33
4000 3500
3000 2500
2000 1500
1000 500
50 100
150 200
1029.99 C-O
1145.72 C-C-O
2804.50 C-H
1951.96 C=C
744.52 C-H
1747.51 C=O
PET
T ra
n sm
it a
n si
Bilangan Gelombang cm
-1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 KARAKTERISTIK FTIR FOURIER TRANSFORM INFRA RED
LIMBAH BOTOL PLASTIK KEMASAN MINUMAN LBPKM, KOMPOSIT
HIBRID DAN
KOMPOSIT HIBRID
DENGAN PENAMBAHAN GLISEROL SEBAGAI PlASTICIZER
Karakterisasi FTIR Fourier Transform Infra Red Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman LBPKM, komposit hibrid dan komposit hibrid dengan
penambahan gliserol sebagai plasticizer dilakukan untuk mengidentifikasi gugus
fungsi dari senyawa pada masing-masing bahan tersebut. Karakteristik FTIR dari limbah botol plastik kemasan minuman Polietilen Tereflatat PET dapat dilihat
pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.1.
Gambar 4.1 Karakterisasi FTIR Limbah Botol Plastik Kemassan Minuman Polietilen Tereflatat PET
Universitas Sumatera Utara
34 Tabel 4.1 Rentang Bilangan Gelombang [48], Bilangan Gelombang Dari Berbagai
Gugus Fungsi Pada Limbah Botol Plastik Kemasan Minuman LBPKM
Bilangan Gelombang
cm
-1
[46] Panjang Gelombang
yang Diperoleh Gugus
Fungsi Senyawa
3000-2850 2804,50
C-H Alkana
2000-1667 1951,96
C=C Cincin aromatis benzena
1750-1730 1747,51
C=O Ester
1150-1085 1145,72
C-O-C Eter
1300-1000 1029,99
C-O Ester
900-675 744,52
C-H Cincin aromatis benzena
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada bilangan gelombang 2804,50 cm
-1
menunjukkan gugus C-H dari regangan alkana, pada bilangan gelombang 1951,96 cm
-1
menunjukkan gugus C=C dari regangan cincin aromatis benzena, pada bilangan gelombang 1747,51 cm
-1
menunjukkan gugus C=O dari regangan ester, pada bilangan gelombang 1145,72 cm
-1
menunjukkan gugus C-O-C dari regangan eter, pada bilangan gelombang 1029,99 cm
-1
menunjukkan gugus C-O dari regangan ester, dan pada bilangan gelombang 744,52 cm
-1
menunjukkan gugus C-H dari tekukan cincin aromatis benzena [48].
Dengan adanya gugus ester C=O dan C-O dan gugus senyawa aromatis pada spektrum yang merupakan puncak khas pada PET, ini membuktikan bahwa
analisa tersebut sudah mewakili kandungan yang ada pada PET sesuai denganyang dilaporkan oleh Pingale Shukla [49].
Universitas Sumatera Utara
35
4000 3500
3000 2500
2000 1500
1000 500
60 70
80 90
100 110
120 130
140 150
794.67 C-H
1240.15 C-O-C
1627.92 C=C
1874.81 C=O
2881.65 C-H
3429.43 O-H
Abu Sekam Padi
T ra
n sm
it a
n si
Bilangan Gelombang cm
-1
Karakterisasi FTIR dari abu sekam padi dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Tabel 4.2 dibawah ini.
Gambar 4.2 Karakteristik FTIR Abu Sekam Padi
Tabel 4.2 Rentang Bilangan Gelombang [48], Panjang Gelombang Dari Berbagai Gugus Fungsi Pada Abu Sekam Padi
Rentang Bilangan Gelombang cm
-1
[46] Panjang Gelombang
yang Diperoleh Gugus
Fungsi Senyawa
3400-3200 3429,43
O-H Alkohol
3000-2850 2881,65
C-H Alkana
1750-1730 1874,81
C=O Karbonil dan Asetil
1600-1475 1627,92
C=C Cincin Aromatis
Benzena 1250-1040
1240,15 C-O-C
Eter 900-675
794,67 C-H
Cincin Aromatis Benzena
Universitas Sumatera Utara
36
4000 3500
3000 2500
2000 1500
1000 500
20 30
40 50
60 70
80 90
100
933.55 C-H
1870.95 C-H
2889.37 C=O
1334.74 C-O
1080.14 C-O-C
1647.21 C=C
3348.42 O-H
Sekam Padi
T ra
n sm
ita n
si
Bilangan Gelombang cm
-1
Pada gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pada bilangan gelombang 3429,43 cm
-1
menunjukkan gugus O-H dari regangan alkohol pada rantai selulosa dan lignin, pada bilangan gelombang 2881,65 cm
-1
menunjukkan gugus C-H dari regangan alkana, pada bilangan gelombang 1874,81 cm
-1
menunjukkan gugus C=O dari regangan karbonil dan asetil pada komponen xilen dari pentosan dan lignin
[50], pada bilangan gelombang 1627,92 cm
-1
menunjukkan gugus C=C dari regangan cincin aromatis benzena, pada bilangan gelombang 1240,15 cm
-1
menunjukkan gugus C-O-C dari regangan eter pada lignin dan pentosan, dan pada bilangan gelombang 794,67 cm
-1
menunjukkan gugus C-H dari tekukan cincin aromatis benzena [48].
Karakteristik FTIR dari sekam padi dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Tabel 4.3 di bawah ini.
Gambar 4.3 Karakteristik FTIR Sekam Padi
Universitas Sumatera Utara
37 Tabel 4.3 Rentang Bilangan Gelomabang [48], Panjang Gelombang Dari Berbagai
Gugus Fungsi Pada Sekam Padi
Rentang Bilangan Gelombang cm
-1
[46] Panjang
Gelombang yang Diperoleh
Gugus Fungsi
Senyawa
3400-3200 3348,42
O-H Alkohol
3000-2850 2889,37
C-H Alkana
1750-1730 1870,95
C=O Karbonil dan Asetil
1600-1475 1647,21
C=C Cincin Aromatik
Benzana 1300-1000
1337,74 C-O
Ester 1250-1040
1080,14 C-O-C
Eter 900-675
933,55 C-H
Cincin Aromatis Benzena
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pada bilangan gelombang 3348 cm
-1
menunjukkan gugus O-H dari regangan alkohol pada rantai selulosa dan lignin, pada bilangan gelombang 2889,37 cm
-1
menunjukkan gugus C-H dari regangan alkana, pada bilangan gelombang 1870,95 cm
-1
menunjukkan gugus C=O dari regangan karbonil dan asetil pada kompenen xilen dari pentosan dan lignin [50], pada
bilangan gelombang 1647,21 cm
-1
menunjukkan gugus C=C dari regangan cincin aromatik pada lignin, pada bilangan gelombang 1334,74 cm
-1
menunjukkan gugus C-O dari regangan ester, pada bilangan gelombang 1080,14 cm
-1
menunjukkan gugus C-O-C dari regangan eter, dan pada bilangan gelombang 933,55 cm
-1
menunjukkan gugus C-H dari tekukan cincin aromatis benzena [46].
Universitas Sumatera Utara
38 Karakteristik FTIR dari komposit hibrid limbah botol plastik kemasan minuman
berpengisi abu sekam padi dan sekam padi dilihat pada Gambar 4.4 dan Tabel 4.4 dibawah ini.
Gambar 4.4 Karakteristik FTIR Komposit Hibrid LBPKM Berpengisi Abu sekam Padi dan Sekam Padi
Tabel 4.4 Rentang Bilangan Gelombang [48], Bilangan Gelombang Dari Berbagai Gugus Fungsi Pada Komposit Hibrid
Bilangan Gelombang cm
-1
[46] Panjang
Gelombang yang Diperoleh
Gugus Fungsi
Senyawa
3400-3200 3429,43
O-H Alkohol
3000-2850 2893,22
C-H Alkana
1750-1730 1720,50
C=O Karbonil dan Asetil
1250-1040 1235,73
C-O-C Eter
900-675 794,67
C-H Cincin Aromatis Benzena
Universitas Sumatera Utara
39 Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pada bilangan gelombang 3429,43
cm
-1
menunjukkan gugus O-H dari regangan alkohol pada rantai selulosa dan lignin, pada bilangan gelombang 2893,22 cm
-1
menunjukkan gugus C-H dari regangan alkana, pada bilangan gelombang 1720,50 cm
-1
menunjukkan gugus C=O dari regangan karbonil dan asetil pada kompenen xilan dari pentosan dan lignin [50],
pada bilangan gelombang 1235,73 cm
-1
menunjukkan gugus C-O-C dari regangan eter pada lignin dan pentosan, dan pada bilangan gelombang 794,67 cm
-1
menunjukkan gugus C-H dari tekukan cincin aromatis benzena [48].
Karakteristik FTIR dari komposit hibrid limbah botol plastik kemasan minuman berpengisi abu sekam padi dan sekam padi dengan penambahan gliserol sebagai
plasticizer dilihat pada Gambar 4.5 dan Tabel 4.5 dibawah ini.
Gambar 4.5 Karakteristik FTIR Komposit Hibrid LBPKM Berpengisi Abu sekam Padi dan Sekam Padi dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer
Universitas Sumatera Utara
40 Tabel 4.5 Rentang Bilangan Gelombang [48], Bilangan Gelombang Dari Berbagai
Gugus Fungsi Pada Komposit Hibrid dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer
Bilangan Gelombang cm
-1
[46] Panjang
Gelombang yang Diperoleh
Gugus Fungsi
Senyawa
3400-3200 3429,43
O-H Alkohol
3000-2850 2966,52
C-H Alkana
1750-1730 1720,50
C=O Karbonil dan Asetil
1250-1040 1099,43
C-O-C Eter
900-675 729,09
C-H Cincin Aromatis Benzena
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pada bilangan gelombang 3429,43 cm
-1
menunjukkan gugus O-H dari regangan alkohol pada rantai selulosa dan lignin, pada bilangan gelombang 2966,52 cm
-1
menunjukkan gugus C-H dari regangan alkana, pada bilangan gelombang 1720,50 cm
-1
menunjukkan gugus C=O dari regangan karbonil dan asetil pada kompenen xilan dari pentosan dan lignin [47],
pada bilangan gelombang 1099,43 cm
-1
menunjukkan gugus C-O-C dari regangan eter pada lignin dan pentosan, dan pada bilangan gelombang 729,09 cm
-1
menunjukkan gugus C-H dari tekukan cincin aromatis benzena [48]. Dari gambar di atas juga terlihat bahwa tidak ada puncak baru yang muncul
bila dibandingkan dengan karakteristik FTIR PET LBPKM dan komposit hibrid berpengisi abu sekam padi dan sekam padi. Hal ini menunjukkan tidak terdapat
reaksi kimia pada komposit hibrid yang dihasilkan. Penggabungan antara matriks dan bahan pengisi merupakan reaksi fisika saja.
Universitas Sumatera Utara
41
4.2 HUBUNGAN STRESS-STRAIN DAN NILAI MODULUS YOUNG