Isi PerjanjianPemboronganPekerjaan Pihak-pihak dalam Perjanjian Pemborongan

pemborongan yang agak besar maupun yang besar biasanya perjanjian pemborongan dibuat dengan tertulis, baik akte dibawah tangan maupun dengan akte outentik. Khusus perjanjian pemborongan proyek pemerintah harus dibuat secara tertulis yang dituangkan dalam bentuk formulir-formulir tertentu yang isinya ditentukan secara sepihak oleh pihak yang memborongkan berdasarkan peraturan standart yaitu A.V. 1941 yang menyangkut segi yuridis dan segi teknisnya yang ditunjuk dalam rumusan kontrak. 43 1. Luasnyapekerjaan yang harusdilaksanakandanmemuaturaiantentangpekerjaandansyarat- syaratpekerjaan yang disertaidengangambar bestek dilengkapidenganuraianbahan material, alat-alat, dantenagakerja yang dibutuhkan.

D. Isi PerjanjianPemboronganPekerjaan

Isi perjanjianpemboronganpadaumumnyaadalahsebagaiberikut : 2. Penentuantentanghargapemborongan. 3. Mengenaijangkawaktupenyelesaiansengketa. 4. Mengenaisanksidalamhalterjadinyawanprestasi. 5. TentangresikodalamhalterjadiOvermacht. 6. Penyelesaianjikaterjadiperselisihan. 7. Hakdankewajibanpihakdalamperjanjianpemborongan. 43 Djumialji, Op-Cit., hlm 8 Universitas Sumatera Utara

E. Pihak-pihak dalam Perjanjian Pemborongan

Perjanjian pemborongan bersifat konsensuil, artinya perjanjianpemborongan lahir sejak adanya kata sepakat antara kedua belah pihak, yaitupihak yang memborongkan dengan pihak pemborong mengenai suatu karya danharga borongankontrak. Dengan adanya kata sepakat tersebut, perjanjianpemborongan mengikat kedua belah pihak artinya para pihak tidak dapatmembatalkan perjanjian tanpa persetujuan pihak lainnya. Dengan adanya perjanjian pemborongan selalu ada pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian pemborongan. Adapun pihak-pihak yang terlibat adalah: 1. Pemberi Tugas Bouwheer Pemberi tugas dapat berupa perorangan, badan hukum, instansi pemerintah ataupun swasta. Sipemberi tugaslah yang mempunyai prakarsa memborongkan bangunan sesuai dengan kontrak dan apa yang tercantum dalam bestek dan syarat-syarat. Dalam pemborongan pekerjaan umum dilakukan oleh instansi pemerintah, direksi lazim ditunjuk dari instansi yang berwenang, biasanya dari instansi pekerjaan umum atas dasar penugasan ataupun perjanjian kerja. 44 b.Apabila yang memborongkan pihak pemerintah sedangkan pemborongnya pihak swasta, maka hubungan hukumnya disebut perjanjian Hubungan hukum antara pihak yang memborongkan dengan pihak pemborong diatur sebagai berikut: a. Apabila yang memborongkan maupun pemborong keduanya pemerintah, maka hubungan hukumnya disebut hubungan kedinasan. 44 Sri Soedewi Masjchun, Op.Cit., hlm 62 Universitas Sumatera Utara pemborongan yang dapat berupa akta di bawah tangan, Surat Perintah Kerja SPK, Surat Perjanjian KerjaKontrak. c. Apabila yang memborongkan maupun pemborong keduanya pihak swasta, maka hubungan hukumnya disebut perjanjian pemborongan yang dapat berupa akta di bawah tangan, Surat Perintah Kerja SPK, Surat Perjanjian Pemborongan Kontrak.Adapun hubungan antara pemberi tugas dengan perencana jika pemberi tugas adalah pemerintah dan perencana juga dari pemerintah maka terdapat hubungan kedinasan. Jika pemberi tugas dari pemerintah dan atau swasta, perencana adalah pihak swasta yang bertindak sebagai penasihat pemberi tugas, maka hubungannya dituangkan dalam perjanjian melakukan jasa-jasa tunggal. Sedangkan apabila pemberi tugas dari pemerintah atau swasta dengan perencana dari phak swasta yang bertindak sebagai wakil pemberi tugas sebagai direksi maka hubungannya dituangkan dalam perjanjian pemberian kuasa Pasal 1792-1819 KUH Perdata. 2. Pemborong kontraktor Pemborong adalah perseorangan atau badan hukum, swasta maupunpemerintah yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan pemboronganbangunan sesuai dengan bestek.Penunjukan sebagai pelaksana bangunan oleh pemberi tugas dapatterjadi karena pemborong menang dalam pelelangan atau memang ditetapkansebagai pelaksana oleh pemberi tugas. Universitas Sumatera Utara Dalam perjanjian pemborongan,pemborong dimungkinkan menyerahkan sebagian pekerjaan tersebut kepadapemborong lain yang merupakan subkontraktor berdasarkan perjanjiankhusus. a. Bentuk badan usaha pemborong b. Kualifikasi usaha jasa pemborong Penggolongan kualifikasi usaha jasa perencana konstruksi danusaha jasa pengawas konstruksi didasarkan pada kriteriatingkatkedalaman kompetensi dan potensi kemampuan usaha, sertakemampuan melakukan perencanaan dan pengawasan pekerjaan. 45 1. Proyekbangunantelahselesaidikerjakandanmasapemeliharaantelahberakhir. Penyerahanbangunandilakukanolehpihakpemborongkepadapihaklpemberit ugassetelahproyekbangunantelahselesaisecarakeseluruhan 100 yang dinyatakandenganberitaacaraserahterimaproyekbangunan yang ditandatanganiuntukkeduabelahpihaksertadilampiriberitaacarahasilpemerik saanolehtimpenelitiserahterimaproyekbangunan.

F. JangkaWaktuPerjanjianPemboronganPekerjaan

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit antara Hutagodang Estate degan PT. Sari Sawit Kencana Labuhan Batu

0 50 101

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pola Kemitraan Perkebunan Kelapa Sawit Inti-Plasma Antara PT. Boswa Megalopolis Dengan Masyarakat (Suatu Penelitian Di Kabupaten Aceh Jaya)

14 150 149

Perjanjian Baku/Standar Kontrak Bertentangan Dengan Asas Kebebasan Berkontrak

2 33 147

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama Jual-Beli Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Antara PTPN I DAN PT. Bagun Sempurna Lestari (BSL)

12 132 123

Studi Sistem Kelistrikan Pada Pabrik Kelapa Sawit (Aplikasi PT. PN III Kebun Sei Silau Kisaran)

42 169 79

Kajian Pengembangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Supermini Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Petani Kelapa Sawit Di Sumatera Utara (The Study On The Development Of Supermini Palm Oil Factory In Order To Increase The Palm Oil Farmers Income In North Sumater

0 49 7

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

4 40 96

Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 0 2

BAB II Tinjauan Umum Tentang Perjanjian A. Pengertian dan Hakekat Perjanjian - Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 0 34

BAB I Pendahuluan A. Latar belakang Masalah - Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 1 14