Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Kesimpulan

21 Adapun kriteria inklusi dalam pemilihan sampel penelitan ini adalah seluruh pasien presbikusis di poli THT-KL RSUP H.Adam Malik Medan periode 2012 - 2014. Adapun kriteria eksklusi dalam pemilihan sampel penelitian ini adalah ditemukannya riwayat penyakit lain penyebab ketulian dari data-data rekam medis.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui rekam medis seluruh pasien penyakit presbikusis di poli THT-KL RSUP H.Adam Malik Medan periode 2012 - 2014. Data-data dari rekam medis tersebut dicatat kemudian ditabulasikan sesuai dengan variabel penelitian.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1 editing, dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan dari data- data yang dikumpulkan, 2 coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan, 3 entry, yaitu memasukkan data-data ke dalam program atau software computer, dan 4 cleaning, yaitu pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan penulisan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi Notoatmodjo, 2012. Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan program komputer SPSS Statistical Package for the Social Sciences. 22 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik RSUP HAM Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit pemerintah yang masuk dalam kategori Rumah Sakit Kelas A. Berdasarkan SK MenKes RI No. HK.02.02MENKES3902014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional, RSUP H. Adam Malik Medan merupakan salah satu rumah sakit di bagian Regional Barat yang merupakan Rumah Sakit Rujukan Nasional. Selain itu RSUP H. Adam Malik Medan ini juga merupakan jenis Rumah Sakit Pendidikan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian di rumah sakit ini. Penelitian ini dilakukan di sub bagian rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

5.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan dengan melihat data sekunder yaitu data yang berasal dari rekam medis di RSUP H. Adam Malik Medan dari bulan Januari 2012 sampai Desember 2014. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari ruang rekam medis, kasus presbikusis yang terjadi sebanyak 20 kasus dan adapun hasil yang didapatkan tertera dalam bentuk tabel-tabel sebagai berikut. 23 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia 2012 2013 2014 Kelompok Usia tahun Freku ensi Persenta se Freku ensi Persenta se Freku ensi Persenta se =60 1 14,3 1 16,7 61-70 3 42,9 1 14,3 2 33,3 =70 4 57,1 5 71,4 3 50 Total 7 100 7 100 6 100 Dalam Tabel 5.1, diketahui bahwa pasien presbikusis yang datang terbanyak berada pada kelompok di atas atau sama dengan usia 70 tahun baik pada tahun 2012 yaitu sebanyak 4 orang 57,1, pada tahun 2013 yaitu sebanyak 5 orang 71,4 dan pada tahun 2014 sebanyak 3 orang 50, diikuti kelompok usia 61-70 tahun sebanyak 3 orang 42,9 pada tahun 2012, 1 orang 14,3 pada tahun 2013 dan 2 orang 33,3 pada tahun 2014 dan pasien tersedikit pada kelompok usia di bawah atau sama dengan usia 60 tahun yaitu sebanyak 0 orang 0 pada tahun 2012, 1 orang 14,3 pada tahun 2013 dan 1 orang 16,7 pada tahun 2014. Distribusi data berdasarkan jenis kelamin pasien presbikusis pada tahun 2012 - 2014 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin 2012 2013 2014 Jenis Kelamin Frekue nsi Persentas e Frekue nsi Persentas e Frekue nsi Persentas e Pria 5 71,4 6 85,7 2 33,3 Wanita 2 28,6 1 14,3 4 66,7 Total 7 100 7 100 6 100 Berdasarkan Tabel 5.2, diketahui bahwa pasien presbikusis yang terbanyak adalah berjenis kelamin pria pada tahun 2012 dan 2013, sebanyak 5 orang 71,4 dan 6 orang 85,7, namun tidak pada tahun 2014 dengan jumlah pasien 2 orang 33,3. Sisanya yang berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 2 orang 28,6 pada tahun 2012, 1 orang 14,3 pada tahun 2013 dan 4 orang 66,7 pada tahun 2014. 24 Distribusi data berdasarkan jenis pekerjaan pada pasien presbikusis pada tahun 2012 - 2014 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Pekerjaan 2012 2013 2014 Jenis Pekerjaan Freku ensi Persenta se Freku ensi Persenta se Freku ensi Persenta se Ibu Rumah Tangga 2 28,6 3 50 Wiraswasta 3 42,9 1 16,7 Tidak bekerja Pensiunan 3 42,9 2 28,6 1 16,7 Pegawai Negeri Sipil 1 14,3 1 16,7 Petani 2 28,6 1 14,3 Total 7 100 7 100 6 100 Berdasarkan Tabel 5.3, diketahui bahwa pasien presbikusis terbanyak merupakan golongan tidak bekerja pensiunan pada tahun 2012 dan wiraswasta pada tahun 2013 dengan jumlah dan persentase pasien yang sama yaitu 3 orang 42,9. Pada tahun 2014, ibu rumah tangga merupakan pekerjaan dengan kasus presbikusis terbanyak dengan jumlah 3 orang 50. Berdasarkan hasil penelitian dari rekam medis didapat 20 kasus presbikusis dari bulan Januari 2012 sampai dengan Desember 2014. Dari data tersebut, dapat dihitung prevalensi penderita presbikusis yang berobat di poliklinik THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2012 - 2014 dengan hasil sebagai berikut : prevalensi penderita presbikusis yang berobat di poliklinik THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2012 adalah 0,40023, pada tahun 2013 adalah 0,421, pada tahun 2014 adalah 0,2991, sedangkan pada tahun 2012 - 2014 adalah 0,36912. 5.2 Pembahasan 5.2.1 Usia Berdasarkan dari tabel data distribusi diatas diketahui bahwa pasien kelompok usia di atas atau sama dengan 70 tahun pada tahun 2012 - 2014 yang menderita presbikusis di RSUP H. Adam Malik Medan sebanyak masing-masing 25 4 orang 57,1, 5 orang 71,4 dan 3 orang 50 merupakan kelompok yang terbanyak menderita presbikusis. Hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya usia maka manifestasi klinis dari presbikusis semakin nyata yang akan menyebabkan penurunan sensitivitas ambang suara pada frekuensi tinggi Soesilorini, Melinda, 2011. Data ini sesuai dengan data penelitian Stach B, Spretnjak M, Jerger J. 1990 yang menyatakan bahwa prevalensi presbikusis sentral meningkat seiring usia yakni 17 pada usia 50 - 54 tahun sampai pada 95 pada usia yang melebihi 80 tahun. Data penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Soesilorini, Melinda 2011, menyatakan prevalensi presbikusis secara global muncul pada dekade 6 sampai 7 tahun.

5.2.2 Jenis Kelamin

Pada distribusi berdasarkan jenis kelamin, persentase pasien pria 71,4 lebih tinggi daripada persentase pasien wanita 28,6 pada tahun 2012. Sama juga pada tahun 2013 menunjukkan persentase pasien pria 85,7 lebih tinggi daripada wanita 14,3. Hal ini sesuai dengan penelitian Soesilorini, Melinda 2011 yang menyatakan pria lebih banyak menderita presbikusis 31 orang 34,4 terhadap kontrol dibandingkan dengan wanita 14 15,6 terhadap kontrol dimana perbandingan angka ini mencapai dua kali lipatnya. Pada penelitian Lee FS et al. 2005 dan Kim SH et al. 2010, pria memiliki resiko presbikusis yang lebih besar dihubungkan dengan faktor paparan suara bising dibandingkan dengan wanita. Namun pada tahun 2014 persentase pasien wanita 66,7 lebih tinggi dibandingkan dengan pria, tetapi perbedaan persentase pasien wanita dengan pria tidak sebesar pada tahun sebelumnya, hal ini dapat disebabkan karena rendahnya jumlah sampel dimana perbedaan sedikit sampel yang satu dengan yang lain menyebabkan perbedaan persentase yang besar.

5.2.3 Jenis Pekerjaan

Dari tabel yang telah disajikan, didapat persentasi presbikusis terbanyak pada golongan tidak bekerja pensiunan pada tahun 2012 42,9, wiraswasta 26 pada tahun 2013 42,9, dan ibu rumah tangga pada tahun 2014 50. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Listyaningrum 2011 dimana terdapat hubungan antara fungsi pendengaran dengan paparan bising dari flat print dan colour mixer. Data ini juga sesuai pada penelitian Tantana 2014, adanya hubungan antara masa paparan suara gamelan terhadap fungsi pendengaran. Namun peneliti tidak dapat memaparkan faktor penyebab presbikusis lebih spesifik pada tiap jenis pekerjaan sebab data yang diambil merupakan data rekam medis yang terbatas.

5.2.4 Prevalensi Presbikusis

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan prevalensi presbikusis pada tahun 2012 sebanyak 0,40023, kemudian prevalensi presbikusis pada tahun 2013 sebanyak 0,421 dan prevalensi presbikusis pada tahun 2014 sebanyak 0,2991. Sedangkan untuk prevalensi presbikusis total dari tahun 2012 sampai dengan 2014 sebanyak 0,36912. Hal ini sebanding dengan prevalensi ketulian di Indonesia sebanyak 0,4 yang dilakukan oleh Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JPK, Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2006. Untuk selanjutnya, angka prevalensi presbikusis dapat berubah semakin tinggi seiring dengan peningkatan UHH atau dapat semakin rendah apabila eduksasi presbikusis kepada masyarakat dapat berjalan baik. 27 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil data yang diperoleh, kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan usia, angka kejadian presbikusis tertinggi terdapat pada kelompok usia diatas atau sama dengan 70 tahun sebanyak 4 pasien 57,1 pada tahun 2012, 5 pasien 71,4 pada tahun 2013 dan 3 pasien 50 pada tahun 2014. 2. Berdasarkan jenis kelamin, angka kejadian presbikusis tertinggi terdapat pada jenis kelamin pria sebanyak 5 pasien 71,4 pada tahun 2012, 6 pasien 85,7 pada tahun 2013 dan wanita 4 pasien 66,7 pada tahun 2014. 3. Berdasarkan jenis pekerjaan, angka kejadian presbikusis tertinggi terdapat pada golongan tidak bekerja pensiunan sebanyak 3 orang 42,9 pada tahun 2012, wiraswasta sebanyak 3 pasien 42,9 pada tahun 2013 dan ibu rumah tangga sebanyak 3 pasien 50 pada tahun 2014. 4. Prevalensi presbikusis di poliklinik THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2012 adalah 0,40023, tahun 2013 adalah 0,421, tahun 2014 adalah 0,2991 dan prevalensi dari tahun 2012 sampai dengan 2014 adalah 0,36912. 28

6.2. Saran