Respon siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap film Laskar Pelangi

(1)

LASKAR PELANGI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Anggi Ria Puspitasari NIM : 107051001478

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H. / 2011 M.


(2)

LASKAR PELANGI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

Oleh:

Anggi Ria Puspitasari NIM : 107051001478

Di Bawah Bimbingan

Ir. Noor Bekti Negoro, SE, MSi

NIP: 19650301 199903 1 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M


(3)

(4)

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memeperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 September 2011


(5)

Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap Film Laskar Pelangi.

Penelitian ini berjudul Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa terhadap Film Laskar Pelangi yang merupakan media komunikasi massa. Film yang diangkat dari kisah nyata seorang putra asli dari pulau Bangka Belitung yang banyak menginspirasi jutaan orang yang menonton. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti “ Bagaimana Respons Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung Terhadap Film Laskar Pelangi”.

Komunikator dalam penelitian ini adalah film Laskar Pelangi sebagai media penyiaran, dan yang menjadi komunikan adalah siswa SMP Negeri 3 Kelapa yang sudah menonton film tersebut. Suatu kegiatan komuniksi itu memberikan efek berupa respons dari proses komunikasi terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : Bagaimana Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung Terhadap unsur-unsur film Laskar Pelangi ? Bagaimana respons kognitif, afektif dan konatif Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap pesan dalam film Laskar Pelangi? Dan apakah ada perbedaan respon antara siswa laki-laki dan siswa perempuan ?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Stimulus-Respon atau juga disebut teori S-O-R (Stimulus Organism Respon) ini berasal dari psikologi, yang muncul antara tahun 1930 dan 1940. Menjadi teori komunikasi karena objek material psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang meliputi komponen-komponen sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, karena metode ini mengungkapkan data dari situasi yang sedang berlangsung. Metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu, penelitian yang berupaya menghimpun, mengolah, menganalisa dan menafsirkan data secara kuantitatif.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa siswa memberikan respon positif baik terhadap unsur-unsur film dan pesan dalam film Laskar Pelangi. Serta berdasarkan hasil uji chi-square maka Ho diterima, yang menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara jenis kelamin responden dengan respon siswa SMP Negeri 3 Kelapa terhadap unsur-unsur film Laskar Pelangi dan pesan dalam film Laskar Pelangi.


(6)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang Maha pengasih dan Maha pemurah atas segala karunia-Nya yang begitu besar kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Respons siswa SMPN 03 Kelapa Bangka Belitung p Terhadp Film Laskar Pelangi”. Sholawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW, serta seluruh keluarga dan para sahabat.

Terselesaikannya tugas ini tentunya tak lepas dari dukungan yang diberikan kepada penulis, baik moril maupun materil. Dan dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tersayang, Ayahanda Zuniar dan Ibunda Sholeha yang selalu membuat penulis bangga menjadi anak kalian, terimakasih atas kasih sayang yang tak terhingga yang selalu tercurah untuk penulis, yang tak lelah-lelahnya untuk mendengarkan keluh kesah penulis, serta dukungan baik moril ataupun materil. Kalian adalah anugrah terindah yang penulis miliki.

2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA, selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi, Drs. Study Rizal LK, MA, selaku pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.


(7)

dan menyarankan sehingga dapat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. Jumroni, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

(KPI), dan Dra. Hj. Umi Musyarofah, MA., Sekretaris Jurusan KPI.

5. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih atas ilmu dan penegtahuannya yang telah diberkan kepada penulis selama menunutu ilmu di bangku kuliah, semoga ilmu yang diberkannya dapat bermanfaat khususnya bagi penulis.

6. Kakaku tersayang, kakak gita yang endut nan baik hati serta abang Rony makasih udah jadi kakak ipar yang baik hati, adik –adikku Nur Fatimah, Haidir Ali, M. Iqbal dan M. Akbar Rizky serta ponakanku azilla makasih banyak kelucuan kalian selalu bisa menghibur, penulis selalu bahagia memiliki kalian.

7. Terima kasih untuk kakekku “Tahiman” dan omku “cu Mar” yang telah banyak berjasa membantu penulis selama menuntut ilmu.

8. Terimakasih banyak untuk bapak Tarmadi. S.Pd selaku Kepala Sekolah beserta para guru SMP Negeri 3 kelapa yang telah mengizinkan penulis mengadakan penelitian serta menjamu penulis dengan baik.

9. Tidak lupa special thanks penulis ucapkan untuk sahabat-sahabatku tersayang ayy Lena ulfiana, Nadya Nurfitria, Didih Sairoh beserta suami tercinta kang Ujang Saepul, Fahrunnisa, Rachmi Ardhila, Nia Kurniati, Uswatun Hasanah, Abi Sakti, Tamami, Tiara Ayu, sohibul


(8)

lalui bersama kalian.

10.Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada sahabat Iin Apriyanti yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

11.Tidak lupa juaga penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya untuk teman-teman KKN 2010 CIBEUREUM yang selalu bisa penulis andalkan, dengan segala kebaikan dan semangat yang diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

12.Terima kasih juga untuk teman-teman seperjuangan KPI D 2007. Yang telah melewati banyak waktu bersama, sehingga meninggalkan kesan yang teramat indah untuk penulis.

13.Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih untuk adik-adik dari SMP Negeri 3 Kelapa selaku responden yang telah relameluangkan waktu istirahatnya untuk membantu penulis dengan mengisi angket yang tersedia.

Pada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari segala kekurangan, saran dan kritik yang menbangun selalu penulis harapkan dari anda pembaca yang budiman, sehingga menjadi catatan kebaikan untuk penulis dalam mengembanhkan ilmu.


(9)

dibertikan kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Alhamdulillahirrabbi’aalamin.

Jakarta, 11 July 2011


(10)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Tinjauan Pustaka ... 9

E. Teknik Penulisan ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN TEORITIS A. RESPON... 13

1. Pengertian respon ... 13

2. Proses Terjadinya Stimulus-Respon ... 15

3. Faktor Terbentuknya Respon ... 17

B. SISWA ... 19

1. Pengertian Siswa atau Anak Didik ... 19

2. Karakteristik atau Sifat Khas Peserta Didik ... 20

3. Ciri Khas Anak Didik ... 20

C. Film ... 23


(11)

4. Ciri-ciri Film yang Baik ... 33

5. Pengaruh Film Bagi Khalayak ... 33

D. Film Sebagai Media Komunikasi ... 34

1. Efek Komunikasi Massa ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 37

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 39

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

D. Populasi dan Sampel ... 39

E. Sumber Data ……… ... 40

F. Variable Penelitian ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 41

H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 44

I. Hipotesis Penelitian ... 47

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya Sekolah ... 48

B. Profil Sekolah ... 50

C. Visi dan Misi Sekolah ... 50

D. Daftar Urut Kepangkatan ... 51

E. Jumlah Keseluruhan Siswa ... 52

F. Struktur Organisasi Sekolah SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung ... 53


(12)

H. Ruang Lingkup Film Laskar Pelangi ... 55

1. Sinopsis Film Laskar Pelangi ………… ... 55

2. Crew dan Pemeran (artis) Film Laskar Pelangi... 57

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Karakteristik Responden ... 59

B. Respon Siswa Terhadap Unsur-unsur Film Laskar Pelangi .. 60

1. Respon Siswa Terhadap Judul ... 60

2. Respon Siswa Terhadap Tema ... 61

3. Respon Siswa Terhadap Alur Cerita ... 63

4. Respon Siswa Terhadap Crident Title ... 64

5. Respon Siswa Terhadap Intriks ... 65

6. Respon Siswa Terhadap Klimaks ... 67

7. Respon Siswa Terhadap Suspen ... 68

8. Respon Siswa Terhadap Million Setting ... 69

9. Respon Siswa Terhadap Sinopsis ... 70

10.Espon Siswa Terhadap trailer ... 72

11.Respon Siswa Terhadap Karakter ... 73

C. Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Siswa Terhadap Pesan Dalam Film Laskar Pelangi ... 74

1. Respon Kognitif Siswa ... 74

2. Respon Afektif Siswa ... 76

3. Respon Konatif Siswa ... 78

D. Perbandingan Rata-rata Respon Siswa Terhadap Unsur-unsur Film Laskar Pelangi ... 80


(13)

F. Analisis Chi-Square Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Terhadap Unsur-unsur film Laskar Pelangi ... 82

G. Analisis Chi-Square Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Terhadap Pesan film Laskar Pelangi ... 85 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 86 B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(14)

Halaman

Gambar 1 Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung .... 53 Gambar 2 Struktur Organisasi Intra Sekolah ... 54


(15)

TABEL 1 Daftar Urut Kepangkatan ... 55

TABEL 2 Jumlah Keseluruhan Siswa ... 55

TABEL 3 Jumlah Responden Dari Masing-Masing Kelas ... 59

TABEL 4 Jenis Kelamin Responden ... 59

TABEL 5 Respon Remaja Terhadap Judul ... 60

TABEL 6 Respon Remaja Terhadap Tema ... 62

TABEL 7 Respon Remaja Terhadap Alur Cerita ... 63

TABEL 8 Respon Remaja Terhadap Crident Title ... 64

TABEL 9 Respon Remaja Terhadap Intriks ... 66

TABEL 10 Respon Remaja Terhadap Klimaks ... 67

TABEL 11 Respon Remaja Terhadap Suspen ... 68

TABEL 12 Respon Remaja Terhadap Million Setting ... 69

TABEL 13 Respon Remaja Terhadap Synopsis ... 71

TABEL 14 Respon Remaja Terhadap Trailer ... 72

TABEL 15 Respon Remaja Terhadap Karakter ... 73

TABEL 16 Respon Kognitif Siswa ... 75

TABEL 17 Respon Afektif Siswa ... 77

TABEL 18 Respon Konatif Siswa ... 79

TABEL 19 Perbandingan Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa terhadap Unsur-unsur film Laskar PelangI ... 80

TABEL 20 perbandingan respon skala kognitif, afektif dan konatifsiswa SMP Negeri 3 terhadap pesan dalam film Laskar Pelangi ... 81

TABEL 21 Perbandingan Skala Respon terhadap unsur-unsur film Laskar Pelangi dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83


(16)

TABEL 23 Perbandingan Skala Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Responden terhadap pesan dalam film Laskar Pelangi dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 86 TABEL 24 Analisis Chi-square Terhadap Respon Kognitif, Afektif dan


(17)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Film sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan manusia. Pada zaman modem film tidak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Film dapat mencerminkan pesan dirinya sebagai saluran merupakan pesan-pesan tertentu untuk manusia. Film merupakan perwujudan dari seluruh realitas kehidupan dunia yang begitu luas dalam masyarakat. Oleh karenanya film mampu menumbuhkan imajinasi, ketegangan, ketakutan, benturan emosional khalayak penonton seolah-olah mereka ikut merasakan jadi bagian dalam cerita film tersebut. Selain itu pesan isi film dapat menimbulkan aspek, kritik sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, norma kehidupan, dan hiburan bagi khalayak penonton.

Film merupakan sesuatu yang unik dibandingkan dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap. Penerjemahannya langsung melalui gambar-gambar visual dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan unruk menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya.1

1

Joseph M Boggs, The Art Of Watching Film, (terj) Asrul Sani (Jakarta: Yayasan Citra Pusat Perfilman Haji Ismail, 1989) hal. 5


(18)

Film Laskar Pelangi merupakan adaptasi sinema dari sebuah novel fenomenal Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang mengambil setting di akhir tahun 70-an. Buku yang ditulis tiga tahun lalu itu merupakan ungkapan terimakasih Andrea terhadap guru SD-nya, ibu Muslimah. Film garapan Riri Riza ini, dirilis pada 25 September 2008. Skenarionya ditulis oleh Salman Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-Ayat Cinta yang juga merupakan film fenomenal dengan dibantu oleh RiriRiza dan Mira Lesmana. Menurut Andrea Hirata, dengan diadaptasi menjadi sebuah film, pesan-pesan yang terkandung di bukunya diharapkan dapat lebih menyebar ke khalayak lebih luas.

Film ini menceritakan kisah tentang tantangan hidup kalangan pinggiran yang penuh haru dalam menggapai mimpi, serta indahnya persahabatan dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia. Film Laskar Pelangi mendapat banyak sambutan positif dari masyarakat Indonesia, termasuk dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri lainnya yang menyaksikan secara langsung di Blitzmegaplex Grand Indonesia.2

Film ini mendapat perhatian besar karena sangat inspiratif yang dikemas secara apik dengan kesederhanaan serta keakraban terhadap lingkungan dan juga dengan tema yang membumi dan dekat dengan

2


(19)

kehidupan masyarakat serta diangkatnya Bangka Belitung sebagai lokasi pembuatan film serta anak-anak asli dari Belitung menjadi pemerannya yang mengangkat pentingnya pendidikan dibalut dalam cerita warna-warni persahabatan itu mempunyai keunikan tersendiri. Laskar pelangi telah menjelma menjadi sebuah Fenomena yang luar biasa. Ada empat alasan mengapa Laskar Pelangi disebut sebagai “the phenomenon”3

. Pertama, buku Laskar Pelangi telah menginspirasi jutaan pembaca. Kedua, Laskar Pelangi terjual puluhan ribu eksemplar setip bulannya. Ketiga, Laskar Pelangi adalah buku terlaris dalam sejarah sastra Indonesia. Keempat, Andrea Hirata sang penulis dibayar Rp 50 juta untuk bicara tentang sastra selama 90 menit.

Kekuatan Laskar Pelangi sesungguhnya terletak pada kemampuan sang guru memotivasi murid-muridnya untuk berani bermimpi serta tidak pernah lelah untuk menggapai mimpinya.

Kata kunci yang disampaikan Andrea Hirata dan kembali dikutip oleh buku the Phenomenon, “ keikhlasan seorang guru yang membentuk karakter saya untuk bermimpi, berani berpikir out of the box, berpikir yang orang lain tak memikirkan. Inilah esensi pendidikan; mengangkat harkat dan martabat anak murid dan membuatnya berani bermimpi dan melakukan hal besar.”

Laskar Pelangi menjelma menjadi sebuah fenomena karena berani tampil beda, di tengah maraknya film Indonesia yang bertemakan horror, Laskar Pelangi hadir dengan tema pendidikan yang dapat dinikmati sebagai

3


(20)

hiburan serta dapat dijadikan panutan bagi masyarkat khususnya para remaja dan siswa Sekolah Menengah Pertama yang sedang berada pada masa transisi dari masa anak-anak menjadi remaja yang mencari jati diri.

Seiring dengan kemajuan yang pesat di era globalisasi, Sekolah Menengah Pertama senantiasa menghasilkan perubahan sesuai dengan perubahan zaman. Sekolah Menengah Pertama berusaha untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan, agar para siswa tidak salah dalam menggunakan kecanggihan teknologi.

Sebagai siswa yang baru menginjak usia remaja, para siswa ini selalu tertarik dengan sesuatu hal baru serta sangat mengikuti perkembangan zaman. Para siswa ini mempunyai perhatian lebih terhadap media massa yang dianggap bisa menjadi wadah bagi mereka untuk mendapat pengetahuan baru, khususnya film. Film yang diangkat dari kisah nyata seorang putra asli dari pulau Bangka Belitung yang banyak menginspirasi jutaan orang yang menonton. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti

BAGAIMANA RESPONS SISWA SMP NEGERI 3 KELAPA BANGKA BELITUNG TERHADAP FILM LASKAR PELANGI”.

B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Laskar pelangi telah menjelma menjadi sebuah Fenomena yang luar biasa. Ada empat alasan mengapa Laskar Pelangi disebut sebagai “the


(21)

phenomenon”4

. Pertama, buku Laskar Pelangi telah menginspirasi jutaan pembaca. Kedua, Laskar Pelangi terjual puluhan ribu eksemplar setip bulannya. Ketiga, Laskar Pelangi adalah buku terlaris dalam sejarah sastra Indonesia. Keempat, Andrea Hirata sang penulis dibayar Rp 50 juta untuk bicara tentang sastra selama 90 menit.

Karena alasan di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang unsur-unsur film serta pesan yang disampaikan dalam film Laskar pelangi.

2. Batasan Masalah

Peneliti hanya membatasi pada permasalahan respons atau tanggapan siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap film yang membawa pesan-pesan positif dalam kehidupan serta pendidikan tersebut, apakah film tersebut menarik perhatian, membawa kesan tersendiri dan meningkatkan minat untuk menerapkan nilai-nilai atau pesan-pesan dari film tersebut di benak para siswa.

Film sebagai media menjadi komunikator dalam penelitian ini adalah film Laskar Pelangi sebagai media penyiaran, dan yang menjadi komunikan adalah siswa SMP Negeri 3 Kelapa yang sudah menonton film tersebut. Suatu kegiatan komuniksi itu memberikan efek berupa respons dari proses komunikasi terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

4


(22)

3. Rumusan masalah

Maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung Terhadap unsur-unsur film Laskar Pelangi dan Bagaimana respons kognitif, afektif dan konatif Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap pesan dalam film Laskar Pelangi?

2. Apakah ada perbedaan respon antara siswa laki-laki dan siswa perempuan?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Atas dasar latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini ialah :

1. Untuk mengetahui respon siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap unsure-unsur film Laskar Pelangi.

2. Untuk mengetahui respons kognitif, afektif dan konatif Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap pesan dalam Film Laskar Pelangi.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan respon antara siswa laki-laki an siswa perempuan terhadap film Laskar Pelangi.


(23)

Adapun manfaat penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori :

1. Segi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengembangan pengetahuan yang memadai kepada pembaca, khususnya penulis sebagai dokumentasi ilmiah.

2. Segi Praktis

Untuk mengembangkan wawasan baru dibidang komunikasi dan penyiaran islam. Semoga penelitian ini dapat memberi kontribusi yang besar kepada pihak-pihak yang terkait.

D. Tinjauan Kepustakaan

Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa penulisan skripsi ini bukan merupakan pengulangan dari skripsi sebelumnya dan adanya keabsahan teori yang ada pada skripsi sebelumnya dijadikan rujukan dalam data berikutnya. Sedangkan skripsi ini merupakan pengulangan dari skripsi sebelumnya misalnya : Dwi Lutfiana, S1. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas Dakwah dan Komunikasi, “ Respons Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Terhadap Film Laskar Pelangi” (skripsi : UIN Jakarta 2009) dia berbicara/ atau membahas tentang respons mahasiswa KPI terhadap film Laskar Pelangi yang berwawasan ilmu komunikasi yang pada dasarnya mempunyai perhatian lebih


(24)

terhadap fenomena yang terjadi dalam media massa khususnya film sedangkan skripsi ini membahas tentang unsur-unsur serta pesan dalam film Laskar Pelangi.

Ratih Purwaningsih, S1 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, tahun 2009 meneliti tentang “Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi terhadap film Ketika Cinta Bertasbih” yang membahas tentang alur cerita yang temanya bersifat universal dan humanis, jauh dari masalah-masalah mistik. Film yang menceritakan seseorang yang mau berusaha pasti banyak cara dan jalan menuju kesuksesan.

Bedanya penelitian saya dengan penelitian terdahulu, peneliti terdahulu meneliti respon mahasiswa terhadap film laskar pelangi dengan menyebarkan angket dan serta bentuk sampel yang berbeda. Penelitian kali ini hanya fokus kepada respons siswa SMP Negeri 3 Kelapa terhadap unsur-unsur film pesan-pesan pesan-pesan positif yang dapat memotifasi dan menginsfirasi mereka yang di sajikan dalam film Laskar Pelangi.

E. TeknikPenulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan ini, penulis menggunakan tekhnik penulisan yang didasarkan pada buku pedoman penulisan Skripsi,


(25)

Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dicetak oleh UIN Jakarta Press anggota IKAPI, 2007.5

Dari berbagai data dan informasi yang telah diperoleh, kemudian disajikan dalam bentuk tulisan yang disertai dengan analisis penulis. Dalam hal ini, analisis dilakukan melalui elaborasi data untuk menunjukkan keadaan dan gambaran sebenarnya.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, teknik penulisan, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Kajian teoritis meliputi pengertian respon, macam-macam respon, proses terjadinya stimulus respon, factor terbentuknya respon, pengertian siswa, karakteristik siswa, pengertian film, jenis-jenis film, unsur-unsur film, pengaruh film pada khalayak, ciri-ciri film yang baik, film sebagai media komunikasi massa dan efek komunikasi massa.

5

Hamid Nasuhi dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi), (Jakarta: UIN Jakarta Press, Ceqda, 2007), Cet.Ke-1.


(26)

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan dan disaein penelitian, ruang lingkup penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode penentuan sampel, populasi, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data dan hipotesis penelitian.

BAB IV : GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.

Bab ini memuat gambaran umun tentang film Laskar Pelangi, synopsis film Laskar Pelangi, crew, gambaran umum SMP 3 Kelapa Bangka Belitung yang terdiri dari sejarah berdirinya sekolah, profil sekolah, visi dan misi sekolah, struktur organisasi sekolah, struktur organisasi intra sekolah, daftar urut kepangkatan dan jumlah keseluruhan siswa.

BAB V : TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini memuat pengolahan, hasil dan pembahasan deskripsi data responden penelitian, deskripsi kuisioner penelitian, analisis data penelitian.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini memuat secara singkat mengenai kesimpulan berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.


(27)

KAJIAN TEORITIS A. Respon

1. Pengertian Respon

Respons berasal dari kata response yang berarti jawaban, balasan atau tanggapan (reaction).1Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer disebutkan bahwa respons adalah tanggapan atau reaksi.2 Dalam Kamus Besar Bahasa Insonesia, respons adalah tanggapan, reaksi, jawaban, terhadap suatu gejala, atau peristiwa yang terjadi.3Selanjutnya menurut kamus besar ilmu pengetahuan dijelaskan bahwa respons adalah reaksi psikologi metabolic terhadap tibanya suatu rangsangan.4 Penjelasan mengenai definisi respons menurut dua kamus besar diatas, kurang lebihnya hampir sama, namun sejauh mana respons yang dimaksud kurang begitu mendalam, lalu berbeda pada pembendaharaan kalimat, yang satu memakai gejala atau peristiwa, yang lain mengenakan rangsangan.

Menurut Abu Ahmadi mengenai definisi respons atau tanggapan yaitu “tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa pokok, dapat diartikan sebagai

1

John Echlos & Hasan Shadily.Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia.Jakarta : Gramedia 2003.

2

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3.Jakarta : Balai Pustaka. 2002.

3

Depdikbud.Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka,1996) h. 838. 4

Save D. Dagun. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. (Jakarta : Lembaga Pengkajian & Kebudayaan,1997) h. 964.


(28)

gambaran ingatan dari pengamatan, sudah berhenti, hanya kesannya saja.” 5

Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat, respons adalah suatu kegiatan

(activity) dari organize itu, bukanlah semata-mata suatu gerakan yang poitif, dari setiap jenis kegiatan (activity) yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga diebut respons. Secara umum respons atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat (yang ditinggal) dari pengamatan.Adapun dalam hal ini yang dimaksud dengan tanggapan adalah penngalaman tentang subjek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.6

Istilah respons dalam komunikasi adalah kegiatan komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil atau efek.Suatu kegiatan komunikasi tersebut memberikan efek berupa respons dari komunikasi terhadap pesan yang dilancarkan oleh komunikator. Hal inilah yang nantinya dapat menimbulkan respon yang dibedakan menjadi tiga bagian oleh Steven M. Chaffe, yaitu:

a. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respons

5

Abu Ahmadi. Psikologi Belajar.(Jakarta Rieneka Cipta, 1992) h. 64. 6


(29)

ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau di persepsi olek khalayak.

b. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dn menilai seseorang terhadap sesuatu. Respons ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.

c. Konatif, yaitu respons yang berhubungan dengan prilaku nyata yang meliputi tindakan atau kebiasaan.

Kesimpulannya adalah respon itu terbentuk dari proses rangsangan atau pemberian aksi atau sebab yang berujung pada hasil reaksi dan akibat dari proses rangsangan. Respon akan muncul dari penerimaan pesan setelah terjadinya serangkaian komunikasi. Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah feedback (umpan balik) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komuniksai.7

2. Proses Terjadinya Stimulus-Respon

Teori stimulus respons beranggapan bahwa media massa memiliki efek langsung yang dapat mempengaruhi individu sebagai audience (penonton/pendengar).

7


(30)

Teori stimulus-respon atau juga disebut teori S-R (stimulus respon) ini berasal dari pikologi, yang muncul antara tahun 1930 dan 1940. Menjadi teori komunikasi karena objek aterial psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang meliputi komponen-komponen sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.

Menurut stimulus respon efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur-unsur dalam teori ini adalah:

a. Pesan (stimulus, S)

b. Komunikan (organism, O)

c. Efek (respon, R)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”.Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude.Bagaimana mengubah sikap komunikan.

Prof Dr. Mar’at dalam bukunya “sikap Manusia, perubahan serta pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :


(31)

a. Perhatian

b. Pengertian

c. Penerimaan

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikan akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang malanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk merubah sikap.

Respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Komunikasi menampakan jalinan sistem yang utuh dan signinifikan, sehingga proses komuniksi hanya akan berjalan denan efektif dan efisien apabila unsur-unsur didalamnya terdapat keteraturan.

3. Faktor Terbentuknya Respon

Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi faktor penyebabnya. Pada proses awal individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respon individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang sesuai dan menarik dirinya.Dengan demikian


(32)

maka individu selain tergantung pada stimulus juga tergantung pada keadaan individu itu sendiri.

Faktor stimulus yang akan mendapatkan individu ada 2 faktor yaitu :

a) Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu manusia itu terdiri dari dua unsur yakni rohani dan jasmani. Maka seseorang yang mengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu unsur saja, maka akan melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya tersebut antara 1 orang dengan orang lain. Unsur jasmani atau fisiologis meliputi keberadaan, keutuhan dan cara kerja alat indera, urat syaraf dan bagian-bagian tertentu pada otak. Unsur-unsur rohani dan fisiologis yang meliputi keberadaan, perasaan(feeling), akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran, motivasi.

b) Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan factor stimulus. Menurut Bimo Walgito dalam bukunya, menyatakan bahwa factor pisis berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus, dan stimulus akan mengenai alat indera. 8

8


(33)

Seseorang yang melakukan tanggapan satu waktu menerima bersama-sama stimulus. Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuat, apabila stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari oleh individu yang bersangkutan, dengan demikian ada batas kekuatan yang minimal dari stimulus. Batas kekuatan minimal stimulus yang menimbulkan kesadaran pada individu disebut ambang absolut, sebelah bawah atau juga disebut ambang stimulus. Kurang dari kekuatan tersebut individu tidak akan menyadarinya.

B. Siswa

1. Pengertian Siswa atau Anak Didik

Seorang anak disebuat anak didik apabila ia menjadi penanggung jawab pendidik tertentu.9

Menurut Langeveld dalam buku Ilmu Pendidikan, anak didik adalah anak atau orang yang belum memeperoleh kedewasaan atau seseoran yang asih menjadi tanggung jawab pendidik tertent; anak didik tersebut adalah anak yang memiliki sifat ketergantungan kepada pendidiknya itu, karena ia secara alami tidak berdaya, ia sangat memerlukan bantuan pendidiknya untuk dapat menyelenggarakan dan melanjutkan hidupnya baik secara jasmaniah maupun rohaniah.

9


(34)

Berdasarkan UUSPN Nomor 2 tahun 1989, Pasal 1 Ayat 6 dan Pasal 23 Ayat 1 dan penjelasannya, pengertian “peserta didik” yaitu anggita masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 10

Anak didik adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai mahluk tuhan, sebagai umat manusia, sebagai Warga Negara, sebagai anggota masyarakt dan sebagai pribdi atau individu. 11

2. Karakteristik atau Sifat Khas Peserta Didik antara lain :

a. Anak didik adalah seorang yang belum dewasa atau belum memperoleh kedewasaan; ia masih menjadi tanggung jawab seorang pendidik tertentu.

b. Anak didik adalah anak yang sedang berkembang; sejak lahir sampai meninggal anak mengalami perkembangan. Karena itu pendidik harus membantu membimbing perkembangan anak baik perkembangan jiwa, pengetahuan, dan penguasaan diri terhadap lingkungan sosialnya.

10

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan. hal. 12 11


(35)

c. Dasar hakiki anak adalah dapat dididik dan harus dididik, karena anak mempunyai bakat dan disposisi-disposisi yang memungkinkan pendidikan.

3. Ciri Khas Anak Didik

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.

b. Individual yang sedang berkembang yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan yang manusiawi.

c. Individual yang memiliki kemampuan mandiri, oleh karena itu pendidik harus member kesempatan dan menorong peserta didik agar setapak demi setapak dapat berdiri sendiri dalam segala hal.

Langeveld berpendapat bahwa sepanjang hidup manusia sejak lahir sampai mati dapat mengalami tiga proses, yaitu :

1) Tahap dressurel atau tahappembiasaan, yaitu dari lahir sampai anak mengenal kewibawaan (0 sampai 4 tahun). Tahap ini juga disebut tahap “pra pendidikan”.

2) Tahap pendidikan yang sesungguhnya, yaitu setelah anak mengenal kewibawaan sampai anak mencari kedewasaan .

3) Tahap building atau tahap pembentukan diri sendiri (disebut paska pendidikn).


(36)

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam masalah anak didik adalah :

1) Anak didik bukan miniature orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri, sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan dengan orang dewasa.

2) Anak didik , anak mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya.

Dalam psikologi perkembangan disebut bahwa periodesasi manusia pada dasarnya dapat dibagi menjadi lima tahapan yaitu :

a. Tahap asuhan (usia 0,0-2,0 tahun), pada tahap ini anak belum memiliki kesadaran dan daya intelektual, ia hanya mampu menerima rangsangan yang bersifat biologis dan psikologis melalui air susu ibunya. Pada fase ini belum dapat diberikan edukatif secara langsung.

b. Tahap pendidikan jasmani dan peltihan panca indera (usia 2,0-12,0 tahun) pada tahap ini anak mulai memiliki potensi-potensi biologis, pedagogis dan psiklogis. Oleh karena itu, pada tahap ini mulai diperlakukan adanya pembinaan, pelatihan, bimbingan pengajaran, dan pendidikan yang disesuaikan bakat, minat dan kemampuan.

c. Tahap pembentukan watak dan pendidikan agama (usia 12,0-20,0 tahun), pada tahap ini, anak mengalami perubahan biologis yang


(37)

drastic, postur tubuh hampir menyamai orang dewasa walaupun tarif kematangan jiwanya belum mengimbanginya.

d. Tahap kematangan (usia 20,0-30,0 tahun), pada tahap ini, anak telah beranjak menai dewasa dalam arti sebenarnya, mencakup kedewasaan biologis, sosial psikologis dan kedewasaan reigius. Pada fase ini,mereka sudah mempunyai kematangan dalam bertindak, bersikap dan mengambil keputusan untuk menentukan masa depannya sendiri.

e. Tahap kebijaksanaan (usia 30,0-meninggal),pada tahap ini manusia sudah menemukan jati dirinya yang hakiki, sehingga tindakannya penuh dengan kebijaksanaan yang mampu memberi naungan dan perlindungan bagi orang lain.

3) Anak didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan itu semaksimal mungkin.

4) Anak didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain, baik perbedaan yang disebabkan dari factor endogen (fitrah) maupu eksogen (lingkungan) yang meliputi segi jasmani, inteligensi, sosial, bakat, minat dan lingkungan yang mempengaruhinya.

5) Anak didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia. Maka pribadi anak didik walaupun terdiri dari banyak segi, merupakan satu kesatuan jiwa raga (cipta, rasa dan karsa).


(38)

6) Anak didik merupakan objek pendidikan yang aktif dan kreatif serta produktif. 12

C. Film

1. Pengertian Film

Film merupakan cabang seni yang paling muda jika dibandingkan dengan seni rupa dan sastra yang sudah berusia ribuan tahun.Film baru lahir pada akhira abad 19, namun dalam waktu yang relatif singkat film sudah mendapat tempat begitu penting di segaa lapisan masyarakat modern.13

Film adalah gambar hidup juga sering disebut movie (semula plesetan untuk berpindah gambar).Film secara kolektif, sering disebut sinema.Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan dan juga bisnis.Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera atau animasi.14

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI : 2003), film diartikan sebagai : (1) selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat

12

Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofi dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya (Bandung : Penerbit Trigenda Karya, 1993), h. 177-181.12

13

Gayus Siagian. Menilai Film. (Jakarta : Dewan Kesenian Jakarta,2006) h. 141. 14


(39)

gambar negatif (yang akan dipotret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop), (2) lakon (cerita) gambar hidup.15

Film adalah fenomena sosial, psikologis dan estetika yang kompleks.Film merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar yang diiringi kata-kata dan musik. Kata film digunakan untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan media massa film, dari produksi, hasilnya dan tempat pertunjukannya sampai pada kegiatan sosial cultural, artistik dan industri yang berhubungan dengan film.

Selain sebagai kesenian, film juga merupakan salah satu media komunikasi massa, di samping surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Sebagai komunikasi massa, film dibuat dengan tujuan tertentu kemudian hasilnya tersebut ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat dengan peralatan teknis.16

Berdasarkan Undang-undang No.8 tahun 1992 tentang perilman, film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandand-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid,pita video, piringan video, dan bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, ukursn melalui proses kimiawi, elektronik, atau lainnya, dengan atau tana suara, yang dapat dipertunjukan dan ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik,

15

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3. Jakarta: Balai Pustaka.2002

1616


(40)

elektronik, dan lainnya. Sedangkan perfilman itu sendiri adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan, jasa, teknik, pengeksporan, pengimporan, pengedaran, pertunjukan, dan penayangan film.17

Visi pemerintah yang diikuti oleh badan sensor film juga mengartikan kata film sebagai movie atau sinema sebagai prkembangan dari istilah bioskop.Itilah ini berasal dari bahasa yunani yang artinya melihat sesuatu yang hidup atau seolah-olah hidup.18 Lebih lanjut, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), sinema bisa juga disebut sebagai (1) gedung tempat pertunjukan film; bioskop, (2) film : Gambar hidup. 19

Film dikenal pula dengan istilah sinema, bila dilihat dari sudut pandang penonton, istilah sinema ini mempunyai dua makna, pertama

istilah yang menggambarkan sesuatu yang seolah-olah hidup dan sifatnya membawa penonton pada kenyataan yang bisa ada ataupun tidak dalam kehidupan sehari-hari. Makna kedua, pada perkembangannya kemudian dengan adanya kebijakan pemerintah mengenai perfilman dan inisiatif dari pembuat film itu sendiri, muncul suatu usaha baru yang membawa penonton untuk menikmati isi dari film tersebut sebagai bentuk tayangan yang dapat mengingat kembali diri dan lingkungannya. Pada makna kedua inilah penonton diajak untuk berpikir serta mau tak mau mampu untuk

17

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 32.

18

Gatot Prakoso. Film dan Kekuasaan (Jakarta : Yayasan Seni Visual Indonesia, 2004) h. 137.

19


(41)

menanggapi atas hal-hal yang ditontonnya dari film itu. Tanggapan itu bisa dalam bentuk persetujuan ataupun kritik, atau komentar.20

Film juga sebuah media yang tidak pernah bebas dari nilai, baik untuk industry, mainstream politik ataupun sebagai media alternative yang menceritakan keberpihakan terhadap nilai-nilainya.

2. Jenis-jenis Film

Dalam perkembangannya ada begitu banyak jenis film.Masing-masing jenis dibuat dengan maksud-maksud tertentu dan untuk melayani keperluan publik terbatas maupun public yang lebih luas.Namun pada dasrnya film dapat dikelompokkan ke dalam dua pembagian besar yaitu film teatrikal dan non teatrikal. Pendapat lain menggolongkannya menjadi fiksi dan non fiksi.

Film teatrikal adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang dan dimainkan oleh aktor/aktris.Film teatrikal umumnya bersifat komersial, yaitu dipertunjukan di bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar dengan dukungan sponsor iklan tertentu.

Film teatrikal mempunyai sejumlah katagori (genre) film teatrikal yaitu: film drama, film horror, film komedi, film action, film musical, dan sebagainya.21

20

Gatot Prakosa. Film dan Kekuasaan. H. 137-138. 21


(42)

Sedangkan film non teatrikal adalah film yang mengambil kenyataan sebagai objek. Film teatrikal juga mempunyai sejumlah kategori, meski kebanyakan bukan tujuan komersial.22Dalam pembuatan film -film cerita ini membutuhkan pemikiran dan teknis. Proses pemikiran merupakan pencarian ide, gagasan atau cerita yng akan digarap. Sedangkan proses teknis berupa keterampilan artistic untuk mewujudkan ide, gagasan atau cerita menjadi film yang siap ditonton oleh karena itu cerita bisa dipandang sebagai penyebaran nilai-nilai.23

Film teatrikal dengan non-teatrikal memiliki banyak perbedaan termasuk di dalamnya ragam dari masing-masing fil yang bisa dijabarkan sebagai berikut :

a. Film Cerita, yang menganandung cerita yang lazim dipertunjukan digedung-gedung bioskop dengan layar lebar. Film cerita ini disebut juga dengan istilah “ story film”. Cerita disini dapat berupa cerita drama, misteri, komedi. Romantic.

b. Film Berita (newsreel), fil mengenai fakta dan peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi, disajikan kepada masyarakat melalui media televise. Dengan dipandu gambar film dan berita, maka pesan/penerangan akan lebih merasuk di hati ara pemirsa.

22

Marselli Soearnoe. Apresiasi Film. H.4-5 23


(43)

c. Film Dokumenter, film fakta terhadap suatu peristiwa yang pernah terjadi yang disimpan untuk keperluan kenang-kenangan atau keperluan sejarah. Film documenter dapat mengungkap peristiwa lama dan bermanfaat bagi generasi mendatang untuk melihat segala sesuatu yang diperbuat generasi sebelumny. Fiml documenter sebagai dokumentasi yang bernilai sejarah yang sangat berharga.

d. Film Kartun (cartoon), film yang dibuat dari lukisan/gambar yang dirangkai menjadi bentuk cerita yan dapat bergerak seperti yang dikehendaki oleh pembuatnya.

e. Film Laga, film yang berisi tentang aksi, perkelahian, atau keributan. Adakalanya silat masuk dalam kategori ini, lebhih spesifik lagi film silat mengisahkan tantang cerita mandarin dengan banyak menampilkan adegan perkelahian dengan adu ketangkasan bermain silat.24

f. Film Iklan, yang berisi kegiatan menyampaikan berita, di mana berita itu disampaikan atas pesanan pihak yang ingin agar produk atau jasa yang dimaksud disukai, dipilih, dan dibeli oleh khalayak.

24


(44)

g. Film Sejarah, melukiskan kehidupn di masa lalu. Sebagian mengartikan film kehidupan seorang tokoh tersohor dan peristiwanya; biasa disebut film biografi.

h. Film Perang, menggambarkan peperangan atau situasi di dalammya atau setelahnya.

i. Film Futuristik, menggambarkan masa depan secara khayali.

j. Film Anak, mengupas kehidupan anak-anak.

k. Film Adventure, ilm petualangan. Sebagian mengartikan film pertarungan tergolong dalam film klasik.

l. Film Crime Story, film yang umumnya mengandung sifat-sifat heroic.

m. Film Seks, menampilkan erotisme.25

n. Film Misteri/horror, mengisahkan cerita menyeramkan.

o. Film Profil Perusahaan, film diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakuka. Film ini berfungsi sebagai alat pembantu presentasi. 26

p. Program Televisi, program ini diproduksi untuk dikonsumsi secara umum, pogram televise dibagi menjadi dua jenis yaitu cerita dan

25

Kusnawan ,dkk, Komunikasi Penyiaran Islam, h. 100-101. 26


(45)

noncerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan nonfiksi. Kelompok fiksi memproduksi serial

(TV series) film televisi/FTV. Kelompok nonfiksi menggarap program pendidikan, film documenter atau profil tokoh. Sedangkan program noncerita menggarap variety show, TV quiz, talkshow, dan liputan/berita.27

3. Unsur-Unsur film

Terdapat beberapa hal yang menjadi unsur-unsur dalm film yaitu:

a. Title (judul)

b. Crident tiltemeliputi : Produser. Crew, artis dn lain-lain

c. Tema film, inti cerita dalam film

d. Intriks, usaha pemeranan film untuk mencapai tujuan

e. Klimaks, benturn antar kepentingan

f. Plot (alur cerita)

g. Suspen atau keterangan, masalah yang masih terkatung-katung.

h. Million setting, latar belakang terjadinya peristiwa, waktu, bagian kota, perlengkapan aksesoris dan fesyen yang disesuaikan.

27


(46)

i. Synopsis, untuk member ringkasan atau gambaran dengan cepat kepada orang yang berkepentingan

j. Trailer, bagian film yang menarik

k. Character, karakteristik pelaku dalam film.

Dalam perkembangannya, film telah mengukuhkan diri sebagai anak kandung teknologi modern. Diawali ketika film diartikan sebagai medium komunikasi massa, yakni alat penyampai berbagai jenis pesan dalam peradaban modern ini. Kemudian berlanjut dimana film dimanfaatkan sebagai ekspresi astiktik, yaitu alat bagi seniman-seniman film untuk mengarakan gagasan, ide, leat suatu wawasan keindahan.28

Menurut Onong Uchjana Effendi (2000), “film merupakan medium komuniksi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan tetapi juga penerangan dan pendidikan. Jakop Soemarjo (2003) lebih jauh mengungkapkan, bahwa film sebagai sebuah nilai ebenarnya dapat memenuhi kebutuhan yang bersifat spiritual, yaitu keindahan dan transendental.Nilai yang dimaksud dimulai ketika seorang sineas menyaksikan adanya ketidaksesuaian antara nilai-nilai ideal dengan kenyataan hidup yang dilihatnya.Atau ketika seorang sineas melihat tidak sesuainya nilai-nilai komunal dengan nilai-nilai ideal temuannya sendiri atau kolektif. Maka

28

Marselli Soemarno. Apreasi Film : Suatu Pengantar (Jakarta : Pustaka Yayasan Citra tanpa tahun terbit). H. 8.


(47)

sang sineas tersebut mulai bekerja mengajukan tata nilai ideal dalam konfrontasi dengan nilai ideal masyarakat. “29

Efek dari film adalah peniruan yang diakibatkan oleh anggapan bahwa apa yang tergantung pada keselarasan antara film dengan objek (komunikan/penonton). Apakah stimulis (film) dapat diterima oleh komunikan atau sebaliknya. Jika stimulus (film) dapat diterima berarti komunikasi yang disampaikan melalui film tersebut efektif dan lancar. Maka respon terhadap film pun beragam seperti :

a. Merespon secara positif yakni film dapat diterima dan mambawa perubahan sikapterhadap komunikan sesuai isi film

b. Merespon secara negatif yakni tidak dapat menerima isi film

c. Acuh, film tidak berpengaruh apa-apa terhadap perubahan sikap.

4. Ciri-ciri Film yang Baik, antara lain :

a. Dapat menarik minat anak;

b. Benar dan autentik;

c. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungannya;

d. Sesuai dengan tingkatan dan kematangan audien;

e. Perbendaharaan bahasa yang digunakan secara benar;

29


(48)

f. Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.

5. Pengaruh Film terhadap Khalayak

Pengaruh film terhadap khalayak cukup besar pada pola pikir dan sikap manusia, hal itu disebabkan, yang pertama oleh suasana di dalam gedung bioskop, dan yang kedua karena sifat dari film itu sendiri.30

Ketika film dimulai,ruangan ioskop dalam keadaan gelap. Seluruh mata penonton tertuju pada sebuah layar besar.Perhatian dan perasaan penonton tercurah pada film itu.Tak ada pengaruh-pengaruh lain lain yang mengganggu perhatiannya.Apa yang dilihat penonton pada layar bioskop seolah-olah kejadian yang benar-benar nyata. Hal tersebut terjadi melalui berbagai pola tata cara (setting), pemilihan pemain (casting), pencatatan sosial (social typing) dan tindakan (action) sehingga mampu mendefinisikan realitas sosialnya sendiri.

Film bersifat satu arah.Penonton bersikap pasif, mereka disuguhkan cerita yang sudah masak, dan tinggal menikmatinya saja.Walau bersifat satu arah, film merupakan salah satu media yang cukup efektif dalam mempengaruhi pola pikir dan sikap manusia.

30

Onong Uchjana Effendy. Imu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003), Cet. Ke 3, h. 206.


(49)

Social Learning Theory adalah salah satu teori yang menjelaskan bahwa terpaan media membuat orang melakukan apa yang dilihatnya di media.

D. Film Sebagai Media Komunikasi Massa

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication, dan perkataan ini bersumber pada kata communis, yang berarti sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai satu hal. Secara terminologis, komunikasi berarti proes penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. 31

Dalam Kamus Besar Indonesia disebutkan bahwa “Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita ntara dua atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak”. 32

Komunikasi massa merupakan salah satu jenis domain komunikasi manusia yang telah banyak mengalami kemajuan yang pesat sejak bentuk-bentuk awalnya. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication

31

Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi. (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2000) Cet ke 4, h. 3.

32


(50)

(komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mess mediated”. 33

Menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, mengartikan komunikasi assa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak atau elektonik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaaat. 34

Komunikasi massa media film ialah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui seuah sarana, yaitu film. Film dibuat dengan tujuan ertentu kemudian hasilnya ditayangkan untuk dapat itonton oleh masyarakt dengan peralatan tekhnis.35Pesan-pesan dalam film bukan hanya bisa didengar, tetapi dapat juga dilihat dalam gambar yang bergerak (audiovisual).

1. Efek Komunikasi Massa

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek komunikasi ini diklasifikasikan sebagai efek kognitif (cognitive effect), efek afektif (afektive effect), atau efek konatif (behavioral effect)

33

Wiryanto.Kumunikasi Massa. (Jakarta : PT. Grasindo, 2000) h. 2. 34

Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2004) Cet. Ke 21, h. 189.

35

Adi Prananjaya. Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar, (Jakarta : BP SDM CITRA, 1999) cet. Ke 2, h. 11.


(51)

a. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.

b. Efek Afektif

Efek ini berkaitan dengan perasaan. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya. Perasaan akibat menonton film Laskar Pelangi bisa bermacam-macam, senang sehingga tertawa terbahak-bahak, sedih sehingga bercucuran air mata dan perasaan lain yang hanya bergejolak dalam hati, misalnya perasaan marah, benci, kesal, kecewa, penasaran sayang, gemas, dan sebagainya.

c. Efek Konatif

Efek konatif bersangkutan dengan niat.Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.Kerena berbentuk perilaku, maka sebagaimana disinggung di atas efek konatif sering


(52)

juga disebut efek behavioral.36 Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif. Apakah setelah Siswa SMP Negeri 3 menonton film Laskar Pelangi dapat merubah prilaku mereka atau tidak hal ini tergantung dari repons penerimaan masing-masing individu.

36

Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi. (Bandung : Citra Aditya Bakti,2003).


(53)

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, karena metode ini mengungkapkan data dari situasi yang sedang berlangsung. Metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu, penelitian yang berupaya menghimpun, mengolah, menganalisa dan menafsirkan data secara kuantitatif.1

Dengan metode deskriptif kuantitatif diharapkan akan mendapatkan informasi dari responden dan tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, melainkan analisa data, menafsirkan data dan di akhiri dengan kesimpulan. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.2

Sedangkan desain penelitian ini adalah survey. Dalam penelitian ini, penulis ingin mensurvei dan mengetahui bagaimana respons siswa SMP Negeri Kelapa Bangka belitung terhadap film Laskar Pelangi. Metode survey merupakan metode untuk memperoleh data yang ada pada saat penelitian

1

Winarno Surachmat, Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, (Bandung: Tarsito, 1989), h.132.

2

Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.36.


(54)

dilakukan. Data dapat dikumpulkan melalui beberapa teknik, seperti menyebar angket, wawancara dan observasi.3

A. Subjek dan Objek Penelitian

Yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 3 Kelapa , sedangkan objek dalam penelitian ini adalah respon siswa SMP Negeri 3 Kelapa terhadap fillm Laskar Pelangi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan penelitian selama satu bulan yang dilakukan pada bulan mei 2011. Dan penelitian ini dilakukan di Sekolah SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung tepatnya di Jl. Raya Kelapa Desa Pusuk Bangka barat 33364. Alasan memilih lokasi penelitian tersebut karena Bangka Belitung merupakan tempat asal lahirnya film Laskar Pelangi yang menjadi fenomena, sehingga peneliti tertarik meneliti respon anak asli pulau Bangka.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, untuk keperluan penelitian ini diambil populasi dengan berpedoman kepada pendapat Suharsimi Arikunto, seperti di bawah ini:

"Apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih tergantung

3


(55)

setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti di lihat dari segi waktu, tenaga dan dana."4

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling yaitu menggunakan sampel acak sederhana, yakni populasi berjumlah 61 orang, dalam hal ini yang menjadi sampel adalah 60% dari keseluruhan populasi yaitu siswa SMP Negeri Kelapa kelas 1 dan 2 yang berjumlah 40 orang. Tetapi dalam penelitian ini terdapat data yang error atau rusak sehingga keseluruhan responden berjumlah 36 orang.

D. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden lewat angket. Dalam hal ini peneliti menyebarkan angket atau daftar pertanyaan tertulis yang disampaikan kepada responden (siswa SMP Negeri 3 Kelapa) untuk di isi. Untuk mengetaui respon siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap film Laskar Pelangi akan diukur dengan skala likert. Liker merupakan pengukuran variabel yang hasilnya bersifat ordinal (jenjang). Adapun skala likert ini menggunakan 5 (lima) kategori penilaian yang masing-masing kategori tersebut nantinya di

4

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.107.


(56)

kuantifisir dengan memberi bobot nilai, adapun untuk penilaian derajat responden terhadap film Laskar Pelangi di kualifikasikan dengan nilai 5 untuk sangat setuju (SS), nilai 4 untuk setuju (S), nilai 3 untuk cukup setuju (CS), nilai 2 untuk tidak setuju (TS) dan nilai 1 untuk sangat tidak setuju (STS).

b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan peneliti berupa catatan-catatan atau dokumen-dokumen, buku-buku serta sumber lain yang berkaitan dengan masalah penulisan penelitian ini.

E. Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dalam penelitian ini maka penelitian tentang respon siswa SMP Negeri Kelapa Bangka Belitung terhadap film Laskar Pelangi menetapkan dua variabel yaitu variabel terpengaruh (variabel dependen) dalam penelitian ini adalah pesan yang disampaikan dalam film Laskar Pelangi dan variabel pengaruh (variable indenpenden) dalam penelitian ini adalah respon positif dan negative responden terhadap film Laskar Pelangi.

F. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

1. Variable independen a. Ketertarikan

1) Definisi Operasional : Responden tertarik untuk menonton film Laskar Pelangi.


(57)

a) Responden tertarik dengn judul film b) Responden tertarik dengan trailer film

c) Responden tertarik dengan karakter pemain dalam film d) Responden tertarik dengan million setting

e) Responden tertarik dengan intriks film b. Pemahaman

1) Definisi Operaional: menonton Laskar Pelangi memberikan pemahaman dan pengetahuan.

2) Indikator :

a) Responden tahu mengenai tema film b) Responden tahu mengenai alur cerita film c) Responden tahu mengenai klimaks film d) Responden tahu mengenai crident title e) Responden tahu mengenai suspen 2. Variable Dependen.

a. Penerapan terhadap pesan-pesan yang disampaikan dalam film Laskar Pelangi.

1) Definisi Operasional: menonton Laskar Pelangi berdampak pada perubahan sikap, tingkah laku dan cara pandang responden sehari-hari.

2) Indikator :

a) Respon kognitif siswa setelah menonton film Laskar Pelangi b) Respon afektif siswa setelah menonton film Laskar Pelangi


(58)

c) Respon konatif siswa setelah menonton film Laskar Pelangi

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi yaitu alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki.5 Obervasi ini ditujukan kepada siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung yang menonton film Laskar Pelangi.

1. Angket

Angket adalah suatu cara atau usaha dengan mengajukanpertanyaan kepada responden atau merupakan alat pengumpul data yang berisi daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada responden penelitian. Pertanyaan pada angket bisa bersifat tertutup (berstruktur) dan bisa bersifat terbuka (tidak berstruktur).6

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah penelitian.7 Sumber data yang berupa catatan atau dokumen-dokumen yang tersedia. Dokumen yang dibutuhkan untuk pengumpulan data diambil dari arsip Tata Usaha SMP Negeri 3 Kelapa.

5

Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet.Ke-4, h.70. 6

Faisal Sanafiah, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h.122.

7

Nana Danapriatna dan Roni Setiawan, Pengantar Statistika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), Cet.Ke-1, h.9.


(59)

H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang diperoleh melalui angket atau kuesioner kemudian diproses melalui tahapan-tahapan:

1. Editing, yakni memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti dan kemudian dirumuskan pengelompokannya baik respon kognitif, afektif maupun konatif.

2. Tabulating, yakni memindahkan jawaban responden ke dalam table, lalu kemudian dicari presentasenya.

3. Analisa dan interprestasi data yakni merubah data kuantitatif hasil perolehan angket menjadi bentuk kata-kata, sehingga pernyataan persentase tersebut menjadi bermakna.

Penelitian deskriptif ini menggunakan pertanyaan secara terstruktur atau sistematis kepada banyak orang untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh penulis dengan menggunakan analisis kuantitatif yakni suatu metode analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data yang berwujud angka. Analisis ini meliputi perhitungan Mean (menghitung rata-rata), Standar Deviasi, dan Chi-Square.

1. Mean

Mean adalah (nilai rata-rata) dalah nilai tengah atau kecenderungan tengah dari total bilangan.


(60)

Rumus :

Keterangan:

= rata-rata

x = pengamatan

f = frekuensi8

2. Standar Deviasi

Adalah seberapa jauh nilai pengamatan tersebar disekitar nilai rata-rata.

Rumus:

Keterangan:

SD = Simpang Deviasi

n = Jumlah Pengamatan

xi = Jumlah Pengamatan ke i

8

Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komuniksai Pemasaran. (jakarta : Kencana, 2007), Ed. 1, Cet. 2, h.58.


(61)

xi2 = jumlah pengamatan ke ii

3. Chi-Square (Chi-Kuadrat)

Adalah menilai probalitas dalam memperoleh perbedaan frekuensi yang nyata dengan frekuensi yang diharapkan dalam kategori-kategori tertentu sebagai akibat dari kesalahan sampling.

Rumus:

² =

Keterangan:

² = Chi-Square

fo = frekuensi yang diperoleh dari (diobservasi dalam) sampling

fh = frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi (frekuensi yang diharapkan merupakan perkalian antara jumlah baris dengan lajur dibagi jumlah total). 9

I. Hipotesis Penelitian

9

Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset

media, PublicRelation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komuniksai Pemasaran. (jakarta :

Kencana, 2


(62)

Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu rumus hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan hipotesis alternative (Ha). 10 adapun hipotesis penelitian ini adalah :

Ho : βo = 0 Tidak ada perbedaan respon yang nyata antara murid laki-laki dan perempuan terhadap film Laskar Pelangi.

Ha : βo ≠ 0 Terdapat perbedaan respon yang nyata antara murid laki-laki dan perempuan terhadap film Laskar Pelangi.

10

Singgih Santoso, SPSS : Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: Penerbit PPM,2002), cet ke-2, h. 22-23.


(63)

GAMBARAN UMUM A. SMP NEGERI 3 KELAPA

1. Sejarah Berdirinya Sekolah

Pada tahun 2005, pemerintah membangun Sekolah Menengah Pertama yang bernama SMP Negeri Satu Atap bersebelahan dengan SDN 117 Pusuk yang beroperasi selama 3 tahun. Dikarenakan lokasi yang tidak pas dan tidak starategis pemerintah memutuskan membangun kembali sekolah di tempat yang strategis agar mudah dijangkau oleh para siswa dari daerah lain.

Berdirinya sekolah SMP Negeri 3 Kelapa ini pada dasarnya merupakan cara pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di seluruh daerah yang ada Bangka. Salah satu agenda pemerintah adalah menyediakan sarana pendidikan yang berkualitas sebanyak-banyaknya untuk mencetak generasi yang intelektual dengan menimbang bahwa untuk peningkatan mutu pelayanan pendidikan khususnya pada Pendidikan Dasar, perlu menambahkan jumlah satuan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sekolah SMP Negeri 3 ini dibangun pada tahun 2007 di atas tanah seluas satu hektar (12,500 M2) yang merupakan tanah hibah dari tokoh masyrakat Desa Pusuk yang bernama H. Rozali dan resmi beroperasi pada


(64)

bulan mei 2008. sekolah ini terletak di Desa Pusuk tepatnya di Jl. Raya Desa Pusuk, Kec. Kelapa, Kab. Bangka Barat.

Berdirinya SMP Negeri 3 Kelapa ini atas keputusan Bupati Bangka Barat Nomor : 188.45/117/III.05/2008. Bangunan pertama dibangun dengan dana hibah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 dengan dana sebesar Rp 300 juta. Bangunan dibangun dengan system Suakelola dengan dana tersebut dibangun 3 ruang kelas beserta mobile, WC siswa dan sumur.

Bangunan kedua dibangun dengan biaya Blok Green APBN tahun 2008 sebesar kurang lebih satu miliyar dengan system suakelola, dengan jumlah tersebut dibangun pusat perkantoran, 3 ruang kelas, perpustakaan, mushola, WC siswa, WC guru, pagar, pintu gerbang, pos jaga dan tempat parkir khusus guru dan siswa.

Sekolah ini sudah beroperasi selama tempat tahun. Jumlah keseluruhan siswa adalah 97 orang yang terdiri dari tiga kelas dengan jumlah pengajar sebanyak 11 orang dan beberapa karyawan lainnya. Selain kegiatan sekolah, ada beberapa kegiatan ekstrakulikuler yang dilakukan oleh para siswa di antaranya adalah pramuka, karate dan sepak bola.

Pada bulan Juni 2011, SMP Negeri 3 Kelapa meluluskan 21 siswa pada Ujian Nasional April 2011 yang terdiri dari 31 peserta UN, jumlah siswa lulus 21 orang dan yang tidak lulus berjumlah 10 orang. Tahun ini merupakan


(65)

kelulusan pertama angkatan 2009 yang menjadi alumni pertama SMP Negeri 3 Kelapa dengan tingkat kelulusan (67%).

2. Profil Sekolah

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Kelapa

2. Alamat : jl. Raya Desa Pusuk, Kec. Kelapa, Kab.

Bangka Barat

3. NSS : 201290651003

4. Jenjang Akreditasi : -

5. Tahun Didirikan : 2007

6. Tahun Beroperasi : 2008

7. Luas Tanah : 12,500 M2

8. Status Tanah : Pemerintah

3. Visi dan Misi Sekolah

1. Visi Sekolah : unggul pada motivasi dan kreativitas terdepan dalam ilmu pengetahuandan teknologi berdasarkan iman dan taqwa.

2. Misi Sekolah :

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan optimal untuk mencapai hasil yang baik.


(66)

b. Membiasakan siswa agar melaksanakan perintah agama yang dianut.

c. Menumbuhkan sikap ingin tahu pada siswa melalui minat membaca.

d. Menanamkan sikap disiplin dan sportifitas melalui pendidikan olahraga.

e. Pengetahuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

f. Mengadakan latihan yang intensif untuk mencapai prestasi bidang olahraga dan seni.

g. Menanamkan apresiasi seni pada diri siswa

4. Susunan Personalia SMP Negeri 3 Kelapa Tabel 1.

Daftar Urut Kepangkatan

No. Nama Jabatan

1. Tarmadi, S.Pd Kepsek

2. Ratna, S.Pd Wakasek

3. Fera Yuliana, S.Pd Guru

4. Awis Triana, S. Pd Guru

5. Esti Kurniati, Ss Guru

6. Siti Hapsoh, S.Pd Guru

7. Aprianti, S.Pd Guru

8. Romoida, S. Kom Guru

9. Yulia Guru

10 Meliarti, S.Pd Guru


(67)

5. Jumlah Keseluruhan Siswa

Tabel 2.

Jumlah keseluruhan siswa Jenis

Kelamin

Kelas VII

Kelas VIII

Kelas IX

Laki-laki 21 14 17

Perempuan 14 19 14


(68)

6. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur Organisasi

SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung

Kepala Sekolah Tarmadi, S.Pd

Wakasek Ratna, S.Pd

Siswa Dewan Guru

Kaur. TU Komite Sekolah

Dewan Guru Dewan Guru


(69)

7. Struktur Organisasi Intra Sekolah

Struktur Organisasi Intra Sekolah SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung


(70)

B. RUANG LINGKUP FILM LASKAR PELANGI 1. Sinopsis Film Laskar Pelangi

Film Laskar Pelangi menceritakan tentang sepuluh sahabat yang bersekolah di SD kampong-SD belitong. Ada Ikal (sekretaris Societiet de Limpai). Lintang (si jenius bentukan alam), Mahar (jago bidang seni), Kucai ( ketua kelas secara aklamasi), Sahara ( wanita tercantik), A Kiong (pengikut setia Mahar), Syahdan, Trapani (tampan), Harun (paling percaya didri ketika ada karnaval dari SD mereka), Borek (berlagak seperti Samson), dan juga Flo (soulmate Mahar dibidang mistik) anak perempuan tomboy pindahan dari SD PN. Laskar Pelangi adalah julukan yang diberi oleh Bu Mus kepada mereka karena kebiasaan mereka melihat pelangi bersama diatas dahan filicium setelah turun hujan sore hari.

Cerita terjadi di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jika tidak mencapai siswa baru sejumah 10 orang anak. Ketika itu baru 9 anak yang hadir pada upacara pembukaan, tetapi tepat ketika Pak Harpan akan berpidato untuk menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri masuk di sekolah kecil itu.

Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus.


(71)

Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.

Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama.

Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini.

2. Crew dan Pemeran (Artis) Film Laskar Pelangi Sutradara : Riri Riza


(72)

Produser : Mira Lesmana

Penulis : Salman Aristo dan Riri Riza Musik : Titi Syuman dan aksan Syuman Distributor : Miles Production dan Mizan Sinema

Pemeran :

Ibu Muslimah : Cut Mini

Pak Harpan : Ikranagara

Pak Mahmud : Tora Sudiro

Pak Zulkarnaen : Slamet raharjo

Bapak Ical : Matias Muchus

Ibu Ikal : Rieke Diah Pitaloka

Pak Bakri : Teuku Rifnu Wikana

Ikal (Dewasa) : Lukman Sardi

Lintang (Dewasa) : Ario Bayu

Alex Komang

Jajang C Noer


(73)

Ikal : Zulfany

Mahar : verrys Yamarno

Lintang : Verdian

Kucai : Yogi Nugraha

Syahdan : M. Syukur Ramadhan

A Kiong : Suhendri

Borek : Febriansyah

Harun : Jeffry Yanuar

Trapani : Suhardi Syah Ranadhan

Sahara : Dewi Ratih Ayu Safitri


(74)

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang respon siswa SMP Negeri 3 Kelapa terhadap film Laskar Pelangi, sebagaimana telah diuraikan dalam bab terdahulu mka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa terhadap Unsur-unsur Film Laskar Pelangi.

Unsur-unsur yang menjadi respon dari siswa terhadap film Lasakar Pelangi adalah “ title (judul), tema film, plot (alur cerita),

crident title, intriks (usaha pemeran untuk mencapai tujuan), klimaks

(benturan antar kepentingan), suspen (keterangan masalah yang masih terkatung-katung), million setting (latar belakang terjadinya peristiwa, waktu, bagian kota, perlengkapan yang disesuaikan), synopsis

(ringkasan cerita film), trailer (bagian yang menarik), dan character.

Hasil perhitungan perbandingang respon siswa SMP Negeri 3 Kelapa terhadap film Laskar Pelangi. Million setting menempati urutan pertama, kedua karakter pemain, ketiga klimaks, keempat


(1)

92

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi,Abu. Psikologi Belajar. (Jakarta Rieneka Cipta, 1992).

Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan dan Praktek

(Jakarta,Rineka Cipta,2002)

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara,1996).

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta : Grafindo,2006). Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004).

Firmansyah. Bekal KPI untuk Meraih Masa Depan, Jeda Sumber Inspirasi. (Jakarta,3 September 2005).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka,1996)

Karni, Asrori. Laskar Pelangi The Phenomenon. (Jakarta : Hikmah, 2008)

Mulyana, Dedi. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. (Bandung : Remaja Rosdakarya.2000).

Prakoso, Gatot. Film dan Kekuasaannya. (Jakarta : Yayasan Visual Indonesia, 2004). Rahmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya,2005). Sabri, Alisuf. Ilmu Pendidikan (Jakarta : CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999).

Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006

Sanafiah, Faisal. Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005).

Sarjono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya) Siagian, Gayus. Menilai Film. (Jakarta : Dewan Kesenian Jakarta,2006).


(2)

93

Suhartono, Irwan. Metode Penelitian Sosial. (Bandung : Remaja Rosakarya,2004). Walgito,Bimo. Pengantar Psikologi Umum. (Yogyakarta :UGM Press, 1996).

Referensi Website http/www.compas.com/

http//www.laskarpelangithemovie.com/

http//presidensby.info/index.php/focus/2008/10/08/3565.html http//seleriti.kapanlagi.com/


(3)

DAFTAR ANGKET

UNTUK SISWA SMP NEGERI 3 KELAPA BANGKA

BELITUNG

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Sehubungan dengan diadakan penelitian ini, maka saya meminta kesediaan adik-adik untuk menjadi responden dengan mengisi pertanyaan yang ada di angket ini, guna membantu peneliti dalam pengumpulan data penelitian. Seluruh identitas dan jawaban yang adik-adik berikan akan dijaga kerahasiaannya. Terimakasih saya ucapkan kepada adik-adik atas kesediaannya untuk mengisi angket ini.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

A. Identitas Responden Nama :

Jenis Kelamin : Kelas :

B. Petunjuk Pengisian

Sebelum menjawab atau mengisi, mohon dibaca dan dipahami terlebih dahulu, kemudian diisi dengan jujur dan benar dengan memberikan tanda contreng.

Keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju

N = Netral

S = Setuju

SS = Sangat Setuju


(4)

No PERTANYAAN STS TS N S SS

1 Film “Laskar Pelangi” judulnya bagus

2 Judul film sesuai dengan isi film

3 Judul film “Laskar Pelangi” membuat penasaran

4 Tema film “Laskar Pelangi” menceritakan

kejadian yang factual

5 Tema film “Laskar Pelangi” mengulas tentang pendidikan

6 Tema film “Laskar Pelangi” merupakan

cerminan kehidupan nyata rakyat pinggiran 7 Tema film memberikan banyak pesan moral 8 Alur cerita laskar Pelangi sangat menarik 9 Alur cerita membuat saya hanyut dalam

suasana

10 Saya mengerti alur cerita film ini

11 Dalam film ini, saya rasa kerja yang dilakukan para crew sudah maksimal

12 Produser dan sutradara, telah berhasil membuat film ini

13 Salman Aristo menulis naskah dengan baik, sehingga film menjadi menarik

14 Saya rasa cut mini sudah berhasil berperan sebagai bu Muslimah

15 Ikranagara membuat karakter pak Harpan jadi hidup

16 Zulfany telah berhasil menghidupkan karakter ikal

17 Saya rasa Verdian sangat cocok berperan sebagai Lintang

18 Akting para pemain pendukung dalam film ini sangat bagus


(5)

baik tokoh-tokoh yang ada dalam film Laskar Pelangi.

20 Ending cerita sangat mengharukan

21 Saya terkesan dengan film Laskar Pelangi

No PERNYATAAN STS TS CS S SS

22 Saya mengerti maksud pesan yang disampaikan dalam film Laskar Pelangi 23 Lokasi pembuatan film sangat tepat 24 Setting film seolah-olah nyata

25 Soundtrack lagu sangat sesuai dengan tema film

26 Pengemasan film ini sangat bagus

27 Cerita film nyambung dari awal hingga akhir 28 Dalam cerita ini tidak ada kelanjutan

hubungan antara bu Mus dan pak Mahmud 39 Pada akhir cerita, tidak dijelaskan dimana

anak-anak laskar pelangi kecuali Lintang

30 Film “Laskar Pelangi” memicu semangat

belajar saya

31 Saya senang melihat semangat anak-anak Laskar Pelangi

32 Saya menyukai karakter bu Mus yang dimainkan oleh Cut Mini

33 Saya menyukai karakter pak Harpan yang dimainkan oleh Ikranagara

34 Saya menyukai karakter Ikal yang dimainkan oleh Zulfany

35 Saya menyukai karakter Lintang yang dimainkan oleh Verdian

36 Setelah menonton film Laskar Pelangi saya menjadi lebih semangat untuk sekolah

37 Setelah menonton film Laskar Pelangi saya jadi lebih semangat mengerjakan tugas


(6)

sekolah

38 Menonton film Laskar Pelangi, membuat saya lebih menghormati guru

39 Setelah menonton film Laskar Pelangi, saya menjadikan guru sebagai teladan yang baik untuk dicontoh

No PERTANYAAN STS TS CS S SS

40 Setelah menonton film Laskar Pelangi, saya jadi lebih menghargai para guru dan arti persahabatan.

41 Kedekatan antara guru dan siswa meningkatkan semangat belajar siswa

42 Keterbatasan ekonomi tidak mematahkan semangat saya untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas

43 Setelah menonton film Laskar Pelangi, saya lebih menghargai pentingnya pendidikan demi mewujudkan cita-cita saya

44 Laskar Pelangi memotivasi pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di daerah pedalaman

45 Guru yang sesungguhnya tak hanya mentransfer ilmu, tapi juga menjadi sahabat dan pembimbing spiritual bagi muridnya 46 Film Laskar Pelangi merupakan cerminan

kehidupan masyarakat pinggiran di Indonesia

47 Cara mengajar yang diterapkan oleh pak Harpan dan bu Muslimah patut dicontoh oleh seluruh guru di Indonesia