Jenis Kelamin Jenis Pekerjaan Prevalensi Presbikusis

25 4 orang 57,1, 5 orang 71,4 dan 3 orang 50 merupakan kelompok yang terbanyak menderita presbikusis. Hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya usia maka manifestasi klinis dari presbikusis semakin nyata yang akan menyebabkan penurunan sensitivitas ambang suara pada frekuensi tinggi Soesilorini, Melinda, 2011. Data ini sesuai dengan data penelitian Stach B, Spretnjak M, Jerger J. 1990 yang menyatakan bahwa prevalensi presbikusis sentral meningkat seiring usia yakni 17 pada usia 50 - 54 tahun sampai pada 95 pada usia yang melebihi 80 tahun. Data penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Soesilorini, Melinda 2011, menyatakan prevalensi presbikusis secara global muncul pada dekade 6 sampai 7 tahun.

5.2.2 Jenis Kelamin

Pada distribusi berdasarkan jenis kelamin, persentase pasien pria 71,4 lebih tinggi daripada persentase pasien wanita 28,6 pada tahun 2012. Sama juga pada tahun 2013 menunjukkan persentase pasien pria 85,7 lebih tinggi daripada wanita 14,3. Hal ini sesuai dengan penelitian Soesilorini, Melinda 2011 yang menyatakan pria lebih banyak menderita presbikusis 31 orang 34,4 terhadap kontrol dibandingkan dengan wanita 14 15,6 terhadap kontrol dimana perbandingan angka ini mencapai dua kali lipatnya. Pada penelitian Lee FS et al. 2005 dan Kim SH et al. 2010, pria memiliki resiko presbikusis yang lebih besar dihubungkan dengan faktor paparan suara bising dibandingkan dengan wanita. Namun pada tahun 2014 persentase pasien wanita 66,7 lebih tinggi dibandingkan dengan pria, tetapi perbedaan persentase pasien wanita dengan pria tidak sebesar pada tahun sebelumnya, hal ini dapat disebabkan karena rendahnya jumlah sampel dimana perbedaan sedikit sampel yang satu dengan yang lain menyebabkan perbedaan persentase yang besar.

5.2.3 Jenis Pekerjaan

Dari tabel yang telah disajikan, didapat persentasi presbikusis terbanyak pada golongan tidak bekerja pensiunan pada tahun 2012 42,9, wiraswasta 26 pada tahun 2013 42,9, dan ibu rumah tangga pada tahun 2014 50. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Listyaningrum 2011 dimana terdapat hubungan antara fungsi pendengaran dengan paparan bising dari flat print dan colour mixer. Data ini juga sesuai pada penelitian Tantana 2014, adanya hubungan antara masa paparan suara gamelan terhadap fungsi pendengaran. Namun peneliti tidak dapat memaparkan faktor penyebab presbikusis lebih spesifik pada tiap jenis pekerjaan sebab data yang diambil merupakan data rekam medis yang terbatas.

5.2.4 Prevalensi Presbikusis

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan prevalensi presbikusis pada tahun 2012 sebanyak 0,40023, kemudian prevalensi presbikusis pada tahun 2013 sebanyak 0,421 dan prevalensi presbikusis pada tahun 2014 sebanyak 0,2991. Sedangkan untuk prevalensi presbikusis total dari tahun 2012 sampai dengan 2014 sebanyak 0,36912. Hal ini sebanding dengan prevalensi ketulian di Indonesia sebanyak 0,4 yang dilakukan oleh Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JPK, Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2006. Untuk selanjutnya, angka prevalensi presbikusis dapat berubah semakin tinggi seiring dengan peningkatan UHH atau dapat semakin rendah apabila eduksasi presbikusis kepada masyarakat dapat berjalan baik. 27 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan