diselesaikan dengan jaminan bahwa setiap perlakuan terjadi hanya sekali dalam setiap pengelompokan baik baris maupun kolom. Prosedur ini memungkinkan
untuk menduga keragaman di antara pengelompokan baris dan juga pengelompokan kolom dan mengeluarkannya dari galat percobaan Gomez
Gomez, 1995.
Penempatan perlakuan ke dalam unit-unit percobaan sedemikian rupa sehingga perlakuan tertentu harus terjadi satu kali dalam baris dan kolom. Hal ini
hanya mungkin terjadi jika banyaknya perlakuan sama dengan banyaknya baris dan sama dengan banyaknya kolom. Oleh karena itu, diperlukan suatu pola
tertentu agar syarat-syarat terpenuhi Yitnosumarto, 1993
Rancangan ini jarang digunakan karena memerlukan persyaratan Hanafiah, 2011:
1. Jumlah baris = jumlah kolom = jumlah perlakuan, sehingga jika jumlah
perlakuan terlalu sedikit derajat bebas yang berhubungan dengan galat percobaan menjadi terlalu kecil sebagai penduga yang layak; dan jika jumlah
perlakuan terlalu besar akan menyebabkan ulangan perlakuan yang terlalu besar sehingga akan tidak ekonomis jika digunakan.
2. Tidak ada interaksi antara baris atau kolom dengan perlakuan. Jika ada
interaksi, maka RBSL ini tidak dapat digunakan dan jika tetap digunakan, maka kesimpulan atau hasil-hasil percobaan tersebut menjadi samar.
3. Adanya dua sumber keragaman data di luar perlakuan yang diteliti. Dua
sumber keragaman ini dapat berupa dua arah silang kemiringan lereng, dua arah silang kesuburan tanah, dua arah silang caratenagaalat kerja, dua waktu
pengamatan dan lain-lain, yang penting faktor-faktor ini bukanlah faktor yang diteliti.
Karena itu, RBSL digunakan hanya untuk percobaan dengan banyaknya perlakuan yang tidak kurang dari empat dan tidak lebih dari delapan. Karena
keterbatasan tersebut, RBSL tidak digunakan secara luas dalam percobaan penelitian di samping potensinya yang besar dalam mengendalikan galat
percobaan Gomez Gomez, 1995.
2.2.1. Pengacakan Perlakuan pada Rancangan Bujur Sangkar Latin
Pengacakan perlakuan menurut baris dan kolom dalam RBSL ini dilakukan sekaligus, tetapi tidak ada perlakuan yang terulang dalam baris dan kolom
tertentu, agar setiap baris dan setiap kolom mempunyai perlakuan-perlakuan secara lengkap. Dalam pengacakan ini, pengacakan bervariasi dari pengacakan
bebas untuk petak pertama, pengacakan bebas bersyarat untuk petak-petak
Universitas Sumatera Utara
berikutnya hingga pengacakan tak bebas bukan pengacakan untuk petak percobaan terakhir Hanafiah, 2011.
Tabel 2.1. Pengacakan Perlakuan pada Rancangan Bujur Sangkar Latin
Baris Kolom
Y
i..
1 2
3 ...
r 1
Y
111
Y
122
Y
133
... Y
1rr
Y
1..
2 Y
212
Y
223
... Y
2..
3 Y
313
... Y
3..
... ...
... r
Y
r1r
Y
r..
Y
.j.
Y
.1.
Y
.2.
Y
.3.
... Y
.r.
Y
...
Perlakuan 1
2 3
... r
Y
..k
Y
..1
Y
..2
Y
..3
... Y
..r
dalam hal ini �
…
= � �
��� ���
= � 2.1
�
�..
= � �
��� ��
= �
�
2.2
�
. � .
= � �
��� ��
= �
�
2.3
�
.. �
= � �
��� ��
= �
�
2.4 dengan
T = jumlah semua nilai pengamatan
B
i
= jumlah nilai pengamatan baris ke-i K
j
= jumlah nilai pengamatan kolom ke-j
Universitas Sumatera Utara
P
k
= jumlah nilai pengamatan perlakuan ke-k
2.2.2. Model Linier Rancangan Bujur Sangkar Latin
Misalkan i,j,k merupakan baris, kolom, dan perlakuan pada suatu petak percobaan. Sehingga ada sebanyak r
3
nilai pengamatan yang memungkinkan, dalam hal ini tiap perlakuan masing-masing diterapkan ke tiap petak percobaan.
�
���
= �
…
+ �
�..
− �
…
+ ��
. � .
− �
…
� + �
.. �
− �
…
+ �
�..
− �
…
��
. � .
− �
…
� +
�
�..
− �
…
�
.. �
− �
…
+ ��
. � .
− �
…
��
.. �
− �
…
+ +
�
�..
− �
…
��
. �.
− �
…
��
.. �
− �
…
2.5 �, �, � = 1,2,3, … , �
Karena pada RBSL tiap perlakuan hanya diterapkan sekali di masing- masing baris dan kolom, sekarang misalkan
�
���
= �
��
+ �
�
2.6 di mana X
ij
merupakan nilai pengamatan di petak percobaan ij, dan τ
k
merupakan pengaruh pemberian perlakuan k terhadap nilai pengamatan. Persamaan 2.6
direduksi menjadi �
���
= �
..
+ �
�.
+ �
..
+ ��
. �
+ �
..
� + �
�.
+ �
..
��
. �
+ �
..
� + �
.
+ �
�
+ �
.
�
���
= �
..
+ �
.
+ �
�.
+ �
..
+ ��
. �
+ �
..
� + �
�
+ �
.
+ ��
��
− �
�.
− �
. �
+ �
..
� 2.7 dapat ditulis menjadi
�
���
= �
…
+ �
�..
− �
…
+ ��
. � .
− �
…
� + �
.. �
− �
…
+ ��
�� .
− �
�..
− �
. � .
+ �
…
� 2.8 atau
�
���
= � + �
�
+ �
�
+ �
�
+ �
���
2.9 dengan
Y
ijk
= hasil pengamatan pada baris ke-i, kolom ke-j, dan perlakuan ke-k µ
= rata-rata umum α
i
= pengaruh utama baris ke-i
Universitas Sumatera Utara
β
j
= pengaruh utama kolom ke-j τ
k
= pengaruh perlakuan ke-k ε
ijk
= pengaruh acak galat pada baris ke-i, kolom ke-j, dan perlakuan ke-k Apabila RBSL menggunakan model tetap, asumsinya:
� �
� �=1
= 0 � �
� � =1
= 0 � �
� �=1
= 0 �
���
~ �0, �
2
Tabel analisis varian pada RBSL adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Analisis Varian pada Rancangan Bujur Sangkar Latin
Sumber Keragaman
Derajat Bebas Jumlah
Kuadrat Kuadrat
Tengah F
hitung
F
tabel
Baris � − 1
1 � � �
� 2
�
− �
2
�
2
��� �� �����
��� ���
�
��� ����� , �� �����
Kolom � − 1
1 � � �
� 2
�
− �
2
�
2
��� �� �����
��� ���
�
��� ����� , �� �����
Perlakuan � − 1
1 � � �
� 2
�
− �
2
�
2
��� �� ���������
��� ���
�
��� ��������� , �� �����
Galat � − 1� − 2 Selisihnya
��� �� �����
Total �
2
− 1 � �
��� 2
���
− �
2
�
2
2.3. Data Hilang