Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Film Laskar Pelangi merupakan adaptasi sinema dari sebuah novel fenomenal Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang mengambil setting di akhir tahun 70-an. Buku yang ditulis tiga tahun lalu itu merupakan ungkapan terimakasih Andrea terhadap guru SD-nya, ibu Muslimah. Film garapan Riri Riza ini, dirilis pada 25 September 2008. Skenarionya ditulis oleh Salman Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-Ayat Cinta yang juga merupakan film fenomenal dengan dibantu oleh RiriRiza dan Mira Lesmana. Menurut Andrea Hirata, dengan diadaptasi menjadi sebuah film, pesan-pesan yang terkandung di bukunya diharapkan dapat lebih menyebar ke khalayak lebih luas. Film ini menceritakan kisah tentang tantangan hidup kalangan pinggiran yang penuh haru dalam menggapai mimpi, serta indahnya persahabatan dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia. Film Laskar Pelangi mendapat banyak sambutan positif dari masyarakat Indonesia, termasuk dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri lainnya yang menyaksikan secara langsung di Blitzmegaplex Grand Indonesia. 2 Film ini mendapat perhatian besar karena sangat inspiratif yang dikemas secara apik dengan kesederhanaan serta keakraban terhadap lingkungan dan juga dengan tema yang membumi dan dekat dengan 2 http:www.presidensby.infoindex.phpfokus200810083565.html. kehidupan masyarakat serta diangkatnya Bangka Belitung sebagai lokasi pembuatan film serta anak-anak asli dari Belitung menjadi pemerannya yang mengangkat pentingnya pendidikan dibalut dalam cerita warna-warni persahabatan itu mempunyai keunikan tersendiri. Laskar pelangi telah menjelma menjadi sebuah Fenomena yang luar biasa. Ada empat alasan mengapa Laskar Pelangi disebut sebagai “the phenomenon” 3 . Pertama, buku Laskar Pelangi telah menginspirasi jutaan pembaca. Kedua, Laskar Pelangi terjual puluhan ribu eksemplar setip bulannya. Ketiga, Laskar Pelangi adalah buku terlaris dalam sejarah sastra Indonesia. Keempat, Andrea Hirata sang penulis dibayar Rp 50 juta untuk bicara tentang sastra selama 90 menit. Kekuatan Laskar Pelangi sesungguhnya terletak pada kemampuan sang guru memotivasi murid-muridnya untuk berani bermimpi serta tidak pernah lelah untuk menggapai mimpinya. Kata kunci yang disampaikan Andrea Hirata dan kembali dikutip oleh buku the Phenomenon, “ keikhlasan seorang guru yang membentuk karakter saya untuk bermimpi, berani berpikir out of the box, berpikir yang orang lain tak memikirkan. Inilah esensi pendidikan; mengangkat harkat dan martabat anak murid dan membuatnya berani bermimpi dan melakukan hal besar.” Laskar Pelangi menjelma menjadi sebuah fenomena karena berani tampil beda, di tengah maraknya film Indonesia yang bertemakan horror, Laskar Pelangi hadir dengan tema pendidikan yang dapat dinikmati sebagai 3 Asrori S. Karni, Laskar Pelangi :The Phenomenon, Hikmah, Jakarta.2008. hal.201. hiburan serta dapat dijadikan panutan bagi masyarkat khususnya para remaja dan siswa Sekolah Menengah Pertama yang sedang berada pada masa transisi dari masa anak-anak menjadi remaja yang mencari jati diri. Seiring dengan kemajuan yang pesat di era globalisasi, Sekolah Menengah Pertama senantiasa menghasilkan perubahan sesuai dengan perubahan zaman. Sekolah Menengah Pertama berusaha untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan, agar para siswa tidak salah dalam menggunakan kecanggihan teknologi. Sebagai siswa yang baru menginjak usia remaja, para siswa ini selalu tertarik dengan sesuatu hal baru serta sangat mengikuti perkembangan zaman. Para siswa ini mempunyai perhatian lebih terhadap media massa yang dianggap bisa menjadi wadah bagi mereka untuk mendapat pengetahuan baru, khususnya film. Film yang diangkat dari kisah nyata seorang putra asli dari pulau Bangka Belitung yang banyak menginspirasi jutaan orang yang menonton. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti “ BAGAIMANA RESPONS SISWA SMP NEGERI 3 KELAPA BANGKA BELITUNG TERHAD AP FILM LASKAR PELANGI”.

B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Laskar pelangi telah menjelma menjadi sebuah Fenomena yang luar biasa. Ada empat alasan mengapa Laskar Pelangi disebut sebagai “the phenomenon” 4 . Pertama, buku Laskar Pelangi telah menginspirasi jutaan pembaca. Kedua, Laskar Pelangi terjual puluhan ribu eksemplar setip bulannya. Ketiga, Laskar Pelangi adalah buku terlaris dalam sejarah sastra Indonesia. Keempat, Andrea Hirata sang penulis dibayar Rp 50 juta untuk bicara tentang sastra selama 90 menit. Karena alasan di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang unsur- unsur film serta pesan yang disampaikan dalam film Laskar pelangi.

2. Batasan Masalah

Peneliti hanya membatasi pada permasalahan respons atau tanggapan siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap film yang membawa pesan-pesan positif dalam kehidupan serta pendidikan tersebut, apakah film tersebut menarik perhatian, membawa kesan tersendiri dan meningkatkan minat untuk menerapkan nilai-nilai atau pesan-pesan dari film tersebut di benak para siswa. Film sebagai media menjadi komunikator dalam penelitian ini adalah film Laskar Pelangi sebagai media penyiaran, dan yang menjadi komunikan adalah siswa SMP Negeri 3 Kelapa yang sudah menonton film tersebut. Suatu kegiatan komuniksi itu memberikan efek berupa respons dari proses komunikasi terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. 4 Asrori S. Karni, Laskar Pelangi :The Phenomenon, Hikmah, Jakarta.2008. hal.201.