BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA
A. Pengertian Perjanjian Kerjasama
KUH Perdata memberi keleluasaan bagi para pihak yang mengadakan perjanjian untuk membentuk kesepakatan di dalam maupun di luar KUH Perdata
itu sendiri. Peraturan ini berlaku untuk semua pihak yang mengadakan kesepakatan, yang tidak bertentangan dengan undang-undang, norma-norma
kesusilaan yang berlaku. Perjanjian lahir karena adanya kesepakatan, kesamaan kehendak konsensus dari para pihak.
Kerjasama adalah suatu interaksi yang sangat penting bagi manusia karena hakekatnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain sehingga ia
senantiasa membutuhkan orang lain. Kerjasama dapat berlangsung manakala suatu orang atau kelompok yang bersangkutan memiliki kepentingan yang sama
dan memiliki kesadaran untuk bekerjasama guna mencapai kepentingan mereka tersebut.
47
Perjanjian kerjasama berasal dari kata perjanjian dan kerjasama. Perjanjian menurut Van Dunne adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak atau lebih
berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.
47
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2010, hal
729
45
Universitas Sumatera Utara
Kerja sama bisnis adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan bersama. Perjanjian kerjasama dapat
dibedakan menjadi tiga pola yaitu: 1.
Usaha bersama joint venture 2.
Kerjasama operasional joint operational 3.
Operasional sepihak single operational
48
B. Unsur-Unsur dalam Perjanjian
Unsur-unsur yang harus dipenuhi agar perjanjian bisa dinyatakan sah dan mengikat sebagai undang-undang bagi yang membuatnya, haruslah memenuhi
ketentuan-ketentuan yang ada pada Pasal 1320 KUH Perdata. Demikian juga dalam perjanjian kerja, pada prinsipnya unsur-unsur seperti yang ditentukan Pasal
320 KUH Perdata tersebut masih juga menjadi pegangan dan harus diterapkan, agar suatu perjanjian kerja tersebut keberadaannya bisa dianggap sah dan
konsekuensinya dianggap sebagai undang-undang bagi yang membuatnya. Walaupun demikian di dalam pembuatan perjanjian kerja, selain tetap
berpedoman pada ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata, ternyata masih ada unsur- unsur lain yang harus dipenuhi.
Unsur-unsur yang tercantum dalam hukum perjanjian dapat dikategorikan sebagai berikut:
49
48
Johanes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia Modern, Reika Aditama, Bandung, 2003, hal 42
49
Salim H.S, Hukum Kontrak:Teori Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta : Sinar Grafika, Jakarta,2004, hal. 3
Universitas Sumatera Utara
a. Adanya kaidah hukum
Kaidah dalam hukum perjanjian dapat terbagi menjadi dua macam, yakni tertulis dan tidak tertulis. Kaidah hukum perjanjian tertulis adalah kaidah-kaidah
hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan, trakta dan yurisprudensi. Sedangkan kaidah hukum perjanjian tidak tertulis adalah kaidah-
kaidah hukum yang timbul, tumbuh, dan hidup dalam masyarakat, seperti: jual beli lepas, jual beli tahunan, dan lain sebagainya. Konsep-konsep hukum ini
berasal dari hukum adat. b.
Subjek hukum Istilah lain dari subjek hukum adalah rechtperson. Rechtperson diartikan
sebagai pendukung hak dan kewajiban. Subjek hukum dalam perjanjian kerjasama ini adalah badan penyelenggara selaku pemberi kerja yaitu Dinas Pekerjaan
Umum Kota Tebing Tinggi dan pelaksana CV. Raut Agung Group c.
Adanya prestasi Prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi para pihak dalam suatu
kontrak. Pada umumnya suatu prestasi sebagaimana diatur dalam Pasal 1234 KUHPerdata terdiri dari beberapa hal yaitu memberikan sesuatu; berbuat sesuatu;
dan tidak berbuat sesuatu. d.
Kata sepakat Pasal 1320 KUHPerdata ditentukan empat syarat sahnya perjanjian,
dimana salah satunya adalah kata sepakat konsensus. Kesepakatan merupakan unsur mutlak terjadinya perjnjian kerjasama. Kesepakatan dapat terjadi dengan
berbagai cara, namun yang paling penting adalah adanya penawaran dan
Universitas Sumatera Utara
penerimaan atas penawaran tersebut.
50
Sehingga dapat dikatakan bahwa kesepakatan ialah persesuaian pernyataan kehendak antara para pihak.
e. Akibat hukum
Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban. Pasal 1338 ayat 1
KUHPerdata menegaskan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
C. Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama