Fungsi Ruang Terbuka Hijau Di Kota Binjai

81 BAB VI PRILAKU PENGGUNAAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI URBANISME DI KOTA BINJAI

6.1 Fungsi Ruang Terbuka Hijau Di Kota Binjai

Pertambahan jumlah penduduk yang pesat di Kota Binjai mengakibatkan terjadinya kesenjangan antara jumlah penduduk dan jumlah permukiman. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan ruang meningkat untuk mengakomodasi kepentingannya. Semakin meningkatnya permintaan akan ruang, khususnya untuk permukiman dan lahan terbangun berdampak kepada semakin merosotnya kualitas lingkungan. Rencana Tata Ruang yang telah dibuat tidak mampu mencegah alih fungsi lahan di perkotaan sehingga keberadaan Ruang Terbuka Hijau semakin terancam dan kota semakin tidak nyaman untuk beraktivitas. “Kebutuhan warga Kota Binjai semakin komplek akan ruang terbuka hijau, bisa sama – sama kita lihat dari aktivitas yang tidak pernah berhenti di tanah lapang merdeka dan taman. Mereka bergantian menggunakannya. Dari para ibu – ibu, anak – anak muda, anak – anak balita sampai lansia.” Leonardo, ST, 42 Tahun Fungsi utama intrinsik yaitu fungsi ekologis, yaitu memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara paru- paru kota, pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara Universitas Sumatera Utara 82 alami dapat berlangsung lancer, sebagai peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan, penyedia habitat satwa, penyerap polutan media udara, air dan tanah serta penahan angin. Fungsi tambahan ekstrinsik yaitu: 1. Fungsi sosial dan budaya, yaitu menggambarkan ekspresi budaya local, sebagai media komunikasi warga kota, tempat rekreasi, wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam. 2. Fungsi ekonomi, yaitu sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayor dan bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan. 3. Fungsi estetika, yaitu meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukimam, maupun makro: lansekap kota secara keseluruhan, menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota, pembentuk faktor keindahan arsitektural, menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak terbangun. Keberadaan ruang terbuka hijau harus mampu memberikan fungsi yang maksimal bagi para pengguna di Kota Binjai. Ruang terbuka hijau harus diintegrasikan dengan kehidupan sehari-hari manusia. Karena itu, taman dan lapangan olahraga berfungsi tidak hanya sebagai kawasan konservasi, tetapi juga harus mampu melakukan fungsi sebagai ruang rekreasi, estetika, pendidikan dan ekonomi. Universitas Sumatera Utara 83 Keberadaan ruang terbuka hijau yang memadai dapat menciptakan suatu kota nyaman dan sehat. Tidak hanya kota, ruang terbuka hijau juga dapat menjadi indikator terpenuhinya kebutuhan manusia. Keberadaan ruang terbuka hijau memberikan manfaat bagi manusia sebagai ruang untuk menuangkan krativitas. Ruang terbuka hijau juga dapat dijadikan ruang yang diperuntukan sebagai tempat beraktivitas baik secara sosial maupun budaya yang akan menimbulkan efek positif pada kepribadian seseorang. “Tanah lapang ini menampung banyak sekali aktifitas, khususnya kegiatan yang dilakukan oleh anak – anak muda di kota ini. Jika warga kota telah mampu memaksimalkan penggunaan RTH untuk memenuhi kebutuhannya, maka RTH bisa menjadi tolak ukur kebutuhan warga kota yang terpenuhi atau tidak. Di kota – kota pemerintah membangun fasilitas kota untuk memenuhi kebutuhan warga kotanya yang beragam dan banyak sekali.” Leonardo, ST, 42 Tahun Warga kota memilih untuk mengunjungi ruang terbuka hijau karena berbagai alasan, termasuk motivasi pribadi, aktivitas fisik sehat hanyalah salah satu dari motivasi tersebut. Ruang terbuka hijau memiliki potensi untuk menyediakan beberapa jenis manfaat kesehatan holistik termasuk relaksasi, member emosi positif tentang diri dan lingkungan, mendapatkan ketenangan, revitalisasi, dan kepuasan. Pelestarian dan perluasan ruang terbuka hijau dapat dirumuskan sebagai manfaat kesehatan bagi individu yang dapat memberikan alasan untuk keputusan kebijakan yang ramah lingkungan. Semakin banyak warga kota yang menggunakan ruang terbuka hijau secara Universitas Sumatera Utara 84 maksimal dan positif, maka semakin terlihat kualitas pemenuhan kebutuhan warga di kota. Kualitas hidup dapat dilihat dari dua indikator, yaitu: indikator obyektif, dengan mengukur kondisi aktual lingkungan binaan, lingkungan alam, dan aspek sosial dan ekonomi. Kemudian, Indikator subyektif dengan mengukur pernyataan evaluasi apa yang orang rasakan tentang hidup setiap faktor. Dalam penelitian tentang kualitas hidup di daerah perkotaan, dimensi kualitas hidup berkaitan dengan faktor-faktor lingkungan yang telah dipertimbangkan dalam arti yang lebih luas, yaitu lingkungan fisik, sosial dan ekonomi. Prof. Soetardjo menganjurkan bahwa untuk meningkatkan kualitas hidup manusia harus mampu berinteraksi berdasarkan 3 alam, diantaranya alam benda yaitu memanfaatkan alam benda atas dasar saling memelihara. Alam sosial, yaitu mampu membangun hubungan intersubjektif dengan manusia lain atas dasar saling menyayangi, serta mampu membangun interaksi noogenik budaya, gagasan, dan nilai. Alam yang terakhir ialah alam transenden, yaitu meyakini segala kebaikan Tuhan yang ada. “Kegiatan olahraga dan membentuk komunitas – komunitas untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi trend pada saat ini. Untuk itu juga saya pikir pemerintah menciptakan taman dan lapangan olahraga untuk memenuhi kebutuhan orang – orang di kota agar kualitas hidup warga di kotanya menjadi lebih baik, terarah dan beraturan.” Meiria, M.Si, 33 Tahun Universitas Sumatera Utara 85 Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Jika menghadapi dengan positif maka akan baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi dengan negatif maka akan buruk pula kualitas hidupnya. Partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi atau kegiatan yang menyenangkan merupakan sejauhmana individu memiliki kesempatan dan dapat bergabung untuk berkreasi dan menikmati waktu luang. Sedangkan lingkungan fisik menggambarkan keadaan lingkungan tempat tinggal individu keadaan air, saluran udara, iklim, polusi, dan lain – lain.

6.2 Prilaku Dalam Penggunaan Ruang Terbuka Hijau Di