Jenis Pestisida yang Digunakan Tindakan Penyemprot Pestisida dalam Mencampur Pestisida Dosis Pestisida yang Dipakai Penyemprot Pestisida

dengan interval waktu yang pendek menyebabkan residu pestisida dalam tubuh manusia menjadi lebih tinggi. Mariani R, dkk, 2005.

5.1.7. Jenis Pestisida yang Digunakan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Desa Pantai Cermin di Kabupaten Langkat pestisida yang sering digunakan oleh petani terdiri dari berbagai merek antara lain : Jenis herbisida yang sering digunakan antara lain: Roundup ®, Goal® dan Gulma® yang berbahan aktif Oksifloran. Gromoxone® dan Noxone® yang berbahan aktif parakuat diklorida 276 g l. Jenis insektisida antara lain : yang berbahan aktif Supermetin Trowen®, KokanResofin®, yang berbahan aktif Profenofos Culatron®, Dropil®, yang berbahan aktif Chlorpyrifos yaitu Pospan® dan Dursban®, berbahan aktif Lamda Sihalothrin yaitu Matador®, dan berbahan aktif Limida Klopit yaitu Konfidar®

5.1.8. Tindakan Penyemprot Pestisida dalam Mencampur Pestisida

Berdasarkan hasil penelitian dalam penyemprotan pestisida masyarakat petani di desa Pantai cermin melakukan pencampuran pestisida antara yang satu dengan pestisida lainnya, ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Pencampuran pestisida yang satu dengan pestisida yang lainnya dapat dilakukan jika sesuai dengan anjuran dari produsen terkait atau anjuran dari dinas terkait. Pencampuran pestisida tanpa memperhatikan zat-zat yang terkandung didalam pestisida tersebut dapat meningkatkan resiko bahaya keracunan. Hal ini terjadi karena tercampurnya beberapa bahan kimia sehingga menimbulkan reaksi kimia yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu juga jika pestisida ini diaplikasikan pada insecta dapat menimbulkan resistensi pada beberapa jenis insecta. Universitas Sumatera Utara

5.1.9. Dosis Pestisida yang Dipakai Penyemprot Pestisida

Petani pada umumnya dalam menentukan dosis menggunakan sendok untuk pestisida bentuk bubuk dan tutup kemasan pestisida untuk pestisida bentuk cair. Di desa Pantai cermin kecamatan tanjungpura Kabupaten Langkat 80 penyemprot pestisida menyemprot pestisida tidak sesuai dengan dosis anjuran. Dikarenakan apabila pestisida tersebut tidak dapat membunuh hama atau membunuh gulma , maka petani akan meningkatkan dosis, selanjutnya apabila hama tersebut masih belum dapat ditangani petani tersebut akan mencampur pestisida yang satu dengan pestisida yang lain yang harganya murah, sedangkan pestisida yang dilarang peredarannya merupakan pestisida yang harganya murah. Semua jenis pestisida adalah racun, dosis yang semakin besar maka akan semakin besar terjadinya keracunan pestisida. Karena bila dosis penggunaan pestisida bertambah, maka efek dari pestisida juga akan bertambah. Mualim K, 2002. Dosis pestisida yang tidak sesuai dosis berhubungan dengan kejadian keracunan pestisida organofosfat petani penyemprot. Dosis yang tidak sesuai aturan juga dapat mengakibatkan resistensi dan resurjensi hama tanaman. Notoatmodjo, 2003. Dosis yang dianjurkan oleh Dinas Pertanian adalah : 1 Untuk ukuran tanki 17 liter : 25 - 40 ml untuk pestisida cair dan 25 - 40 gram untuk pestisida bubuk, 2 Untuk ukuran tanki 14 liter : 21 - 30 ml untuk pestisida cair dan 21 - 30 gram untuk pestisida bubuk. Hasil observasi menunjukkan bahwa petani yang melakukan penyemprotan tidak sesuai dosis yaitu mereka mencampur pestisida 40 ml 4 tutup kemasan ukuran 10 ml dan 40 gram 4 sendok makan untuk tanki Universitas Sumatera Utara ukuran 17 liter serta 30 ml 3 tutup kemasan ukuran 10 ml dan 30 gram 3 sendok makan untuk tanki ukuran 14 liter. Dosis pestisida yang tidak sesuai anjuran dapat menjadi penyebab keracunan pada petani dan lebih berbahaya lagi apabila pestisida dengan dosis yang tidak sesuai tersebut dicampur bersama akan menimbulkan efek dari bahan aktif masing-masing pestisida tersebut apabila masuk dalam tubuh petani Soemirat J, 2003. Efek tersebut antara lain efek adisi efek dari masing-masing bahan aktif, efek sinergis efek yang lebih besar dari masing-masing bahan aktif dan efek antagonis efek berkurangnya bahan aktif yang satu diikuti dengan peningkatan efek bahan aktif yang lain Satyawirawan S, 2008. Gambar 1 : Petani menakar dosis pestisida

5.1.10. Frekuensi Penyemprotan Pestisida