melalui konvensi-konvensi internasional, tetapi bermula dan berakar dari negara- negara individu secara mandiri sebagai subjek hukum internasional.
Sebaliknya, dalam penerapan selanjutnya masing-masing negara mengadopsinya dengan memperhatikan akar budaya dan sistem hukumnya
masing-masing, berarti bahwa implementasi perlindungan Hak Kekayaan Intelektual pada pendekatan masing-masing negara.
Dapat dilihat dari kondisi bagaimana suatu negara mengatur perlindungan terhadap pengetahuan tradisionalnya yang bersifat komunal. Banyak negara
berpendapat bahwa pengaturan Hak Kekayaan Intelektual yang ada tidak cukup dapat melindungi traditional knowledge secara kuat. Oleh karena itu, mereka
membuat pengaturan khusus sebagai suatu yang sui generis dalam perlindungan terhadap traditional knowledge. Demikian hal tersebut terlihat di Indonesia dalam
melakukan kerjasama dan mengikatkan diri dengan dunia internasional, baik secara bilateral maupun multilateral di bidang Hak Kekayaan Intelektual
B. Prinsip-prinsip dalam Perlindungan Hak Cipta
Di Indonesia, hak cipta diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta, yaitu, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002. Dalam Pasal 1 ayat 1 UU Hak Cipta
tersebut, pengertian hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Istilah hak cipta di usulkan pertama kali oleh St. Moh. Syah Pada Kongres Kebudayaan di Bandung tahun 1951 yang kemudian diterima oleh Kongres
tersebut, sebagai pengganti istilah hak pengarang yang dianggap kurang luas cakupan pengertiaanya. Istilah hak pengarang itu sendiri merupakan terjemahan
dari istilah bahasa Belanda Auteurs Rechts.
53
Agus Sembiring,
54
mengemukakan bahwa hak cipta adalah hak dari pembuat sebuah ciptaan terhadap ciptaannya dan salinannya. Pembuat sebuah
ciptaan memiliki hak penuh terhadap ciptaannya tersebut serta salinan dari ciptaannya tersebut. Hak-hak tersebut misalnya adalah hak-hak untuk membuat
salinan dari ciptaannya tersebut, hak untuk membuat produk derivatif, dan hak- hak untuk menyerahkan hak-hak tersebut ke pihak lain. Hak cipta berlaku seketika
setelah ciptaan tersebut dibuat. Hak cipta tidak perlu didaftarkan terlebih dahulu. Menurut Hanafi, secara hakiki hak cipta termasuk hak milik immaterial
karena menyangkut ide, gagasan pemikiran, imajinasi dari seseorang yang dituangkan ke dalam bentuk karya cipta, seperti buku ilmiah, karangan sastra,
maupun karya seni.
55
Bahwa hak cipta yang melindungi sebuah karya, yang mana seseorang lain berhak membuat karya lain yang fungsinya sama asalkan tidak
dibuat berdasarkan karya orang lain yang telah memiliki hak cipta, Sementara itu pengertian hak cipta menurut World Intellectual Property
Organization: “ Copyright is alegal form dicribing right given to creator for the
53
Ajip Rasidi, Undang-Udang Hak Cipta 1982, Pandangan Seorang Awam, Jakarta: Djambatan, 1984, hlm.. 3.
54
Hak Cipta di Indonesia, http:edukasi.kompasiana.com, diakses tanggal 5 Oktober 2013
55
Insan Budi Maulana dkk, Tindak Pidana Hak Cipta Dan Problematika Penegakan Hukumnya, Kapita Selekta Hak Kekayaan Intelektual, Yogyakarta: Pusat Studi Hukum UII,
2000, hlm.. 189.
Universitas Sumatera Utara
literary and artistic work” Hak Cipta adalah terminology hukum yang
menggambarkan hak-hak yang diberikan kepada pencipta untuk karya-karya mereka dalam bidang seni dan sastra.
56
Prinsip-prinsip dasar yang terdapat pada hak cipta, yaitu: 1. Yang dilindungi hak cipta adalah ide yang telah berwujud dan asli.
Salah satu prinsip yang paling fundamental dar perlindungan hak cipta hanya berkenan dengan bentuk perwujudan dari suatu ciptaan, sehingga tidak
berkenaan atau berurusan dengan substansinya.
57
Dari prinsip ini diturunkan beberapa prinsip yaitu: a. Suatu ciptaan harus mempunyai keaslian orisinilitas untuk dapat
menikmati hak-hak yang diberikan Undang-Undang, sangat erat
hubungannya dengan bentuk perwujudan suatu ciptaan. b. Suatu ciptaan mempunyai hak cipta jika ciptaan yang bersangkutan
diwujudkan dalam bentuk tulisan atau bentuk materil lain. Ini berarti bahwa suatu ide atau suatu pemikiran atau gagasan, atau cita-cita belum merupakan
suatu ciptaan. c. Karena hak cipta adalah hak khusus, tidak ada orang lain yang boleh
melakukan hak itu kecuali dengan izin pencipta.
56
Husain Audah, Hak Cipta Karya Cipta Musik, Bogor: PT. Pustaka Litera Antara Nusa, 2004, hlm. 6
57
Republik Inonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Penjelasan Pasal 2 ayat 1
Universitas Sumatera Utara
2. Hak cipta timbul dengan sendirinya otomatis.
58
Suatu hak cipta eksis pada saat seorang pencipta mewujudkan idenya dalam suatu bentuk yang berwujud. Dengan adanya wujud dari suatu ide suatu ciptaan
lahir. Dan suatu ciptaan yang dilahirkan dapat di umumkan. Hak cipta yang tidak di umumkan maka hak ciptanya tetap ada pada pencipta.
3. Suatu ciptaan tidak selalu perlu diumumkan untuk memperoleh hak cipta.
59
Suatu ciptaan yang di umumkan maupun tidak di umumkan tetap memperoleh hak cipta
4. Hak cipta suatu ciptaan merupakan suatu hak yang diakui oleh hukum legal right yang harus dipisahkan dan dibedakan dari penguasaan fisik suatu
ciptaan. 5. Hak cipta bukan hak mutlak absolut.
60
Hak cipta bukan suatu monopoli mutlak untuk melainkan hanya suatu limited monopoly. Hal ini dapat terjadi karena hak cipta secara konseptual tidak
mengenal konsep monopoli penuh, sehingga mungkin saja seorang pencipta menciptakan suatu ciptaan yang sama dengan ciptaan yang telah tercipta
terlebih dahulu. Yang perlu menjadi prinsip dalam membedakan perlindungan hak cipta
dengan perlindungan hak atas kekayaan intelektual lainnya adalah bahwa hak cipta melindungi karya sastra literary works dan karya seni artistic works
dengan segala bentuk perkembangannya didunia ini.
58
Republik Inonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Penjelasan Pasal 35 ayat 4
59
Ibid.
60
Ibid, Pasal 15
Universitas Sumatera Utara
C. Pengaturan Hak Cipta Menurut UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta