersama yaitu dimiliki oleh keluarga atau masyarakat
adatnya. Ketentuan hukum yang berasal dari negara maju, semuanya tidak dapat
diterapkan di negara sedang berkembang. Indonesia misalnya, karena adanya perbedaan sistem kultur, budaya, politik, hukum, dan pengaturan yang sama
belum tentu dapat menjamin dan memberikan hasil yang sama dengan hasil yang diperoleh dari negara maju tersebut, dan aturan dari negara maju belum tentu
dapat diterapkan begitu saja di semua lini negara, masyarakat dan bangsa di suatu tempat.
C. Pentingnya Perlindungan Hak Komunal dalam Sistem Hukum Indonesia
Setelah memahami dan mengetahui apa yang dimaksud dengan hak komunal tersebut, warisan budaya-budaya yang dihasilkan oleh masyarakat
komunal dalam hal tertentu sangat diminati oleh bangsa lain, namun bangsa Indonesia yang memilikinya tidak memberikan perlindungan hukum yang
selayaknya. Hak Komunal apabila dikelola dengan baik dapat menjadi aset bangsa yang sangat berharga dan meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya.
Universitas Sumatera Utara
Pada kenyataannya sekarang ini banyak orang yang tidak bertanggung jawab mempergunakan ciptaan orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu
kepada penciptanya atau penemunya. Dari fenomena yang tersebut diatas, bahwa hal tersebut berkaitan dengan penegakan HKI apabila tidak di tangani serius dari
aspek yurisdisnya maka akan memberikan dampak negatif tidak hanya dari aspek hukum tetapi juga dari aspek ekonomi.
Menurut UU Hak Cipta, si penciptapenemu yang tidak mendaftarkan hasil cipataanya dapat dianggap sebagai bukan penciptanya dan bahkan dapat dituntut
secara hukum apabila menggunakan karya ciptaanya tersebut. Sedangkan dari segi ekonomi tentunya akan berakibat pada keuntungan apabila kelak ada orang
bukan si pencipta yang menggunakan, memperbanyak hasil ciptaannya, maka pencipta penemunya sendiri tidak mendapatkan keuntungan dari keuntungan
tersebut. Budaya masyarakat Indonesia yang komunal tidak mengenal hak-hak cipta
yang terkandung dalam HKI. Nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia tidak mengenal pemilikan individu terhadap suatu karya dalam bidang ilmu
pengetahuan, seni dan sastra. Satu-satunya sistem pemilikan yang melembaga dalam kehidupan masyarakat tradisional adalah masing-masing kelompok
masyarakatkelompok adat. Namun pemilikan itu sifatnya komunal artinya dimiliki oleh keluarga atau masyarakat hukum adatnya.
21
Kepemilikan komunal yang dianut oleh masyarakat Indonesia berbeda dengan konsep pemilikan individu yang dianut oleh negara-negara barat. Budaya
21
Kebijakan publik pemerintah, http:unud-hukumbisnis.blogspot.com201001html, diakses tanggal 28 November 2013
Universitas Sumatera Utara
masyarakat Indonesia tidak mengenal pemilikan individu terhadap suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Bahwa di negara-negara barat
konsep perlindungan hak cipta negara-negara barat bersamaan dengan munculnya masyarakat industri yang didasari corak masyarakat yang lebih menekankan
kepentingan atau hak-hak individu dengan watak kapitalistik mencari keuntungan.
22
Akibat dari pada pemikiran masyarakat Indonesia yang masih bersifat komunal tersebut, bahwa masyarakat Indonesia berkarya dan hasil karyanya
bermanfaat bagi banyak orang maka akan merasa bangga dan tidak begitu mempermasalahkan apabila ternyata orang lain menirunya, bahkan merasa telah
diuntungkan karena hasil karyanya disebar luaskan dan dikenal orang lain.
23
Secara komunal, masyarakat Indonesia sebagai si penciptapenemu yang tidak mendaftarkan hasil cipataanya dapat dianggap sebagai bukan penciptanya
dan bahkan dapat dituntut secara hukum apabila menggunakan karya ciptaanya tersebut, dan akan berakibat pada keuntungan apabila kelak ada orang bukan si
pencipta yang menggunakan, memperbanyak hasil ciptaannya, maka penciptapenemunya sendiri tidak mendapatkan keuntungan dari keuntungan
tersebut.
22
Ibid.
23
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN