43
4.3 PENGARUH  KANDUNGAN  BAHAN  PENGISI  ABU  SEKAM  PADI
DAN  SEKAM PADI  HIBRID  DENGANPENAMBAHAN GLISEROL SEBAGAI
PLASTICIZER TERHADAP  SIFAT
PEMANJANGAN PADA  SAAT  PUTUS  ELONGATION  AT  BREAK  KOMPOSIT
HIBRID PET LBPKM
Gambar  4.7 menunjukkan  pengaruh penambahan kandungan  bahan  pengisi abu  sekam  padi  dan  sekam  padi serta  penambahan  gliserol  sebagai plasticizer
terhadap  pemanjangan  pada  saat  putus elongation  at break PET  LBPKM  dan komposit hibrid LBPKM berpengisi abu sekam padi dan sekam padi.
Gambar 4.7 Pengaruh Penambahan Kandungan Bahan Pengisi Abu Sekam Padi dan Sekam Padi dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer Terhadap Sifat
Pemanjangan Pada Saat Putus Elongation at Break Komposit Hibrid PET LBPKM Dari  gambar 4.7 hasil  pengujian  komposit menunjukkan  bahwa  nilai
pemanjangan  untuk komposit hibrid berpengisi  sekam  padi  dan  abu  sekam  padi dengan  penambahan  gliserol berada  di  atas  nilai  pemanjangan  komposit hibrid
berpengisi sekam padi dan abu sekam padi untuk semua rasio dan PET LBPKM. Ini
bb
Universitas Sumatera Utara
44 berarti komposit hibrid sekam padi dan abu sekam padi dengan penambahan gliserol
memiliki  kemampuan  memajang  yang  lebih  baik  dari  komposit  hibrid  sekam  padi dan  abu  sekam  padi  dan  PET  LBPKM. Dari  hasil  uji  sifat pemanjangan  pada  saat
putus komposit  hibrid dengan  penambahan  gliserol diperoleh  bahwa  nilai pemanjangan  pada  saat  putus maksimum pada  rasio  955,  yaitu  sebesar 2,603 ,
sedangkan yang terendah di peroleh pada rasio 8515 yaitu sebesar 2,053. Hasil pengujian komposit menunjukkan bahwa pemanjangan pada saat putus
menurun seiring  dengan  bertambahnya  rasio  bahan  pengisi  untuk  semua  komposit baik  komposit hibrid  maupun  komposit hibrid  dengan  penambahan  gliserol.
Penurunan nilai pemanjangan pada saat putus menunjukkan penurunan kemampuan matriks  untuk  menyokong  perpindahan  tegangan  stress  dari  bahan  polimer  ke
pengisi. Hal ini disebabkan dari penambahan pengisi abu sekam padi dan sekam padi pada  matriks  dan  tidak  berikatan  sesuai  yang  diharapkan,sehingga  mengurangi
keelastisan dari matriks, yang mana menyebabkan kekakuan pada komposit [53]. Hal ini  menunjukkan  bahwa  semakin  bertambahnya  bahan  pengisi  akan  mengakibatkan
bahan komposit menjadi lebih kaku tidak elastis. Pada  umumnya,  material  dengan  keelastisan  yang  tinggi  diindikasi  dari
tingginya  nilai elongation  et  break.  Penambahan  bahan  pengisi  menyebabkan matriks  kehilangan  keelastisannya.  Hal  ini  disebabkan  oleh  pembatasan  mobilitas
matriks  dan  deformabilitas  oleh  penambahan  bahan  pengisi [54]. Untuk  komposit hibrid dengan penambahan gliserol justru meningkatkan tingkat keelastisannya. Hal
ini  terlihat  pada  gambar  4.7 dimana  komposit hibrid  dengan  penambahan  gliserol mempunyai  nilai elongation  et  break yang  berada  diatas  nilai  PET  LBPKM.
Penambahan  gliserol  akan  meningkatkan  mobilitas  molekuler  rantai  polimer  yang ditunjukkan dengan semakin elastisnya komposit sehingga perpanjangan saat  putus
cenderung akan meningkat [52].
Universitas Sumatera Utara
45
4.4 PENGARUH  PENAMBAHAN  KANDUNGAN  BAHAN  PENGISI