12 Dengan  begitu  kita  bisa  mengurangi  biaya  produksi  dan  membuat  produk  ramah
lingkungan [5]. Dalam  kasus  komposit  polimer,  sistem  komposit  hibrid  ini  adalah  dimana
satu  jenis  penguatan  bahan  yang  tergabung  dalam  campuran matriks  yang  berbeda campuran, atau dua atau lebih penguat dan bahan pengisi yang ada dalam matriks
tunggal atau kedua pendekatan tersebut digabungkan. Penggabungan dua  atau lebih serat  menjadi  matriks  tunggal  telah  menyebabkan  komposit  hibrid  berkembang.
Komposit hibrid yang terdiri dari dua atau lebih jenis serat, memberikan keuntungan dimana  dari  satu  jenis  serat  biasa  melengkapi  kekurangan  dari  serat  lainnya.
Kekuatan  komposit  hibrid  tergantung  pada  sifat-sifat  serat,  rasio  perbandingan komposisi serat, panjang serat, orientasi serat, tingkat pembaharuan serat, antar face
serat-matriks dari kedua serat dan juga kerusakan tegangan serat [22]. Berbagai  jenis  kombinasi  serat  dan  material  matriks  yang  digunakan  tetapi
yang    sering  diterapkan  secara  umum  adalah  penggabungan  dari  karbon-serat  gelas menjadi resin polimerik. Terdapat banyak cara untuk menggabungkan dua serat yang
berbeda  yang  mana  pada  akhirnya  akan  mempengaruhi    sifat-sifatnya.  Misalnya, semua  serat  disusun  dan  dicampurkan  dengan  yang  lain;  atau  membuat  lapisan-
lapisannya  yang  mana  terdiri  dari  satu  jenis  serat,  kemudian  dilapisi  dengan  serat yang lain. Pada hakikatnya semua sifat-sifat hibrid adalah anisotrop. Ketika komposit
hibrid  tidak  dapat  ditarik  kegagalan  nya  biasanya  disebabkan  oleh  nonkatastropik yaitu tidak terjadi secara tiba-tiba. Biasanya komposit hibrid ini diaplikasikan untuk
komponen  struktural  untuk  transportasi  udara,  peralatan  olah  raga  dan  komponen- komponen orthopedic [4].
2.4 LIMBAH BOTOL PLASTIK KEMASAN MINUMAN
Plastik  merupakan  suatu  bahan  polimer  yang  tidak  mudah terdekomposisi oleh  mikroorganisme  pengurai,  sehingga  penumpukan  plastik  bekas  akan
menimbulkan masalah bagi lingkungan hidup [9]. Sekarang , sampah plastik menjadi masalah  utama  di  kalangan  masyarakat  bisa  ditemukan  hampir  di  mana-mana
khususnya  di  tempat pembuangan  sampah.  Oleh  karena  itu,  limbah  plastik  dapat menyebabkan  pencemaran  lingkungan  karena  tidak biodegradable [7]. Jika  sampah
basah  lebih  mudah  diolah  menjadi  pupuk,  tidak  demikian  dengan  sampah  kering
Universitas Sumatera Utara
13 terlebih  lagi  plastik,  dimana  membutuhkan  waktu  yang  lama  bagi  bumi  untuk
menguraikannya. Persoalannya  sekarang  adalah,  bagaimana  mengolah  limbah  botol plastik agar dapat menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis [8].
Jenis polimer yang umum digunakan sebagai kemasan air minum adalah PET polietilen  tereftalat.  Polimer ini  keras,  kuat, materinya  juga  stabil  dan  tidak
menyerap  air,  memiliki  sifat  baik  untuk  pelindung  terhadap  gas  dan  bahan  kimia, kristalinitasnya bervariasi dari bentuk amorf hingga kristalin. PET sangat transparan
dan  tidak  berwarna  tetapi  dalam  bentuk  tipis, biasa  berwarna  putih  dan  gelap [10]. Struktur kimia Polietilen Tereftalat dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.3 Struktur Kimia Polietilen Tereftalat [23] Polietilen  tereftalat  PET  merupakan  poliester
linier  yang  bersifat termoplastik  yang  disintesis  melalui  proses  esterifikasi  asam  tereftalat  TPA  dan
etilen glikol EG  atau  melalui proses transesterifikasi dimetil tereftalat  DMT dan etilen glikol. PET banyak diaplikasikan penggunaannya sebagai bahan tekstil, botol
minuman ringan dan film fotografi. Oleh karena fungsi yang bervariasi tersebut, PET mengalami  peningkatan  produksi  yang  luar  biasa.  Pada  tahun  2000  sampai  2010,
kebutuhan dunia akan PET meningkat dari 27.6 juta ton hingga 56 juta ton [24]. PET  terbuat  dari  dimetil  tereftalat  yang  direaksikan  dengan  etilen  glikol
melalui  reaksi  transesterifikasi  yang  menghasilkan  bis-2-hidroksietil  tereftalat  dan metanol tetapi jika dipanaskan pada suhu 210
o
C metanol akan menguap. Kemudian bis-2-hidroksietil  tereftalat  dipanaskan  hingga  270
o
C  dan  reaksinya  membentuk polietilena tereftalat dan etilen glikol sebagai hasil akhir [10].
Asam Tereftalat         Etilen Glikol                           Polietilen Tereftalat Gambar 2.4 Reaksi Esterifikasi PET [9]
Universitas Sumatera Utara
14 Polietilen  tereflatat PET memiliki  kondisi  stabilitas  termal  yang  baik,  sifat
listrik  yang  baik,  penyerapan  air  yang  sangat  rendah, sifat  permukaan  yang  sangat baik [25].
Dalam  produksi  polietilena  tereftalat,  asam  tereftalat  dibuat  dengan mengoksidasi  p-xylen.  Tahap  polimerisasinya  sama  dengan  poliamida.  Polimer
dihasilkan  dari  keadaan  lebur  menuju  pada  titik  transisi  gelasnya  pada  sekitar  80
o
C dan bentuknya amorf, kristalinitas meningkat dengan pemanasan. Titik lebur kristalin
adalah 265
o
C. Kekuatan  regang  dari  lembaran  polietilena  tereftalat adalah  sekitar 25.000psi,  2-3  kali  daripada  film  selulosa  asetat.  Jika  daerah  spesimen  pada  titik
patah  telah diperkirakan,  kekuatan  regang  dari  plastik  ini  sekitar  2  kali  dari aluminium dan hampir sama dengan baja lunak [9].
Kekakuan  dari  lembar  polietilena  tereftalat  dapat  dibandingkan  dengan lembaran-lembaran  selulosa  lainnya,  ketahanan  sobeknya  juga  lebih  baik  daripada
selulosa. Kekuatan  dari  material  ini  adalah  3-4  kali  dibandingkan  dengan  lembaran plastik lainnya. Kekuatan ini adalah keuntungan terbesar secara aplikasinya [9].
2.5. SEKAM PADI