C. Asas-Asas Perjanjian
Menciptakan keseimbangan dan memelihara hak-hak yang dimiliki oleh para pihak sebelum perjanjian yang dibuat menjadi perikatan yang mengikat bagi
para pihak, oleh KUHPerdata diberikan berbagai asas umum, yang merupakan pedoman atau patokan, serta menjadi batas atau rambu dalam mengatur dan
membentuk perjanjian yang akan dibuat hingga pada akhirnya menjadi perikatan yang berlaku bagi para pihak, yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dan
pemenuhannya. Menurut Peter Mahmud Marzuki, aturan-aturan hukum yang menguasai
kontrak sebenarnya merupakan penjelmaan dari dasar-dasar filosofis yang terdapat pada asas-asas hukum secara umum. Asas-asas hukum ini bersifat sangat
umum dan menjadi landasan berfikir yaitu dasar ideologis aturan-aturan hukum. Asas hukum merupakan sumber bagi sistem hukum yang memberi inspirasi
mengenai nilai-nilai etis, moral dan sosial masyarakat. Dengan demikian asas hukum sebagai landasan norma menjadi alat uji bagi norma hukum yang ada,
dalam arti norma hukum tersebut pada akhirnya harus dapat dikembalikan pada asas hukum yang menjiwainya.
34
Di dalam hukum kontrak dikenal banyak asas, diantaranya, sebagai berikut:
35
34
Peter Mahmud Marzuki, Hukum KontrakTeknik Penyusunan Kontrak. Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hal 196.
35
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hal. 3
Universitas Sumatera Utara
1. Asas konsensualisme
Asas konsensualisme sering diartikan bahwa dibutuhkan kesepakatan untuk lahirnya kesepakatan. Pengertian ini tidak tepat karena maksud asas
konsensualisme ini adalah bahwa lahirnya kontrak ialah pada saat terjadinya kesepakatan. Dengan demikian, apabila tercapai kesepakatan antara para pihak,
lahirlah kontrak, walaupun kontrak itu belum dilaksanakan pada saat itu. Hal ini berarti bahwa dengan tercapainya kesepakatan oleh para pihak melahirkan hak
dan kewajiban bagi mereka atau biasa juga disebut bahwa kontrak tersebut sudah bersifat obligatoir, yakni melahirkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi
kontrak tersebut. Asas konsensualisme ini tidak berlaku bagi semua jenis kontrak karena asas ini hanya berlaku terhadap kontrak konsensual sedangkan terhadap
kontrak formal dan kontrak riel tidak berlaku.
36
Asas konsensualisme ini tidak berlaku bagi semua jenis kontrak karena asas ini hanya berlaku terhadap kontrak konsensual sedangkan terhadap kontrak
formal dan kontrak riel tidak berlaku. 2.
Asas Kebebasan Berkontrak Kebebasan berkontrak merupakan salah satu asas yang sangat penting di
dalam hukum perjanjian. Kebebasan ini adalah perwujudan dari kehendak yang bebas pancaran hak asasi manusia. Kebebasan berkontrak ini oleh sebagian
sarjana hukum biasanya didasarkan pada Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
36
Ibid
Universitas Sumatera Utara
mereka yang membuatnya. Demikian pula ada yang mendasarkan pada Pasal 1320 KUH Perdata yang menerangkan tentang syarat sahnya perjanjian.
37
Menurut Pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat-syarat sahnya suatu perjanjian, yaitu dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri;
b. Kecakapan untuk membuat perikatan;
c. Suatu hal tertentu;
d. Suatu sebab yang halal.
1.ad. kesepakatan mereka yang mengikatkan diri artinya suatu perasaan rela atau iklas di atara pihak-pihak yang mengikatkan diri untuk memenuhi suatu perbuatan
yang mereka perjanjikan.Numun kesepakatan diyatakan tidak sah jika Kontrak didasarkan atas penipuan, kesalahan, paksaan dan menyalagunakan keadaan.
2.ad. kecakapan untuk membuat Perikatan yaitu, berakti Pihak-pihak yang membuat kontrak haruslah orang-orang yang cakap hukum atau sudah dewasa.
Orang dikatakan dewasa terdapat dalam Pasal 330 KUH Perdata, orang dewasa adalah orang yang sudah berumur dua puluh satu tahun atau sudah pernah kawin
dan bukan dalam berada pengampuan meskipun umurnya sudah mencapai dua puluh satu tahun.
3.ad. Suatu hal tertentu yaitu, bahwa para pihak-pihak yang mengikatkan dirinya melakukan suatu perjajian haruslah objek yang diperjanjikan jelas atau setidak-
tidaknya dapat ditentukan, tidak boleh mengabang ataupun samar-samar.
37
Ibid
Universitas Sumatera Utara
4.ad. Suatu sebab yang di bolehkan atau halal, berakti bahwa kesepakatan yang tertuang di dalam perjanjian tidak boleh bertentangan dengan perundang-
undangan, menganggu ketertiban umum dan kesusilaan. Ketentuan syarat kesatu dan kedua di atas merupakan syarat sabjek, yang
apabilah syarat kesatu dan kedua tidak terpenuhi atau salah satu syarat satu dan dua tidak di penuhi makan Perjanjian tersebut dapat dibatalkan. Artinya bahwa
dengan tidak dipenuhinya syarat satu dan dua tidak terpenuhi atau salah satu Syarat, bukan berakti perjanjian tersebut batal demi hukum selama kedua yang
melakukan perjajian tersebut tidak ada yang keberatan, namun perjajian tersebut dapat di batalkan secara sepihak apabila salah satu pihak tidak setuju maka
perjajian tersebut dapat dibatalkan. Ketentuan Syarat tiga dan empat merupakan syarat objek, yang apabila syarat tiga dan empat tidak terpenuhi atau sala satu
syarat tidah terpenuhi maka perjanjian tersebut batal demi hukum atau dianggap perjanjian tersebut tidak pernah ada.
Kebebasan berkontrak memberikan jaminan kebebasan kepada seseorang untuk secara bebas dalam beberapa hal yang berkaitan dengan perjanjian,
diantaranya:
38
a. bebas menentukan apakah ia akan melakukan perjanjian atau tidak;
b. bebas menentukan dengan siapa ia akan melakukan perjanjian;
c. bebas menentukan isi atau klausula perjanjian;
d. bebas menentukan bentuk perjanjian;
38
Ibid
Universitas Sumatera Utara
e. kebebasan-kebebasan lainnya yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan Asas kebebasan berkontrak merupakan suatu dasar yang menjamin kebebasan
orang dalam melakukan kontrak. Hal ini tidak terlepas juga dari sifat Buku III KUH Perdata yang hanya merupakan hukum yang mengatur sehingga para
pihak dapat menyimpanginya mengesampingkannya, kecuali terhadap pasal- pasal tertentu yang sifatnya memaksa.
3. Asas Pacta Sunt Servanda Asas Mengikatnya Suatu Perjanjian.
Asas ini melandasi pernyataan bahwa suatu perjanjian akan mengakibatkan suatu kewajiban hukum dan karena itu para pihak terikat untuk
melaksanakan kesepakatan kontraktual. Suatu kesepakatan harus dipenuhi dianggap sudah terberi dan tidak dipertanyakan kembali. Keterikatan suatu
perjanjian terkandung di dalam janji yang dilakukan oleh para pihak sendiri.
39
Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata. Asas pacta sunt servanda atau disebut asas kepastian hukum. Asas
ini berhubungan dengan akibat perjanjian. Mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi kontrak yang dibuat para pihak.
Gunawan Widjaja memberikan pendapatnya berkaitan dengan pelaksanaan dari asas pacta sunt servada yang diuraikan sebagai berikut: Pemaksaan
berlakunya dan pelaksanaan dari perjanjian berkaitan dengan asas ini hanya dapat dilakukan oleh salah satu atau lebih pihak dalam perjanjian terhadap pihak pihak
lainnya dalam perjanjian, artinya setiap pihak, sebagai kreditor yang tidak
39
Herlien Budiono, Op.Cit, hal.30-31
Universitas Sumatera Utara
memperoleh pelaksanaan kewajiban oleh debitur, dapat atau berhak memaksakan pelaksanaannya dengan meminta bantuan pada pejabat negara yang berwenang
yang akan memutuskan dan menentukan sampai seberapa jauh suatu prestasi yang telah gagal, tidak sepenuhnya atau tidak sama sekali dilaksanakan atau
dilaksanakan tidak sesuai dengan yang diperjanjikan masih dapat dilaksanakan, semuanya dengan jaminan harta kekayaan debitor sebagaimana diatur dalam Pasal
1131 KUHPerdata.
40
4. Asas Persamaan Hak
Asas ini terdapat dalam Pasal 1341 KUH Perdata. Dalam asas ini, para pihak diletakkan pada posisi yang sama. Dalam perjanjian sudah selayaknya tidak
ada pihak yang bersifat dominan dan tidak ada pihak yang tertekan sehingga tidak terpaksa untuk menyetujui syarat yang diajukan karena tidak ada pilihan lain.
Mereka melakukannya walaupun secara formal hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai paksaan. Dalam perjanjian, para pihak harus menghormati pihak lainnya.
Jika prinsip sama-sama menang win win solution tidak dapat diwujudkan secara murni, namun harus diupayakan agar mendekati perimbangan di mana segala
sesuatu yang merupakan hak para pihak tidaklah dikesampingkan begitu saja. 5.
Asas Keseimbangan Asas keseimbangan adalah asas yang menghendaki kedua belah pihak
memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Kreditur mempunyai kekuatan untuk menuntut prestasi dan jika diperlukan dapat menuntut pelunasan prestasi melalui
kekayaan debitur, namun debitur memikul pula kewajiban untuk melaksanakan
40
Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Memahami Prinsip Keterbukaan Aanvullend Recht dalam Hukum Perdata, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal.281-282.
Universitas Sumatera Utara
perjanjian itu dengan iktikad baik.Asas keseimbangan dilandaskan pada ideologi yang melatarbelakangi tertib hukum Indonesia. Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 adalah sumber tata nilai dan mencerminkan cara pandang masyarakat Indonesia. Pemerintah Indonesia adalah wakil dan cerminan masyarakat dan juga
menjaga arah perkembangan tertib hukum sehingga tolak ukur tata nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tetatp terjaga sebagai ideal yang setiap kali
hendak diejawantahkan.
41
Asas keseimbangan dalam kontrak dengan berbagai aspeknya telah begitu banyak dikaji dan diulas oleh para ahli, sehingga muncul berbagai pengertian
terkait dengan asas keseimbangan ini. Pengertian “keseimbangan-seimbang” atau “ evenwitch-evenwichtig” Belanda atau “equality-equal-equilibrium” Inggris
bermakna leksikal “sama, sebanding” menunjuk pada suatu keadaan, posisi, derajat, berat, dan lain-lain.
42
D. Akibat Hukum dari Perjanjian Kerjasama