Proses Terjadinya Stimulus-Respon Respon

Teori stimulus-respon atau juga disebut teori S-R stimulus respon ini berasal dari pikologi, yang muncul antara tahun 1930 dan 1940. Menjadi teori komunikasi karena objek aterial psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang meliputi komponen-komponen sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Menurut stimulus respon efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur- unsur dalam teori ini adalah: a. Pesan stimulus, S b. Komunikan organism, O c. Efek respon, R Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”.Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude.Bagaimana mengubah sikap komunikan. Prof Dr. Mar’at dalam bukunya “sikap Manusia, perubahan serta pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu : a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikan akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang malanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk merubah sikap. Respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Komunikasi menampakan jalinan sistem yang utuh dan signinifikan, sehingga proses komuniksi hanya akan berjalan denan efektif dan efisien apabila unsur- unsur didalamnya terdapat keteraturan.

3. Faktor Terbentuknya Respon

Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi faktor penyebabnya. Pada proses awal individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respon individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang sesuai dan menarik dirinya.Dengan demikian maka individu selain tergantung pada stimulus juga tergantung pada keadaan individu itu sendiri. Faktor stimulus yang akan mendapatkan individu ada 2 faktor yaitu : a Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu manusia itu terdiri dari dua unsur yakni rohani dan jasmani. Maka seseorang yang mengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu unsur saja, maka akan melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya tersebut antara 1 orang dengan orang lain. Unsur jasmani atau fisiologis meliputi keberadaan, keutuhan dan cara kerja alat indera, urat syaraf dan bagian-bagian tertentu pada otak. Unsur-unsur rohani dan fisiologis yang meliputi keberadaan, perasaanfeeling, akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran, motivasi. b Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan factor stimulus. Menurut Bimo Walgito dalam bukunya, menyatakan bahwa factor pisis berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus, dan stimulus akan mengenai alat indera. 8 8 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum Yogyakarta : UGM,1996 h. 55.