Wanprestasi dalam suatu Perjanjian

hal penafsiran persetujuan. Kejujuran dan kepatuhan adalah dua hal yang amat penting dalam soal pelaksanaan persetujuan. Suatu persetujuan tertentu berupa rangkaian kata-kata sebagai gambaran dari suatu perhubungan antara kedua belah pihak. Seperti halnya dengan semua buah perbuatan seorang manusia, maka gambaran ini tidak ada sempurna. Kalau orang mulai melaksanakan persetujuan terbentuk, sama sekali tidak atau hanya sedikit nampak pada alam pikiran dan alam perasaan kedua belah pihak. Kejujuran dalam pelaksanaan persetujuan harus diperbedakan dari pada kejujuran pada waktu mulai berlakunya perhubungan hukum, seperti hal hal kejujuran pada waktu mulai berlakunya perhubungan hukum, seperti hal kejujuran memang barang benda sebagai salah suatu syarat guna memperoleh milik barang yang dipegang itu, secara lampau waktu bezit tegoeder trouw dalam pasal 1963 sebagai syarat memperoleh milik barang secara ‘’verjaring”. 23 23 Wirjono Prodjodikoro, Op.cit., hlm 102-104

E. Wanprestasi dalam suatu Perjanjian

1. Pengertian Wanprestasi Wanprestasi berasal dari perkataan Belanda yang berarti suatu keadaan yang menunjukkan debitur tidak berprestasi tidak melaksanakan kewajiban dan dia dapat dipersalahkan. Ada tiga unsur yang menentukan kesalahan, yaitu : a. Perbuatan yang dilakukan debitur dapat disesalkan kreditur. Contoh: Hari itu panas, si A mengirim es ketempat si B, hal ini menyebabkan esnya mencair sebelum sampai tujuan. Universitas Sumatera Utara b. Debitur dapat menduga akibatnya, dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Objektif sebagai manusia normal. 2. Subjektif sebagai seorang ahli. c. Debitur dalam cakap berbuat. Sejak kapan seseorang debitur dapat dikatakan wanprestasi ? penentuannya sangat berkaitan dengan macam prestasi, yaitu : 1. Berbuat sesuatu pasal 1241 KUHPerdata. Contoh : si A wajib memperbaiki barang yang rusak tapi si A tersebut tidak berbuat sesuatu atau terlambat memenuhi sesuatu yang menyebabkan tidak berguna atau bisa juga si A keliru tidak pantas dalam memenuhi perjanjian. 24 24 Ibid ; hlm 80-82 2. Jika dalam perjanjian mencantumkan tenggang waktu pelaksanaan prestasi maka debitur dianggap wanprestasi bila setelah melewati tenggang waktu tersebut debitur belum juga melaksanakan prestasi. 2. Macam-macam Bentuk Wanprestasi Ada 4 macam bentuk dari wanprestasi : a. Tidak berprestasi sama sekali. b. Terlambat memenuhi prestasi. c. Memenuhi prestasi secara tidak baik. d. Melakukan sesuatu namun menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. 3. Akibat Wanprestasi Universitas Sumatera Utara Ada beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari suatu keadaan wanprestasi, yaitu a. Bagi debitur 1. Mengganti kerugian. 2. Objek perjanjian menjadi tanggung jawab debitur. b. Bagi kreditur lihat pasal 1267 KUHPerdata, yaitu kreditur dapat menuntut : 1. Pemenuhan perikatan. 2. Ganti kerugian lihat pasal 1243-1252 KUHPerdata. c. Bunga, yaitu keuntungan yang diharapkan namun tidak diperoleh kreditur, macam-macamnya : 1. Bunga konvensional adalah bunga uang yang dijanjikan pihak-pihak dalam perjanjian pasal 1249 KUHPerdata. 2. Bunga moratoire adalah bunga pada perikatan yang presentasinya berupa membayar sejumlah uang, penggantian biaya rugi, dan bunga yang disebabkan karena terlambatnya pelaksanaan perikatan. Hanya terdiri dari bunga yang ditentukan dalam undang-undang atau sejumlah uang yang harus dibayarkan sebagai ganti kerugian dalam perikatan yang prestasinya berupa sejumlah uang. 3. Bunga kompensatoir adalah bunga uang yang harus dibayar debitur untuk mengganti bunga yang dibayar kreditur pada pihak lain karena debitur tidak memenuhi perikatan atau kurang baik melaksanakan perikatan. Pihak yang menetapkan besarnya jumlah bunga itu adalah Universitas Sumatera Utara hakim dan besarnya jumlah bunga tidak ditentukan berdasarkan perkiraan akan tetapi ditenukan menurut kenyataannya oleh hakim sejak saat kerugian itu benar-benar terjadi. 4. Bunga berganda adalah bunga yang diperhitungkan dari bunga utang pokok yang tidak dilunasi oleh debitur pasal 1251 KUHPerdata. Suku bunganya sudah tidak dianut lagi sedangkan yang berlaku di lingkungan bank swasta untuk kredit umum adalah sebesar 3 perbulan.

F. Berakhirnya perjanjian

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit antara Hutagodang Estate degan PT. Sari Sawit Kencana Labuhan Batu

0 50 101

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pola Kemitraan Perkebunan Kelapa Sawit Inti-Plasma Antara PT. Boswa Megalopolis Dengan Masyarakat (Suatu Penelitian Di Kabupaten Aceh Jaya)

14 150 149

Perjanjian Baku/Standar Kontrak Bertentangan Dengan Asas Kebebasan Berkontrak

2 33 147

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama Jual-Beli Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Antara PTPN I DAN PT. Bagun Sempurna Lestari (BSL)

12 132 123

Studi Sistem Kelistrikan Pada Pabrik Kelapa Sawit (Aplikasi PT. PN III Kebun Sei Silau Kisaran)

42 169 79

Kajian Pengembangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Supermini Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Petani Kelapa Sawit Di Sumatera Utara (The Study On The Development Of Supermini Palm Oil Factory In Order To Increase The Palm Oil Farmers Income In North Sumater

0 49 7

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

4 40 96

Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 0 2

BAB II Tinjauan Umum Tentang Perjanjian A. Pengertian dan Hakekat Perjanjian - Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 0 34

BAB I Pendahuluan A. Latar belakang Masalah - Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 1 14